Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN

Prevalensi asma meningkat 5-30% dalam satu dekade terakhir. World

Health Organisation (WHO) memperkirakan 235 juta penduduk dunia menderita

asma dan paling sering terjadi pada anak.1 Indonesia sebagai negara dengan

prevalensi asma terendah, yaitu sebesar 1,6% untuk kelompok usia yang sama.

Keberagaman angka kejadian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan demografi

dan lingkungan antar negara.2

Asma merupakan sindroma klinik yang dihasilkan oleh kombinasi faktor

genetik dan lingkungan dalam patogenesisnya. Sebagai complex genetics

disorder, asma memiliki korelasi positif dengan riwayat alergi (atopi) di dalam

keluarga.2 Gejala penyakit ini berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan

batuk yang bervariasi serta keterbatasan aliran udara yang bervariasi. Wheezing

berulang dan/atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan

diagnosis.3

Tujuan tatalaksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin

tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal.3 Berikut dilaporkan

suatu kasus pada anak berusia 13 tahun dengan diagnosis asma intermitten

eksaserbasi akut serangan sedang yang dirawat di Bangsal Anak RSUD Ulin

Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai