Anda di halaman 1dari 30

TUMBUH KEMBANG ANAK

DENGAN USIA TODDLER

Disusun oleh :
1. M. Abduh Ridho
2. Nur Aida Perdani
3. Nur Fitriani
4. Nur Lailatul M.
5. Sulela Mutiara

MATA KULIAH : KEPERAWATAN ANAK 1


DOSEN PENGAMPU : Khodijah, M.Kep
KELAS : II A

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES BHAMADA SLAWI
Jln. Cut Nyak Dien No.16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi – Kab. Tegal 52416
2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari isi maupun penulisannya.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun senantiasa
kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya atas segala bantuan dari semua pihak sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Slawi, 26 Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB 2 TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Tumbuh Kembang ...................................................................... 2
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak ................................ 3
2.3 Tahapan Tumbuh Kembang ......................................................................... 4
2.4 Tumbuh Kembang Anak Dengan Usia Toddler ........................................... 7

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 27
3.2 Saran ............................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Soetjiningsih dkk, 2015, anak merupakan dambaan setiap
keluarga. Selain itu setiap keluarga juga mengharapkan anaknya kelak
bertumbuh kembang optimal (sehat fisik, mental/kognitif, dan sosial), dapat
dibanggakan, serta berguna bagi nusa dan bangsa. Sebagai aset bangsa, anak
harus mendapat perhatian sejak mereka masih di dalam kandungan sampai
mereka menjadi manusia dewasa.
Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi
sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses mencapai
dewasa inilah, anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang.
Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung pada potensi biologik.
Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang merupakan hasil interkasi
antara faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (biologis, fisik dan
psikososial). Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda memberikan
ciri tersendiri pada setiap anak.
Pengetahuan mengenai dasar-dasar tumbuh kembang anak sangat penting
dan harus dikuasai oleh semua tenaga medis. Bila dasar ilmu ini kuat, kita
akan sangat mudah mengetahui setiap kali ada penyimpangan dan segera
dapat menindaklanjuti.

1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian tumbuh kembang
2. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
3. Dapat mengetahui tahapan tumbuh kembang
4. Dapat mengetahui tumbuh kembang anak dengan usia toddler

1
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Tumbuh Kembang


Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan
marfologi, biokimia, dan fisiologi yang yang terjadi sejak konsepsi sampai
maturitas/dewasa. Banyak orang menggunakan istilah “tumbuh” dan
“kembang” secara sendiri-sendiri atau bahkan di tukar-tukar. Istilah tumbuh
kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda , tetapi
saling berkaitan dan sulit di pisahkan , yaitu pertumbuhan dan perkembangan,
sementara itu, pertumbuhan dan perkembangan per definisi menurut
Soetjiningsih dkk, 2015 adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun
individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak. Sebagai contoh, hasil dari
pertumbuhan otak adalah anak mempunyai kapasitas lebih besar untuk
belajar, mengingat, dan mempergunakan akalnya. Jadi anak tumbuh baik
secara fisik maupun mental. Pertumbuhan fisik dapat di nilai dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram). Ukuran panjang (cm,meter) , umur
tulang, dan tanda tanda seks sekunder.
2. Perkembangan (development) adalah berubahan yang bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)
struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek, dalam pola yang teratur dan
dapat di ramaikan, sebagai hasil dari proses pematangan/maturitas.
Perkembangan menyangkut proses di ferensiasi sel tubuh, jaringan tubuh,
organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
kognitif, bahasa, motorik, emosi dan perkembangan merupakan perubahan
yang bersifat progresif, terarah, dan terpadu/koheren. Progresif
mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu
dan cenderung maju ke depan, tidak mundur ke belakang. Terarah dan

2
terpadu menunjukan bahwa terdapat hubungan yang pasti antara
perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Menurut Oktiawati dkk, 2017. Ada beberapa faktor yang memengaruhi
tumbuh kembang anak yaitu :
1. Faktor genetik
1) Berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik.
2) Jenis kelamin.
3) Suku bangsa.
2. Gizi dan penyakit
1) Pertumbuhna dapat terganggu bila jumlah salah satu jenis zat yang
mencapai tubuh berkurang.
Misalnya : gangguan pertumbuhan terlihat pada kwashiorkor dan
infeksi cacing
2) Pertumbuhan yang baik juga bergantung pada kesehatan organ-organ
tubuh.
Misalnya : penyakit hati, jantung, ginjal, paru-paru yang berat dapat
mengganggu pertumbuhan normal.
3. Faktor lingkungan
1) Faktor pre natal
Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi,
stres, imunitas, anoksia embrio.
2) Faktor lingkungan fisik
Cuaca, musim, sanitasi dan keadaan rumah.
3) Faktor lingkungan sosial
Stimulasi, motivasi belajar, stres, kelompok sebaya, ganjaran, atau
hukuman yang wajar, cinta dan kasih sayang.
4) Lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain
Pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, jumlah saudara, stabilitas rumah
tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat istiadat dan norma-norma

3
2.3 Tahapan Tumbuh Kembang
Masa pranatal mulai dari saat konsepsi sampai lahir. Pada masa ini, terjadi
tumbuh kembang yang sangat pesat. Sel telur yang telah di buahi mengalami
diferensiasi yang berlangsung cepat hingga terbentung organ organ tubuh
yang berfungsi sesuai dengan tugasnya, hanya perlu waktu 9 bulan di dalam
kandungan. Masa embiro berlangsung sejak konsepsi sampai umur kehamilan
8 minggu (ada yang mengatakan sampai 12 minggu). Pada masa ini mulai
terbentuk organ organ tubuh dan sangat peka terhadap lingkungan. Pada masa
fetus dini , terjadi percepatan petumbuhan, pembentukan jasad manusia yang
sempurna, dan organ organ tubuh yang telah terbentuk mulai berfungs.i
sedangkan pada masa fetuslanjut, pertumbuhan berlangsung pesat dan
berkembang fungsi organ organ tubuh. Pada masa ini, terjadi transfer
imunoglobulin dari darah ibu melalui plasenta dan terjadi akumulasi asam
lemak esensial omega 3 (docosa hexanoic acid/DHA) dan omega 6
(arachidonic acid/AA) pada otak dan retina. (Soetjiningsih dkk, 2015).
Pada masa neonatal terjadi adaptasi lingkungan dari kehidupan intrauteri
ke kehidupan extra uteri. Pada masa 7 hari pertama (neonatal dini), bayi harus
mendapatkan perhatian khusus, karena angka kematian bayi pada masa kini
tinggi.
Pada masa bayi dan anak dini, pertumbuhan masih pesat walaupun
kecepatan pertumbuhan telah mengalami deselerasi dan proses marurasi terus
berlangsung, terutama sistem saraf.
Pada masa prasekolah, kecepatan pertumbuhan lambat dan berlangsung
stabil. Pada masa ini terdapat kemajuan perkembangan motorik dan fungsi
ekskresi aktivitas fisik bertambah serta ketrampilan dan proses berfikir
meningkat.
Pada masa praremaja, pertumbuhan lebih cepat dari pada masa prasekolah
ketrampilan dan intelektual makin berkembang : anak senang bermain
berkelompok dengan teman yang berjenis kelamin sama. Sedangkan pada
masa remaja, anak perempuan 2 tahun lebih cepat memasuki masa remaja bila
dibandingkan dengan anak laki-laki. Masa in merupakan transisi dari masa
anak ke dewasa. Pada masa ini, terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi

4
badan yang disebut dengan sebagai adolescent growth spurt (pacu tumbuh
adolesen). Pada masa ini, juga terjadi pertumbuhan yang psat pada alat-alat
kelamin dan timbul tanda-tanda seks sekunder. Secara garis besar, tumbuh
kembang utama pada anak dapat dilihat pada tabel 1.1 dan 1.2
Tabel 1.2. Tumbuh kembang utama pada masa anak dan remaja.
Tahap/umur Tumbuh Kembang Utama
Masa pranatal - Pembentukan struktur tubuh dasar dan organ-
(dari konsepsi sampai organ
lahir) - Pertumbuhan fisik tercepat dalam rentang
kehidupan anak
- Sangat peka terhadap lingkungan
Masa bayi dan masa - Bayi baru lahir masih tergantung pada orang
anak dini lain (dependent), tetapi mempunyai kompetensi
(lahir sampai umur 3 (competent)
tahun) - Semua panca indra berfungsi pada waktu lahir
- Pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik
berlangsung cepat
- Mempunyai kemampuan belajar dan
mengingat, bahkan pada minggu-minggu
pertama kehidupan
- Kelekatan terhadap orang tua atau benda
lainnya sampai akhir tahun pertama
- Kesadaran diri (self-awareness) berkembang
dalam tahun kedua
- Komprehensi dan bahasa berkembang pesat
- Rasa tertarik terhadap anak lain meningkat.
Masa prasekolah - Keluaga masih merupakan fokus dalam
(3 sampai 6 tahun) hidupnya, walaupun anak lain menjadi lebih
penting .
- Keterampilan motorik kasar dan halus serta
kekuatan meningkat.
- Kemandirian, kemampuan mengontrol diri dan

5
merawat diri meningkat.
- Bermain, kreativitas, dan imajinasi menjadi
lebih berkembang.
- Imaturitas kognitif mengakibatkan pandangan
yang tidak logis terhadap dunia sekitarnya.
- Perilaku pada umumnya masih egosentris,
tetapi pengertian terhadap pandangan orang
lain mulai tumbuh.
Masa praremaja - Teman sebaya sangat penting.
(6 sampai 12 tahun) - Anak mulai berpikir logis, meskipun masih
konkrit oprasional.
- Egosentris berkurang.
- Memori dan kemampuan berbahasa meningkat.
- Kemampuan kognitif meningkat akibat sekolah
formal.
- Konsep diri tumbuh, yang memengaruhi harga
dirinya.
- Pertumbuhan fisik lambat.
- Kekuatan dan keterampilan atletik meningkat.
Masa remaja - Perubahan fisik cepat dan jelas.
(12 sampai sekitar 20 - Maturitas reproduktif dimulai sampai mencapai
tahun) dewasa.
- Teman sebaya dapat memengaruhi
perkembangan dan konsep dirinya.
- Kemampuan berfikir abstrak dan menggunakan
alasan yang bersifat ilmiah sudah berkembang.
- Sifat egosentris menetap pada beberpa prilaku.
- Hubungan dengan orang tua pada umumnya
baik.

