Anda di halaman 1dari 16

ANALISA JURNAL

PERSEPSI SEKS PRANIKAH PADA REMAJA

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA AJAR


KEPERAWATAN MATERNITAS I

NAMA KELOMPOK 1 :
1. A.A. ISTRI CITRA ADNYANITA (17C10135)
2. PUTU DIAH SRI KRISNAYANTI (17C10136)
3. DESAK PUTU DIAH AMBARAWATI P.D. (17C10137)
4. LUH NITA NOVIANTARI (17C10138)

TINGKAT 3C / SEMESTER 5
SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat Beliau dan kerja keras penulis, maka makalah dengan judul “Analisa Jurnal
Persepsi Seks Pranikah pada Remaja” dapat penulis selesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam pembuatan makalah, diantaranya :

1. Bapak I G.P. Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesahatan Bali yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk menuntut ilmu.
2. Ibu Ns. Ni Komang Tri Agustini, S.Kep., M.Kep. dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Maternitas I yang telah membimbing penulis dalam
pembuatan makalah ini.
3. Teman sejawat tingkat III kelas C Program Studi Ilmu Keperawatan yang
telah mendukung penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca, sehingga penulisan makalah berikutnya dapat lebih baik.

Denpasar, 14 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Analisa Jurnal Menggunakan PICOT ………………………………. 3
3.2 Intisari Jurnal ……………………………………………………….. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ……………………………………………………………. 12
3.2 Saran ………………………………………………………………... 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan Seksual adalah bagaimana orang merasakan dan
mengekspresikan sifat dasar dan ciri-ciri seksualnya yang khusus. Lebih
jauh menurut Sarwono (2008 : 120). Sedangkan menurut Menurut Willis
(1994 : 35), Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-
bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik
hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksual
dapat berupa orang, baik sejenis maupun lawan jenis, orang dalam khayalan
atau diri 13 sendiri. Menurut Willis, dalam hal ini tingkah laku seksual
diurutkan dari Berkencan, Berpegangan tangan, Mencium pipi,
Berpelukan, Mencium bibir, Memegang buah dada di atas baju, Memegang
buah dada di balik baju, Memegang alat kelamin di atas baju, Memegang
alat kelamin di bawah baju, Melakukan senggama.

Perilaku seksual remaja, terutama perilaku seks pranikah, masih


mendominasi perdebatan dari sisi moral, psikologis, dan fisik. Hubungan
seks pranikah pada remaja adalah masalah serius karena berkaitan dengan
rendahnya penggunaan kontrasepsi dan remaja cenderung memiliki lebih
banyak pasangan seksual jika mulai berhubungan seks pranikah pada usia
yang lebih dini.Menurut Glasier et al.,3 seks yang tidak aman merupakan
faktor risiko terpenting kedua bagi timbulnya kecacatan dan kematian di
negara-negara miskin, serta faktor risiko terpenting ke-9 di negara-negara
maju. Studi sebelumnya di Indonesia tentang perilaku seks pranikah remaja,
memperoleh hasil sekitar 25% – 51% remaja telah berhubungan seks
pranikah.6 Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI)
tahun 2007 menunjukkan sebesar 6,4% remaja laki-laki dan 1,3% remaja
perempuan telah melakukan hubungan seks pranikah. Studi di Bali
memperoleh hasil remaja laki-laki di sekolah menengah atas (SMA) dan di

1
sekolah menengah pertama (SMP) lebih banyak yang berhubungan seks
pranikah (40,3% dan 29,4%) dibandingkan dengan remaja perempuan
(3,6% dan 12,5%).

