Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOLOGI PEREMPUAN DAN KELUARGA

DALAM PERSIAPAN KEHAMILAN

Di Susun Oleh Kelompok 3 :

1. Nadia Utari Pratiwi P0 0340421015

2. Nanda Dwi Sapitri P0 0340421016

3. Okta Savitri P0 0340421017

4. Putri Fadjriyah P0 0340421018

5. Raras Dwi Astuti P0 0340421019

6. Rizki Yuniati P0 0340421020

7. Shela Rahayu Putri P00340421021

Dosen Pengajar : Kurniyati. SST.M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PRODI DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN

TA.2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Karena berkat dan rahmat-Nya jualah kami bisa

menyelesaikan makalah PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Ini. Di harapkan dengan adanya makalah ini bisa membantu para pembaca dalam

mempelajari dan mendalami pengetahuan tentang PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK

KEBIDANAN.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman

yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami berharap mudah-

mudahan dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca.Kami sadari

dalam pembuatan makalah masih terdapat kekurangan di sana-sini,oleh karena itu kritik dan

saran sangat kami butuhkan dari pembaca. Agar kedepannya bisa menjadi penyempurnaan

bagi kami untuk lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah

SWT. Selalu memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada kita. Aamiin yaa robbal ‘alamin.

Curup, Agustus 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

COVER ..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DAFTAR ISI ...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................3

C. Tujuan ..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep dasar psikologi perempuan.....................................................4

B. Menilai kesehatan mental perempuan.................................................4

C. Riwayat KDRT pada perempuan dan kaitannya dengan

persiapan kehamilan............................................................................6

D. Dukungan keluarga dalam mempersiapkan kehamilan......................9

E. Faktor psikososial dan kaitannya dalam persiapan kehamilan..........12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................14

B. Saran...............................................................................................14

DAFTAR PUSTA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan pada umumnya memberikan arti emosional yang sangat besar

kepada setiap wanita karena kehamilan merupakan salah satu ekspresi perwujudan

diri dan perwujudan identitas sebagai calon ibu. Kehamilan juga merupakan

kebanggaan tersendiri bagi wanita untuk mewujudkan feminisme dan untuk

mewujudkan jati diri seorang wanita tersebut. Proses kehamilan pada umumnya

mendatangkan suatu kebahagiaan tersendiri bagi wanita, walaupun kehamilannya

tersebut mengandung resiko mempertaruhkan jiwa dan raga khususnya pada saat

melahirkan bayinya.

Selama kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan

emosional. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi

terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Faktor

psikologis yang berpengaruh dalam kehamilan dapat berasal dari dalam diri ibu hamil

(internal) dan dapat juga berasal dari faktor luar diri ibu hamil.Faktor prikologis yang

mempengaruhi kehamilan berasal dari dalam diri ibu dapat berupa latar belakang

kepribadian ibu dan pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama

kehamilan.Faktor psikologis yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa pengalaman

Ibu, kecemasan dan gangguan emosi, dukungan keluarga, dan dukungan suami

(Pradyani, 2015).

Teori yang dikemukakan oleh Handayani (2014), perhatian dan dukungan dari

orang-orang terdekat terutama suami sangat membantu dalam mengatasi kecemasan

1
yang dialami ibu hamil karena perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis

yang terjadi selama kehamilan. Dukungan suami akan meningkatkan kesejahteraan

2
psikologis (psychologocal well being) dan kemampuan penyesuian diri melalui

perasaan memiliki, peningkatan harga diri, pencegahan psikologis, pengurangan stres

serta penyediaan sumber atau bantuan yang dibutuhkan selama kehamilan.

Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian

besar responden mendapat dukungan dari suami. Ibu yang mendapat dukungan suami

akan lebih siap psikologisnya karena disebabkan semakin tinggi dukungan dari orang

sekitar terutama suami maka akan semakin rendah kecemasan menjelang kelahiran

yang dialami oleh ibu hamil. Memberikan perhatian dan kasih sayang dapat

mengurangi psikologis ibu, bentuk perhatian seperti menemani pemeriksaan

kehamilan dan terus memberikan dukungan bahwa ibu dapat menjalani proses

melahirkan dengan lancar dapat membuat ibu senang dan tidak depresi.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana mengetahui dan mengatasi psikologi perempuan dan keluarga dalam

persiapan kehamilan.