6
2.4 Tumbuh Kembang Anak dengan Usia Toddler
Menurut Kyle & Carman, 2015, masa Toddler memiliki rentang dari usia 1
hingga 3 tahun. Baik pertumbuhan fisik maupun pemerolehan keterampilan
motorik baru sedikit melambat selama usia toddler. Penyempurnaan keterampilan
motorik, dilanjutkan dengan pertumbuhan kognitif, dan kemahiran keterampilan
bahasa yang tepat sangat penting selama masa toddler.
Perkembangan Psikosial
Ambivalensi selama perubahan dari dependen ke otonomi sering kali
menyebabkan kelabilan emosi. Aktifitas selama periode ini meliputi :
a. Memperoleh otonomi dan control diri
b. Berpisah dari orang tua/pemberi asuhan
c. Menoleransi penundaan kepuasan
d. Negativisme yang berlebihan
e. Mengimitasi individu dewasa dan teman bermain
f. Menunjukan afeksi secara spontan
g. Antusiasme meningkat tentang teman bermain
h. Tidak dapat bergiliran dalam permainan hingga usia 3 tahun
Perkembangan Keterampilan Motorik dan Bahasa
Masa toddler tetap menjadi periode perkembangan keterampilan motorik
kasar, motorik halus, dan bahasa yang cepat.
Panduan Nutrisi
Todler usia 12 hingga 15 bulan secara perkembangan mampu
mengonsumsi jumlah cairan yang adekuat menggunakan cangkir dan
cangkir dengan sedotan yang tidak ada tutup diperbolehkan. Susu Sapi
harus dibatasi hingga sekitar 480 mL, perhari, dan jus buah menjadi
beberapa mL.
TABEL 1.3 PENANDA KETERAMPILAN MOTORIK TODDLER
Usia Keterampilan Motorik Keterampilan Motorik
Kasar yang Diharapkan Halus yang Diharapkan
12-15 bulan Berjalan secara mandiri Makan sendiri dengan
makanan jari
menggunakan jari telunjuk

7
untuk menunjuk
18 bulan Memanjat tangga dengan Menguasai meraih,
bantuan menggenggam, dan
Menarik mainan sambil melepaskan; tumpukan
berjalan balok, meletakan benda
dalam lubang
Melepaskan sepatu dan
kaos kaki
Menumpuk empat kubus
24 bulan Berlari Membangun enam atau
Menendang Bola tujuh menara kubus
Dapat berdiri dengan Menulis dengan tergesa-
hanya menjejakan ujung gesa dan melukis
jari saja (berjinjit) Mulai memutar botol
Membawa beberapa Memasukan pin bulat ke
mainan dalam lubang
36 bulan Memanjat dengan baik Membuka baju sendiri
Mengayuh sepeda roda Menyalin lingkaran
tiga Membangun menara
Berlari dengan mudah kubus 9 sampai 10
Berjalan naik turun tangga tumpukan, dll.
Membungkuk dengan
muduh tanpa terjatuh

TABEL 1.4 PENANDA BAHASA TODDLER


Usia Bahasa reseptif Bahasa Ekspresif
12 bulan Memahami kata umum Menggunakan jari untuk
terlepas dari konteks menunjuk sesuatu
Mengikuti perintah satu Mengimitasi atau
langkah yang disertai menggunakan gerak isyarat
dengan gerak isyarat seperti melambaikan
tangan selamat tinggal

8
Mengomunikasikan
keinginan dengan
kombinasi kata dan gerak
isyarat
Imitasi vocal
Kata pertama
15 bulan Melihat individu dewasa Mengulang kata yang di
pada saat berkomunikasi dengar
Mengikuti perintah satu Berceloteh yang terdengar
langkah tanpa gerak menyerupai kalimat
isyarat
Memahami 100-500 kata
18 bulan Memahami kata “tidak” Menggunakan minimal 5-
Memahami 200 kata 20 kata
Terkadang menjawab Menggunakan nama benda
pertanyaan, “Apakah yang familier
ini?”
24 bulan Menunjuk bagian tubuh Perbendaharaan kata
yang disebutkan mencapai 40-50 kata
Menunjuk gambar dalam Mengulangi kata yang
buku didengar
Menikmati mendengarkan
cerita sedehana
Mulai menggunakan
“saya” atau “punya saya”
30 bulan Mengikuti rangkaian dua Perbendaharaan kata
perintah mandiri mencapai 150-300 kata

9
36 bulan Memahami sebagian Berbicara biasanya
besar kalimat dimengerti oleh mereka
Memahami hubungan yang mengenal anak,
fisik (di atas, di dalam, di sekitar setengah dimengerti
bawah) oleh mereka yang bukan
Berpartisipasi dalam keluarga
percakapan singkat Menanyakan “kenapa”?
Dapat mengikuti perintah Kalimat yang terdiri atas
tiga bagian tiga hingga empat kata
Membicarakan tentang
sesuatu yang terjadi di
masa lampau
Perbendaharaan kata
mencapai 1000 kata
Dapat menyebutkan nama,
usia, dan jenis kelamin
Menggunakan kata ganti
dan kata jamak

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik menurut Cahyaningsih, 2011


1. Parameter Umum
a. Peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap bukan secara
linier yang menunjukkan karakteristik percepatan atau
perlambatan pertumbuhan pada masa toddler.
1) Tinggi Badan
a) Rata-rata bertambah tinggi 7,5 per tahun.
b) Rata-rata tinggi toddler usia 2 tahun sekitar 86,6 cm.
Tinggi badan pada usia 2 tahun adalah setengah dari
tinggi dewasa yang diharapkan.
2) Berat Badan
a) Rata-rata pertumbuhan berat badan toddler adalah 1,8-
2,7 kg per tahun.