perilaku seksual pranikah pada dipengaruhi oleh akses media, peran


guru, persepsi dan pengetahuan. Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh
Goldfried dan Merbaum, kontrol diri merupakan kemampuan untuk
mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku seseorang ke arah yang positif,
termasuk mengatur dan 715 mengarahkan perilaku seksual remaja. Kontrol
diri memiliki keterkaitan dengan perilaku seksual remaja. Keterkaitan
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan mengendalikan diri pada remaja
berperan penting dalam mengatur dan mengarahkan (menekan) perilaku
seksualnya. Perilaku seksual remaja dapat ditekan apabila terdapat
kemampuan kontrol diri yang positif, sehingga remaja dapat menahan dan
mengendalikan dorongan-dorongan seksual dari dalam dirinya seperti
mengalihkan pikiran dari hal-hal negatif yang dapat mendorong perilaku
atau gairah seksualnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Analisa Jurnal :
1) “Pengaruh Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks Terhadap
Niat Remaja Dalam Melakukan Perilaku Seks Beresiko”
2) “Persepsi Remaja Tentang Prilaku Seks Pranikah Di SMA “X”
3) “Persepsi Remaja Tentang Seks Pranikah di Desa Tambaklelo
Tempel Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta”
4) “Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah (Studi
Kasus SMK NEGERI 5 SAMARINDA)”
2. Intisari Jurnal

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Analisis Jurnal Berdasarkan PICOT
2. Mencompare Intisari Masing-Masing Jurnal

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisa jurnal menggunakan PICOT


2.1.1 Jurnal pertama
A. Judul jurnal : Pengaruh Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks
Terhadap Niat Remaja Dalam Melakukan Perilaku Seks Beresiko
B. Population : Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
setingkat sekolah menengah atas di wilayah Kecamatan Tuban
sejumlah 7 SMA dengan jumlah siswa 2713 siswa. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian siswa SMA wilayah kecamatan Tuban
sebesar 349 orang.
C. Intervention : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling
yang digunakan adalah simple random sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang
digunakan adalah regresi logistic ordinal untuk menguji pengaruh
antar variabel.
D. Comparison :-
E. Outcome : 91.2 % siswa memiliki kontrol yang sangat baik dalam
memikirkan atau akan melakukan perilaku seks. Pengendalian diri
remaja dilihat dari tiap pernyataan persepsi remaja dalam
mengendalikan perilaku seks.94.2% akan mengalihkan pikirannya
bila terbesit tentang seks, 8.6% memilih untuk memikirkannya lebih
jauh, 8.02% ingin meneruskan pikirannya sambal menonton video
porno, 4.30% siswa akan merayu pacarnya untuk melakukan ciuman
bibir, meraba orgal vital ataupun kegiatan seksualitas lainnya dan
0.57% nya akan memaksa pacarnya untuk memenuhi hasrat
seksual.Dalam jurnal ini intensi yang didapatkan sebesar 74.21%
siswa sangat tidak berminat melakukan hubungan seksual beresiko,

3
20.34% tidak berniat 5.16% berniat melakukannya dan 0.29% sangat
berniat melakukan seks tersebut.
F. Time : Penelitian ini dilakukan pada 1 Januari 2017.

2.1.2 Jurnal kedua


A. Judul jurnal : Persepsi Remaja Tentang Prilaku Seks Pranikah Di
SMA “X”
B. Population/patient/problem : populasi dalam penelitian ini 88
siswa-siswi kelas XI IPS SMA “X” yang terdiri dari 29 orang berjenis
kelamin perempuan dan 59 orang berjenis kelamin laki-laki.
C. Intervention : penelitian ini menggunakan metode cross sectional
dimana peneliti melakukan pengamatan dan pengukuran variable
sesaat dalam jangka waktu tertentu, dalam penelitian ini alat yang
digunakan adalah kuesioner dalam bentuk formulir-formulir (angket)
D. Comparison : -
E. Outcome :
i. Persepsi Siswa Tentang Pengertian Perilaku Seksual
Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 57 siswa (64,8%)
yang memiliki persepsi baik, 25 siswa (28,4%) memiliki
persepsi cukup, dan 6 siswa (6,8%) memiliki persepsi kurang
tentang pengertian perilaku seks pranikah.
ii. Persepsi Siswa Tentang Eksplorasi Seksual Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian, di dapatkan 35 siswa (39,8%)
yang memiliki persepsi cukup, 29 siswa (33%) memiliki
persepsi baik, dan 24 siswa (27,2%) memilki persepsi kurang
tentang eksplorasi yang merupakan perilaku seks pranikah.
iii. Persepsi Siswa Tentang Masturbasi Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan 45 siswa (49%) yang
memiliki persepsi kurang, 23 siswa (26%) memiliki persepsi
cukup, dan 22 siswa (25%) memiliki persepsi baik tentang
masturbasi yang merupakan perilaku seks pranikah.

