ASKEB PERSALINAN
Oleh :
DETI LUPINA
221015201015
Kelas:
BTM IV
Dosen :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
“Risk Assesment Tools dalam Asuhan Kebidanan”. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai penulis, saya
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,penulis dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar pennulis dapat memperbaiki
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah yang di susun ini memberikan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Risk Assesment Tools...............................................................................4
2.2.1 Jenis Risk Assesment Tools...............................................................4
2.2.2 Tahapan Risk Assesment Tools.........................................................4
2.2.3 Penyebab Risk Assesment Tools.......................................................4
2.2 Lingkup Praktik Bidan dalam Asuhan Persalinan dan BBL.....................5
2.2.1 Asuhan Persalinan Ibu dan Bayi........................................................5
2.2.2 Asuhan BBL.....................................................................................17
2.3 Faktor-faktor yang berhubungan dengan rupture perineum
pada ibu bersalin............................................................................................33
BAB III PENUTUP..............................................................................................34
3.1 Kesimpulan..............................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan rupture perineum
pada ibu bersalin....................................................................................33
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Metode SOAP............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, bersalin, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana (Depkes RI,
menyeluruh (holistik) bagi ibu, bayi dan keluarganya melalui tindakan skrining,
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan
adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses
persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam
memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses
persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan
hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang
seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga
pada masa nifas dengan mejaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis, mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk jika terjadi komplikasi
lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi yang baru lahir. Masalah Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menyita
perhatian dunia. Hal ini disebabkan karena Angka Kematian 2 Ibu (AKI) maupun
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator yang digunakan
yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan mental dan fisik serta
dalam membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk
(Jannah, 2012). Akibat pertolongan persalinan yang tidak adekuat dapat terjadi
persalinan macet, kematian janin dalam rahim, ruptur uteri, perdarahan akibat
kunjungan neonatus, ibu pasca selain serta memberi penyuluhan dalam memilih
Pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi semua ibu hamil karena untuk
mengetahui pertumbuhan janin dan keadaan ibu. Kunjungan antenatal yang tidak
dan bayi yang dikandung. Mengingat kehamilan yang normal sewaktu-waktu bisa
dengan istilah 1 1 2, yaitu sebagai berikut: 1 kali pada trimester I, 1 kali pada
trimester II, 2 kali pada trimester III. Berdasarkan hal tersebut penulis sangat
tertarik mengenai risk assessment tools asuhan persalinan dalam kebidanan agar
kebidanan?
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Risk assessment atau yang lebih di kenal di sebut dengan penilaian resiko,
merupakan sebuah metode yang banyak digunakan untuk berbagai organisasi atau
d. Resiko keuangan
baru lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan, remaja putri, wanita pranikah,
wanita selama masa hamil, persalinan dan nifas, wanita pada masa interval
minimal yang telah ditentukan dalam SPK. Standar Praktik Kebidanan (SPK)
tersebut telah bersifat nasional dan dibuat oleh organisasi profesi bidan itu
kebidanan secara aman dan bertanggung jawab, maka setiap bidan harus
perilaku.
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
persalinan ibu dan bayi dalam keadaan baik. Ada 3 managemen asuhan
1. Varney
1) Keluhan klien
kondisi klien. Pada langkah ini bidan mengumpulkan data dasar awal
secara lengkap.
dalam pengkajian.
c. Identifikasi diagnosis masalah/ masalah potensial
kehamilan besar.
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
tindaka yang harus segera dilakukan oleh bidan sementara kondisi yang
lain masih bisa menunggu beberapa waktu lagi. Contohnya pada kasus-
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan, tetapi dilihat juga dari apa yang akan diperkiran terjadi
klien. Setiap asuhan yang direncanakan harus disetujui kedua belah pihak,
f. Pelaksanaan
melaksanakan rencana asuhan yang sudah dibuat pada langkah ke-5 secara
aman dan efesian. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh bidan atau anggota tim
kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan tetap
situasi ini bidan harus berkolaborasi dengan tim kesehatan lain atau
tersebut.
g. Evaluasi
dan diagnosis
2) Mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif
logis & tertulis. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP setiap kali
yang tepat.