10
b) Rata-rata berat badan toddler usia 2 tahun adalah 12,3 kg.
c) Pada usia 2,5 tahun berat badan toddler mencapai empat
kali berat lahir.
3) Lingkar Kepala (LK)
a) Pada usia 1-2 tahun, ukuran LK sama dengan lingkar
dada.
b) Total laju peningkatan LK pada tahun ke dua adalah 2,5
cm, kemudian berkurang menjadi 1,25 cm per tahun
sampai usia 5 tahun.
4) Lingkar Lengan Atas (LLA)
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak tepengaruh banyak oleh keadaan cairan
tubuh dibandingkan dengan berat badan, laju tumbuh
lambat, dari 11cm pada waktu lahir menjadi 16 cm pada
satu tahun, selanjutnya tidak banyak berubah pada umur 1-
3 tahun.
5) Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular
yang merupakan refleksi tumbuh jaringan lemak di bawah
kulit, yang mencerminkan kecukupan energi dalam keadaan
defisiensi lipatan kulit akan menipis dan selebihtnya
menebal jika masukan energi berlebihan.
a. Karakteristik toddler dengan penonjolan abdomen adalah
akibat otot-otot abdomen yang kurang berkembang.
b. Kaki yang melengkung biasanya biasanya menetap
selama masa toddler karena otot kaki harus menahan
berat badan tubuh yang relative lebih besar.
2. Perkembangan
Aspek perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada usia
toddler adalah sebagai berikut :
a. Usia 12-18 bulan
1) Berjalan sendiri tidak jatuh.

11
2) Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk.
3) Mengungkapkan keinginan dengan sederhana.
4) Minum sendiri dari gelas dan tidak tumpah.
b. Usia 18-24 bulan
1) Berjalan mundur setidaknya lima langkah.
2) Mencoret-coret dengan alat tulis.
3) Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya.
4) Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.
c. Usia 2-3 tahun
1) Berdiri satu kaki tanpa berpegang minimal dua hitungan.
2) Meniru membuat garis lurus.
3) Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata.
4) Melepas pakaian sendiri.
3. Nutrisi
a. Kebutuhan nutrisi
1) Terjadi penurunan kebutuhan kalori, protein, dan cairan.
2) Kebutuuhan kalori adalah 102 kkal/kg/hari.
3) Kebutuhan protein adalah 1,2 kkal/kg/hari.
4) Batasi asupan susu untuk menjamin asupan zat besi optimal.
Pemeriksaan Ht untuk skrining anemia.
b. Pilihan dan pola makan
1) Pada usia 2 bulan kebanyakan toddler makan makanan
keluarga.
2) Pada usia 18 bulan sebagian besar toddler mengalami
anoreksia fisiologis.
3) Toddler lebih suka makanan porsi kecil tapi enak.
4) Toddler lebih suka satu jenis makanan dalam piring dari
pada campuran,namun makanan lainpun harus ditawarkan
agar mengenal jenis makanan.
5) Orang tua harus menganjurkan makan menggunakan alat
makan.

12
c. Pendidikan anak dan keluarga
1) Ingatkan orang tua untuk tidak menawarkan kudapan satu
jam sebelum makan, karena akan mengurangi nafsu makan.
2) Hindari makanan yang mengakibatkan aspirasi, seperti
kacang.
3) Ingatkan orang tua agar tidak menggunakan makanan
sebagai suatu penghargaan atau hukuman.
d. Pola Tidur
1) Total kebutuhan tidur rata-rata 9-13 jam per hari.
2) Kebanyakan toddler tidur siang 1 kali sehari sampai akhir
tahun ke dua dan ketiga.
3) Masalah tidur dapat disebabkan rasa takut berpisah
4) Ritual waktu tidur dan obyek transisi melambangkan rasa
aman selimut, mainan.
5) Ketika mimpi buruk membangunkan anak anda, respon
yang paling baik adalah memegangnya dan
menenangkannya, agar anak menceritakan mimpinya dan
tinggallah anda bersamanya hingga ia tenang dan tidur
kembali.
6) Mimpi buruk ada karena anak anda mengalami hal yang
tidak mengenakan seperti cemas dan stress maka hal itu
harus diminimalkan.
e. Kesehatan Gigi
1) Gigi primer (20 gigi desidua) lengkap ketika usia 2,5 tahun.
2) Kunnjungan pertama ke dokter gigi harus sebelum toddler
barusia 2,5 tahun.
3) Orang tua harus membersihkan gigi toddler dengan sikat
lembut dan air disela-sela gigi menggunakan benang halus.
Pasta gigi tidak mungkin digunakan karena toddler tidak
menyukai busanya dan bahaya jika tertelan.