4
iv. Persepsi Siswa Tentang Heteroseksual Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 44 siswa (50%)
yang memiliki persepsi baik, 30 siswa (34%) memilki persepsi
cukup, dan 14 siswa (16%) memiliki persepsi kurang tentang
heteroseksual yang merupakan perilaku seks pranikah.
v. Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks Pranikah
Berdasarkan Pengalaman Berdasarkan hasil penelitian di
dapatkan 40 siswa (45,5%) mempunyai pengalaman yang
cukup, 30 siswa (34%) memiliki pengalaman kurang, dan
18 siswa (20,5%) memiliki pengalaman baik terhadap seks
pranikah.
vi. Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah
di SMA X
Berdasarkan dari keseluruhan hasil penelitian dari persepsi
remaja tentang perilaku seksual di dapatkan 54 siswa
(61,4%) memiliki persepsi cukup, 22 siswa (25%) memiliki
persepsi kurang, dan 12 siswa (13,6%) memiliki persepsi baik
F. Time : jurnal di terbitkan pada april 2012 namun penulis tidak
mencantumkan secara spesifik kaapan waktu penelitian tersebut
dilakukan.

2.1.3 Jurnal ketiga


A. Judul jurnal : Persepsi Remaja Tentang Seks Pranikah Di Desa
Tambaklelo Tempel Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta
B. Problem/populasi : Remaja merupakan tahap kehidupan yang kritis
yaitu dengan banyaknya kecenderungan perilaku menyimpamg pada
diri remaja, salah satunya adalah perilaku seks pranikah. Faktor-faktor
yang turut berpengaruh terhadap kecenderungan remaja adalah
persepsi remaja tentang perilaku seks pranikah. Tingginya kasus
perilaku seks pranikah pada remaja di desa Tambaklelo Kabupaten
Sleman, yaitu 10 remja terdapat 3 yang mengalami kehamilan diluar
nikah.

5
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja uasia 15-19 tahun yang
berada di desa Tambaklelo Tempel Sleman Yogyakarta, yang
berjumlah 78 orang terdiri dari 34 orang remaja laki-laki dan 44
remaja perempuan. Sampel penelitian sebanyak 30 remaja dngan
tehnik simple random sampling.
C. Intervensi : Peneliti menggunakan metode penelitian analisis
deskriptif dan menggunakan teknik pengumpulan data simple random
sampling. Penelitian ini menngunakan alat ukur berupa kuesioner
dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan persepsi
remaja terhadap seks pra nikah.
D. Comparison : -
E. Outcome : Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 78
responden mengenai persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah
remaja di desa Tambaklelo Tempel Sleman Yogyakarta didapatkan
hasil :
a. Persepsi remaja tentang pengertian perilaku seksual pranikah
pada remaja di desa Tambaklelo Tempel Sleman Yogyakarta
sebagian besar adalah buruk.
b. Persepsi remaja tentang bentuk-bentuk perilaku seksual
pranikah pada remaj di desa Tambaklelo Tempel Sleman
Yogyakarta sama antara persepsi baik dan buruk.
c. Persepsi remaja tentang penyimpangan perilaku seksual
pranikah pada remaja di desa Tambaklelo Tempel Sleman
Yogyakarta sebagian besar adalah baik.
d. Perspsi remaja tentang perilaku seksual pranikah pada remaja di
desa Tambaklelo Tempel Sleman Yogyakarta sebagian besar
adalah baik.
F. Time : Jurnal ini diterbitkan pada bulan Juli 2014. Peneliti tidak
menyebutkan spesifik dan jelas tentang waktu penelitian yang
dilakukan dan jangka waktu peneliti dalam melakukan penelitian ini.

6
2.1.4 Jurnal keempat
A. Judul jurnal : Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah
(Studi Kasus SMK Negeri 5 Samarinda)
B. Problem/populasi : Pada dasawarsa terakhir, terdapat perubahan
perilaku berpacaran, yaitu adanya kecenderungan untuk melakukan
hubungan seksual sebelum menikah pada saat berpacaran demikian
pula penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto (2002), yang
menyatakan bahwa 97,05 % mahasiswi dari 16 kampus yang kos di
Yogyakarta pernah melakukan hubungan seks pranikah. Remaja saat
ini mengalami perubahan drastis dalam tingkah laku seksualnya bila
dibandingkan dengan orang tuanya (Atkinson dkk, 1999). Penelitian
Ramonasari dalam (Al-Ghifari Abu, 2003) mengungkapkan bahwa
hampir 80 % remaja melakukan hubungan seks sebelum nikah dengan
pacarnya, dalam jangka waktu pacaran kurang dari satu tahun.
Fenomena seks pranikah di kalangan remaja juga terjadi di kota
Tepian Samarinda dan diharapkan seminimal mungkin terjadi, namun
faktanya berbanding terbalik dengan hasil pengkajian kondisi situasi
remaja perkotaan di kota Samarinda tahun 2009 oleh Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) daerah Kalimantan Timur
bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
provinsi Kalimantan Timur. Dari data tersebut didapatkan hasil bahwa
14% remaja pernah melakukan hubungan seks antara umur 10 sampai
dengan >20 tahun. Fenomena pergaulan bebas juga dialami di
lingkungan Kelurahan Sempaja Selatan tepatnya di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 5 Samarinda.
Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan tujuan mengetahui
persepsi seks pranikah pada remaja di SMK Negeri 5 Samarinda.
Peneliti mencari 11 informan sebagai sampel penelitian, yang terdiri
dari 4 informan berjenis kelamin lakilaki dan 7 informan berjenis
kelamin perempuan, serta pada metode ini penulis menjadikan Waka.
Kurikulum SMK Negeri 5 Samarinda sebagai Key Informan. Teknik

7
pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field
Work Research).
C. Intervensi : Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data penelitian
lapangan (Field Work Research). Sampel diberikan pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan persepsi remaja terhadap seks pra
nikah dengan pedoman wawancara.
D. Comparison : -
E. Outcome : Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 11 orang
informan mengenai persepsi remaja di kelurahan Sempaja Selatan
khususnya di SMK Negeri 5 Samarinda, semua informan
mengungkapkan inti pendapat yang sama, walau disampaikan dengan
tanggapan yang berbeda. Mereka mempersepsikan, di sekolah mereka
terdapat fenomena seks pranikah serta mereka mengetahui fenomena
seks pranikah yang ada pada kalangan pelajar di lingkungan sekolah
mereka, karena mereka sendiri mengetahui fenomena seks pranikah
tersebut banyak dari teman-teman mereka yang menceritakan bahwa
ia pernah berhubungan intim dengan pasangannya dan tiap tahunnya
ada saja murid yang harus putus sekolah karena fenomena seks
pranikah. Informan juga bertanggapan bahwa perilaku seks pranikah
merupakan perilaku yang tidak senonoh, tidak patut ditiru, merusak
martabat orang tua, memalukan, melukai perasaan siapa saja yang
mendengarnya dan haram tidak sesuai dengan ajaran agama dan
budaya Indonesia.
Para informan mengatakan alasan para remaja di Kelurahan Sempaja
Selatan khususnya di SMK Negeri 5 Samarinda melakukan seks
pranikah sebagian besar dikarenakan kurangnya mendapat kasih
sayang dari orang tua dan kurangnya iman sehingga para remaja
tersebut berani melakukan perbuatan dosa seperti perilaku seks
pranikah. Juga informan mengutarakan beberapa alasan lainnya yaitu
rasa ingin tahu yang berlebih dari para remaja tersebut, sering keluar
malam (pergaulan bebas) walau tidak ada acara penting seperti

8
berkumpul dengan teman-teman, takut ditinggal oleh pacar,
mengikuti bujuk rayuan pacar, kurangnya biaya, iri dengan teman-
teman yang lebih mampu melakukan jual diri dengan yang akrab di
sapa Om-Om, sering berduaan serta tingginya nafsu, rasa ingin tau
yang berlebih, merasa ketagihan dan karena banyaknya pasangan
yang memiliki pikiran kotor serta karena bujuk rayuan gombal pacar
untuk ingin dinikahi serta kurangnya pedoman hidup terutama pada
hal agama dan keyakinan, pelampiasan rasa kecewa, salah memilih
teman dalam bergaul sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
National Health and Social Live Survey pada tahun 1994.
F. Time : Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Peneliti tidak
menyebutkan secara spesifik tentang waktu penelitian yang dilakukan
dan jangka waktu peneliti dalam melakukan penelitian ini.

