Nim : 2207160
Mata kuliah : Asuhan kebidanan pranikah dan prakonsepsi
Dosen pembimbing : Silvie permata sari M.Keb
b. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengganggu proses pembekuan darah.
Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang berlangsung lebih lama. Penyakit ini lebih
sering terjadi pada pria. Hemofilia terjadi ketika darah kekurangan protein pembentuk
faktor pembekuan. Akibatnya, darah penderita hemofilia sukar membeku. Pada
pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa memar dan tanda perdarahan di bagian
tubuh lain, seperti gusi dan sendi.
Tes darah
Tes darah bertujuan untuk mengetahui jumlah sel darah secara lengkap. Meski
tidak memengaruhi sel darah merah secara langsung, perdarahan akibat hemofilia
bisa menyebabkan seseorang mengalami kekurangan sel darah merah dan
hemoglobin (anemia).
Tes darah juga dilakukan untuk mendeteksi fungsi dan kerja faktor pembekuan
darah melalui pemeriksaan PT (prothrombin time), APTT (activated partial
thromboplastin time), dan fibrinogen. Pemeriksaan ini juga bisa menentukan
tingkat keparahan hemofilia, dengan mengukur jumlah faktor VII dan IX.
Tes genetik
Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat hemofilia dalam keluarga, dianjurkan
untuk melakukan tes genetik pada masa kehamilan. Tes genetik pada ibu hamil
dapat mengetahui risiko janin menderita hemofilia. Pemeriksaan yang bisa
dilakukan selama kehamilan meliputi:
Rontgen
Rontgen ekstremitas berguna untuk mengevaluasi infark subakut dan
kronik, serta untuk mengevaluasi jumlah dan keparahan osteonekrosis yang
terjadi sebelumnya. Rontgen juga bisa mengevaluasi deformitas dan komplikasi
lain terkait infark tulang. Pada tahap awal daktilitis, rontgen bisa menunjukkan
edema jaringan lunak. Pembentukan tulang baru periosteal bisa tampak 7-10 hari
kemudian. Selain itu, bisa juga terlihat adanya ekspansi medula, penipisan
korteks, resorpsi trabekular, dan lusensi fokal pada 2-3 minggu onset gejala.
MRI
MRI adalah metode terbaik untuk mendeteksi tanda awal osteonekrosis
pada pasien. MRI juga bisa digunakan untuk mendeteksi adanya osteomyelitis.
Pada MRI bisa tampak hiperplasia sumsum tulang, traktus sinus, dan abses
periosteal.
Pemeriksaan Lain
Skrining penyakit sel sabit sudah wajib dilakukan di Amerika Serikat.
Skrining dapat dilakukan dengan mengambil sampel villus chorionic pada usia
kehamilan 8-12 minggu untuk menganalisis DNA. Selain itu, DNA dari sel cairan
amnion bisa diambil pada usia kehamilan 16 minggu. Anak dengan penyakit sel
sabit juga sering kali memiliki gangguan fungsi pernapasan. Tes fungsi
pernapasan sebaiknya dilakukan pada pasien dengan riwayat episode thoraks
rekuren atau saturasi oksigen yang rendah. Karena fungsi paru akan menurun
seiring usia, penting untuk menentukan pasien mana yang memerlukan
pengawasan ketat dan mana yang tidak
Berikut ini adalah sejumlah pemeriksaan yang umum dilakukan pda penyakit
menular:
1. pemeriksaan untuk klamidia dan gonore
Pemeriksaan klamidia dan gonore dilakukan melalui tes urine atau tes usab (swab
test) pada penis atau pada rahim. Sampel dari tes ini kemudian akan dianalisis lebih
lanjut di laboratorium.
2. Skrining HIV, sipilis, dan hepatitis
Pemeriksaan sifilis dilakukan dengan uji darah atau tes usap dari sampel jaringan
genital Anda.Pemeriksaan HIV dan hepatitits hanya membutuhkan uji darah.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Organ reproduksi
wanita bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur (tuba falopi), dan indung
telur (ovarium). Sementara organ reproduksi wanita bagian luar terdiri dari vulva,
kelenjar Bartholin, dan klitoris.
Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar
adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan
dalam dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus, atau
bahkan di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan menyebabkan nyeri
haid yang hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat berhubungan
seksual, serta sulit hamil.
Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang
panggul. Penyakit ini diakibatkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat
masuk ke dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit menular
seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini
bisa menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran
telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik.
PCOS
Akibatnya, penderita akan mengalami sulit hamil, serta menstruasi yang tidak
teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada
miom terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita
ini sering menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri panggul,
kram atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin pipis, serta nyeri
saat berhubungan seksual.
Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi.
Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut
rahim, kanker ovarium, dan kanker vagina
Pria juga memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh.
Organ reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum (kantong
zakar), dan testis.
Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah epididimis,
saluran vas deferens, saluran kemih, vesikula seminalis (kantung air mani), kelenjar
prostat, dan kelenjar bulbourethral.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi pria:
Epididimitis
Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di
dalam skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut
serta menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.
Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang
cukup sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu
testis maupun keduanya sekaligus.
Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran
kemih atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk
menyuburkan dan melindungi sperma.
Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang
bisa menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk
penis seperti hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.
Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di atas, pria
dan wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual, seperti herpes genital,
HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea. Penyakit ini ditularkan dari satu orang ke orang
lain melalui hubungan seksual.
Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa
menyebabkan kemandulan. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk selalu menjaga
kesehatan organ reproduksi dengan menjalani perilaku seks yang aman dan
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter untuk mendeteksi penyakit-
penyakit tertentu.