13
4) Toddler memerlukan supplemen fluoride jika sumber air di
tempat tinggal tidak mengandung fluoride.
5) Diet rendah kariogenik contoh gula pasir, yang dapat
menimbulakan carries pada gigi.
f. Eliminasi
1) karakteristik feses sesuai dengan jenis makanan (gelatin,
gula bit, minuman berwarna dan buah berwarna) dapat
mewarnai feses.
2) Pengeluaran urin 500-1000 mL/hari.

B. Perkembangan Motorik
1. Motorik Kasar
a. Berjalan tanpa bantuan pada usia 15 bulan.
b. Berjalan menaiki tangga, berpegangan pada usia 18 bulan.
c. Berjalan menaiki dan menuruni tangga dengan satu langkah
pada usia 24 bulan.
d. Toddler melompat dengan 2 kaki pada usia 30 bulan.
2. Motorik Halus
a. Membangunn menara 2 blok dan mencoret-coret secara
spontan pada usia 15 bulan.
b. Membangun menara 3-4 blok pada usia 18 bulan.
c. Meniru coretan vertical pada usia 24 bulan.
d. Membangun menara 8 blok dan meniru tanda silang pada usia
30 bulan.
3. Aspek Keamanan Terkait
a. Toddler rentan mengalami cidera sama sepertibayi, antara lain
jatuh, aspirasi keracunan, asfiksia, luka bakar dan cidera
kendaraan bermotor serta kecelakaan lainnya.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Jatuh  instruksikan orang tua  memasang pengaman
tempat tidur, memasang pagar pada anak tangga, tirai
pengaman pada jendela dan mengawasi bermain.

14
2) Aspirasi dan Keracunan
a) Mint orang tua untuk mengunci tempat penyimpanan
zat beracun, simpan kapsul obat-obatan dan semua
objek yang dapat teraspirasi oleh anak.
b) Anjurkan orang tua untuk menyimpan nomor telepon
pusat pertolongan korban keracunan yang dapat
dihubungi setiap saat.
3) Asfiksia
a) Anjurkan orang tua mengajarkan bermain dengan air
yang aman untuk membantu mencegah tenggelam.
b) Anjurkan keluarga untuk menghindari penyimpanan
kantung plastik dan balon dalam jangkauan anak.
4) Luka Bakar
Anjurkan orang tua menghindari penggunaan taplak meja
(memungkinkan menumpahkan makanan atau cairan
dengan cara menarik taplaknya), mengajarkan anaak arti
“panas”, jauhkan korek api dan pemantik dari jangkauan
anak, amankan saluran listrik dan stop kontak dari
jangkauan anak.
5) Kecelakaa Kendaraan Bermotor dan Kecelakaan Lainnya
a) Gunakan kursi mobil dengan ukuran yang sesuai
dengan anak.
b) Kunci lemari yang berisi alat-alat berbahaya (pisau,
senjata api, amunisi, dll).
c) Anjurkan orang tua mengajarkan anak cara
menyebrang jalan, dan tidak bermain di jalan.
d) Awasi anak saat mengendarai sepeda roda 3 dan
bermain di luar.

15
C. Perkembangan Psikososial
1. Tinjauan (Erikson)
a. Erikson memberi istilah krisis social yang dihadapi toddler
sebagai “otonomi vs rasa malu dan ragu”
1) Tema  memegang untuk melepaskan.
2) Toddler telah mengembangkan rasa percaya dan siap
untuk menyerahkan ketergantungannya untuk membangun
perkembangan kemampuan pertamanya dalam
mengendalikan dan otonomi. Orang tua yang mendorong
hal tersebut akan mengembangkan kemandirian toddler.
3) Toddler dapat mengembangkan rasa malu dan ragu jika
orang tua membiarkan toddler bergantung pada orang tua.
b. Toddler mulai menguasai keterampilan social.
1) Individualism (membedakan diri dari orang lain).
2) Berpisah dari orang tua.
3) Pengendalian seluruh fungsi tubuh.
4) Komunikasi dengan kata-kata.
5) Perilaku yang diterima secara social.
a) Toddler mulai belajar perilakunya memiliki efek yang
dapat diperkirakan dan dipercaya kepada orang lain.
b) Toddler belajar menunggu lebih lama untuk
memenuhi kebutuhannya.
6) Interaksi egosentris dengan orang lain. Toddler tidak dapat
menguasai beberapa keterampilan interaktif sampai anak
mencapai masa remaja ketika ia menjumpai kembali tugas
yang tidak terselesaikan terkait fengan periode
perkembangan awal. Erikson menunjuk kali ini sebagai
“moratorium psikososial”.
c. Toddler sering menggunakan kata “tidak “ bahkan ketika
bermaksud “ya”, untuk mengungkapkan kebabasannya
(perilaku negativistic).

16
d. Toddler sering terus menerus mencari banda familier yang
melambangkan rasa aman, seperti selimut, selama waktu stress
dan perasaan tidak menentu.
2. Rasa Takut
a. Rasa takut umum pada toddler antara lain :
1) Kehilangan orang tua (dikenal sebagai ansietas perpisahan)
2) Ansietas teerhadap orang asing.
3) Suara-suara yang keras (seperti vacuum cleaner).
4) Pergi tidur.
5) Binatang besar.
b. Dukungan emosional, kenyamanan dan penjelasan sederhana
yang dpat menghalang rasa takut.
3. Sosialisasi
a. Ritualisme, negativisme dan kemandirian mendominasi
interaksi pada toddler.
b. Ansietas berpisah memuncak saat toddler mulai membedakan
dirinya dari orang terdekat.objek transisi adalah penting,
terutama selama periode terpisah, seperti tidur siang.
c. Toddler dapat menggunakan tantrum untuk menunjukan
kemandiriannya.cara terbaik pengasuh adalah dengan cara
“membiarkan”.
d. Negativism juga merupakan hal yang umum. Cara terbaik
untuk menurunkan jumlah kata “tidak”, yaitu dengan
menurunkan jumlah pertanyaan yang mengarah pada jaawaban
“tidak”.
4. Bermain dan Mainan
a. Toddler terlibat dengan permainan parallel, yaitu bermain
berdampingan, tetapi tidak bermain dengan yang lain. Meniru
adalah salah satu bentuk permainan yang paling umum.
b. Rentang permainan yang pendek menyebabkan toddler sering
mengganti mainan.

17
1) Tujuan mainan adalah untuk meningkatkan kererampilan
lokomotor (mainan yang ditarik dan didorong) untuk
meningkatkan imitasi, perkembangan bahasa dan
keterampilan motorik kasar dan halus.
2) Mainan harus aman. Contoh-contoh mainan yang aman
dan sesuai adalah sebagai berikut:
a) Boneka dan peralatan rumah tangga.
b) Telepon mainan dan buku pakaian.
c) Mainan kuda goyang dan mobil mainan yang dapat
dikendarai, cat tangan, bermain dengan tanah liat,
puzzle, blok-blok besar.
5. Disiplin
a) Kebebasan yang tidak dibatasi merupakan ancaman untuk
toddler meskipun memebatasi toddler adalah dalam mencoba
perilakunya.
b) Tindakan disiplin seharusnya :
1) Konsisten.
2) Segera setelah kesalahan dilakukan.
3) Direncanakan terlebih dahulu.
4) Berorientasi pada perilaku, bukan anak.
5) Pribadi (tidak di depan umum) dan tidak menyebabkan
toddler malu.
c) “Timeouts” merupakan tindakan disiplin yang efektif
1) Orang tua harus mengajak toddler pergi keluar ke
lingkungan yang aman dan tanpa stimulasi.
2) Durasi sebaiknya satu menit per tahun usia anak. Orang
tua dapat menggunakan alat penghitung waktu yang
bersuara untuk memantau durasi.

18
D. Perkembangan Psikoseksual
1. Tinjauan (Freud)
a. Perkembangan tahap anal dari usia 8 bulan – 4 tahun.
b. Zona erogenous terdiri dari anus dan bokong dan aktivitas
seksual berpusat pada saat pembuangan dan penahanan
sampah tubuh.
1) Focus toddler berganti dari area oral ke area anal dengan
penekanan pada pengendalian defekasi saat ia mencapai
pengendalian neuromuscular terhadap sfingter anal.
2) Toddler mengalami kepuasan dan frustasi saat ia menahan
dan mengeluarkan, memasukkan dan melepaskan.
3) Konflik antara menahan dan melepaskan secara bertahap
diselesaikan seiring dengan kemajuan latihan
defekasi.penyelesaian terjadi saat kemampuan
mengendalikan benar-benar terbentuk.
2. Manifestasi
a. Seksualitas Mulai Berkembang
1) Masturbasi dapat terjadi akibat dari eksplorasi tubuh.
2) Mempelajari kata-kata dapat dikaitkan dengan anatomi
dan eliminasi.
3) Perbedaan jenis kelamin menjadi jelas.
b. Toilet Training adalah tugas utama toddler
1) Toddler sebelum usia 18 – 24 bulan biasanya belum siap
untuk dilakukan “toilet training”.
Penyuluhan anak dan keluarga untuk toilet training:
Tanda-tanda kesiapan Toddler untuk Toilet Training
Toddler :
 Tetap kering selama 2 jam dengan pola defekasi yang
teratur.
 Dapat duduk, berjalan dan jongkok.
 Dapat mengungkapkan keinginan untuk berkemiih
atau defekasi.

19
 Menunjukkan keinginan untuk menyenangkan orang
tua.
 Ingin supaya popok kotor supaya diganti.
Catatan : toilet training tidak boleh dilakukan selama
masa stress, seperti baru mempunyai adik bayi,
pindah, perceraian atau saat liburan.

2) Latihan defekasi dilakukan sebelum melatih buang air


kecil; latihan buang air kecil yang tuntas pada malam hari
biasanya tidak terjadi usia 4-5 tahun.
3) Tempat pembuangan (missal, pispot dan WC) harus
menawarkan keamanan; kaki anak harus mencapai lantai
(untuk defekasi).
Berikut tips untuk memulai toilet training bagi si kecil
anda di rumah:
1. Dorong si kecil dan tumbuhkan kesadaran akan
kebutuhannya akan pergi ke toilet saat ingin pipis atau
buang air besar.
2. Mulailah untuk mengganti atau melepaskan si kecil
dari ketergantungan akan popoknya. Dan ingat, anda
harus konsisten untuk tidak memakaikannya popok
lagi.
3. Latihlah si kecil untuk ke kamar mandi setiap 2-3 jam
sekali. Atau sesering mungkin jika si kecil banyak
minum dan makan. Taanyakan selalu apakah ia ingin
ke kamar mandi atau tidak.
4. Pakaikan pakaian yang gampang dibuka dan dilepas.
Sehingga si kecil tidak perlu bersusah payah
melepaskannya saat ia terburu-buru untuk pipis atau
buang air besar.
5. Bawakan mainan yang ia senangi sambil ia duduk di
pispotnya. Anda bisa juga menungguinya pada awal-

