TINJAUAN PUSTAKA
A. Asfiksia Neonatorum
1. Definisi
kegagalan napas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah saat lahir yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis.
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir yang ditandai dengan
asidosis metabolic pada arteri umbilical dengan pH kurang dari 7.00, APGAR
skor antara 0-3 selama lebih dari 5 menit, sekuel dari kejang neonatorum, koma
2. Faktor Risiko
terapi yang adekuat saat lahir. Faktor risiko terjadinya asfiksia pada bayi baru
lahir terdiri dari faktor ibu, faktor janin dan faktor persalinan/kelahiran.9
kronik ibu (hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit paru dan
diabetes melitus).9
4
Faktor janin yaitu: prematuritas, bayi KMK, gawat janin, bayi kembar,
pranatal (plasenta previa, solutio plasenta), kelainan his, dan kelainan tali
3. Penilaian
Penilaian awal dilakukan pada setiap bayi baru lahir untuk menentukan
apakah tindakan resusitasi harus segera dimulai. Segera setelah lahir, dilakukan
penilaian dengan APGAR Score. 10
5
Pembacaan APGAR Score :
6
B. Gawat Napas pada Neonatus
Gawat napas pada bayi baru lahir didefinisikan sebagai satu atau lebih
gejala dari peningkatan kerja napas yang ditandai dengan gejala utama takipne
ruangan), retraksi (cekungan pada sternum dan kosta saat inspirasi), dan merintih.
Tanda lainnya adalah pernapasan cuping hidung dan apneu periodik.4 Penyebab
umum gawat napas pada bayi baru lahir takipne transien pada neonatus, sindrom
Skor Downe, seperti yang dijelaskan pada tabel 1.13 Pemeriksaan awal pada
neonatus dengan gawat napas termasuk tes darah (hitung darah lengkap, protein C
reaktif, kultur darah, dan gas darah), oksimeter, dan radiografi toraks. Tatalaksana
0 1 2
Jalan masuk udara Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
bebas masuk
7
dengan stetoskop tanpa alat bantu
pada gawat napas pada bayi baru lahir. Hal ini terjadi ketika cairan residu paru
masih tersisa di dalam paru-paru fetal setelah dilahirkan.14 Takipne transien pada
neonatus lebih sering terdapat pada bayi yang dilahirkan dengan cara sectio
terlambat.15 Pada umumnya gejala kelainan ini akan hilang dengan sendirinya
untuk adaptasi paru setelah lahir. Bayi yang lahir pervaginam memiliki
peningkatan sirkulasi pada saat nafas pertama, oleh karena itu jika terjadi
gangguan pada proses ini maka akan terjadi gawat napas. Pada persalinan dengan
operasi cesar proses pengosongan cairan paru tersebut lambat sehingga timbul
8
pengosongan cairan paru yang tidak cukup yang dapat memicu timbulnya takipne
transien pada neonatus.17 Penting untuk menegakan diagnosis transien dengan cara
pada neonatus umumnya terdapat pada beberapa jam pertama kehidupan dan
harus dipantau secara konservatif setelah kelahiran di unit neonatal, dan harus
pada tabel 2.3 Termasuk penyakit sindrom distres respirasi (RDS) dan pneumonia
yang mungkin dapat menyerang bayi baru lahir secara cepat. Foto rontgen toraks
intralobar, seperti yang digambarkan pada gambar 1.14 Beberapa bayi baru lahir
memerlukan terapi oksigen atau alat bantu napas lainnya selama beberapa hari
Tabel 2.2 Diagnosis Banding Gawat Napas pada Bayi Baru Lahir3
9
Aspirasi susu atau darah -Emfisema lobar
-Pulmonary sequestration
-Hipoplasia paru
Kasus langka :
-Sindrom defisiensi protein surfaktan
-Displasia kapiler alveolar
distres respirasi pada bayi baru lahir biasanya muncul pada 4 sampai 6 jam
pertama kehidupan. Umumnya terdapat pada bayi kurang bulan.19 Sulit dibedakan
antara sindrom distres respirasi dan takipne transien pada neonatus, terutama pada
bayi baru lahir. Kedua penyakit tersebut timbul pada saat beradaptasi saat
persalinan.20 Produksi dari surfaktan tipe 2 dimulai pada masa gestasi 24-25
minggu untuk mencapai jumlah yang cukup untuk mendukung pernafasan pada
masa gestasi 36-37 minggu.21 Oleh karena itu, ketika bayi lahir pada usia gestasi
10
dibawah 36 minggu, paru-paru yang imatur tidak dapat menghasilkan surfaktan
menyebabkan pengembangan paru yang tidak cukup akibat kolaps alveolar yang
meluas.22 Bayi akan menunjukan gejala gawat napas dan pada banyak kasus akan
memerlukan bantuan napas dengan oksigen atau ventilasi mekanik. Faktor risiko
gestasi, oleh karena itu kelompok yang paling sering terkena adalah kelompok
usia gestasi 35-36 minggu.23 Mengurangi persalinan melalui sectio caesarea akan
thoraks, dan analisa gas darah. Radiografi thoraks pada sindrom distress respirasi
2.14 Bayi baru lahir akan menghasilkan surfaktannya sendiri dengan cepat
sehingga sindrom distres respirasi akan menghilang dengan sendirinya pada usia
76 jam hingga 96 jam. Tatalaksana pada bayi dengan sindrom distres respirasi
secara umum merupakan suportif hingga sintesis surfaktan yang cukup terjadi.
Pada bayi yang tidak mengalami perbaikan perlu dikaji lebih dalam untuk
11
Gambar 2.4 Gambaran Air Bronchogram pada Foto Toraks pada Penderita
Sindrom Distres Respirasi14
pneumonia bakterial dapat menyebabkan gawat napas berat pada bayi baru lahir.
Hal ini dapat didapatkan secara kongenital, melalui cara lahir terutama setelah
ruptur membran yang lama atau setelah lahir. Pneumonia pada bayi baru lahir sulit
didiagnosis dan sulit untuk dibedakan dari sebab gawat napas lain termasuk
sindrom distres respirasi dan takipne transien pada neonatus. Pemeriksaan hitung
sel darah putih, kultur darah, protein C reaktif kurang sensitif dan spesifik untuk
infeksi nosokomial yang didapat. Penyebab yang paling mungkin adalah inhalasi
dari cairan amnion yang terinfeksi. Patogen yang umum didapatkan termasuk
12
aureus, Listeria dan batang enterik gram negatif (seperti : E.coli), dan virus
seperti herpes simpleks virus, virus syncytial respirasi, dan virus influenza A & B,
organisme atipikal seperti klamidia, dan jamur seperti Candida albicans. Faktor
risiko untuk pneumonia kongenital adalah ruptur membran yang lama, infeksi
prematur dan maternal, terutama dengan Streptococcus grup B. Berat lahir dan
bilateral dengan atau tanpa efusi pleura, seperti yang digambarkan pada gambar
3.26 Akan tetapi temuan ini seringkali sama dengan kondisi lainnya seperti
oksimeter akan menentukan bantuan napas yang diperlukan oleh bayi. WHO
13
Gambar 2.5 Gambaran Foto Toraks Pneumonia Kongenital Dapat Menunjukan
Gambaran Bayangan Percabangan Bilateral dengan atau Tanpa
Efusi Pleura3
mekonium oleh fetus dalam uterus atau oleh neonatus selama proses persalinan
dan kelahiran. Hal ini ditandai dengan gawat napas yang muncul cepat yang
terjadi pada bayi yang dilahirkan dengan cairan amnion yang tercampur dengan
