PENDAHULUAN
Darah sangat penting bagi kehidupan. Darah membawa oksigen dan nutrisi
ke setiap bagian tubuh. Selain itu, darah juga melawan infeksi dan menyembuhkan
luka. Oleh karena itu, kelainan darah dapat memiliki efek besar pada kesehatan.
Kelainan darah ini bisa terjadi dari intensitas dari ringan sampai sangat parah. Pada
orang dengan kelainan darah dapat terjadi gangguan perdarahan hebat dan tidak
lainnya.
sekarang umum di seluruh dunia karena banyaknya migrasi.1 Kelainan darah ini
Sebagian besar kelainan darah bersifat herediter atau genetik, yang berarti
penyakit ini diturunkan dari orang tua ke anak. Kelainan darah yang bersifat
herediter atau genetik inilah yang sulit dicegah, sehingga dari mulai sebelum
yang holistik baik bagi ibu dan juga janinnya. Maka dari itu, penulis akan membahas
kelainan darah herediter pada kehamilan. Pada tulisan ini akan dibahas tiga kelainan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada empat jenis darah utama pada manusia yaitu O, A, B atau AB.
Golongan darah juga diklasifikasikan sebagai negatif atau positif. Hal ini mengacu
pada 'faktor Rhesus' darah yang merupakan protein pada permukaan sel darah merah.
Jika terdapat protein ini pada permukaan sel darah merah disebut Rhesus D (RhD)
2.1.2 Epidemiologi
Di Australia, 17% dari orang yang RhD negatif, namun ini bervariasi di
seluruh kelompok etnis. Kira-kira 85% orang kulit putih mempunyai Rhesus positif
dan 15% Rhesus negatif. Kira-kira 5% primipara Rhesus negatif akan mengalami
2
5) Terbentuk anti D maternal sebagai respon terhadap antigen D fetus
6) Kemudian anti D maternal secara transplasenta masuk kedalam sirkulasi
fetus
7) Antibodi tersebut melekat pada eritrosit fetus
8) Menyebabkan aglutinasi kemudian eritrosit tersebut menjadi lisis
(hemolisis)
kekurangan sel darah merah (anemia) dengan melepaskan sel darah merah yang
belum matang, yang disebut erythroblasts dari sumsum tulang4. Keadaan inilah yang
produksi jenis sel darah, seperti trombosit dan faktor-faktor lain yang penting untuk
sebagai sel darah merah mati, tetapi tubuh hanya dilengkapi untuk menangani
bilirubin tingkat rendah tertentu dalam aliran darah pada satu waktu.
suatu kondisi di mana bayi menjadi kuning. Penyakit kuning terlihat jelas dari warna
kekuningan pada mata dan kulit bayi. Jika hiperbilirubinemia tidak dapat
dan pada pemeriksaan darah tepi akan didapat anemia, retikulositolis, jumlah
3
normoblas dan eritroblas lebih banyak daripada biasa, banyak sel darah (seri
granulosit) muda. Kadar bilirubin direct dan indirect meninggi, juga terdapat
Gejala lain yang mungkin ada termasuk tingkat insulin yang tinggi dan gula
darah rendah, serta kondisi yang disebut Hydrops fetalis. Hydrops fetalis ditandai
dengan akumulasi cairan dalam tubuh bayi, menimbulkan penampilan janin yang
tidak dapat memperluas sepenuhnya dan mungkin berisi cairan. Jika kondisi ini terus
paru-paru. Hydrops fetalis dan anemia juga dapat berkontribusi untuk masalah
jantung.5
Hydrops fetalis yang hanya dapat hidup beberapa jam dengan gejala edema
yang berat, asites, anemia dan hepatosplenomegali. Biasanya bayi seperti ini
mempunyai plasenta yang besar, bayi tampak pucat dan cairan amnion berwarna