20
awal latihan sambil mengajaknya mengobrol untuk
menenangkannya.
6. Pastikan anak dapat menjangkau gayung atau ciduk
dan dapat mengambil air dari baknya.
7. Gunakan buku-buku atau video yang menunjukkan
anak-anak lain pergi ke toilet. Dan jika anak anda
enggan untuk tinggal cukup lama di toilet, cerita atau
bahkan TV dapat menjaga mereka di sana sampai
mereka telah melakukan apa yang dibutuhkan.
8. Jika anak anda tidak dapat melakukan buang air besar
atau buang air kecil setelah 2 sampai 4 menit masuk
ke toilet, coba lagi nanti.
9. Seslalu bersikap positif. Jangan memarahinya jika ia
belum mampu melakukannya.dan ingat untuk selalu
memberikan pujian dan penghargaan setiap kali ia
berhasil melakukannya.

E. Perkembangan Kognitif
1. Tinjauan (Piaget)
a. Tahap sensorimotorik. Tahap ini berlangsung antara usia 12
dan 14 bulan dan melibatkan 2 subtahap.
1) Subtahap 1 (12 – 18 bulan). Reaksi sirkular tersier
melibatkan eksperimen trial dan error dan eksplorasi aktif
yang terus menerus.
2) Subtahap 2 (18 -24 bulan). Munculnya kombinasi mental
memungkinkan toddler untuk melengkapi pemahaman
makna yang baru dalam menyelesikan tugas.
b. Subtahap prakonseptual pada fase praoperasional. Dalam tahap
ini, dimulai dari usia 2 – 4 tahun, toddler menggunakan pikiran
representative untuk mengingat masa lampau, menampilkan
masa kini dan mengantisipasi masa depan. Selama fase ini,
anak:

21
1) Membentuk konsep-konsep yang tidak selengkap dan
selogis konsep orang dewasa.
2) Membuat klasifikasi sederhana.
3) Menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang
terjadi secara simultan.
4) Menunjukkan pemikiran egosentris.

2. Bahasa
a. Toddler menggunakan bahasa ungkapan khusus yaitu, “kata-
kata” atau ungkapan buatan toddler sendiri untuk
mengekspresikan ide dari anak usia 15 bulan.
b. Toddler mengatakan sekitar 300 kata, menggunakan 2 atau 3
frase dan menggunakan kata ganti pada usia 2 tahun.
c. Toddler menyebutkan nama depan dan akhir dan
menggunakan kata benda jamak pada usia 2,5 tahun.

F. Perkembangan Moral
1. Tinjauan (Kohlberg)
a. Toddler biasanya berada dalam subtahap pertama tahap
prakonvensional, yang berorientasi pada hukuman dan
kepatuhan. Penilaian toddler didasarkan pada prilaku untuk
menghindari hukuman atau mendapat penghargaan.
b. Pola disiplin mempengaaruhi perkembangan moral toddler.
1) Hukuman fisik dan menahan hak anak cenderung
memberikan toddler pandangan yang negative mengenai
moral.
2) Menahan cinta dan kasih sayang sebagai bentuk hukuman
menimbulkan perasaan bersalah.
2. Tindakan disiplin yang tepat termasuk memberikan penjelasan
mengapa perilaku tertentu tidak dapat diterima, memuji tindakan
yang benar, dan menggunakan distraksi untuk mencegah perilaku
yang tidak dapat diterima.

22
G. Peningkatan Kesejahteraan
1. Umum. Anjurkan keluarga untuk mengikuti rekomendasi untuk
kunjungan perawatan anak sehat, skrining, imunisasi dan
keamanan.
2. Nutrisi. Diskusikan perubahan nafsu makan, pilihan makanan,
dan porsi yang tepat.
3. Tidur. Diskusikan tentang waktu tidur.
4. Pertumbuhan dan perkembangan.
a. Diskusikan perilaku negative, dan orang tua harus ngerti cara
mengatur mereka dengan efektif.
b. Ajarkan cara toilet training dan disiplin yang positif.
c. Dorong keterampilan motorik.
5. Keluarga
a. Bantu toddler belajar keterampilan social.
b. Orang tua harus memberikan contoh bagi toddler.
6. Kesehatan
a. Tekankan pentingnya perawatan gigi.
b. Orang tua harus terampil dalam melakukan pertolongan
pertama yang mendasar agar mampu mengatasi masalah
kesehatan pada toddler.
7. Bimbingan antisipasi
a. Diskusikan untuk menyusun rutinitaas keluarga.
b. Informasikan pada orang tua bahwa perhatian orang tua akan
menuntun toddler melewati masa “magic years” pada usia
prasekolah (3-6 tahun).

