Definisi
mungkin disebabkan penerobosan sel darah fetal pada sirkulasi plasenta dan
memasuki sirkulasi ibu. Dan hal ini berlanjut terus sehingga pada saat kehamilan
mencapai usia cukup bulan darah fetal dapat dideteksi pada sekitar 50% ibu
hamil.
darah janin total yang terdapat dalam sirkulasi ibu hanya sekitar 2 ml. Keadaan
seperti ini tidak berbahaya bagi janin kecuali bila terdapat inkompatibilitas antara
ibu dengan janinnya yang berhubungan dengan antigen D dari sel darah merah.
Pada kehamilan pertama, 50% janin mengalami hemolisis yang sangat ringan
sehingga tidak membutuhkan pengobatan pasca salin, 25-30% bayi yang baru
(misalnya pada versi luar), perdarahan antepartum, kematian janin di dalam rahim
dan Ibu pernah mendapat transfusi darah yang mengandung komponen Rh positif
b. Riwayat obstetri
Riwayat obstetri yang lalu pada ibu hamil dengan Rh negatif seperti:
kehamilan ektopik, abortus spontan lebih dari 32 hari gestasi ( > 46 hari
2. Amniosintesis
Cairan amnion janin yang mengalami anemia hemolitik in utero akan banyak
hemolisis yang terjadi pada janin. Pada kehamilan normal yang tidak
dan harus segera dimasukkan kedalam tabung yang opak (tidak tembus
cahaya) untuk menghindarkan kemungkinan perubahan absorpsi bilirubin
akibat cahaya.
yang sangat tinggi atau yang sangat rendah setelah diterapkan pada kurva.
Untuk itu perlu dilakukan amniosentesis serial. Terdapat tiga daerah pada
kurva (Zone I, II dan III). Apabila kadar bilirubin terdapat pada zone I,
janin tidak terancam hemolisis, dan kadar hemoglobin tali pusatnya > 12
g/dl. ( normal pada kehamilan cukup bulan adalah 16,5 g/dl) dan dapat
pusat mencapai 8 - 12 g/dl, janin harus segera dilahirkan; pada Zone III
utero atau dilahirkan, kematian dalam rahim dapat terjadi dalam waktu 7 -
10 hari.
Contoh darah umbilikus diambil dengan cara aspirasi dengan jarum dengan
Hemoglobin dan hematokrit , Golongan darah (ABO) dan tipe Rh, Titer
Coombs direk ( antibodi yang melekat pada eritrosit janin), kadar bilirubin,
aktivitas janin yang merupakan ciri khas pada kelainan hemolisis yang
berat; juga kelainan pada plasenta (hipertrofi dan penebalan akibat edema).
5. Pemeriksaan Lain
mikroskopik langsung
b. Rosette test:
Contoh darah ibu yang mengandung darah janin direaksikan dengan serum
anti D komersial. Jika darah janin Rh(D) positif, maka antibodi akan
terikat. Bila darah janin sangat sedikit, aglutinasi tidak akan terjadi,
Darah vena ibu dianalisis terhadap keberadaan darah fetal dengan teknik
pewarnaan eosin. Dengan cara ini, Hb janin akan tampak berwarna merah
hanya akan tampak sebagai “ghost cells”. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
janin ke dalam darah ibu, maka semakin besar jumlah imunoglobulin yang
erythroleukemia dsb.
inkompatibilitas rhesus ibu dan janin. Spesifisitas dan presisi yang lebih
baik dari metoda pemeriksaan ini mengurangi jumlah positif palsu dari
Pengelolaan
pada awal trimester ke dua. Bila janin Rh(D)-negatif, maka tidak diperlukan
tindakan lanjutan.
memiliki riwayat obstetri buruk yang ringan. Bila kadar antibodi stabil, tidak
sampai melebihi 15 IU/ml atau titer 1/128 atau terdapat peningkatan kadar
antibodi dengan cepat pada janin yang belum cukup bulan, pemeriksaan
yang tersedia dan umur kehamilan. Pada usia kehamilan di bawah 27 minggu,
atau transfusi darah janin. Beberapa pusat lain lebih menyukai pemeriksaan
sampel darah janin secara serial. Dari pemeriksaan ini, kadar hematokrit di
ringan dengan hematokrit > 30%, pemeriksaan titer Coombs direk dan hitung
Jumlah retikulosit yang tinggi atau tes Coombs yang positif kuat dengan kadar
anemi dan pemeriksaan perlu diulang 1–2 minggu kemudian. Jika ketiga
sama. Pada keadaan ini pemeriksaan sampel darah janin perlu dilakukan + 10
minggu lebih awal dari usia kehamilan saat terjadinya kematian janin atau
transfusi fetal yang lalu. Walaupun begitu, pemeriksaan ini tidak dilakukan
sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu kecuali bila sudah tampak tanda
dilakukan transfusi fetal dan dilanjutkan secara teratur sampai persalinan atau
wanita ini, transfusi darah janin harus dilakukan sebelum usia kehamilan 20
minggu. Risiko transfusi intravaskuler pada saat ini sangat besar sehingga
1. Pada kunjungan pertama tentukan golongan darah (ABO) ibu dan ayah, tipe
3. Setelah persalinan, periksa golongan darah (ABO) neonatus dan tipe Rh-nya.
Bila bayinya Rh positif, ibu diberi lagi 300 µg Rh0 (D) Imunoglobulin i.m.
2. Bila ibu Rh negatif dengan riwayat abortus dalam trimester pertama (spontan
akan dilakukan amniosentesis, bila terjadi kehamilan ektopik atau bila terjadi
solusio plasenta
Transfusi Intrauterin
Indikasi untuk transfusi intrauterin adalah bila pemeriksaan contoh darah
janin menunjukkan nilai hematokrit yang rendah atau bila terjadi hidrops.
1. Transfusi intravaskuler
setiap hari.
setelahnya.
2. Transfusi Intraperitoneal
dan di atas kandung kemih sehingga trauma terhadap hepar yang mungkin
ke dalam rongga peritoneum, dilakukan aspirasi cairan ascites atau bila tidak
gerak janin. Bila jarum sudah dipastikan berada dalam rongga peritoneum,
plasenta.
bermakna. Walaupun perbedaan waktu ini hanya 3 hari, tetapi ternyata kadar
adalah 3,9 g/dl lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa semua darah yang
jumlah yang dibutuhkan untuk mencapai kadar hematokrit 60% bila diberikan
secara intravaskuler.