2.2 Intisari jurnl


2.2.1 Intisari : Dari jurnal yang berjudul “Pengaruh Persepsi Remaja
Tentang Perilaku Seks Terhadap Niat Remaja Dalam Melakukan
Perilaku Seks Beresiko” dapat di tarik kesimpulan bahwa seksualitas
pada remaja tidak didukung pada jurnal ini, karena persepsi remaja
yang positif mempengaruhi remaja untuk tidak berniat dalam
melakukan perilaku seks yang beresiko. Mayoritas responden sudah
memdapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yaitu sebanyak
96, 85%. Jadi, hal ini mempengaruhi persepsi responden terhadap
pandangan mengenai kontrol memikirkan sex beresiko dan keinginan
untuk melakukan seks beresiko.
2.2.2 Intisari : Dari jurnal yang berjudul “Persepsi Remaja Tentang Prilaku
Seks Pranikah Di SMA “X” ” dapat di tarik kesimpulan bahwa
seksualitas pada remaja tidak didukung pada jurnal ini, karena
seksualitas remaja seperti seks pranikah dapat menimbulkan hamil di
luar pernikahan.
Pada jurnal juga telah disebutkan sebagian besar dari responden
memiliki pengertian yang baik tentang seks pranikah, responden juga

9
memiliki eksplorasi yang cukup terkait seks pranikah dan mereka
dapat mencari tau informasi terkait seks pranikah melalui media
internet, sebagian besar responden kurang mengetahui tentang
mastrubasi dan apa dampaknya, responden memiliki pengetahuan
yang baik mengenai heteroseksual pranikah yang dapat beresiko
rendan hingga tinggi, ternyata sebagian besar dari responden memiliki
pengalaman seks pranikah seperti menyimpan video porno,
berciuman, berpelukan, dan mastrubasi, lebih dari setelah dari
populasi berpengetahuan cukup tentang seks pranikah ini seharusnya
dapat menjadi pedoman untuk terhindar dari prilaku seksual yang
negative, tapi kenyataanya telah di temukan beberapa siswa yang di
drop out karena didapati telah hamil di luar nikah.
Saran bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan khususnya KIE (Komunikasi,
Informasi, Edukasi) kepada remaja pada umumnya tentang
perilaku seks pranikah, sehingga dapat mencegah dampak negatif
yang ditimbulkan dari persepsi remaja yang mendukung (favorable)
terhadap perilaku seksual pranikah. Bagi institusi pendidikan
hendaknya memasukkan kurikulum mengenai kesehatan reproduksi
yang dapat membantu para remaja menemukan solusi terpercaya dari
masalah kesehatan reproduksi. Membantu meningkatkan upaya
promosi kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi remaja
sehingga dapat menghindarkan remaja dari hal-hal yang dapat
merusak kesehatan mereka.
2.2.3 Intisari : Dari jurnal yang berjudul “Persepsi Remaja Tentang Seks
Pranikah di Desa Tambaklelo Tempel Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta” dapat di tarik kesimpulan bahwa seksualitas pada remaja
tidak didukung pada jurnal ini, karena para remaja memiliki persepsi
yang baik tentang seks pranikah artinya mereka cenderung
menghindari perilaku seks pranikah dan persepsi baik yang
dikemukakan oleh responden banyak didorong oleh pemahaman
responden terhadap efek-efek negative yang disebabkan oleh perilaku