H. Penyakit dan Hospitalisasi


1. Reaksi terhadap penyakit
a. Toddler kurang mampu mendefinisikan konsep tentang citra
tubuh, terutama batasan tubuh. Oleh karena itu, prosedur yang
sangat mengganggu akan menimbulkan kecemasan.

23
b. Toddler bereaksi terhadap nyeri mirip dengan bayi, dan
pengalaman sebelumnya dapat mempengaruhi toddler dengan
baik. Toddler juga ddapat merasa sedih jika mereka mengalami
nyeri.
2. Reaksi terhadap hospitalisasi
a. Hospitalisasi mekanisme pertahanan primer toddler adalah
regresi.
b. Toddler juga merasa kehilangan kendali berkaitan dengan
keterbatasan fisik, kehilangan rutinitas ketergantungan dan
takut terhadap cedera atau nyeri pada tubuh.
c. Perpisahan akan mengakibatkan ansietas pada toddler dan hal
ini terjadi pada usia 18 bulan hospitalisasi yang dapat
meningkatkan ansietas perpisahan, memiliki 3 fase :
1) Protes. Toddler seolah tidak mau kehilangan orang tua
dengan menunjukan respon verbal seperti merangkul
dengan erat, menangis.
2) Putus asa. Tidak tertarik terhadap lingkungan dengan
menunjukkan sikap pasif, depresi, dan kehilangan nafsu
makan.
3) Penolakan (penyangkalan). Fase ini biasanya terjadisetelah
perpisahan dalam jangka waktu lama dan jarang terlihat
pada anak yang dirawat.

3. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Berikan intervensi umum
1) Biarkan toddler menyampaikan protesnya.
2) Minta orang tua untuk tidak pernah menyelinap keluar dari
ruangan ketika toddler tidur.
3) Bersikap jujur tentang waktu kembalinya orang tua.
4) Anjurkan penggunaan objek transisi atau milik orang tua
(hal-hal yang menghubungkan toddler dengan orang tua)
yang dapat ditinggalkan bersama toddler.

24
b. Berikan kenyamanan fisik dan intevensi aman
1) Gali perkembangan otot toddler (kaji kemampuan sebelum
dirawat), kemudian berikan mainan yang dapat
dimanipulasi;berikan aktivitas dengan pengawasan;
gunakan ruangan bermain.
2) Setelah mengkaji kemampuan toddler, tingkatkan
perawatan diri (pada semua kelompok usia), sebagai
contoh makan sendiri, berkemih seperti saat di rumah, dan
kebersihan (mencuci muka dan tangan, menggosok gigi).
c. Berikan intervensi kognitif
1) Tingkatkan pembelajaran sensorimotorik dengan meniru.
2) Tingkatkan keterampilan berbahasa.
3) Berikan penjelasan yang sederhana untuk prosedur
(gunakan alat).
d. Berikan intervensi emosional dan psikososial
1) Tingkatkan perasaan otonomi toddler dengan
menganjurkan perawatan diri, partisipasi dalam kebiasaan
waktu tidur, dan beberapa kemampuan mengendalikan
misalnya, berikan toddler pilihan jawaban “ya”.
2) Dukung toddler saat belajar berpisah dengan orang tua
(bantu keluarga dengan koping terhadap perpisahan,
anjurkan kunjungan, gunakan perawat primer, dan
anjurkan adanya foto orang tua).
3) Tingkatkan adaptasi social (kuatkan perilaku yang dapat
diterima secara social, anjurkan permainan pararel).
Pertahankan rutinitas dan kebiasaan ritual kaji kebiasaan
rutin, terutama waktu tidur,identifikasi pilihan-pilihan,
pertahankan sebanyak mungkin

25
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan volume yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali) (Soetjiningsih dkk, 2015). Perkembangan
adalah kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan seseorang
(Soetjiningsih dkk, 2015). Pertumbuhan dan perkembangan dapat di pengaruhi
oleh faktor genetik dan faktor eksternal. Tugas perkembangan adalah tugas-
tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan
tertentu dan apabila berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi
sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau
masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Toddler adalah anak adalah anak anatara rentang usia 12 sampai 36 bulan
(Cahyaningsih, 2011). Toddler tersebut ditandai dengan peningkatan
kemandirian yang diperkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif
lebih besar.

3.2 Saran
1. Tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga
kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat
mencapai kesehatan yang optimal.
2. Diharapkan kepada orangtua dan keluarga agar memberi makanan
seimbang kepada bayi dan balita untuk mencegah terjadinya kekurangan
gizi yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan.
3. Dalam memberikan alat permainan pada anak diharapkan kepada orang
tua untuk menyesuaikan dengan umur anak.

26
DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningsih, Dwi Sulistyo. 2011. Pertumbuhan Perkembangan Anak & Remaja.


Jakarta:Trans Info Media

Kyle, Terri, Susan Carman. 2015. Buku Praktik Keperawatan Pediatri.


Jakarta:EGC

Maryunani, Anik. 2013. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta:TIM

Oktiawati, Anisa, Khodijah, Ikawati Setyaningrum dan Rizki Cintya Dewi. 2017.
Teori dan Konsep Keperawatan Pediatrik. Jakarta:TIM

Soetjiningsih, IG. N. Gde Ranuh. 2015. Tumbuh Kembang Anak, Ed. 2.


Jakarta:EGC

27

Anda mungkin juga menyukai