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan mengatasi psikologi perempuan dan keluarga dalam

persiapan kehamilan.

2. Mengetahui kesehatan mental pada perempuan

3. Mengetahui bentuk KDRT terhadap perempuan

4. Mengetahui tingkat dukungan keluarga pada ibu hamil

5. Mengetahui Faktor psikososial dan kaitannya dalam persiapan kehamilan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dasar psikologi perempuan

Psikologi perempuan merupakan bidang penyelidikan ilmiah yang dapat

menelusuri kembali akar studi awal tentang perbedaan jenis kelamin, namun bidang

ini mencakup lebih dari variasi tersebut. Penekanan pada kata perbedaan memiliki

asumsi implisit dari kata perbedaan itu sendiri selain pada perbedaan seks biologis.

Di masa lalu, psikologi mempelajari perilaku tanpa memerhatikan faktor jenis

kelamin khususnya perempuan. Dengan demikian psikologi perempuan juga

didefinisikan sebagai suatu studi yang mencakup semua masalah psikologis yang

berkaitan dengan perempuan serta pengalamannya. Untuk memahami kontribusi yang

telah dilakukan perempuan dalam bidang psikologi, seseorang harus mengerti

bagaimana status perempuan dalam bidang psikologi yang mengalami perubahan.

Kaum feminis telah lama berpendapat bahwa ilmu sosial mengabaikan dan

mendistorsi studi tentang perempuan secara sistematis yang berdampak bagi kaum

laki-laki. Dimasukkannya variable jenis kelamin perempuan dapat diteliti dalam suatu

waktu dan konseptualisasi terpisah, menurut Jeanne Marecek, Ellen Kimmel, Mary

Crawford, dan Rachel Hare-Mustin (dalam Florence & Michele, 2008) menyatakan

bahwa perempuan sebagai masalah, perbedaan dan kesamaan antara perempuan dan

laki-laki, serta studi feminis tentang kehidupan perempuan.

B. Menilai kesehatan mental perempuan

kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana kepribadian, emosional,

intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi secara optimal, dapat

beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor, menjalankan kapasitasnya

selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan, merasa nyaman dengan diri

4
sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam

budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang dan matang dalam hidupnya,

dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-

masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta

memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.

Menurut Darajat (dalam Bastaman, 2001) Kesehatan Mental dapat diartikan

tercapainya keselarasan yang alami antara fungsi-fungsi dari kejiwaan serta

terciptanya penyesuaian diri antara diri kita sebagai manusia dengan diri kita sendiri

serta lingkungannya. Berlandaskan keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk

mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat. Definisi diatas

memadukan unsur agama yang nantinya dapat Anda upayakan penerapannya dalam

kehidupan, sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan

pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.

Hawari (1997) mengemukakan pengertian kesehatan mental yang diambil dari

paham ilmu kedokteran adalah dimana perkembangan fisik, I ntelektual dan

emosional yang menjadi salah satu kondisi yang harus berkembang secara optimal

dari diri Anda atau diri orang lain. Perkembangan itu harus di selaraskan dengan

adanya hubungan sosial dengan orang lain. Oleh karena itu makna kesehatan mental

mempunyai sifat - sifat yang harmonis ( serasi ) dan memperhatikan semua segi - segi

dalam penghidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain.

Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, Sesuai dengan

penjelasan mental dari kata yunani, Mental hygiene ini merujuk pada pengembangan

dan aplikasi berbagai macam prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada

pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan pencegahan dari kemungkinan

5
timbulnya kerusakan mental atau malajudjusment. Jadi, kesehatan mental adalah

aspek terpenting dalam kehidupan seseorang.

C. Riwayat KDRT pada perempuan dan kaitannya dengan persiapan kehamilan

Kekerasan terhadap perempuan sering disebut sebagai kekerasan berbasis

gender karena berawal dari subordinasi perempuan di masyarakat. Kedudukan

perempuan yang subordinatif dan tergantung baik secara ekonomi dan sosial,

menempatkan perempuan dalam posisi rentan terhadap kekerasan, termasuk

penganiayaan berulang oleh pasangannya. Paling sedikit satu diantara 5 penduduk

perempuan dalam kehidupannya pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual yang

dilakukan oleh laki-laki.

Kekerasan terhadap perempuan adalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia

terparah yang belum terlalu diakui oleh dunia, juga merupakan masalah serius di

bidang kesehatan karena melemahkan energi perempuan, mengikis kesehatan fisik

dan harga dirinya. Perempuan dengan riwayat penganiayaan fisik dan seksual juga

meningkat resikonya untuk mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit

menular seksual dan kesudahan kehamilan yang kurang baik.

Kekerasan dalam rumah tangga seringkali menggunakan paksaan yang kasar

untuk menciptakan hubungan kekuasaan di dalam keluarga, di mana perempuan

diajarkan dan dikondisikan untuk menerima status yang rendah terhadap dirinya

sendiri. KDRT seakan-akan menunjukkan bahwa perempuan lebih baik hidup di

bawah belas kasih pria. Hal ini juga membuat pria, dengan harga diri yang rendah,

menghancurkan perasaan perempuan dan martabatnya karena mereka merasa tidak

mampu untuk mengatasi seorang perempuan yang dapat berpikir dan bertindak

sebagai manusia yang bebas dengan pemikiran dirinya sendiri. Sebagaimana

pemerkosaan, pemukulan terhadap istri menjadi hal umum dan menjadi suatu keadaan

6
yang serba sulit bagi perempuan di setiap bangsa, kasta, kelas, agama maupun

wilayah.

a.  Bentuk KDRT Terhadap Perempuan

1. Tindak kekerasan fisik

adalah tindakan yang bertujuan melukai, menyiksa atau menganiaya orang

lain.  Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh

pelaku (tangan, kaki) atau dengan alat-alat lainnya.

2. Tindak kekerasan non-fisik

adalah tindakan yang bertujuan merendahkan citra atau kepercayaan diri

seorang perempuan, baik melalui kata-kata maupun melalui perbuatan yang

tidak disukai/dikehendaki korbannya.

3.  Tindak kekerasan psikologis/jiwa

adalah tindakan yang bertujuan  mengganggu atau menekan emosi korban. 

Secara kejiwaan, korban menjadi tidak  berani mengungkapkan pendapat,

menjadi penurut, menjadi selalu bergantung  pada suami atau orang lain dalam

segala hal (termasuk keuangan).  Akibatnya  korban menjadi sasaran dan selalu

dalam keadaan tertekan atau bahkan takut.   

Kaitannya dengan persiapan kehamilan kehamilan :

Kekerasan dalam rumah tangga seringkali menggunakan paksaan yang kasar

untuk menciptakan hubungan kekuasaan di dalam keluarga, nah pada saat wanita

ingin merencanakan kehamilan wanita juga tidak boleh stres karena akan mengganggu

proses kehamilan.

Selama merencanakan kehamilan, Anda harus memastikan bahwa Anda dalam

keadaan sehat dan tidak ada hal yang mengganggu pikiran Anda. Bahkan, hal ini juga

harus Anda terapkan saat hamil maupun setelahnya. Pasalnya, jika selama persiapan

7
kehamilan, Anda membiarkan berbagai hal menghantui pikiran Anda, hal ini dapat

berujung pada stres.

Sementara itu, stres saat sedang persiapan kehamilan dapat menjadi salah satu

penyebab Anda sulit hamil. Tak hanya itu, stres yang dirasakan selama kehamilan

juga dapat mengganggu Anda. Oleh karenanya, saat merencanakan kehamilan,

lakukan hal-hal yang dapat membuat Anda senang dan tenang. Juga, hindari stres

yang bisa Anda dapatkan dari tempat kerja.

