Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN NYERI

Ranto B Tampubolon
406152001

PEMBIMBING :
dr. Widi Budianto Sp. Pd

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TARUMANAGARA
RS BHAYANGKARA SEMARANG
DEFINISI
 Menurut IASP (International Association for
the Study of Pain) nyeri adalah “ suatu
pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan, yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang nyata atau yang
berpotensi untuk menimbulkan kerusakan
jaringan “.
FISIOLOGI NYERI

 Reseptor nyeri  organ tubuh yang


berfungsi menerima rangsang nyeri 
nosireceptor
 Berdasarkan letaknya  pada kulit
(Kutaneus), somatik dalam (deep somatic),
dan viseral.
Reseptor nyeri

 Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi


dalam dua komponen yaitu :
1. Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat
(kecepatan tranmisi 6-30 m/det).
2. Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat
(kecepatan tranmisi 0,5 m/det).
Reseptor nyeri
 Reseptor nyeri somatik
meliputi reseptor nyeri
pada tulang, pembuluh
darah, syaraf, otot, dan
jaringan penyangga
lainnya.
 Reseptor viseral meliputi
reseptor organ-organ
viseral seperti jantung,
hati, usus, ginjal dan
sebagainya.
Mekanisme nyeri
Klasifikasi nyeri
NYERI AKUT NYERI KRONIK
Lamanya dalam hitungan menit Lamanya dalam hitungan bulan
Sensasi tajam menusuk Sensasi terbakar, tumpul, pegal
Dibawa oleh serat A-delta Dibawa oleh serat C
Ditandai peningkatan BP, nadi, dan Fungsi fisiologi bersifat normal
respirasi
Kausanya spesifik, dapat diidentifikasi Kausanya mungkin jelas mungkin tidak
secara biologis
Respon pasien : Fokus pada nyeri, Tidak ada keluhan nyeri, depresi dan
menangis dan mengerang, cemas kelelahan
Tingkah laku menggosok bagian yang Tidak ada aktifitas fisik sebagai respon
nyeri terhadap nyeri
Respon terhadap analgesik : Respon terhadap analgesik : sering
meredakan nyeri secara efektif kurang meredakan nyeri
 Nosiseptif dan nyeri neuropatik
- Nyeri nosiseptif  nyeri inflamasi yang
dihasilkan oleh rangsangan kimia, mekanik
dan suhu. Respon baik terhadap analgesik
opioid atau non opioid.
- Nyeri neuropatik  nyeri yang ditimbulkan
akibat kerusakan neural pada saraf perifer
maupun pada sistem saraf pusat. Respon
kurang baik terhadap analgesik opioid.
 Nyeri viseral
Menjalar dan mengarah ke daerah
permukaan tubuh jauh dari tempat nyeri
namun berasal dari dermatom yang sama
dengan asal nyeri.
 Nyeri somatik
Digambarkan dengan nyeri yang tajam,
menusuk, mudah dilokalisasi dan rasa
terbakar yang biasanya berasal dari kulit,
jaringan subkutan, membran mukosa, otot
skeletal, tendon, tulang dan peritoneum.
Penilaian nyeri

 Wong-Baker Faces Pain Rating Scale


 Verbal Rating Scale (VRS)
 Numerical Rating Scale (NRS)
 Visual Analogue Scale (VAS)
Manajemen nyeri
1. Mengawali pemeriksaan dengan seksama
2. Menentukan penyebab dan derajat/stadium
penyakit dengan tepat
3. Komunikasi yang baik dengan penderita dan
keluarga
4. Mengajak penderita berpartisipasi aktif dalam
perawatan
5. Meyakinkan penderita bahwa nyerinya dapat
ditanggulangi
6. Memperhatikan biaya pengobatan dan tindakan
7. Merencanakan pengobatan, bila perlu, secara multi
disiplin
Farmakologi
Garis besar strategi terapi farmakologi mengikuti WHO
Three-step Analgesic Ladder yaitu:
Farmakologi

Prinsip Three Step Analgesic Ladder dapat


diterapkan untuk nyeri kronik maupun nyeri
akut, yaitu :
 Pada nyeri kronik mengikuti langkah 1-2-3
 Pada nyeri akut, sebaliknya, mengikuti
langkah 3-2-1
World Federation of Societies of Anaesthesiologists
Terapi nyeri berdasarkan jenis operasi

World Federation of Societies of Anaesthesiologists


Thanks

Anda mungkin juga menyukai