3. Partograf
a. Pengertian Partograf
2007).
b. Tujuan
diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau
rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008).
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan
kelahiran.
penyulit persalinan.
2008).
c. Penggunaan Partograf
1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
dengan penyulit.
d. Pengisian Partograf
harus dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan
dimulai pada fase ktif persalinan, dan menyediakan lajur dan kolom
untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan,
meliputi:
Nama, umur
c) Kondisi janin:
d) Kemajuan persalinan
Pembukaan serviks
Oksitosin
Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
h) Kondisi ibu:
Kondisi janin
janin).
Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada
menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis
180 dan 100. Akan tetapi penolong harus waspada bila DJJ
berikut ini:
mekonium.
darah.
mengalir lagi
dapat dipalpasi.
dapat
Bayi Baru Lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Bayi baru lahir
(usaha napas), bayi terlalu ingin (kurang dari 36°C). Segera setelah lahir,
letakan bayi diatas kain yang bersih dan kering yang sudah disiapkan
diatas perut ibu.Apabila tali pusat pendek, maka letakan bayi diantara
kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan
kering. Segara lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir antara lain :
sianosis ?
Bayi yang dikatakan lahir normal adalah bayi yang menangis kuat,
bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu penilaian
dan Yulianti, 2010). Pada saat diberi makanan hisapan kuat, tidak
pada talipusat seperti, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk,
berdarah, dapat berkemih selama 24 jam, tinja lembek, hijau tua, tidak ada
lendir atau darah pada tinja, bayi tidak menggigil, tangisan kuat, tidak
yang cukup
sempurna.
Gerak aktif.
Genetalia
ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia
(Maryanti, 2011).
mengancam nyawa bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir
tersebut, antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit,
retraksi dinding dada saat inspirasi. Suhu terlalu panas atau lebih dari
- Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar atau
bahaya bagi bayi baru lahir. Tanda bahaya pada bayi baru lahir yang
bau busuk, berdarah, serta adanya infeksi yang ditandai dengan suhu
pernafasan sulit.
1) Minum Bayi
(dalam waktu 30 menit) atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit,
Bila bayi dirawat di rumah sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap
memberikan ASI.
2) ASI Eksklusif
setelah lahir) dan eksklusif. ASI eksklusif mengandung zat gizi yang
ASI belum keluar, bayi tidak usah diberi apa-apa, biarkan bayi mengisap
tubuh bayi cukup bulan dapat sampai selama 4 hari pasca persalinan.
pertama.
dengan benar.
bergerak.
Cara memegang bayi : topang seluruh tubuh, kepala dan tubuh lurus
bayi terbuka lebar, gerakan mulut kearah puting sehingga bibir bawah
mulut terbuka lebar, bibir bawah melipat keluar, areola di atas mulut
bayi lebih luas dari pada di bawah mulut bayi, bayi menghisap pelan
kadang berhenti.
baik.
epitel, cairan amnion yang tertelan, asam lemak dan pigmen empedu.
Mekoneum ini keluar pertama kali dalam waktu 24 jam setelah lahir.
yang telah keluar 24 jam menandakan anus bayi baru lahir telah
bayi berubah menjadi kuning pada saat berumur4-5 hari, bayi yang diberi
ASI, feses menjadi lebih lembut, berwarna kuning terang dan tidak
berbau. Bayi yang diberi susu formula, feses cenderung berwarna pucat
dan agak berbau. Warna feses akan menjadi kuning kecoklatan setelah
menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak,
apabila bayi diberi ASI cukup maka bayi akan BAB 5 kali atau lebih
dalam sehari.
Bayi baru lahir harus sudah BAK dalam waktu 24 jam setelah
lahir. Hari selanjutnya bayi akan BAK sebanyak 6-8 kali/hari. Pada
5) Tidur
aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pada siang hari hanya 15%waktu
motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan
6) Kebersihan Kulit
dan kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan kering.
Tali pusat harus selalu kering dan bersih. Tali pusat merupakan
tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman dan biasa terjadi infeksi
lokal. Perlu perawatan tali pusat sejak manajemen aktif kala III pada
saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam
popok sebaiknya popok dilipat di bawah tali pusat. Jika tali pusat
terkena kotoran/feses, maka tali pusat harus dicuci dengan sabun dan air
8) Keamanan Bayi
tanpa ada yang menunggu. Tidak membiarkan bayi sendirian dalam air
atau tempat tidur, kursi atau meja. Tidak memberikan apapun lewat
mulut selain ASI karena bayi biasa tersedak. Membaringkan bayi pada
9) Pemijatan Bayi
Peregangan
kaki dan lututnya dan putar dengan gerakan melingkar, kekiri dan ke
Pegang kedua kaki bayi dengan satu tangan dan tepuk tepuk
sepanjang tungkainya dengan tangan yang lain. Usap turun naik dari
telapak kakinya dan tarik setiap jari jemarinya. Gunakan jempol Anda
untuk mengusap bagian bawah kakinya mulai dari tumit sampai ke kaki
melingkar.
membentuk huruf I-L-U dari arah bayi. Bila dari posisi kita membentuk
bawah ( huruf L)
tepuk sepanjang lengannya dengan tangan yang lain. Pijat turun naik
tangannya dan tekan, lalu tarik setiap jari. Ulangi pada lengan yang
lain.
dan gerak-gerakan kedua tangan Anda naik turun mulai dari atas
Dimana kadar bilirubin dalam darah si bayi sangat tinggi dan hal inilah
yang menyebabkan bayi mengalami suatu proses fisiologis yang
pada bayi yang baru lahir di pagi hari adalah hal yang sangat penting.
- Kewajiban moral
saatini dengan berat badan saat bayi lahir. Catat penurunan dan
segera setelah bayi baru lahir merupakan bagian essensial dari asuhan
1. Penilaian
Segera setelah lahir, letakan bayi diatas kain yang bersih dan
kering yang sudah disiapkan diatas perut ibu. Apabila tali pusat pendek,
maka letakan bayi diantara kedua kaki ibu, pastikan bahwa tempat
tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segara lakukan penilaian awal
sianosis ?
kuat, bergerak aktif, dan warna kulit kemerahan. Apabila salah satu
2. Penanganan
diselimuti.
- Konveksi, yaitu pada saat bayi terpapar udara yang lebih dingin
ruangan).
Hipotermi sangat mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan
5. Pencegahan infeksi
dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi. Pada saat bayi baru lahir, pastikan penolong untuk
melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan infeksi
- Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
- Membersihkan muka, pantat, dan tali pusat bayi baru lahir dengan air
Perdarahan postpartum
Gambar 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan rupture perineum pada
ibu bersalin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risk assessment atau yang lebih di kenal di sebut dengan penilaian resiko,
merupakan sebuah metode yang banyak digunakan untuk berbagai organisasi atau
resiko persalinan ibu dan BBL. Persalinan ibu dapat di analisis dengan 3 cara
yaitu, 7 langkah varney, SOAP dan partograf. Sedangnya asuhan BBL mulai daari
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil kesehatan Indonesia. Depkes RI: Jakarta .
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. ANDY PRESS:
Yogyakarta
JNPK-KR-2007. Asuhan Persalinan Normal: Jakarta
JNPK-KR-2008. Asuhan Persalinan Normal : Jakarta
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. EGC: Jakarta
Muslihatun, 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Fitramaya : Yogyakarta
Saleha, Siti. 2009. Asuhan kebidanan Pada Masa Nifas. Salemba Medika: Jakarta
Saifuddin. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Bina Pustaka:
Jakarta
Sumarah. 2008. Perawatan Pada Ibu Bersalin. Fitramaya: Yogyakarta