Anda di halaman 1dari 15

Mekanisme kerja Growth Hormon dan Hormon yang

Berperan Pada Hipofisis


Putri nurul aisyah (102013112)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 - Jakarta Barat

Abstrak

Sistem metabolisme endokrin adalah suatu fungsi fisiologis tubuh yang berperan dalam peran
mengatur hemostasis tubuh, dalam sekresi hormone dan metabolisme energy dalam tubuh.selain
itu juga sistem endokrin mengambil peran penting dalam pengeluaran hormone di sel reseptor
lainnya seperti pertumbuhna dan seksual. Ada banyak penyakit yang dapat di timbulkan oleh
defisiensi atau hipersekresi oleh sistem kelenjar endokrin ini. Dimana, kelenjar hipofisis terdiri
dari dua lobus berbeda, yaitu anterior dan posterior. Pada manusia, lobus intermedius rudimenter.
Hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon peptide berlainan yang diproduksinya sendiri.
Kecuali prolaktin, kelima hormon hipofisis anterior lainnya merangsang dan memelihara
jaringan endokrin lain (bersifat tropik). Keenam hormon itu antara lain TSH, ACTH, LH, FSH,
prolaktin, dan hormone pertumbuhan (GH).

Kata kunci: endokrin, kelenjar hipofisis, hormone pertumbuhan.

Abstract

Metabolic endocrine system is a function of the body's physiological role in hemostasis regulate
the body's role in hormone secretion and energy metabolism in the endocrine system
tubuh.selain it also takes an important role in the expenditure hormone receptors in cells such as
pertumbuhna and sexual. There are many diseases that can be caused by a deficiency or
hypersecretion by endocrine system. Where, pituitary gland consists of two distinct lobes, the
anterior and posterior. In humans, intermedius lobe rudimentary. Anterior pituitary peptide
hormones secrete six different that they produce themselves. Except for prolactin, five other
anterior pituitary hormones stimulate other endocrine and maintain the network (tropic nature).
The six hormones include TSH, ACTH, LH, FSH, prolactin, and GH.

Keywords: endocrine, pituitary gland, growth hormone.


Pendahuluan

Peran sistem endokrin adalah untuk mempertahankan homeostasis tubuh keseluruhan.


Hal ini dicapai melalui koordinasi berbagai jalur sinyal hormon yang mangatur aktivitas sel
diorgan-organ sasaran diseluruh tubuh. Mekanisme endokrin juga berkenaan dengan kemampuan
manusia untuk berkembang dan untuk fungsi ini diperlukan pematangan seksual. Kelenjar
endokrin klasik tersebar diseluruh tubuh dan mengeluarkan hormon dalam sirkulasi, biasanya
melalui sekresi tanpa duktus ke dalam cairan interstisium. Organ sasaran mengekresikan reseptor
yang beriktan dengan hormon spesifik untuk memulai suatu respon sel. Hormon adalah kurir
larut sistem endokrin diklasifikasikan menjadi steroi, peptida, dan amina.

Struktur Makroskopis Hipotalamus dan Kelenjar Hipofisis

Hipotalamus merupakan bagian ujung anterior diensefalon yang terletak dibawah sulkus
hipotalamik dan didepan nukleus interpendunkularis. Hipotalamus terdiri dari inti dan daerah
inti.

Kelenjar hipofisis terdapat hubungan saraf antara hipotalamus dan lobus posterior kelenjar
hipofisis serta hubungan vaskular antara hipotalamus dengan lobus anterior. Secara embrional,
hipofisis posterior muncul sebagai suatu evaginasi dari dasar vertikel ketiga. Hipofisis posterior
sebagian besar tersusun dari berbagai ujung akson yang muncul dari badan sel di nukleus
supraoptik dan paraventrikel, yang kemudian berkumpul dihipofisis posterior melalui traktus
hipotalamohipofisis. Sebagian besar serabut supraoptik berakhir dilobus posterior itu sendiri,
sedangkan sebagian serabut paraventrikel berakhir dieminensia mediana.1

Hipofisis lobus anterior dan intermedia pada embrio tumbuh dari kantong Rathke, suatu
evaginasi dari atap faring. Serabut saraf simpatis mencapai lobus anterior dari kapsulanya,
sedangkan serabut parasimpatis mencapai lobus anterior dari saraf petrosal, tetapi hampir tidak
ada serabut yang datang dari hipotalamus. Namun, pembuluh portal hipofisis membentuk
hubungan pembuluh darah langsung antara hipotalamus dan hipofisis anterior. Cabang dari
arteria karotis dan sirkulus Willis membentuk jaringan kapiler berjendela yang dinamakan plexus
primer dipermukaan ventral hipotalamus. Lingkaran kapiler juga masuk ke eminensia mediana.
Kapiler-kapiler tersebut bermuara dipembuluh sinusoid portal hipofisis yang membawa darah ke
tangkai hipofisis menuju kapiler hipofisis anterior. 1
Struktur Mikroskopis Kelenjar Hipofisis

Kelenjar hipofisis disebut organ endokrin utama karena menyekresikan banyak hormon yang
dapat memperngaruhi kerja banyak jaringan atau organ perifer ditubuh. Namun, kelenjar
hipofisis itu sendiri dikontrol oleh hipotalamus otak yang mengalirkan hormon-hormon pengatur
ke hipofisis.2
Struktur dan fungsi hipofisis mencerminkan asal embriologisnya yang ganda. Selama
perkembangan mudigah, epitel atap faring (rongga mulut) membentuk kantong kearah luar yang
dinamai kantong hipofisis (rathke). Seiring dengan berkembangnya kantong hipofisis terpisah
dari rongga mulut untuk menjadi bagian selular atau kelenjar pada hipofisis yang dinamai
adenohipofisis ( Hipofisis Anterior).
Pada saat yang sama, terjadi pertumbuhan ke bawah otak yang tenagh terbentuk
(diensefalon) untuk menjadi bagian saraf pada hipofisis dinamai Neurohipofisis (Hipofisis
Posterior). Kedua struktur yang berkembang secara terpisah tersebut kemudian menyatu
membentuk satu kelenjar hipofisis. Hipofisis tetap melekat ke tonjolan ventral otak yang dinamai
Hipotalamus. Sebuah tangkai saraf pendek, yang dinamakan infudibulum, menjadi jalur yang
mengikat dan menghubungkan hipofisis ke hipotalamus. Neuron-neuron yang tereletak
dihipotalamus mengontrol pelepasan hormon dari adenohipofisisserta mengeluarkan hormon
yang kemudian diangkut dan disimpan dineurohipofisis sampai dibutuhkan. 2

Subdivisi Hipofisis

Adenohipofisis yang berasal dari epitel memiliki 3 subdivisi : pars distal, pars tuberalis,
pars intermedia. Pars distal adalah bagian hipofisis terbesar. Pars tuberalis mengelilingi tangkai
saraf (neural stalk), atau infudibulum. Pars intermedia adalah suatu lapisan sel tipis antara pars
distal dan neurohipofisis. Bagian ini mencerminkan sisa kantong hipofisis (Rathke). 2
Neurohipofisis yang terletak di posterior adenohipofisis, juga terdiri dari tiga bagian :
eminensia mediana, infudibulum dan pars nervosa. Eminensia mediana terletak didasar
hipotalamus otak tempat muncul tangkai hipofisis, infudibulum. Di Infudibulum terdapat banyak
akson tak-bermielin yang menjulur dari neoron-neuron dihipotalamus. Bagain terbesar dari
neurohipofisis adalah pars nervosa. Bagian ini mengandung ujung terminal akson tek bermielin
untuk menyimpan hormon yang disekresi oleh neuron dihipotalamus. Akson dikelilingi oleh
pituisit non-sekretorik yang menunjang dan memberi makan akson.2
Hubungan vaskular dan saraf Hipofisis
A. Adenohipofisis
Karena adenohipofisis tidak berkembang dari jaringan saraf, hubungannya dengan
hipotalamus adalah melalui jejaring vaskular yang luas. Arteri hipofisis superior dari arteri
karotis interna mendarahi pars tuberalis, eminensia mediana, dan infudibulum. Arteri-arteri ini
membentuk suatu pleksus kapiler primer dieminensia mediana didasar hipotalamus. Neuro
sekretorik yang berada dihipotalamus menyintesis hormon yang memiliki pengaruh langsung
pada fungsi sel-sel adenohipofisis. Akson dari neoron-neuron ini berakhir dikapiler berpori
pleksus kapiler primer yang merupakan tempat akson mengeluarkan hormon-hormon.2
Venula porta hipofisis kecil lalu mengalir darah dari pleksus kapiler primer dan
menyalurkan darah yang mengandung hormon ke pleksus kapiler sekunder yang mengelilingi
sel-sel dipars distal adenohipofisis. Venula yang menghubungkan pleksus kapiler primer dengan
pleksus kapiler sekunder di adenohipofisis membentuk sistem porta hipofisis. Untuk memastikan
efisiensi transpor hormon dari darah ke sel, kapiler dipleksus kapiler primer dan sekunder
memiliki pori-pori halus (fenestrasi).2

Sel-sel Adenohipofisis

Sel-sel di adenohipofisis pada awalnya diklarifikasikan sebagai kromofob dan kromofil


beedasarkan afinitas granulosa sitoplasmanya terhadap pulasan khusus. Kromofob yang
berwarna pucat dipercayai merupakan kromofil yang telah mengalami degranulasi atau sel punca
yang belum berdiferensiasi. Kromofil dibagi lebih lanjut menjadi asidofil dan basofil
berdasarkan sifat pewarnaannya. Teknik-teknik imunositokimia kini mengidentifikasi sel-sel
tersebut berdasarkan hormon spesifiknya. Adenohipofisis mencakup dua jenis asidofil,
somatotrof dan mamotrof serta tiga jenis basofil: gonadotrof, tirotrof, kortikotrof.2

Hormon-hormon yang disebabkan dari sel-sel ini diangkut oelh aliran darah ke orgam
sasaran, tempat hormon tersebut berikatan dengan reseptor spesifik yang mempengaruhi struktur
dan fungsi sel sasaran. Jika sel sasaran telah diaktifkan dan membebaskan produk-produk
sekretoriknya, mekanisme umpan balik(psitif atau negatif) mengontrol sistesis dan pelepasan
hormon-hormon ini dengan secara langsung bekerja pada sel-sel diadenohipofisis atau neuron
dihipotalamus yang semula memproduksi hormon tersebut.2

a. Pars Anterior
Pars anterior terdiri atas sejumlah sel parenkim yang tersusun dalam tali-tali tebal,
dengan kapiler-kapiler lebar disebut sinusoid yang kaya akan vaskularisasi. Sel-sel
parenkim diklasifikasi menjadi dua kategori yaitu salah satunya menunjukan granula
terpulas baik disebut kromofil dan jenis lainnya adalah sel-sel yang tidak mempunyai
afinitas kuat terhadap zat warna adalah kromofob. Kromofil ada dua jenis yaitu asidofil
dan basofil. 3
Hormon dibuat oleh pars anterior oleh sel-sel yang berbeda, hormon-hormon itu
adalah somatotropin, tirotropin(TSH), follicle-stimulating hormone(FSH), interstitial
cell-stimulating hormone (luteinizing hprmone/LH), prolactin,
adrenocorticotropin(ACTH) dan melanocyte-stimulating hormone(MSH). Sel asidofil
yang menghasilkan somatotropin dan prolaktin, sementara berbagai kelompok basofil
menghasilkan lima hormon lainya. Kromofob, mungkin tidak menghasilkan hormon.
Diduga asidofil dan basofil yang telah melepas granulanya.

b. Pars Intermedia
Pars Intermedia tidak berkembang baik, diduga sel-sel didaerah ini terlah berpindah
kedalam pars anterior untuk mneghasilkan melanocyte stimulating hormone dan
adrenocorticotropin, ada kemungkinan bahwa satu jenis sel basofil menghasilkan kedua
jenis hormon ini.3

c. Pars Tuberalis
Pars Tuberalis terdiri atas sejumlah sel-sel kuboid yang fungsinya tidak diketahui.3

B. Neurohipofisis

Berbeda dari adenohipofsis, neurohipofisis memiliki hubungan saraf langsung dengan otak.
Karenanya tidak terdapat neuron atau sel penghasil hormon neurohipofisis dan bagian ini tetap
terhubung ke otak melalui akson-akson tak bemielin dan sel-sel penunjang, pituisit. Neuron
(badan sel) akson-akson ini terletak di nukleus supraoptik dan paraventrikel (kumpul neuron)
dihipotalamus. Akson tak bermielin yang menjulur dari hipotalamus ke dalam neurohipofisis
membentuk traktus hipotalamohipofisis dan sebagian besar neurohipofisis. Akson-akson ini juga
berakhir didekat kapiler berpori dipars nervosa.2

Neuron di hipotalamus mula-mula mensintensi hormon yang dibebaskan dari neuro hipofisis.
Hormon-hormon ini berikatan dengan glikoprotein pengangkut (neurofisin) dan kemudian
dipindahkan dari hipotalamus turun menelusuri akson ( transpor aksonal) ke neurohipofisis.
Disini hormon menunpuk dan disimpan diujung-ujung akson tak bermielin yang menggebung
sebagai badan herring. Jika diperlukan hormon dari neurohipofisis secara langsung dibebaskan
ke dalam kapiler berpori pars nerva oleh implus saraf dari hipotalamus. 2

Pars nervosa dan tangkai infudibulum

Pars nervosa tidak memberi gambaran yang tersusun baik. Bagian ini terdiri dari pituisit
diduga sebenarnya merupakan sel saraf yang berfungsi sebagai penyokong untuk sejumlah serat
saraf tidak bermielin dari pars nervosa. Akson ini dengan badan sel disupraoptik dan nukleus
paraventrikular dari hipotalamus masuk ke pars nervosa melalui traktus hipofisis-hipotalamus.
Ujung akson yang melebar dari serat saraf yang tidak bermielin ini disebut badan herring.
Bangunan ini bersisi hormon neurosekretorik oksitosin dan hormon antidiuretik(vasopresin,
ADH) kedua jenis hormon ini tidak dihasilkan dalam pars nervosa tetapi dalam badan sel
dihipotalamus.3

Pelepasan hormon neurosekretoris ini diperantrai oleh impuls saraf dan terdapat pada
permukaan antara akhiran akson dan kapiler fenestrata. Ketika akson siap melepaskan hasil
sekresinya, pituisit menarik julurannya dan membiarkan hasil skresi langsung ke kapiler.3

Hipotalamus dan Kelenjar Hipofisi

kelenjar hipofisis atau pituitary adalah kelejar endokrin kecil yang terletak dirongga tulang
didasar otak tepat dibawah hipotalamus. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus oleh sebuah
tangkai penghubung tipis. Hipofisis memiliki dua lobus secara anatomis dan fungsionalnya
berbeda-beda, hipofisis posterior dan hipofisis anterior. Hipofisis posterior terdiri dari jaringan
saraf dan karenanya juga dinamai neurohipofisis. Hipofisis anterior terdiri jaringan epitel
kelenjar dan karenanya juga dinamai adenohipofisis. Hipofisis anterior dan posterior hanya
punya kesamaan lokasi, berasal dari jaringan embrional yang berbeda dan dibawah mekanisme
kontrol yang berbeda. Pelepasan hormon dari hipofisis anterior dan posterior dikontrol secara
langsung oleh hipotalamus, tetapi sifat dari kedua hubungan ini spenuhnya berbeda.4

a. Hipotalamus dan Hipofisis Posterior

Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk suatu sistem neuroendokrin yang terdiri dari
suatu populasi beuro neurosekretorik yang badan selnya terletak didua kelompok dihipotalamus,
yaitu nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikel. Hipofisis posterior terdiri dari ujung-ujung
saraf ini plus sel penunjang mirip –glia yang disebut pituisit. Secara fungsional dan antomis,
hipofisis psoterior sebenernya hanya perpanhangan dari hipotalamus. Hipofisis posterior
sebenernya tidak menghasilkan hormon apapun.4

Bagian ini hanya menyimpan dan setelah mendapat rangsangan yang sesuai ka hormon
peptida kecil vasopresin dan oksitisin yang disitesis oleh badan sel neuro dihipotalamus ke dalam
darah/ kedua peptida hidrofilik ini dibuat dinukleus suptaoptikus dan paraventrikel, tetapi sati
neuro n hanya dapat menghasilkan salah satu dari kedua horomon ini. Hormon yang disitesis
dikemas dalam granula sekretirik yang diangkut oleh motor molekular menuruni sitoplasma
akson dan disimpan diterminal neuro dihipofisis posterior.4