Pengaruh kelainan ini biasanya tidak terlihat pada anak pertama, akan tetapi
menjadi makin nyata pada anak yang dilahirkan selanjutnya. Bila Ibu sebelum
mengandung anak pertama pernah mendapat transfusi darah yang inkompatibel atau
kelainan inkompatibilitas Rh ini akan terlihat pada bayi yang dilahirkan kemudian.6
4
Gambar 1. Pada Ibu dengan rhesus negatif: jika janin dengan rhesus positif
(kiri), jika janin dengan rhesus negative (kanan)2
Sejumlah kecil darah dari janin dapat melewati plasenta ke dalam sistem Ibu.7 Hal ini
terkadang bisa terjadi selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran. Ini juga dapat
terjadi jika seorang Ibu Rh-negatif telah mengalami salah satu dari berikut selama
kehamilan:
Amniosentesis
5
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
Evaluasi jenis Rh dan antibody anti D (uji Coombs tidak langsung) harus
terdeteksi pada setiap kunjungan prenatal pertama. Wanita yang memiliki RhD
Langkah berikut harus menjadi penilaian status RhD janin untuk menentukan apakah
kehamilan berisiko untuk berkembang menjadi penyakit hemolitik janin dan bayi
antibodi titer Ibu. Jika ayah RhD negatif, maka janin juga RhD negatif. Jika ayah
RhD positif, dapat berupa homozigot atau heterozigot untuk alel D. Jika dia
homozigot untuk alel D, janin RhD positif. Namun, jika fenotip ayah adalah antigen
D positif dan genotipenya heterozigot, status antigen janin harus ditentukan oleh
fetomaternal. Karena risiko kecil diagnosis prenatal invasif, banyak center memilih
untuk melakukan amniosentesis hanya jika titer anti-Rh mencapai nilai kritis 1:16
penentuan titer antibodi anti-D. Secara umum, wanita dengan titer tinggi dari 1: 4
6
bulan sampai 24 minggu kehamilan, setelah itu, titer harus diulang setiap 2 minggu.
Jika titer tetap di bawah titer kritis, persalinan dapat dilakukan saat cukup bulan.
Titer kritis (critical titer) didefinisikan sebagai titer dikaitkan dengan risiko yang
dikelola oleh pemantauan serial titer antibodi maternal. Sebaliknya, jika titer 1:16
atau lebih tinggi, penilaian kesehatan janin adalah wajib dengan ultrasonografi untuk
dan pengelolaan anemia pada janin. Temuan sonografi dalam kasus hidrops termasuk
asites, efusi pleura dan perikardial serta edema. Beberapa temuan sonografi lainnya
peningkatan ketebalan plasenta, dilatasi miokard dan usus) namun tidak satupun dari
Liley pada tahun 1961, secara rutin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia bayi.
Karena panjang gelombang di mana bilirubin menyerap cahaya 420-460 nm, jumlah
pergeseran densitas optik dari linearitas pada 450 nm (delta OD450) dalam sampel
Artery/MCA) tyang menunjukkan bahwa hal itu dapat digunakan untuk mendeteksi
anemia sedang dan berat pada fetus non-hydropic. Karena anemia, akan terjadi
7
penurunan viskositas darah, kecepatan puncak sistolik (Peak Systolic Velocity/PSV)
dari hasil aliran darah meningkat pada kasus anemia. Studi MCA Doppler Serial
dilakukan setiap 1-2 minggu tergantung pada tren. Evaluasi MCA-PSV dapat
pengukuran langsung dari hemoglobin dan status asam-basa fetus. Ketika hematokrit
fetus kurang dari 30%, satu-satunya pilihan terapi adalah transfusi fetus intrauterine.
Sumber sel darah merah untuk transfusi intrauterin biasanya golongan darah O,
Beberapa center lebih suka menggunakan darah ibu sebagai sumber sel
darah merah. Unit yang diradiasi untuk mencegah reaksi graft-versus-host dan
diproses melalui filter sedikit leukosit. Tujuan dari transfusi intrauterin adalah untuk
kehamilan 34 minggu, karena setelah usia itu, resiko dari prosedur lebih besar dari
pengawasan janin tetap meyakinkan (nilai MCA-PSV <1,5 MoMs atau analisis
diinduksi pada 37-38 minggu kehamilan. Jika pengawasan janin tidak meyakinkan,
8
Gambar 2. Hasil USG Janin dengan Hydrops Fetalis.8
2.1.8 Pencegahan
imunoglobulin RhD. Ini dapat diberikan untuk mencegah respon imun ibu terhadap
RhD positif sel darah janin. Anti-D ini berfungsi dengan menghancurkan setiap sel
darah janin yang ada dalam aliran darah ibu. Hal ini mencegah tubuh ibu
sensitisasi dan idealnya dalam waktu 72 jam. Jika ini tidak dilakukan, masih ada
Dosis 250 IU anti-D harus diberikan sampai dengan usia kehamilan 12 minggu
9
Anti-D ini disarankan karena penelitian menunjukkan bahwa:
Ibu RhD negatif yang melahirkan bayi RhD positif dan diberikan anti-D dalam
menghancurkan sel-sel darah janin di aliran darah ibu). Ini mungkin berarti
bahwa ada lebih sedikit kesempatan untuk tubuh ibu untuk membuat antibodi
pembentukan tersebut.9
2.2 Thalasemia
berfungsi secara normal. Hemoglobin merupakan kompleks protein yang terdiri dari
heme yang mengandung besi dan globin. Hemoglobin yang terdapat dalam sel darah
Pada penderita thalassemia, kadar hemoglobin yang berfungsi baik lebih rendah
dibandingkan orang normal. Oleh karena itu, tingkat oksigen dalam tubuh penderita
produksi hemoglobin. Derajat anemia yang terjadi dapat bervariasi dari ringan
hingga berat. Anemia ini merupakan masalah utama pada thalassemia mayor, baik
pasien thalassemia-β mayor ataupun β-Hb E. Transfusi darah merupakan tata laksana
10
suportif utama pada pasien thalassemia dengan tujuan mempertahankan kadar
hemoglobin 9-10 g/dL untuk meningkatkan tumbuh kembang anak serta mengurangi
transfusi darah terus menerus yang dapat menimbulkan komplikasi penimbunan zat
besi dalam tubuh.11 Pada pasien yang tidak sering mendapatkan transfusi darah pun,
tetap terjadi absorpsi besi abnormal yang menyebabkan penumpukan besi berkisar
besi bebas akan terlampaui sehingga besi bebas ini akan menghasilkan radikal bebas
yang berbahaya bagi tubuh. Kelebihan besi (iron overload) ini dideposit dalam
berbagai organ terutama di hati dan jantung hingga terjadi disfungsi organ tersebut
2.2.2 Epidemiologi
Di Pusat Thalassemia Jakarta pada akhir bulan Maret 2007 tercatat 1264
pasien dengan 80-100 pasien baru setiap tahun. Kasus thalassemia-β merupakan
kasus yang terbanyak didapatkan yaitu 50,6%, thalassemia β-HbE 46,7% dan
thalassemia-α 2,2%.10
11
2.2.3 Etiologi
thalassemia. Penyakit ini terjadi akibat faktor genetika, namun penyebab pasti
Bagian hemoglobin yang terkena mutasi dan jumlah mutasi yang diwariskan
dari orang tua memengaruhi tipe thalassemia yang diderita. Mutasi dapat
memengaruhi hemoglobin yang terdiri dari 2 protein alfa dan 2 protein beta.
