Anda di halaman 1dari 18

PERITONITIS EC PERFORASI

APPENDIKS
LEO TRIO SANJAYA
102017056
SKENARIO

▪ Seorang laki-laki berusia 20 tahun, datang ke IGD dengan keluhan


nyeri seluruh perut sejak 1 hari yaNg lalu disertai demam dan diare.
RUMUSAN MASALAH

▪ Laki-laki 20 tahun keluhan nyeri seluruh perut, disertai demam dan


diare sejak 1 hari yang lalu
MIND MAP

MANIFESTASI KLINIS,
DIAGNOSA BANDING

ANAMNESIS,
PROGNOSIS DAN PEMERIKSAAAN FISIK,
RUMUSAN MASALAH
PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG

ETIOLOGI,EPIDIMIOLOGI
ANAMNESIS

▪ Laki-laki 20 tahun
▪ Nyeri pada perut bagian kanan bawah
▪ Mual dan muntah sebelumnya
▪ Demam
▪ Diare
▪ BAK normal
PEMERIKSAAN FISIK

▪ Keadaan umum: tampak sakit sedang


▪ Kesadaran: compos mentis
▪ Tekanan darah: 130/80
▪ Nadi: 90 kali
▪ Suhu: 38.5c
▪ Nafas: 20 kali
▪ Status lokalis:
▪ Abdomen: distensi, nyeri seluruh lapang perut, defans muskular,
bising usus menurun, punctum maximum nyeri perut kanan bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG

▪ RT: Didapatkan nyeri pada seluruh lingkaran anus


▪ Radiografi toraks dan abdomen perlu dilakukan pada pasien dengan
nyeri abdomen untuk menyingkirkan udara bebas
▪ CT abdomen untuk menemukan sumber kontaminasi peritoneum
perlu dilakukan jika pasien secara hemodinamis stabil
PERITONEUM

▪ Peritoneum adalah suatu membrane tipis


yang melapisi dinding cavitas abdominalis
dan melingkupi sebagian besar viscera.
▪ Peritoneum visceral dan parietal
PERITONITIS
▪ Peritonitis: peradangan yang disebabkan oleh infeksi atau kondisi aseptik pada
peritoneum.
▪ Dapat bersifat primer (tanpa sumber kontaminasi yang jelas) atau sekunder
▪ Peritonitis bakteri primer (PBP) paling sering terjadi berkaitan dengan sirosis hati (sering
akibat kecanduan alcohol). Meskipun PBP hampir selalu terjadi pada pasien yang telah
mengidap asites, hal ini secara umum merupakan kejadian yang jarang, terjadi pada ≤10%
pasien sirosis.
▪ Penyebab PBP belum diketahui pasti tetapi diperkirakan melibatkan penyebaran
organisme secara hematogen
▪ Peritonitis sekunder: Disebabkan oleh berbagai penyebab.
▪ Peritonitis sekunder terjadi jika bakteri mencemari peritoneum akibat
tumpahan/kebocoran dari suatu viskus intra-abdomen.
▪ Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus urinarius, benda asingseperti yang berasal dari
perforasi apendiks, perforasi lambung, cairan empedu dari perforasi kantong empedu serta
laserasi hepar akibat trauma.
▪ Pasien dengan peritonitis sekunder umumnya memperlihatkan temuan-temuan abnormal
pada pemeriksaan abdomen, dengan defense volunteer dan involunter nyata otot
abdomen anterior. Temuan-temuan lain mencakup nyeri tekan, khususnya nyeri lepas.
Selain itu mungkin terdaat temuan local di daerah yang menjadi pemicu.
PERFORASI APPENDIKS

▪ Obstruksi dari lumen appendiks diyakini menjadi sebuah hal yang penting
dalam terjadinya apendisitis
▪ Obstruksi membuat pertumbuhan bakteri di distensi luminal, yang akan
menyebabkan meningkatnya tekanan intraluminal dan menghalangi aliran
kelenjar getah bening dan darah. Setelah itu,
trombosis vaskular dan nekrosis iskemik dengan perforasi apendiks distal dapat
terjadi.
▪ Ketika perforasi terjadi, kebocoran yang dihasilkan ditampung oleh omentum
atau jaringan sekitarnya untuk membentuk abses.
▪ Perforasi bebas biasanya menyebabkan peritonitis yang berat.
PATOFISIOLOGI

Obstruksi -> Mukus -> bendungan mukosa -> tekanan intralumen


meningkat -> menghambat aliran limfe -> edema -> diapedesis bakteri
-> ulserasi mukosa -> obstruksi vena -> edema meningkat -> aliran
arteri terganggu -> infarks dinding apendiks -> gangren dinding
apendiks -> dinding pecah -> appendicitis perforasi
Manifestasi klinis

▪ Gejala awal sering samar, dengan rasa tidak enak di periumbilikus dan mual
diikuti setelah beberapa jam oleh nyeri yang lebih terlokalisasi di kuadran
kanan bawah
▪ Demam
▪ Leukositosis
▪ Defense volunteer dan involunter nyata otot abdomen anterior
▪ Nyeri tekan
▪ Nyeri seluruh lapang perut
PEROTINITIS TUBERKULOSIS PEROTINITIS PRIMER PEROTINITIS SEKUNDER

Penyebaran secara hematogen Spontan, awalnya ada acites Infeksi polimikrobial, terjadi jika
pada peritoneum atau jalan dulu, bunyi perkusi ada bakteri mencemari peritoneum
masuk basilus dari sumber organ fenomena papan catur akibat tumpahan/kebocoran dari
kemih kelamin atau limfatik suatu viskus intra-abdomen
abdomen
Nyeri perut, pembengkakan Spontan disebabkan oleh E.coli, Infeksi gastrointestinal, infeksi
perut, batuk demam, keringat Streptococcus pneumonia, dll traktus urinarius, benda
malam, penurunan berat badan, asingseperti yang berasal dari
diare perforasi apendiks, perforasi
lambung, cairan empedu dari
perforasi kantong empedu serta
laserasi hepar akibat trauma.
Bunyi perkusi ada fenomena Penyebaran infeksi melalui
papan catur darah dan kelenjar getah bening
di peritoneum
PENTALAKSANAAN

▪ Peritonitis sekunder biasanya memerlukan intervensi bedah yang


ditujukan untuk proses pemicunya dan antibiotic untuk mengobati
bacteremia dini, mengurangi insidens pembentukan abses dan
infeksi luka, serta mencegah penyebaran infeksi ke tempat yang jauh
Kombinasi penisilin spectrum luas/inhibitor β-laktamase (mis.
Tikarsilin/klavulanat 3.1 g setiap 4 sampai 6 jam IV) atau sefoksitin 2g
setiap 4 sampai 6 jam IV. Pasien di unti perawatan intensif perlu diberi
imipenem (500 mg setiap 6 jam IV), meropenem (1g setiap 6 jam IV),
atau kombinasi obat misalnya ampisilin dengan metronidazole dengan
siprofloksasin
KESIMPULAN

▪ kombinasi penisilin spectrum luas/inhibitor β-laktamase (mis.


Tikarsilin/klavulanat 3.1 g setiap 4 sampai 6 jam IV) atau sefoksitin 2g
setiap 4 sampai 6 jam IV. Pasien di unti perawatan intensif perlu
diberi imipenem (500 mg setiap 6 jam IV), meropenem (1g setiap 6
jam IV), atau kombinasi obat misalnya ampisilin dengan
metronidazole dengan siprofloksasin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai