Anda di halaman 1dari 14

INKOMPATIBILITAS

GOLONGAN DARAH dan


RHESUS
Nama Kelompok :
1.ATIKA PUTRI RAKHMA DEWI (P17440195001)
2. ROSARI SANTI (P17440195003)
3. NIA UMNIATI JANNAH (P17440195009)
4. HELMI DWI CAHYANI (P17440195011)
5. TITIK HARIYATI (P17440195013)
6. INTAN LESTARI (P17440195014)
Inkompatibilitas Rhesus
adalah kelainan pada bayi baru lahir akibat perbedaan
golongan darah rhesus antara ibu dan anak.
Inkompatibilitas rhesus terjadi terjadi ketika janin
memiliki golongan rhesus positif, sedangkan ibunya
bergolongan rhesus negatif.
Lanjutan….
• Umumnya transportasi IgG melalui placenta pada awal kehamilan jarang
terjadi, namun meningkat sesuai usia kehamilan, dimulai dari 24
minggu hingga partus.
• Ibu Rh neg (D-) yang pernah mendapat tranfusi darah Rh pos (D+) atau
mengalami abortus/prematuritas dengan janin Rh pos, maka anak 1
akan menderita HDN-Rh inkompatibilitas.
• Ada 3 reaksi imunologispada HDN rhesus :
1. Primer : saat hamil masuk sdm janin kedalam peredaran darah ibu
→belum cukup untuk suatu reaksi
2. Sekunder : saat partus darah janin masuk kedalam peredaran darah
ibu cukup banyak →ibu membentuk imun Ab (anti D) yang terdeteksi
beberapa minggu kemudian
3. Booster : kehamilan berikutnya janin dengan antigen yang sama →
imun Ab terbentuk dengan cepat, titer meningkat dan masuk
peredaran darah janin melalui placenta.
• Tidak semua ibu dengan Rh (-) mengandung bayi Rh (+)
• Ayah dengan Rh (+) lebih banyak yang heterozigot
• Tidak semua kasus dimana bayi Rh (+) dan ibu Rh (-) akan
mengakibatkan respon imun karena :
Eritrosit bayi yang masuk ke sirkulasi ibu dan menyebabkan
imunisasi hanya 25% dari seluruh kehamilan.
Setiap individu berbeda dalam kemampuan memproduksi
antibody.
Bila golongan darah ABO ibu tidak sesuai (berbeda) dengan
golongan darah bayi, akan melindungi terhadap imunisasi
akibat Rh (+).
→ eritrosit bayi yang masuk kedalam sirkulasi ibu akan
segera dirusak oleh anti A / anti B sebelum dapat menginduksi
imunisasi Rh (+)
Contoh Kasus…
• Terjadi pada ibu gol Rh-, janin gol Rh +
• Antigen Rh (Ag D) : paling antigenic
• Selama kehamilan, dan terutama saat partus ketika plasenta lepas dari
uterus, eritrosit fetus masuk ke sirkulasi ibu (3 fase reaksi imunologis)
• Sel fetus membawa antigen Rh (Rh+) yang diturunkan dari ayahnya
• Ibu dengan D- (Rh-), terpapar oleh Rh+, terinduksi membentuk anti D
(ibu tersensitisasi/terimunisasi)
• Anti D ibu dibawa selama hidup
• Sekali ibu terimunisasi oleh antigen Rh maka semua keturunan setelah
kehamilan 1 akan mengalami HDN
• Pada kehamilan 1, HDN tidak terjadi karena ibu mempunyai kadar anti
D yang masih rendah dan belum menyebabkan reaksi.
Pencegahan HDN-Rh
(imunoprofilaksis)
• Suntikan immunoglobulin anti-D (RhIg) pada ibu Rh nrg
(D-), bila melahirkan bayi Rh pos (D+) < 72 post partum.
• Anti-D prophylaxis pada ibu hamil Rh neg (D-) dilakukan
pada kehamilan 28-30 minggu, bila pada minggu ke 24-
27 belum terjadi sensitisasi dengan Rh pos janin.
• Pemeriksaan skrining allo antibody ibu dianjurkan pada
kehamilan 20,24,28,32 minggu, kemudian setiap minggu
hingga melahirkan.
Kegagalan pencegahan RhIg
• Tidak diberikan RhIg pada ibu Rh neg yang mengandung
bayi Rh neg
• Tidak diberikan RhIg setelah abortus atau pemeriksaan
amniocentesis
• Dosis RhIg tidak cukup (foeto maternal macro
tranfusion→jarang)
• Sudah terjadi sensitisasi oleh SDM janin
Inkompatibilitas ABO

Adalah kondisi yang terjadi ketika pasien menerima transfusi darah


dari orang lain dengan golongan darah yang berbeda dengan
golongan darahnya. Perbedaan golongan darah pendonor dan
penerima akan menimbulkan reaksi kekebalan tubuh yang
berbahaya.
• Darah dibagi menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB, dan O. Masing-
masing golongan darah memiliki protein spesifik bernama antigen
pada sel darah.
• Apabila sel darah dengan golongan darah yang berbeda memasuki
pembuluh darah, tubuh akan bereaksi dengan menghasilkan
reaksi sistem kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel darah
tersebut. Pasalnya, sel-sel darah ini dianggap sebagai benda asing
yang berbahaya bagi tubuh.
• Reaksi inkompatibilitas ABO sangat jarang terjadi karena
prosedur pemeriksaan darah saksama biasanya sudah
dilakukan sebelum transfusi dilakukan.
• Inkompatibilitas ABO juga dapat terjadi pada bayi baru
lahir karena perbedaan golongan darah dengan ibu
sewaktu masa kehamilan yang disebut HDN-ABO
Inkompatibilitas. Maka gejala pada bayi adalah menjadi
ikterus atau kuning pada tubuh.
HDN-ABO Inkompatibilitas
• IgG anti A/ Anti B terbentuk secara alamiah, tanpa
disensitisasi melalui kehamilan seperti pada imun anti-D.
• Penelitian di Jakarta ditemukan titer IgG anti-A/anti-B 2048
pada ibu gol O. Titer IgG anti-A (gol B) 512, titer IgG anti-B
(gol A) 128.
• Kadang-kadang titer IgG anti-A/ anti-B meninggi tanpa
mekanisme yang jelas.
• Bila bayi terlihat icterus dalam 24 jam post partum→ curiga
HDN
• Insiden HDN_ABO Inkompatibilitas 1 dalam 150 kelahiran
jarang HDN berat.1 Dalam 3000 total kelahiran butuh
tranfusi tukar.
Contoh kasus…
• Terjadi pada ibu gol O dan janin gol A/B
• Antibodi ibu (IgG) dapat menembus plasenta dan masuk
ke sirkulasi fetal, menempel di eritrosit janin.
• Terjadi formasi kompleks Ag-Ab → destruksi eritrosit
(hemolisis)
• Kasus berat jarang terjadi, lebih ringan daripada HDN
inkompatibilitas Rh.
• Terjadi pada setiap kehamilan (resiko mendapatkan HDN
pada kehamilan 1 dan sesudahnya sama)
• Hiperbilirubinemia dalam 12-48 jam (dilihat dengan
fototerapi), bisa sampai 1-13 hari
• Pemeriksaan laboratorium:
Karakteristik: ~ mikrosferositosis
~ peningkatan fragilitas eritrosit
Anemia lebih ringan daripada HDN Inkompatibilitas Rh
Tes Coombs direk +
Bilirubin indirek meningkat ringan
Pencegahan Inkompatibilitas ABO

Inkompatibilitas ABO merupakan kondisi yang dapat


dicegah. Rumah sakit telah memberlakukan standar
operasional prosedur (SOP) dan pencocokan silang darah
pendonor dengan penerima, sebelum melakukan transfusi
darah. Menerapkan SOP transfusi darah, seperti
memeriksa identitas dan kecocokan darah pendonor, serta
memeriksa ulang jenis dan paket darah sebelum transfusi,
merupakan upaya rumah sakit untuk mencegah
terjadinya inkompatibilitas ABO.
Pengobatan Inkompatibilitas ABO

Apabila gejala yang muncul adalah ikterus, maka


penanganan yang dilakukan dapat berupa:
• Pemberian imunoglobulin suntik.
• Photototherapy atau terapi cahaya. Terapi ini
menggunakan cahaya khusus yang membuat bilirubin
lebih mudah dikeluarkan tubuh, baik melalui urine
maupun tinja.
Apabila muncul reaksi alergi, seperti pusing, muntah, dan
sesak napas, akan diberikan obat antihistamin dan
kortikosteroid.

Anda mungkin juga menyukai