Kolestasis
Patogenesis pada tingkat molekuler
Gangguan trasnporter (Na+, K+, ATP-ase dan Na
bile acid co trasnporting protein –NCTP) pada
membran hepatosis
Berkurangnya transportasi intraseluler
Berkurangnya sekresi asam empedu primer atau
terbentuknya asam empedu atipik
Meningkatnya permeabilitas jalur paraseluler
Gangguan saluran bilier intahepatik
Gangguan saluran bilier ekstrahepatik
Gejala klinis dan Pemeriksaan Lab
Gejala klinis serta laboratorium tergantung lamanya kolestasis berlangsung
Gejala klinis Pemeriksaan lab
Ikterus Bilirubinuria:
Urin berwarna lebih gelap -Kadar bilirubin direk darah > 1,5-2 mg/dl
Tinja berwarna lebih pucat sampai - > 20% dari kadar bilirubin total yang
dempul (akholik) meningkat
PEMERIKSAAN FISIS
• Keadaan umum pasien • Hepatomegali
•Riwayat prenatal,
• Adanya dismorfik atau • Spleenomegali
neonatal, prematuritas
makroglosi
•Riwayat morbiditas ibu • Kelainan jantung
• Kulit tampak ikterik
selama kehamilan • Hernia umbilikalis
misalnya infeksi • Pucat
• Venektasi
(TORCH), hepatitis B • Seklera ikterik
• Petechie /purpura
•Riwayat pemberian • Hidrokel
nutrisi parenteral,
transfusi darah, serta • Asites
penggunaan obat • Clubbing
hepatotoksik
•Riwayat pemberian ASI
•Riwayat feses dempul,
air kencing berwarna
gelap
•Riwayat mulai tampak
kuning.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3. PEMERIKSAAN URINE
2. PEMERIKSAAN FESES
1. BILIRUBIN
• Pemeriksaan darah
4. DARAH
2. ULTRA SONOGRAFI
lengkap.elektrolit • Pemeriksaan Ultra • Biopsi Hati
• fungsi hati: Sonografi 2 fase • Dilakukan
3. BIOPSI HATI
• Alanin aminot (atresia biliaris, kista perkutaneus
ransferase, (SGPT), duktus choledokus,
batu empedu, slude
• Aspartat amino bilier, atau tumor)
transferase (SGOT)
• MRI / CT Scan
• Gama Glutamin
Transpeptidase • Skintigrafi
• alkali phosftase • Kolangiografi.
• Albumin • MRCP
• Protombine time dan • ERCP
tromboplastin
• Infeksi TORCH
• Gula darah
Suchy FJ at all. Approach to the infant with cholestasis.Liver disease in children. Edisi ke-2.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001:187–94
Pemeriksaan Lab Rutin dan Khusus
Tujuan:
- Menegakkan diagnosis kolestasis
- Menilai beratnya penyakit hati
- Mendeteksi kelainan yang dapat diobati
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang:
USG
Sintigrafi hati
Liver scan
USG
Perforasi spontan
Hipoplasia bilier, duktus bilier Penyakit Caroli
stenosis duktus bilier
(pelebaran kistik pada
duktus intrahepatik).
Displasia
Inspissated bile arteriohepatik
syndrome (sindrom Alagille)
Penatalaksanaan
Terapi nutrisi
Pencangkokan atau
Transplantasi Hati
Komplikasi
Kolangitis
Hipetensi portal
Hepatopulmonary syndrome dan hipertensi
pulmonal
Keganasan
Prognosis
Keberhasilan portoenterostomi ditentukan oleh usia
anak saat dioperasi
usia < 8 minggu maka angka keberhasilannya
71¬,86%, sedangkan bila operasi dilakukan pada
usia > 8 minggu maka angka keberhasilannya
hanya 34,¬43%. Sedangkan bila operasi tidak
dilakukan, maka angka keberhasilan hidup 3 tahun
hanya 10% dan meninggal rata-rata pada usia 12
bulan. Anak termuda yang mengalami operasi
Kasai berusia 76 jam.
Kesimpulan
Atresia bilier adalah tidak adanya atau kecilnya
lumen pada sebagian atau keseluruhan traktus
bilier ekstrahepatik yang menyebabkan hambatan
aliran empedu.
Etiologi dan patogenesis atresia bilier masih belum
diketahui dengan pasti.
Diagnosis atresia bilier ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.