mekonium. Gejala awal seperti gawat napas, kerja paru yang menurun,
radiografi.28
jalan napas mekanik yang dapat menyebabkan kegagalan perfusi yang akan
14
Gawat napas akibat inhalasi mekonium pada saat lahir kemungkinan
disebabkan oleh sumbatan mekanik. Namun, gawat napas yang timbul setelah
meningkat pada kehamilan lewat bulan, distres fetal, jenis kelamin laki-laki,
observasi mekonium pada 12 sampai 24 jam pada bayi baru lahir. Gejala gawat
napas apapun pada bayi ini akan mengindikasikan sindrom aspirasi mekonium
dan memerlukan penanganan lebih lanjut. Sebagian besar kasus sindrom aspirasi
mekonium akan sembuh dalam 2 hingga 3 hari dan anya memerlukan terapi
bilateral dan efusi pleura yang terlihat. Sindrom aspirasi mekonium dengan
pada neonatus adalah adanya kegagalan pada resistensi vaskular paru. Resistensi
vaskular paru tinggi namun berkurang secara cepat setelah lahir sesuai dengan
nafas pertama bayi. Penurunan tekanan vaskular paru berlanjut dengan cepat
15
dalam 24 jam pertama kehidupan dan akan lebih bertahap setelahnya. Faktor yang
paru yang akan menyebabkan peningkatan tekanan persisten arteri pulmonal yang
akan menyebabkan pirau dari kanan ke kiri melalui foramen ovale dan ductus
arteriosus.33
tekanan arteri pulmonal dan pirau apapun melalui duktus arteriosus paten atau
persisten pada bayi baru lahir.34 Terapi awal dengan oksigen saturasi tinggi
merupakan vasodilator untuk arteri pulmonal. Jika oksigenasi yang cukup tidak
dapat terpenuhi dengan intubasi trakea dan ventilasi mekanik maka terapi seperti
tetapi dapat terjadi secara spontan pada 1% dari jumlah bayi baru lahir pada
periode perinatal, walaupun hanya 10% dari kasus ini yang bersifat simptomatik.
Manifestasi klinis dapat bersifat gawat napas ringan atau berat tergantung pada
kelainan kongenital paru, dan sering terdapat pada bayi yang memerlukan alat
16
Terdapat peningkatan risiko pneumotoraks pada bayi preterm tetapi pada
resusitasi yang kuat. Penanganan tergantung pada kondisi klinis pada bayi dan
terutama jika asimptomatik tetapi pneumotoraks lebih besar yang memiliki gejala
akan didrainase dengan chest drain atau chest tube. Pneumotoraks dengan tekanan
pemasangan chest drain. Alat tersebut dapat dilepaskan jika status respirasi bayi
menunjukan perbaikan.37
C. Sepsis Neonatorum
1. Definisi
Sepsis pada bayi baru lahir merupakan infeksi aliran darah yang bersifat
invasif dan ditandai dengan ditemukannya bakteri dalam cairan tubuh seperti
darah, cairan sumsum tulang, atau air kemih. Sepsis berat adalah keadaan sepsis
yang disertai disfungsi organ kardiovaskular dan gangguan napas akut atau
2. Epidemiologi
tinggi berkisar 1,8-18 per 1000 kelahiran, sedangkan di negara maju hanya 1-5
pasien per 1000 kelahiran.39 Insidensinya mencapai 13-27 per 1000 kelahiran
17
hidup pada bayi dengan berat <1500gram. Angka kematian 13-50%, terutama
pada bayi prematur (5-10 kali kejadian pada neonatus cukup bulan) dan neonatus
3. Faktor Risiko
maternal, faktor neonatal, dan faktor lainnya.41 Faktor maternal dibedakan lagi
menjadi faktor mayor dan minor. Faktor mayor meliputi ruptur membran ibu
yang lama lebih dari 24 jam, ibu dengan demam intrapartum lebih dari 38°C,
korioamnionitis, heart rate janin lebih dari 160x/menit, dan ketuban berbau.
