KOLESTASIS EKSTRAHEPATIK ec
ATRESIA BILIER
Oleh:
XXX
Pembimbing:
xxx
Kolestasis
Ekstrahepatik
Kolestasis
Intrahepatik
3.Hasan HA, Balistneri W. Neonatal cholestasis. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 18. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2007, p.1668-72.
4.Arief, S. Deteksi Dini Kolestasis Neonatal. Surabya: Divisi Hepatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR / RSU Dr Soetomo. 2006.
Etiologi
10.Monica D Amato G. Cholestasis in Pediatrics. Rev Col Gastroenterol. 2016: 31 (4): 404-411.
Manifestasi Klinis
6.Juffrie, M, dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011.
Diagnosis
Ibu
Nama : Ny. A
Umur : 34 th
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kelayan Timur
Riwayat Penyakit Sekarang
Anamnesa dilakukan secara alloanamnesis pada tanggal 14 Oktober 2019.
4 bl SMRS
• Badan dan mata kuning
• BAB kuning-dempul 1 minggu SMRS
• BAK kuning-the + Demam naik turun, sudah
• Mual/muntah (-) diberi PCT tidak ada
perbaikan
1 bl SMRS 1 hr SMRS
+ Perut membesar perlahan- + BAB cair berlendir 5x, darah
lahan (-), warna kuning-dempul
10
• Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit serupa (-), Alergi (-), Asma (-)
• Riwayat Perkembangan
Riwayat perkembangan pasien sesuai dengan masa perkembangan
normal dan tidak mengalami keterlambatan perkembangan
• Riwayat Imunisasi
Ulangan
Dasar
Nama (umur dalam bulan) (Umur dalam bulan)
BCG 1
Polio 0 | 2 | 4 | 6
Hepatitis B 0 | 1 | 6
DPT
1 | 3 | 5
• Riwayat Makanan
Sejak lahir pasien minum ASI hingga sekarang tanpa susu
formula. Dalam sehari pasien minum ASI cukup. Pasien sudah
mulai MPASI sejak usia 6 bulan.
• Riwayat Sosil/Lingkungan
Riwayat sosial lingkungan termasuk golongan menengah, tinggal
di daerah yang padat penduduk, dan kebersihan lingkungan
cukup baik.
• Susunan Keluarga
Jelaskan : Sehat, Sakit
No. Nama Umur L/P (apa)
Meninggal (umur,sebab)
Kepala / leher
Kepala : Normocephali, konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (+/+), mukosa bibir lembab
Leher : tidak tampak pembesaran KGB dan tiroid
Thorax
- Paru : simetris, sonor, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung : S1 dan S2 tunggal, bising jantung tidak ada
Abdomen : cembung, hernia umbilikalis (+), Venektasi (-), spider nevi (-), supel, Heoatosplenomegali
(hepar teraba 9 cm BAC, lien schuffner II), BU (+)
Ekstremitas : akral hangat (+/+), parese (-)
Neurologis : tidak ada deficit neurologis
Genitalia : laki-laki, tidak ada kelainan
Anus : ada, tidak ada kelainan
Hasil Laboratorium (tgl 14-10-2019)
Cl 104
15
Hasil Laboratorium (tgl 15-10-2019) –
Post tranfusi PRC 120 cc
INR 2.96
Kontrol
11.4/26.2
PT/APTT 16
USG Hepatobilier 2 Fase (15-10-2019)
Kesimpulan:
Mild hepatosplenomegaly
dengan gambaran
triangular cord sign
disertai contracted GB
curiga atresia bilier
Diagnosis Kerja
ABDOMEN
Inspeksi Cembung, heria Cembung, hernia umbilikalis Cembung, hernia
umbilikalis umbilikalis
Palpasi Hepatosplenomegali Hepatosplenomegali hepatosplenomegali
IX. Follow Up
15-10-2019 16-10-2019 17-10-2019
A Kolestasis ekstrahepatik Kolestasis ekstrahepatik ec Kolestasis ekstrahepatik ec
ec dd atresia bilier dd dd atresia bilier dd dd atresia bilier dd
kolelitiasis dd kolestasis kolelitiasis dd kolestasis inpissated bile sindrom
intrahepatik dengan intrahepatik dengan diare dengan diare akut tanpa
diare akut tanpa akut tanpa dehidrasi dehidrasi dalam perbaikan +
dehidrasi dalam dalam perbaikan + koagulopati + hipoalbumin
perbaikan + koagulopati koagulopati + hipoalbumin
+ hipoalbumin
P Venflon + + +
Ceftriaxone Inj 2x 200mg IV Inj 2x 200mg IV Inj 2x 200mg IV
Paracetamol Inj. 70 mg (k/p) Inj. 70 mg (k/p) Inj. 70 mg (k/p)
Urdafalk 2x20 mg PO 2x20 mg PO -
UDCA 2x75 mg PO
Supralisin 1x1 cth PO 1x1 cth PO 1x1 cth PO
Zinc 1x20 mg PO 1x20 mg PO 1x20 mg PO
Oralit 70cc/ BAB atau muntah 70cc/ BAB atau muntah 70cc/ BAB atau muntah
10.Monica D Amato G. Cholestasis in Pediatrics. Rev Col Gastroenterol. 2016: 31 (4): 404-411.
24
1.Merry Mawardi, Sarah M. Warouw, Praevilia M. Salendu. Kolestasis Ektrahepatik Et Causa Atresia Bilier Pada Seorang Bayi. Jurnal Biomedik. 2011; 3 (2): 123-128.
9.Hadinegoro, SR, dkk. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2012.
Kriteria untuk ikterus patologis dan kolestasis pada bayi baru
lahir kuning, yaitu:
10. Monica D Amato G. Cholestasis in Pediatrics. Rev Col Gastroenterol. 2016: 31 (4): 404-411.
Etiologi Kolestasis tersering
Kolestasis atresia bilier 35-41% penderita kolestasis
ekstrahepatik kista duktus koledokus,
paucity kandung empedu,
neonatal sclerosing cholangitis,
inspissated bile syndrome,
batu kandung empedu,
cystic fibrosis,
Caroli disease),
Kolestasis infeksi virus,
intrahepatik
gangguan metabolik,
kelainan endokrin,
bahan toksik,
kelainan sistemik
1.Merry Mawardi, Sarah M. Warouw, Praevilia M. Salendu. Kolestasis Ektrahepatik Et Causa Atresia Bilier Pada Seorang Bayi. Jurnal Biomedik. 2011; 3 (2): 123-128.
9.Hadinegoro, SR, dkk. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2012.
Atresia Bilier (AB)
Penyebab AB multifaktorial. Beberapa
mekanisme yang dipikirkan sebagai
penyebab adalah defek akibat infeksi
virus sebelumnya, kerusakan karena
terpapar toksin, disregulasi imun atau
autoimun, dan predisposisi genetik
1.Merry Mawardi, Sarah M. Warouw, Praevilia M. Salendu. Kolestasis Ektrahepatik Et Causa Atresia Bilier Pada Seorang Bayi. Jurnal Biomedik. 2011; 3 (2): 123-128.
9.Hadinegoro, SR, dkk. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2012.
Ikterik Tinja dempul BAK kuning-teh
1.Merry Mawardi, Sarah M. Warouw, Praevilia M. Salendu. Kolestasis Ektrahepatik Et Causa Atresia Bilier Pada Seorang Bayi. Jurnal Biomedik. 2011; 3 (2): 123-128.
9.Hadinegoro, SR, dkk. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2012.
KASUS Pada pasien tampak TEORI Pada umunya bayi AB lahir cukup
badan kuning (kramer bulan, berat badan normal,
3), bertumbuh baik dan tampak
sehat pada beberapa bulan
pertama kehidupan.
Konjungtiva
didapatkan pucat, Pada pemeriksaan fisik dapat
kedua sclera ikterik. ditemukan adanya hepatomegali
dengan derajat kerusakan fungsi
hati dan nekrosis hepatoselular
yang bervariasi.
Pemeriksaan abdomen
didapatkan cembung,
Sekitar 70-80 % bayi dengan
hepatosplenomegali
(hepar teraba 9 cm kolestasis pada evaluasi lebih
BAC dan lien schuffner lanjut mengarah ke diagnosis
II). hepatitis neonatal idiopatik atau
atresia bilier ekstra hepatik.
29
1.Merry Mawardi, Sarah M. Warouw, Praevilia M. Salendu. Kolestasis Ektrahepatik Et Causa Atresia Bilier Pada Seorang Bayi. Jurnal Biomedik. 2011; 3 (2): 123-128.
9.Hadinegoro, SR, dkk. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2012.