Kekerasan terhadap perempuan sering disebut sebagai kekerasan berbasis

gender karena berawal dari subordinasi perempuan di masyarakat. Kedudukan

perempuan yang subordinatif dan tergantung baik secara ekonomi dan sosial,

menempatkan perempuan dalam posisi rentan terhadap kekerasan, termasuk

penganiayaan berulang oleh pasangannya. Paling sedikit satu diantara 5 penduduk

perempuan dalam kehidupannya pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual yang

dilakukan oleh laki-laki.1 Kekerasan terhadap perempuan adalah bentuk pelanggaran

hak asasi manusia terparah yang belum terlalu diakui oleh dunia, juga merupakan

masalah serius di bidang kesehatan karena melemahkan energi perempuan, mengikis

kesehatan fisik dan harga dirinya. Perempuan dengan riwayat penganiayaan fisik dan

seksual juga meningkat, resikonya untuk mengalami kehamilan yang tidak

diinginkan, penyakit menular seksual dan kesudahan kehamilan yang kurang baik.

Mempromosikan kesehatan keluarga prakonsepsi merupakan strategi yang

penting untuk meningkatkan kualitas anak yang akan dilahirkan sekaligus dapat

membantu pada upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Situasi ini

didapatkan bahwa faktor risiko yang diketahui yang merugikan ibu dan bayi yang

mungkin bisa terjadi sebelum kehamilan harus ditangani misalnya ibu mengalami

kekurangan hemoglobin (anemia), kekurangan asam folat dan perilaku yang dapat

8
menganggu kesehatan ibu dan janin pada masa kehamilan. Konseling prakonsepsi

adalah komponen penting dalam pelayanan kesehatan pra konsepsi. Melalui

konseling, pemberi pelayanan mendidik dan mereko- mendasikan strategi-strategi

untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin. (Williams et al. 2012). Saat ini

rekomendasi dilaksanakannya kegiatan persiapan dan konseling saat pra konsepsi

(sebelum terjadi kehamilan) telah banyak dipublikasikan. (Seshadri, 1012; Reeve,

2009; Jack BW, 2008 ; bunting et al 2008 dalam (Agricola et al. 2013). Walaupun hal

ini sudah direkomendasikan oleh banyak lembaga namun implementasinya sangat

rendah misalnya di negara India menunjukkan lebih dari 54 persen perempuan di

India tidak mendapatkan informasi seputar persiapan pra konsepsi (Bayrami et al.

n.d.).

Sangatlah penting menyiapkan kehamilan terutama dalam hal menyiapkan

kesehatannya, khususnya terkait nutrisi, olahraga, kebiasaan yang dapat menganggu

kehamilan misal merokok, minum-minuman keras, polusi lingkungan dan mengurangi

stress. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah

malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan – perubahan pada saat hamil,

mengurangi stress dan mencegah obesitas, mengurangi risiko keguguran, persalinan

premature, berat bayi lahir rendah dan kematian janin mendadak, dan mencegah efek

dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada saat kehamilan. (Chandranipapongse &

Koren 2013)

D. Dukungan keluarga dalam mempersiapkan kehamilan

Dukungan keluarga merupakan sumber daya sosial yang dapat membantu

individu dalam menghadapi suatu kejadian menekankan. Bagi seorang perempuan

yang sudah menikah, kehamilan adalah hal yang sangat dinantikan. Walaupun

demikian, terkadang kebahagiaan itu juga dibalut dengan beban berat yang harus

9
ditanggung oleh sang ibu. Perubahan fisik dan psikologi terkadang cukup

mengganggu kesehariannya. Sebagian ibu hamil mengalami kesusahan untuk

mengatur emosi karena perubahan yang terjadi. Dukungan keluarga pada ibu hamil

sangat penting dan banyak manfaatnya, bukan hanya dari suami tetapi juga dari orang

tua, mertua, adik, kakak, saudara, atau bahkan teman dekat sekalipun.

1) Dukungan suami

Peran suami sangat dibutuhkan/harus ada sepanjang proses kehamilan.

Seorang suami menemani istri memeriksakan kehamilannya, sehingga suami juga

bisa mengetahui dan mengikuti secara bertahap perkembangan bayi, dan status

emosional istri. Pada umumnya untuk seorang perempuan yang sedang hamil

terlebih saat persalinan akan banyak mengalami gangguan secara psikologis,

terutama rasa cemas. Oleh sebab itu memberikan dukungan kepada istrinya, agar

istrinya merasa aman, nyaman dan berbesar hati sehingga kelahiran akan berjalan

lancer dan normal.

Secara personal, istri tentu sangat membutuhkan dukungan dari suami.

Selama masa kehamilan, peran suami siaga akan meningkatkan kesiapan ibu hamil

sampai dengan menjelang masa persalinan. Bahkan perhatian dari suami ini juga

bisa memicu produksi ASI ketika si Kecil lahir nanti. Untuk calon ayah dalam

menyikapi istrinya yang sedang hamil tentu harus selalu membina hubungan baik.

Jadi istri akan terbuka tentang keluhan apa yang dialaminya selama kehamilan.

Cobalah untuk membuat istri merasa nyaman dengan memberikan banyak

perhatian dan menjaga komunikasi dengan baik. Contoh nyata dukungan dari

suami untuk istrinya yang sedang hamil misalnya menemani memeriksakan

kandungan ke dokter, di tengah waktu sibuk kerja usahakan untuk menanyakan

keadaan istri melalui personal chat atau video call, tetap membuat komunikasi dua

10
arah berjalan kondusif. Jika ada kesempatan, di hari libur temani istri untuk

mengikuti kelas senam hamil atau mengajak istri berjalan-jalan di pagi hari. Hal-

hal mudah seperti inilah yang bisa membuat ibu hamil merasa nyaman dan senang.

Dengan memberikan good treatment kepada istri diharapkan papa sudah memberi

semangat bagi istri untuk menjalani kehamilan.

Ada beberapa bentuk dari dukungan suami,

a. Dukungan social

Dukungan secara social meliputi berbagai bentuk dukungan suami

terhadap istri terkait dengan lingkungan sekitar (pihak keluarga, petugas

kesehatan, istansi kesehatan, tetangga). Dukungan ini akan membantu individu

untuk mengurangi stress yang dialami dengan cara memenuhi kebutuhan akan

persahabatan dan kontak social dengan orang lain serta membantu individu

dalam mengalihkan perhatiannya dari kekhawatiran terhadap masalah yang

dihadapinya atau meningkatkan suasana hati yang positif.

b. Dukungan tambahan atau instrument

Keluarga berfungsi sebagai pendukung yang praktis dan konkrit.

Dukungan yang diberikan suami dapat berupa dukungan material, baik berupa

pelayanan bantuan danam ataupun penyediaan sarana transportasi guna

menunjang perilaku yang akan dijalani sang istri menjelang persalinan.

Manfaat dukungan ini untuk meningkatkan stamina dan semangat istri serta

membuat istri lebih nyaman karena merasa ada bentuk kepedulian dan kasih

sayang dari keluarganya.

c. Dukungan emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat

dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Bentuk dukungan

11
ini berupa ungkapan empati, cinta, perhatian, kepercayaan dan kepedulian

terhadap yang diberikan untuk anggota keluarga yang ada.

d. Dukungan informasi

Dukungan informasi bersifat informasi ini dapat berupa pemberian

informasi, pengetahuan, petunjuk, saran, pengarahan atau umpan balik tentang

situasi dan kondisi individu. Jenis informasi seperti ini dapat menolong

individu untuk mengenali dan mengatasi dengan lebih mudah.

2) Dukungan dari keluarga

Dukungan keluarga saat sedang hamil juga sangat penting. Seluruh anggota

keluarga harus turut ambil bagian mendukung si ibu hamil agar lebih siap menjadi

orangtua kelak. Dukungan yang bisa dilakukan keluarga di antaranya adalah sering

mengunjungi atau menjenguk ibu hamil. Ini berlaku untuk orangtua, mertua atau

keluarga lainnya. Selain itu, mendoakan keselamatan ibu dan bayi saat bertemu

juga bisa memberi dukungan moril yang sangat besar. Di beberapa daerah, ritual

adat tertentu mungkin juga bisa menjadi bentuk dukungan bagi ibu hamil.

3) Dukungan dari lingkungan

Tetangga bisa menjadi keluarga terdekat, yang mau membantu jika

dibutuhkan sewaktu-waktu. Itulah alasan mengapa kita harus menjalin hubungan

baik dengan tetangga terdekat. Dengan begitu, kondisi lingkungan pun akan sangat

mendukung moril ibu hamil. Contohnya : harus selalu membicarakan hal-hal baik

dan memberi nasihat positif. Bisa juga membagikan pengalaman hamil dan

melahirkan, bersedia membantu berbagai keperluan semasa hamil atau saat

melahirkan.

E. Faktor psikososial dan kaitannya dalam persiapan kehamilan

12
Seseorang yang mengalami stresor psikososial yang ditangkap melalui panca

indera akan diteruskan ke sistem saraf pusat otak, yaitu limbic system melalui

neurotransmitter. Selanjutnya stimulus psikososial melalui sistem saraf autonom

(simpatis dan parasimpatis) akan diteruskan kekenjar hormonal. Stres secara nyata

dapat membahayakan kehamilan manusia. Stres mempengaruhi sistem kekebalan

tubuh dan endokrin dengan secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin.

Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh

karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses

kehamilan yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin

dan adaptasi fisik dan psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik.

Stres psikososial akan mengakibatkan stres psikobiologik. Stimulus atau

rangsangan psikososial merupakan gangguan fungsional atau faal organ tubuh namun

bila berkelanjutan akan menyebabkan kelainan pada organ itu sendiri. Respon stres

fisiologis, psikologis dan perilaku berinteraksi dengan fisiologi ibu dan janin selama

kehamilan sangat relevan mempengaruh mekanisme mulainya persalinan. Kondisi

stres pada ibu hamil membawa dampak buruk terhadap janinnya.

Kondisi stres memicu perubahan fisiologik, peningkatan kadar hormonal

dan resistensi terhadap aliran darah arteri yang dapat menggangu aliran darah normal

ke plasenta. Stres pada ibu hamil dapat meningkatkan komplikasi persalinan, oleh

karena itu pada saat ibu ingin mempersiapkan kehamilan tidak boleh mengalami tres

psikososial.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan demikian psikologi perempuan juga didefinisikan sebagai suatu studi yang mencakup

semua masalah psikologis yang berkaitan dengan perempuan serta pengalamannya. Selama

kehamilan kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional.

Perubahan fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap

penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Sangatlah penting

menyiapkan kehamilan terutama dalam hal menyiapkan kesehatannya, khususnya

terkait nutrisi, olahraga, kebiasaan yang dapat menganggu kehamilan misal merokok,

minum-minuman keras, polusi lingkungan dan mengurangi stress.

B. Saran

Diharapkan tenaga kesehatan (terutama bidan) untuk lebih meningkatkan

pengetahuan tentang gambaran tingkat kecemasan ibu, Bagi bagi ibu-ibu yang sedang

mengalami kehamilan diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang perawatan

kesehatan dalam kehamilan, untuk selalu berfikir positif jangan terlalu mekikirkan

hal-hal yang akan membuat ibu menjadi stress dan akan memengaruhi kehamilan nya.

Serta untuk keluarga selalu mendampingi dan memberi suport untuk ibu hamil agar

dapat menjalankan kehamilan nya dengan senang dan sehat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Husnul, nurul. 2019. Asuhan kebidanan komprehensif : model kebidanan komprehensif

Jurnal ilmu dan teknologi kesehatan, vol.3. No.2, 2016.

Akbar, 2017. Memprsiapkan kehamilan sehat.

Sunarti, E. 2016. Indikator keluarga sejahtera: sejarah pengembangan, evaluasi, dan

keberlanjutannya, p.116

Sari, kartika. 2012. Kesehatan Mental: semarang

Jurnal ilmu dan teknologi kesehatan, vol 3 No 2, maret 2016,hal:147-159

Jurnal kesehatan vokasional,vol.6.No.1 ( Februari 2021) masalah kesehatan mental wanita

hamil selama covid19

Jurnal kesehatan,vol.1.No.11 Junin2013, Hubungan kekerasan selama kehamilan dengan

kelahiran bayi berat lahir rendah di RSUD Dr.Ibnu soetowo baturaja kabupaten ogan

komering ulu tahun 2011

http://austinfeministtherapist.com/history.html

http://modulupdateterbaru.

15

Anda mungkin juga menyukai