NAMA KELOMPOK 1 :
1. A.A. ISTRI CITRA ADNYANITA (17C10135)
2. PUTU DIAH SRI KRISNAYANTI (17C10136)
3. DESAK PUTU DIAH AMBARAWATI P.D. (17C10137)
4. LUH NITA NOVIANTARI (17C10138)
TINGKAT 3C / SEMESTER 5
SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat Beliau dan kerja keras penulis, maka makalah dengan judul “Analisa Jurnal
Persepsi Seks Pranikah pada Remaja” dapat penulis selesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam pembuatan makalah, diantaranya :
1. Bapak I G.P. Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesahatan Bali yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk menuntut ilmu.
2. Ibu Ns. Ni Komang Tri Agustini, S.Kep., M.Kep. dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Maternitas I yang telah membimbing penulis dalam
pembuatan makalah ini.
3. Teman sejawat tingkat III kelas C Program Studi Ilmu Keperawatan yang
telah mendukung penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca, sehingga penulisan makalah berikutnya dapat lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sekolah menengah pertama (SMP) lebih banyak yang berhubungan seks
pranikah (40,3% dan 29,4%) dibandingkan dengan remaja perempuan
(3,6% dan 12,5%).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
20.34% tidak berniat 5.16% berniat melakukannya dan 0.29% sangat
berniat melakukan seks tersebut.
F. Time : Penelitian ini dilakukan pada 1 Januari 2017.
4
iv. Persepsi Siswa Tentang Heteroseksual Pranikah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 44 siswa (50%)
yang memiliki persepsi baik, 30 siswa (34%) memilki persepsi
cukup, dan 14 siswa (16%) memiliki persepsi kurang tentang
heteroseksual yang merupakan perilaku seks pranikah.
v. Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks Pranikah
Berdasarkan Pengalaman Berdasarkan hasil penelitian di
dapatkan 40 siswa (45,5%) mempunyai pengalaman yang
cukup, 30 siswa (34%) memiliki pengalaman kurang, dan
18 siswa (20,5%) memiliki pengalaman baik terhadap seks
pranikah.
vi. Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah
di SMA X
Berdasarkan dari keseluruhan hasil penelitian dari persepsi
remaja tentang perilaku seksual di dapatkan 54 siswa
(61,4%) memiliki persepsi cukup, 22 siswa (25%) memiliki
persepsi kurang, dan 12 siswa (13,6%) memiliki persepsi baik
F. Time : jurnal di terbitkan pada april 2012 namun penulis tidak
mencantumkan secara spesifik kaapan waktu penelitian tersebut
dilakukan.
5
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja uasia 15-19 tahun yang
berada di desa Tambaklelo Tempel Sleman Yogyakarta, yang
berjumlah 78 orang terdiri dari 34 orang remaja laki-laki dan 44
remaja perempuan. Sampel penelitian sebanyak 30 remaja dngan
tehnik simple random sampling.
C. Intervensi : Peneliti menggunakan metode penelitian analisis
deskriptif dan menggunakan teknik pengumpulan data simple random
sampling. Penelitian ini menngunakan alat ukur berupa kuesioner
dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan persepsi
remaja terhadap seks pra nikah.
D. Comparison : -
E. Outcome : Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 78
responden mengenai persepsi remaja terhadap perilaku seks pranikah
remaja di desa Tambaklelo Tempel Sleman Yogyakarta didapatkan
hasil :
a. Persepsi remaja tentang pengertian perilaku seksual pranikah
pada remaja di desa Tambaklelo Tempel Sleman Yogyakarta
sebagian besar adalah buruk.
b. Persepsi remaja tentang bentuk-bentuk perilaku seksual
pranikah pada remaj di desa Tambaklelo Tempel Sleman
Yogyakarta sama antara persepsi baik dan buruk.
c. Persepsi remaja tentang penyimpangan perilaku seksual
pranikah pada remaja di desa Tambaklelo Tempel Sleman
Yogyakarta sebagian besar adalah baik.
d. Perspsi remaja tentang perilaku seksual pranikah pada remaja di
desa Tambaklelo Tempel Sleman Yogyakarta sebagian besar
adalah baik.
F. Time : Jurnal ini diterbitkan pada bulan Juli 2014. Peneliti tidak
menyebutkan spesifik dan jelas tentang waktu penelitian yang
dilakukan dan jangka waktu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
6
2.1.4 Jurnal keempat
A. Judul jurnal : Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah
(Studi Kasus SMK Negeri 5 Samarinda)
B. Problem/populasi : Pada dasawarsa terakhir, terdapat perubahan
perilaku berpacaran, yaitu adanya kecenderungan untuk melakukan
hubungan seksual sebelum menikah pada saat berpacaran demikian
pula penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto (2002), yang
menyatakan bahwa 97,05 % mahasiswi dari 16 kampus yang kos di
Yogyakarta pernah melakukan hubungan seks pranikah. Remaja saat
ini mengalami perubahan drastis dalam tingkah laku seksualnya bila
dibandingkan dengan orang tuanya (Atkinson dkk, 1999). Penelitian
Ramonasari dalam (Al-Ghifari Abu, 2003) mengungkapkan bahwa
hampir 80 % remaja melakukan hubungan seks sebelum nikah dengan
pacarnya, dalam jangka waktu pacaran kurang dari satu tahun.
Fenomena seks pranikah di kalangan remaja juga terjadi di kota
Tepian Samarinda dan diharapkan seminimal mungkin terjadi, namun
faktanya berbanding terbalik dengan hasil pengkajian kondisi situasi
remaja perkotaan di kota Samarinda tahun 2009 oleh Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) daerah Kalimantan Timur
bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB
provinsi Kalimantan Timur. Dari data tersebut didapatkan hasil bahwa
14% remaja pernah melakukan hubungan seks antara umur 10 sampai
dengan >20 tahun. Fenomena pergaulan bebas juga dialami di
lingkungan Kelurahan Sempaja Selatan tepatnya di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 5 Samarinda.
Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan tujuan mengetahui
persepsi seks pranikah pada remaja di SMK Negeri 5 Samarinda.
Peneliti mencari 11 informan sebagai sampel penelitian, yang terdiri
dari 4 informan berjenis kelamin lakilaki dan 7 informan berjenis
kelamin perempuan, serta pada metode ini penulis menjadikan Waka.
Kurikulum SMK Negeri 5 Samarinda sebagai Key Informan. Teknik
7
pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field
Work Research).
C. Intervensi : Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data penelitian
lapangan (Field Work Research). Sampel diberikan pertanyaan-
pertanyaan yang terkait dengan persepsi remaja terhadap seks pra
nikah dengan pedoman wawancara.
D. Comparison : -
E. Outcome : Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 11 orang
informan mengenai persepsi remaja di kelurahan Sempaja Selatan
khususnya di SMK Negeri 5 Samarinda, semua informan
mengungkapkan inti pendapat yang sama, walau disampaikan dengan
tanggapan yang berbeda. Mereka mempersepsikan, di sekolah mereka
terdapat fenomena seks pranikah serta mereka mengetahui fenomena
seks pranikah yang ada pada kalangan pelajar di lingkungan sekolah
mereka, karena mereka sendiri mengetahui fenomena seks pranikah
tersebut banyak dari teman-teman mereka yang menceritakan bahwa
ia pernah berhubungan intim dengan pasangannya dan tiap tahunnya
ada saja murid yang harus putus sekolah karena fenomena seks
pranikah. Informan juga bertanggapan bahwa perilaku seks pranikah
merupakan perilaku yang tidak senonoh, tidak patut ditiru, merusak
martabat orang tua, memalukan, melukai perasaan siapa saja yang
mendengarnya dan haram tidak sesuai dengan ajaran agama dan
budaya Indonesia.
Para informan mengatakan alasan para remaja di Kelurahan Sempaja
Selatan khususnya di SMK Negeri 5 Samarinda melakukan seks
pranikah sebagian besar dikarenakan kurangnya mendapat kasih
sayang dari orang tua dan kurangnya iman sehingga para remaja
tersebut berani melakukan perbuatan dosa seperti perilaku seks
pranikah. Juga informan mengutarakan beberapa alasan lainnya yaitu
rasa ingin tahu yang berlebih dari para remaja tersebut, sering keluar
malam (pergaulan bebas) walau tidak ada acara penting seperti
8
berkumpul dengan teman-teman, takut ditinggal oleh pacar,
mengikuti bujuk rayuan pacar, kurangnya biaya, iri dengan teman-
teman yang lebih mampu melakukan jual diri dengan yang akrab di
sapa Om-Om, sering berduaan serta tingginya nafsu, rasa ingin tau
yang berlebih, merasa ketagihan dan karena banyaknya pasangan
yang memiliki pikiran kotor serta karena bujuk rayuan gombal pacar
untuk ingin dinikahi serta kurangnya pedoman hidup terutama pada
hal agama dan keyakinan, pelampiasan rasa kecewa, salah memilih
teman dalam bergaul sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
National Health and Social Live Survey pada tahun 1994.
F. Time : Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Peneliti tidak
menyebutkan secara spesifik tentang waktu penelitian yang dilakukan
dan jangka waktu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
9
memiliki eksplorasi yang cukup terkait seks pranikah dan mereka
dapat mencari tau informasi terkait seks pranikah melalui media
internet, sebagian besar responden kurang mengetahui tentang
mastrubasi dan apa dampaknya, responden memiliki pengetahuan
yang baik mengenai heteroseksual pranikah yang dapat beresiko
rendan hingga tinggi, ternyata sebagian besar dari responden memiliki
pengalaman seks pranikah seperti menyimpan video porno,
berciuman, berpelukan, dan mastrubasi, lebih dari setelah dari
populasi berpengetahuan cukup tentang seks pranikah ini seharusnya
dapat menjadi pedoman untuk terhindar dari prilaku seksual yang
negative, tapi kenyataanya telah di temukan beberapa siswa yang di
drop out karena didapati telah hamil di luar nikah.
Saran bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan khususnya KIE (Komunikasi,
Informasi, Edukasi) kepada remaja pada umumnya tentang
perilaku seks pranikah, sehingga dapat mencegah dampak negatif
yang ditimbulkan dari persepsi remaja yang mendukung (favorable)
terhadap perilaku seksual pranikah. Bagi institusi pendidikan
hendaknya memasukkan kurikulum mengenai kesehatan reproduksi
yang dapat membantu para remaja menemukan solusi terpercaya dari
masalah kesehatan reproduksi. Membantu meningkatkan upaya
promosi kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi remaja
sehingga dapat menghindarkan remaja dari hal-hal yang dapat
merusak kesehatan mereka.
2.2.3 Intisari : Dari jurnal yang berjudul “Persepsi Remaja Tentang Seks
Pranikah di Desa Tambaklelo Tempel Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta” dapat di tarik kesimpulan bahwa seksualitas pada remaja
tidak didukung pada jurnal ini, karena para remaja memiliki persepsi
yang baik tentang seks pranikah artinya mereka cenderung
menghindari perilaku seks pranikah dan persepsi baik yang
dikemukakan oleh responden banyak didorong oleh pemahaman
responden terhadap efek-efek negative yang disebabkan oleh perilaku
10
seksual pranikah. Persepsi tersebut juga didukung oleh distribusi
jawaban responden tentang seks pranikah yaitu para remaja yang
menjadi responden menyatakan bahwa hubungan seksual pranikah
dapat menyebabkan kehamilan pada usia muda dan menyebabkan
kematian dan para remaja juga menyadari bentuk-bentuk dari
penyimpangan seksual pranikah seperti perilaku onani dan
masturbasi. Selain itu para remaja menyadari bahwa perilaku seksual
pranikah dapat menimbulkan penyakit kelamin atau PMS sehingga
mereka takut untuk melakukan perilaku seksual pranikah
2.2.4 Intisari : Dari jurnal yang berjudul “Persepsi Remaja Terhadap
Perilaku Seks Pranikah (Studi Kasus SMK NEGERI 5
SAMARINDA)” dapat di tarik kesimpulan bahwa seksualitas pada
remaja tidak didukung pada jurnal ini, karena mereka sendiri
(responden) mengetahui fenomena seks pranikah tersebut dan tiap
tahunnya ada saja murid yang harus putus sekolah karena fenomena
seks pranikah. Informan juga bertanggapan bahwa perilaku seks
pranikah merupakan perilaku yang tidak senonoh, tidak patut ditiru,
merusak martabat orang tua, memalukan, melukai perasaan siapa saja
yang mendengarnya dan haram tidak sesuai dengan ajaran agama dan
budaya Indonesia.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari empat jurnal yang telah ditelaah penulis, maka hal yang dapat
disimpulkan adalah berhubungan sex pada masa pra-nikah tidak didukung pada
setiap jurnal. Hal ini berkaitan dengan dampak-dampak buruk yang mengikuti.
Dampak-dampak tersebut diantaranya adalah putus sekolah, kehamilan di usia
muda yang amat beresiko tinggi bagi ibu dan janinnya, hingga terjangkit penyakit
menular seksual.
3.2 Saran
3.2.3 Para remaja diharapkan pula mempertebal iman dan taqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa agar dapat terhindar dari perbuatan buruk melakukan
hubungan seksual pra-nikah. Dalam hal ini, orang tua di rumah dan guru-guru
di sekolah harus berperan aktif dalam mendidik, membimbing, dan membina
para siswa dan anaknya agar dapat terhindari dari perilaku negatif tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rahyani, Komang Yuni, Adi Utariani, Siswanto agus Wilopo, & Mohammad
Hakimi. (2012). Perilaku Seks Pranikah Remaja. Artikel Penelitian, 7,
180-185. Diakses dari https://journal.fkm.ui.ac.id
Rihardani, Tetty & Yolanda S. (2012). Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks
Pranikah Di SMA X. Jurnal Kebidanan, 1, 6-11. Diakses dari
http://jurnal.unipasby.ac.id
Taufik, Ahmad. (2013). Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah (Studi
Kasus SMK Negeri 5 Samarinda. Jurnal Sosiatri-Sosiologi, 1, 31-44.
Diakses dari https://ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id
13