• Perbedaan golongan darah ini akibat ayah memiliki golongan darah rhesus
positif.
• Golongan darah rhesus tidak terlalu berpengaruh pada kondisi kesehatan
seseorang sehari-hari, namun akan berpengaruh pada saat kehamilan.
• Untuk mengetahui golongan darah rhesus, calon ibu hamil dan pasangan dapat
melakukan tes golongan darah.
Inkompatibilitas Rhesus
• Ibu hamil dengan kondisi tersebut baru
membentuk antibodi terhadap rhesus setelah
kehamilan pertama.
• Inilah sebabnya kasus inkompatibilitas rhesus
tidak terjadi pada kehamilan pertama.
• Sedangkan pada kehamilan kedua dan
seterusnya, antibodi yang sudah terbentuk
dalam tubuh ibu akan menyerang darah bayi
dengan golongan rhesus positif, sehingga
menyebabkan sel-sel darah bayi hancur.
• Namun jika ibu rhesus negatif pernah terpapar golongan darah rhesus positif, misalnya
lewat transfusi darah, inkompatibilas rhesus dapat saja terjadi sejak kehamilan pertama,
karena sudah terbentuk antibodi sebelumnya.
Inkompatibilitas
Rhesus
• Faktor risiko terjadinya Trisomi 21 antara lain usia tua saat hamil, atau
terdapat penderita Down syndrome lain dalam keluarga.
SKRINING DOWN SYNDROME
• Skrining pemeriksaan laboratorium darah dan USG
pada trimester satu.
• Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan air
ketuban dan plasenta, guna memastikan apakah
terdapat kelainan gen.
• Melalui pemeriksaan USG, dokter kandungan menilai
ketebalan cairan tulang belakang janin (nuchal
translucency/NT).
Pemeriksaan darah
• Kadar protein PAPP-A (pregnancy-associated plasma protein-A) dan hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) pada trimester 1.
• Pada trimester 2, dilakukan pemeriksaan MSAFP (maternal serum alpha-fetoprotein), estriol, HCG, dan
hormon inhibin A (quad screen)
• Seluruh pemeriksaan tersebut menjadi dasar bagi dokter, untuk menentukan apakah perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan yang lebih berisiko, yaitu pengambilan sampel air ketuban atau plasenta.
SKRINING DOWN SYNDROME
Pemeriksaan cairan ketuban
• Tes air ketuban atau amniocentesis dilakukan untuk
mengetahui apakah janin menderita kelainan genetik.
Amniocentesis dilakukan pada trimester kedua, saat kehamilan
memasuki usia 15 minggu.
Pemeriksaan plasenta
• Kelainan genetik juga dapat diketahui melalui pengambil
sampel jaringan plasenta. Pemeriksaan ini disebut chorionic
villus sampling (CVS).
• CVS dilakukan oleh dokter kandungan saat kehamilan
memasuki usia 10-13 minggu.
• Untuk mendeteksi kemungkinan memiliki anak yang
menderita Down syndrome, pasangan disarankan melakukan
konseling genetik sebelum merencanakan kehamilan, terutama
jika memiliki anggota keluarga yang menderita kelainan ini.
THALASEMIA
• Thalasemia adalah anemia hemolitik herediter (diturunkan) yang terjadi karena adanya
mutasi genetik, yang berakibat reduksi rantai α atau β yang membentuk Hemoglobin.
• Memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat hemoglobin yang sehat, yakni protein
kaya zat besi yang ditemukan dalam sel darah merah.
• GBS adalah bakteri Streptococcus agalactiae β-hemolitik gram positif yang menyebabkan ISK,
korioamnionitis, dan endomiometritis selama kehamilan.