10
seksual pranikah. Persepsi tersebut juga didukung oleh distribusi
jawaban responden tentang seks pranikah yaitu para remaja yang
menjadi responden menyatakan bahwa hubungan seksual pranikah
dapat menyebabkan kehamilan pada usia muda dan menyebabkan
kematian dan para remaja juga menyadari bentuk-bentuk dari
penyimpangan seksual pranikah seperti perilaku onani dan
masturbasi. Selain itu para remaja menyadari bahwa perilaku seksual
pranikah dapat menimbulkan penyakit kelamin atau PMS sehingga
mereka takut untuk melakukan perilaku seksual pranikah
2.2.4 Intisari : Dari jurnal yang berjudul “Persepsi Remaja Terhadap
Perilaku Seks Pranikah (Studi Kasus SMK NEGERI 5
SAMARINDA)” dapat di tarik kesimpulan bahwa seksualitas pada
remaja tidak didukung pada jurnal ini, karena mereka sendiri
(responden) mengetahui fenomena seks pranikah tersebut dan tiap
tahunnya ada saja murid yang harus putus sekolah karena fenomena
seks pranikah. Informan juga bertanggapan bahwa perilaku seks
pranikah merupakan perilaku yang tidak senonoh, tidak patut ditiru,
merusak martabat orang tua, memalukan, melukai perasaan siapa saja
yang mendengarnya dan haram tidak sesuai dengan ajaran agama dan
budaya Indonesia.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari empat jurnal yang telah ditelaah penulis, maka hal yang dapat
disimpulkan adalah berhubungan sex pada masa pra-nikah tidak didukung pada
setiap jurnal. Hal ini berkaitan dengan dampak-dampak buruk yang mengikuti.
Dampak-dampak tersebut diantaranya adalah putus sekolah, kehamilan di usia
muda yang amat beresiko tinggi bagi ibu dan janinnya, hingga terjangkit penyakit
menular seksual.

3.2 Saran

3.2.1 Pada remaja, melakukan hubungan seks pra-nikah perlu dihindari


karena dapat menimbulkan dampak yang buruk, seperti putus sekolah,
kehamilan usia muda yang beresiko tinggi, dan terjangkitnya penyakit menular
seksual yang menyebabkan kematian.

3.2.2 Sebaiknya para remaja mengisi waktu mereka dengan melakukan


kegiatan-kegiatan positif untuk menghindarkan niat atau pikiran untuk
melakukan hubungan seks pra-nikah yang amat berisiko.

3.2.3 Para remaja diharapkan pula mempertebal iman dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa agar dapat terhindar dari perbuatan buruk melakukan
hubungan seksual pra-nikah. Dalam hal ini, orang tua di rumah dan guru-guru
di sekolah harus berperan aktif dalam mendidik, membimbing, dan membina
para siswa dan anaknya agar dapat terhindari dari perilaku negatif tersebut.

3.2.3 Instansi-instansi kesehatan seperti Puskesmas perlu melakukan


kerjasama lebih baik pada sekolah-sekolah di cakupan wilayahnya untuk
menggalakkan pendidikan seks pada para siswa di sekolah. Dengan melakukan
penyuluhan kesehatan tentang pendidikan seks pada remaja, puskesmas telah
melakukan upaya promotif dan preventif dalam mencegah angka baru
kematian ibu dan janin karena kehamilan yang berisiko tinggi dan mencegah
angka baru penularan penyakit menular seksual di kalangan remaja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Dwi. (2014). Persepsi Remaja Tentang Seks Pranikah di Desa


Tambaklelo Tempel Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Naskah
Publikasi Ilmiah, 1-13. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id

Rahyani, Komang Yuni, Adi Utariani, Siswanto agus Wilopo, & Mohammad
Hakimi. (2012). Perilaku Seks Pranikah Remaja. Artikel Penelitian, 7,
180-185. Diakses dari https://journal.fkm.ui.ac.id

Rihardani, Tetty & Yolanda S. (2012). Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks
Pranikah Di SMA X. Jurnal Kebidanan, 1, 6-11. Diakses dari
http://jurnal.unipasby.ac.id

Taufik, Ahmad. (2013). Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah (Studi
Kasus SMK Negeri 5 Samarinda. Jurnal Sosiatri-Sosiologi, 1, 31-44.
Diakses dari https://ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id

13

Anda mungkin juga menyukai