Thalassemia yang diderita akan makin parah jika gen yang mengalami utasi makin
a. Thalassemia alfa
Protein hemoglobin alfa terdiri atas empat gen yang berasal dari kedua orang tua,
yang masing-masing mewariskan dua gen. Berikut ini adalah penjelasan mutasi gen
thalassemia alfa:
o Gejala thalassemia tidak muncul jika satu gen yang mengalami mutasi, tapi
orang tersebut bisa menurunkan penyakit ini kepada anaknya karena dia
o Gejala thalassemia yang muncul hanya bersifat ringan jika dua gen mengalami
o Gejala thalassemia yang muncul bersifat menengah hingga parah jika tiga gen
12
o Janin biasa akan mati atau bayi yang baru dilahirkan akan meninggal sesaat
setelah dilahirkan jika empat gen mengalami mutasi. Kondisi ini disebut dengan
b. Thalassemia beta
Protein hemoglobin beta terdiri atas dua gen yang berasal dari orang tua, yang
masing-masing mewariskan satu gen. Berikut ini adalah penjelasan mutasi gen
thalassemia beta:
o Gejala thalassemia yang muncul hanya bersifat ringan jika hanya satu gen yang
o Gejala thalassemia yang muncul bersifat menengah hingga parah jika dua gen
mengalami mutasi, dan disebut dengan thalassemia beta mayor atau anemia
Cooley. Dua gen yang mengalami mutasi juga bisa disebut thalassemia beta
intermedia jika gejala yang dialami bersifat lebih ringan. Biasanya bayi yang
mengalami kondisi ini sehat saat dilahirkan, namun setelah berusia dua tahun,
Thalasemia dikaitkan dengan peningkatan risiko bagi ibu dan bayi. Secara
khusus, ada isu-isu terjadinya cardiomyopathy pada ibu karena kelebihan zat besi dan
besi.13
13
Wanita dengan thalassemia sering mengkonsumsi obat, beberapa di
dengan Deferasirox tidak menunjukkan efek teratogenik, namun hanya ada data
Desferioksamin.
Desferioksamin memiliki waktu paruh pendek dan aman untuk infus selama
terapi induksi ovulasi. Desferioksamin harus dihindari pada trimester pertama karena
secara teratur bertujuan untuk mencapai hemoglobin 100 g/L (10g/dL). Keputusan
untuk memulai rejimen transfusi adalah berdasarkan gejala ibu dan pertumbuhan
janin. Jika ada perburukan anemia pada ibu atau bukti FGR, transfusi rutin harus
Awalnya 2-3 unit transfusi harus diberikan dengan tambahan transfusi jika perlu pada
dipantau setelah 2 sampai 3 minggu dan 2 unit transfusi diberikan jika hemoglobin
kurang dari 80 g/L, target untuk transfusi tambahan 2 unit di usia kehamilan 37-38
14
2.2.6 Asuhan Antenatal
ditambah dengan pemeriksaan rutin trimester pertama (11-14 minggu kehamilan) dan
pemeriksaan detail kelainan secara rinci pada usia kehamilan 18-20 minggu
kehamilan, Ibu harus disarankan scan biometri janin setiap 4 minggu dari umur
kehamilan 24 minggu. Wanita dengan thalassemia dan diabetes memiliki risiko lebih
tinggi terhadap abortus pada awal kehamilan. Anemia berat pada Ibu merupakan
transfer nutrisi plasenta dan karena itu dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
kehamilan dan kemudian setiap dua minggu. Tim harus menyediakan pemeriksaan
rutin serta perawatan spesialis. Semua wanita dengan thalassemia mayor harus
menjalani penilaian jantung pada usia 28 minggu kehamilan dan setelah itu
menyesuaikan.12
anestesi dan staf hematologi harus diberitahu segera setelah ibu masuk ke ruang
persalinan. Adanya antibodi sel darah merah, darah harus cross-match untuk
persalinan karena ini mungkin menunda ketersediaan darah. Pada wanita dengan
sendiri bukan merupakan indikasi untuk operasi caesar. Manajemen aktif kala III
15
2.2.8 Asuhan Post Partum
Ada risiko tinggi tromboemboli vena karena adanya sel darah merah yang
abnormal dalam sirkulasi. Ibu harus menerima profilaksis heparin berat molekul
rendah selama di rumah sakit. Selain itu, heparin berat molekul rendah harus
diberikan selama 7 hari pasca persalinan per vaginam atau selama 6 minggu setelah
sectio caesarea.15
Ibu boleh tetap menyusui dan harus diberikan dukungan. Ibu dengan
oral dan karena itu tidak berbahaya bagi bayi yang baru lahir.12
Jika ibu memutuskan untuk tidak menyusui, intravena atau infus subkutan
desferioksamin dilanjutkan sampai keluar dari rumah sakit atau sampai dimulainya
2.3 Hemofilia
gen yang menyebabkan tubuh tidak cukup memiliki faktor pembekuan tertentu.
16
Kromosom bukan hanya menentukan jenis kelamin pada bayi, namun juga mengatur
kinerja sel-sel di dalam tubuh. Semua manusia memiliki sepasang kromosom seks di
mana komposisi pada wanita adalah XX dan pada pria adalah XY. Hemofilia adalah
penyakit yang diwariskan melalui mutasi pada kromosom X. Oleh sebab itu pria
Harus ada pedoman yang memadai untuk skrining genetik dan konseling
beberapa kondisi genetik termasuk hemofilia dan mungkin dianggap oleh beberapa
diduga hemofilia A atau B, penentuan jenis kelamin janin harus dilakukan sebagai
bagian dari perawatan antenatal karena ini akan sangat membantu dalam mengelola
Penentuan jenis kelamin janin dapat dilakukan baik dengan USG di 18-20
minggu kehamilan atau dengan menguji sel DNA bebas yang bersirkulasi
(circulating cell-free DNA) dari darah ibu untuk sekuens spesifik kromosom-Y.17
Teknik yang terakhir mungkin tidak tersedia di semua pusat tetapi telah berhasil dari
mulai minggu ketujuh kehamilan. Oleh karena itu, teknik ini memiliki potensi untuk
17
memberikan hasil pada tahap awal kehamilan dan dapat membantu
prenatal. 18
kedua tes ini memiliki resiko menyebabkan keguguran dan kelahiran prematur.
Tes CVS biasanya dilakukan saat kehamilan memasuki usia sebelas hingga
empat belas minggu dan tes amniosentesis biasanya dilakukan di usia kehamilan lima
belas hingga dua puluh minggu. Sampel yang biasanya diuji dalam tes CVS adalah
amniotik.18
Jenis pemeriksaan hemofilia ketiga adalah tes darah yang dilakukan sesudah
bayi lahir. Tes ini meliputi pemeriksaan darah lengkap, tes fungsi faktor-faktor
18
Gambar 3. Chorionic Villus Sampling19
faktor IX tidak. Salah satu cara untuk mencegah perdarahan masif selama dan setelah
persalinan adalah pemberian profilaksis faktor pembekuan yang sesuai. Pada tahun
rekombinan faktor VIII diberikan selama awal persalinan; walaupun neonatal terlihat
19
normal, janin dapat membuat inhibitor terhadap faktor rekombinan yang diberikan
perdarahan intrauterin jika dengan vakum atau ekstraksi forsep menjadi penting
terhadap persalinan dan sering digunakan untuk carrier hemofilia. Selama dua
dekade terakhir, laporan menunjukkan bahwa kehamilan pada carrier hemofilia bisa
baik, bahkan dengan persalinan pervaginam. Ljung et al20 melaporkan hasil yang
pervaginam pada carrier hemofilia dan 11% mengatakan mereka lebih menyukai
operasi caesar; 85% mengatakan mereka jarang digunakan ekstraksi vakum dan 74%
intrakranial telah dilaporkan pada 1% sampai 4% dari penderita hemofilia bayi baru
lahir. Persalinan dengan ekstraksi vakum masih tidak dianjurkan karena resiko
vakum, 12 bayi dilaporkan memiliki hematoma subgaleal atau kepala, dan empat
20
DAFTAR PUSTAKA
10. Gatot D, Amalia P, Sari TT, Chozie NA. Pendekatan Mutakhir Kelasi Besi pada
Thalassemia. Sari Pediatri. 2007; Vol. 8, No. 4: 78 – 84.
21
12. Royal College of Obstetricians and Gynaecologists. Management of Beta
Thalassaemia in Pregnancy. Green-top Guideline No. 66 March 2014;p.8-11.
Tersedia dari:
https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/guidelines/gtg_66_thalassaemia.
pdf
13. Origa R, Piga A, Quarta G, Forni GL, Longo F, Melpignano A, et al. Pregnancy
and β-thalassemia: an Italian multicenter experience. Haematologica
2010;95:376–81
19. Summit Medical Group. Chorionic Villus Sampling (Genetic Test) During
Pregnancy. 2016. Diakses tanggal: 15 September 2016. Tersedia dari:
http://www.summitmedicalgroup.com/library/adult_health/obg_chorionic_villus_
sampling/
22