Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM DETEKSI


TUMBUH KEMBANG ANAK

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Deteksi Tumbuh Kembang AUD kelas 02

Dosen Pembimbing : Dina Amalia, S.Psi., M.Sc

Oleh :

Kelompok 1

Dhiva Nayza Afifah 20061042100039

Megawati 2006104210038

Risna Zahara 2006104210023

Zety Suarizzah 2006104210070

PENDIDIKAN GURU PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN AJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan pada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pihak-pihak yang Terkait dalam Deteksi Tumbuh
Kembang Anak”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata
Kuliah Deteksi Tumbuh Kembang AUD-II. Penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Dina Amalia, S.Psi., M.Sc. sebagai dosen pengampu. Semoga
nasihat, bimbingan, dan motivasi dari Ibu serta teman-teman menjadi kebaikan
dan diridhai Allah Swt.

Makalah ini merupakan sedikit contoh dalam deteksi tumbuh kembang


anak usia dini agar dapat menjelaskan adanya kemampuan untuk menjelaskan
mengenai bagaimana dan apa saja yang bisa kita dapatkan dalam melihat pihak-
pihak yang terkait dalam dteksi tumbuh kembang anak. Dengan kerendahan hati,
kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan,dan
menerima kritik maupun saran. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Banda Aceh, 23 Februari 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6

2.1 Tumbuh Kembang Anak ............................................................................. 6

2.2 Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan ............................................ 7

2.3 Peran Keluarga Dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak ............................ 7

2.4 Peran Guru dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak ................................... 9

2.5 Peran Puskemas dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak.......................... 10

2.6 Peran Rumah Sakit Dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak .................... 11

BAB III PENUTUPAN ...................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13

DATAR PUSTAKA .......................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan
setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu
memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh
kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat
tergantung kepada orang dewasa atau orang tua.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena
pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan
sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan
moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini.

Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang
berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila
interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa
merawat dan membesarkan anak secara maksimal tentu kita perlu mengetahui
banyak hal yang berkaitan dengan anak itu sendiri, yang pada gilirannya akan
menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam merawat dan membesarkan
Anak usia dini.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa pengertian dari Deteksi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini?

2.Apa peran keluarga dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini?

3.Apa peran guru dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini?

4.Apa peran Puskesmas dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak ?

5.Apa peran rumah sakit dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak?


1.3 Tujuan Masalah
Untuk mengetahui pembelajaran tentang Tumbuh Kembang anak dan peran-peran
dari pihak yang terkait.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tumbuh Kembang Anak


Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda
tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat
(gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh).

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,


perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru.
Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di
setiap kelompok umur dan masingmasing organ juga mempunyai pola
pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu
masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun, dan masa pubertas.

Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya
proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. (Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan,


sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang
dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan
fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan
pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya.
Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek
lainnya.
2.2 Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini
mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan
yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita,
yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui
penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya
pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan
indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-
upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan
demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal (Tim Dirjen
Pembinaan Kesmas, 1997).

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok,


yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-
masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri.
Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian
menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan
penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan
dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan.

2.3 Peran Keluarga Dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak


Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak, yaitu:

1. Faktor genetik

Faktor genetik ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut.


Kemampuan anak merupakan ciri-ciri yang khas yang diturunkan dari orang
tuanya.
2. Faktor lingkungan

Yang dimaksud lingkungan yaitu suasana di mana anak itu berada. Dalam
hal ini lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik
akan menunjang tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik

akan menghambat tumbuh kembangnya.

Maka dari itu, orangtua harus memenuhi kebutuhan dasar anak ,


diantaranya :

1. Kebutuhan fisik-biomedis (”ASUH”)

Meliputi:

- pangan/gizi

- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,

penimbangan yang teratur, pengobatan

- pemukiman yang layak

- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan

- pakaian

- rekreasi, kesegaran jasmani

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (”ASIH”)

Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan

kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik

fisik, mental, atau psikososial.

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)

Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan,


kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas

dan sebagainya.

Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan
mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya.

2.4 Peran Guru dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak


Orang tua dan guru PAUD merupakan salah satu elemen yang paling
penting untuk dapat memberikan stimulasi yang tepat dan mengetahui adanya
penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak di usia dini karena
keberhasilan tumbuh kembang anak di usia dini merupakan dasar perkembangan
anak selanjutnya, namun demikian banyak kendala yang dihadapi oleh guru
PAUD dalam melaksanakanan kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang anak.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru PAUD dalam


stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak prasekolah tidak
cukup hanya melalui penyuluhan saja tetapi perlu pelatihan dan pendampingan
secara terencana dan terstruktur. Oleh karena itu solusi yang tepat untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan guru PAUD melalui pelatihan dan pendampingan dalam
melaksanakan kegiatan serta penyediaan alat atau sarana untuk anak.

Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat


digunakan. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk
menilai perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development Screening
Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah
penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini
merupakan revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967
untuk tujuan yang sama. Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan
merupakan pengganti evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah
membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan anak lain yang
seumur. DDST II digunakan untuk menilai tingkat perkembangan anak
sesuai umurnya pada anak yang mempunyai tanda-tanda
keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST II bukan
merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual
anak di masa mendatang.

Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih ke


arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan
kemampuan anak lain yang seumur. Menurut Pedoman Pemantauan
Perkembangan Denver II (Subbagian Tumbuh Kembang Ilmu Kesehatan
Anak RS Sardjito, 2004), formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4
sektor, yaitu: personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik
kasar. Sektor personal sosial meliputi komponen penilaian yang
berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan
kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus-adaptif
berisi kemampuan anak dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan
menggunakan benda-benda kecil serta pemecahan masalah.

Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar, mengerti, dan


menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian kemampuan
duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar. Selain keempat sektor
tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran
kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya.

2.5 Peran Puskemas dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak


Menurut Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita (Tim Dirjen
Pembinaan Kesmas, 1997) dan Narendra (2003) terdapat macam-macam
penilaian pertumbuhan fisik yang dapat digunakan, Parameter ukuran
antropometrik yang dipakai dalam penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi
badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang
lengan, proporsi tubuh, dan panjang tungkai.

1) Pengukuran Berat Badan (BB)

Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan


keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju
Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan
dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan.

2) Pengukuran Tinggi Badan (TB)

Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan


dengan berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan
berdiri. Hasil pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang
mempunyai grafik pertumbuhan tinggi badan.

3) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)

PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan


dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak
mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada
pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat.
Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata
3 kali pengukuran sebagai standar.

2.6 Peran Rumah Sakit Dalam Deteksi Tumbuh Kembang Anak


Berdasarkan pedoman pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK) bagi balita yang memiliki status
perkembangan meragukan upaya yang harus dilakukan yaitu memberikan
petunjuk pada ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih
sering lagi dan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari adanya
kemungkinan penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangan.

Meminta ibu untuk melakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian


dengan menggunakan daftar KPSP sesuai dengan umur anak. Bagi balita dengan
status penyimpangan maka lakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan
jenisdan jumlah penyimpangan perkembangan.Maka dari itu, disarankan kepada
orang tua agar tetap meningkatkan keaktifannya dalam membawa dan
memeriksakan tumbuh kembang balita setiap bulan dan memberikan nutrisi yang
sesuai untuk anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan karena merupakan
masa yang penting dan kritis bagi tumbuh kembang anak dan akan berdampak
pada perkembangan fisik dan juga kognisi anak.

18 Tenaga kesehatan di posyandu atau kader memiliki peran penting


dalam tumbuh kembang anak sehingga diperlukan kader yang terlatih dan
terampil untuk melakukan deteksi dini perkembangan anak, maka dari itu
disarankan kepada Puskesmas untuk dapat melakukan pelatihan bagi para kader
mengenai pentingnya deteksi dini tumbuh kembang dan cara melakukan stimulasi
dan deteksi tumbuh kembang pada balita. Semakin baik pengetahuan maka
semakin baik perannya dalam menjalankan deteksi dini perkembangan anak
dengan KPSP . Perkembangan dapat dioptimalkan dengan melakukan
pemeriksaan perkembangan anak secara berkala untuk terus memantau tumbuh
kembang anak.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses yang diawali
dari konsepsi (pembuahan) sampai pematangan atau dewasa. Melalui proses
tersebut anak tumbuh menjadi lebih besar dan bertambah matang dalam segala
aspek baik fisik, emosi, intelektual, maupun psikososial. Apabila terdapat
suatu masalah dalam proses tersebut maka yang akan berakibat terhambatnya
anak mencapai tingkat tumbuh kembang yang sesuai dengan usianya. Apabila
gangguan ini berlanjut maka akan menjadi suatu bentuk kecacatan yang
menetap pada anak. Namun, apabila sejak dini gangguan tumbuh kembang sudah
terdeteksi, maka kita dapat melakukan suatu intervensi sesuai dengan
kebutuhan anak. Melalui intervensi yang dilakukan sejak dini itulah tumbuh
kembang anak pada tahap selanjutnya dapat berjalan dengan lebih baik.

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang


banyak dijumpai di masyarakat, sehingga sangatlah penting apabila semua
komponen yang terlibat dalam tumbuh kembang anak, yaitu orang tua, guru,
dan masyarakat dapat bekerja sama dalam melakukan pemantauan sejak dini.
Tujuan akhir dari pemantauan dini gangguan tumbuh kembang anak ini
tentunya adalah harapan kita dalam terwujudnya generasi harapan bangsa
yang lebih baik dan berkualitas.
DATAR PUSTAKA

Tanuwijaya, S. 2003. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Jakarta: EGC

Subbagian Tumbuh Kembang. 2004. Pemantauan Perkembangan Denver II.


Yogyakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUGM/RS Sardjito.

Dr. Nia Kania, SpA., Mkes, STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK


UNTUK MENCAPAI TUMBUH KEMBANG YANG OPTIMAL

Anda mungkin juga menyukai