KASUS
Pemeriksaan darah lengkap TEORI Pada kolestasis terdapat akumulasi zat-zat
yang tidak bisa diekskresikan karena oklusi
yaitu anemia mikrositik
hipokromik (Hb 7.4), atau obstruksi dari sistem bilier.
leukositopenia (25.3 g/dl),
hiperbilirubinemia (Bil T 11.87; Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya
Bil direk 8.74; Bil indirek 3.13), alkali fosfatase, γGT dan bilirubin direk.
hipertransaminase (OT 295; PT
99), peningkatan hemostasis
darah (PT/APTT 30/49.2), dan
hipoalbumin (albumin 2,2). Bilirubin direk yang melebihi 17 μmol/L (1
mg/dL) atau lebih 15% dari nilai bilirubin
total, maka seharusnya dipikirkan suatu
keadaan yang tidak normal.
Pada USG disimpulkan mild
hepatosplenomegali dengan Selain itu dapat disertai dengan rendahnya
gambaran triangular cord sign kadar albumin, dan pemanjangan nilai PT
disertai contracted GB curiga dan APTT.
atresia bilier.
Gambaran USG primer yang mengarah pada
AB adalah KE yang abnormal, tidak ada
kontraktilitas KE dan gambaran triangular
cord (TC).
1.Merry Mawardi, Sarah M. Warouw, Praevilia M. Salendu. Kolestasis Ektrahepatik Et Causa Atresia Bilier Pada Seorang Bayi. Jurnal Biomedik. 2011; 3 (2): 123-128.
6.Juffrie, M, dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid I. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011.
7.Juffrie, M, dkk. Kolestasis. Edisi 1. Jakarta: UKK Gastro-Hepatologi IDAI. 2009.
30
9.Hadinegoro, SR, dkk. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2012.
• Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan
evaluasi hasil dari beberapa pemeriksaan dan
akhirnya diagnosis pasti didapat saat
laparatomi.
• Baku emas diagnosis AB adalah kolangiografi
intrahepatik intraoperatif.
9.Hadinegoro, SR, dkk. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2012.
KASUS
Tatalaksana: injeksi TEORI Tatalaksana yang tepat diperlukan pada
ceftriaxone 200 mg per 12 penderita kolestasis ialah untuk mencegah
jam, injeksi paracetamol 70 terjadinya kerusakan hati lebih lanjut, dan
mg (k/p demam), Po. tumbuh kembang dapat dioptimalkan
Urdafalk 2x20 mg, dan Po. dengan memperbaiki aliran bahan-bahan
Supralisin 1x1 cth. yang dihasilkan hati ke dalam usus dan
melindungi hati dari zat toksis.
1.Merry Mawardi, Sarah M. Warouw, Praevilia M. Salendu. Kolestasis Ektrahepatik Et Causa Atresia Bilier Pada Seorang Bayi. Jurnal Biomedik. 2011; 3 (2): 123-128.
32
8.Deustch J, Smith AL, Dank DM. Longterm prognosis for babies with neonatal liver disease. Arch Dis Child. 2008; 60: 447-51.
Komplikasi Kolestasis
• Terjadinya proses fibrosis dan sirosis hati
hipertensi portal, perdarahan, hipersplenisme,
dan asites
• Pada keadaan lanjut dapat terjadi sirosis bilier
dan terjadi gagal tumbuh serta defisiensi zat
gizi.
• Terjadinya asites pada kolestasis merupakan
petanda prognosis yang kurang baik
1.Merry Mawardi, Sarah M. Warouw, Praevilia M. Salendu. Kolestasis Ektrahepatik Et Causa Atresia Bilier Pada Seorang Bayi. Jurnal Biomedik. 2011; 3 (2): 123-128.
8.Deustch J, Smith AL, Dank DM. Longterm prognosis for babies with neonatal liver disease. Arch Dis Child. 2008; 60: 447-51.
Telah dilaporkan sebuah kasus bayi laki-laki usia 7
bulan dengan diagnosis kolestasis ekstrahepatik ec
atresia bilier yang dirawat di ruang anak RSUD Ulin
Banjarmasin sejak tanggal 14 Oktober 2019.
Diagnosis ditetapkan berdasarkan anamnesis, hasil
pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan
penunjang.
Manajemen kolestasis ekstrahepatik pada pasien
dengan terapi suportif.
PENUTUP
TERIMA KASIH