Sedangkan faktor minor meliputi ruptur membran ibu yang lama lebih dari 12
jam, ibu dengan demam intrapartum lebih dari 37,5°C, Apgar skor rendah
berat badan lahir sangat rendah (BBLR kurang dari 1500 gram), usia gestasi
kurang dari 37 minggu, kehamilan ganda, keputihan pada ibu yang tidak
diobati, dan ibu dengan infeksi saluran kemih (ISK) atau tersangka ISK yang
tidak diobati.42
Faktor risiko dari neonatal antara lain prematuritas, berat lahir rendah,
parenteral, dan rawat inap yang cukup lama di neonatal intensive care unit
berkulit hitam, dan berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke bawah.41
18
4. Klasifikasi
awitan dini (SAD) dan sepsis awitan lambat (SAL). Pada awitan dini, terjadi pada
7 hari pertama pasca lahir, dengan gejala klinis yang timbulnya mendadak, serta
progresif, akhirnya syok dan kematian. Sedangkan pada awitan lambat terjadi
infeksi dari kuman yag berasal dari lingkungan sekitar bayi setelah hari ke-7
sampai usia 3 bulan dengan disertai adanya kelainan sistem susunan saraf pusat,
negatif.44 Angka kejadian SAD berkisar 3,5 kasus per 1000 kelahiran hidup
jam) yang diperoleh dari lingkungan sekitar atau rumah sakit (infeksi
nosokomial). Angka mortalitas SAL lebih rendah daripada SAD yaitu kira-kira
19
5. Manifestasi Klinis
vital), kulit (perfusi, warna, dan bercak pada kulit, abdomen (kembung,
imatur dengan neutrophil total <0.2, C-reactive protein (CRP), pewarnaan gram
dan pemeriksaan kultur, analisis gas darah (bila sesak), pemeriksaan cairan
20
7 Malas minum,
sebelumnya minum
dengan baik
6. Tatalaksana
a) Bayi harus dirawat di rumah sakit dan dipasang jalulr intravena serta
diberikan O2.38
b) Pemberian antibiotik sesuai peta kuman rumah sakit pada lini pertama dan
c) Terapi lainnya: pemberian cairan dosis rumatan berupa NaCL 0,9% atau 10
1. Definisi
kelainan klinis dan laboratorium yang timbul karena adanya cedera pada otak
yang akut yang disebabkan karena asfiksia neonatorum.46 Neonatal HIE adalah
neonatus yang lahir pada atau lebih dari 35 minggu gestasi, dengan manifestasi
penurunan kesadaran atau kejang, sering disertai gangguan untuk memulai dan
menjaga pernapasan, dan depresi tonus otot dan refleks. HIE juga merupakan
21
penyebab penting kerusakan otak pada bayi baru lahir dengan konsekuensi
2. Gejala Klinis
persalinan dan asidosis metabolik darah umbilikal; dalam 24 jam kehidupan, dapat
belajar, retardasi mental, dan gangguan penglihatan dan pendengaran. Sarnat dan
Sarnat membuat klasifikasi derajat HIE pada neonatus dengan usia kehamilan >36
minggu.47
kesadaran irritable
tendon/klonus
22
Reflek moro Kuat Lemah Tidak ada
cahaya lemah
kejang
hari minggu
Saat terjadinya asfiksia berhubungan dengan lokasi cedera otak dan tipe
disabilitas yang terjadi; dapat dibagi menjadi akut dan berlanjut. Cedera otak akut
(misal karena ruptur uteri) biasanya disertai bradikardia janin, umumnya akan
menyebabkan cedera otak di bagian sentral, sedangkan cedera otak berlanjut dan
denyut jantung janin umumnya akan menyebabkan cedera otak di zona watershed.
Perpanjangan kedua tipe asfiksia tersebut berakibat kerusakan yang lebih luas.
3. Diagnosis
ada satupun tes yang spesifik untuk menyingkirkan atau menegakkan diagnosis
23
4. Tatalaksana
1. Identifikasi awal bayi dengan risiko tinggi Tanda yang mungkin didapat
adalah denyut jantung janin abnormal, bayi depresi berat (skor APGAR
pemberian epinefrin), asidosis berat (pH umbilikal <7,0 dengan atau base
2. Perawatan suportif intensif untuk memfasilitasi perfusi dan nutrisi otak yang
organ lain. Salah satu faktor utama perawatan intensif adalah menjaga
cedera sel-sel otak. Sedangkan hiperoksia berat pada awal masa kehidupan
24
telah diteliti, hingga saat ini tidak ada agen neuroprotektif yang aman dan
25