Setiap ujung saraf ini menyimpan vasopresin dan oksitonin. Karena itu hormon-hormon ini
daoat dikeluarkan secara independen sesuai kebutuhan. Pelepasan hormon ini terjadi sebagai
respon terhadap pontensial aksi yang berasal dari badan sel hipotalamus dan merambat ke ujung
saraf hipofisis posterior.5

Vasopresin

Vasopresin ( hormon antidiuretik ADH) memiliki dua efek utama yang sesuai dengan namanya :

 Meningkatkan retensi H20 oleh nefron ginjal selama pemebntukan urin (efek
antidiuterik)
 Menyebabakan kontraksi otot polos arteriol (suatu efek presor pembuluh)

Efek pertama memiliki peran fisiologis lebih penting. Pada kondisi normal, vasoprenin
adalah faktor endokrin utama yang mengatur pengeluaran H2O dalam urine dan keseimbangan
H2O secara keseluruhan. Sebaliknya, vasopresin dalam kadar biasa hanya berperan minmal
dalan mengatur tekanan darah melalui efek presornya.4

Kontol utama pelepasan vasopresin terinduksi hipotalamus dari hipofisis posterior adalah
masukan dari osmoreseptor hipotalamus yang meningkatkan sekresi vasopresin sebagai respon
terhadap peningkatan osmolaritas plasma. Masukan yang lebih lemah dari reseptor volume
atrium kiri meningkatkan sekresi vasopresin sebagai respon terhadap penurunan volume CES
dan tekanan darah arteri.5

Oksitosin

Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu mengeluarkan janin
selam persalinan dan hormon ini juga merangsang ejeksi susu dari kelenjar mamaria(payudarah)
selam menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang berasal dari jalan lahir
selama persalinan dan oleh refleks yang terpicu ketika bayi mengisap payudara. Oksitosin juga
mempengaruhi berbagai perilaku, terutama pada ibu.4

b. Hipotalamus dan Hipofisis Anterior

Hipofisis anterior itu sendiri membentuk hormon-hormon yang akan dibebaskannya ke dalam
darah. Efek masing-masing hormon berbeda-beda ada lima populasi sel berbeda didalam
hipofisis anterior mengeluarkan enam hormon peptida utama yaitu:4

1. Sel hipofisis anterior ini yang dikenal somatotrop, menyekresi hormon pertembuhan
(GH, somatotropin), yaitu hormon primer yang bertanggung jawab mengatur
pertumbuhan tubuh keseluruhan. GH juga menjalankan kerja metabolik yang penting
2. Tirotrop menyekresi thyroid-stimuating hormone (TSH, tirotropin) yang merangsang
sekresi hormon tiroid dan pertumbuhan kelenjar tiroid.
3. Kontikotrop menghasilkan dan membebaskan hormon adrenokortikotropik (ACTH,
adrenokortikotropin) yaitu hormon yang merangsang sekresi kortisol oleh korteks
adrenal dan mendorong pertumbuhan korteks adrenal.
4. Gonadotrop menyekresi dua hormon yang bekerja pada gonad ( organ reprodusi yaitu
testis dan ovarium) follicle-stimulating hormon dan luteinzing hormone. Follicle-
stimulating hormon(FSH) membantu mengatur produksi gamet( sel reproduksi yang
disebut ovum dan sperma) pada kedua jenis kelamin. Pada wanita hormon ini
merangsang pertumbuhan dan perkembangan foliker ovarium termpat berkembangnya
ovum atau sel telur. Hormon ini juga mendorong sekresi estrogen oleh ovarium. Pada
pria FSH diperlukan untuk produksi Sperma.
5. Luteinizing hormone (LH) membantu mengontrol sekresi hormon seks pada wanita dan
pria, disamping fungsi penting lainnya pada wanita. LH juga mengatur sekresi hormon-
hormon seks wanita, estrogen dan progesteron oleh ovarium. Pada pria hormon ini
merangsang testis untuk mengluarkan hormon seks pria yaitu testosteron. Pada wanita
LH juga berperan dalam ovulasi (pelepasan telur) dan luteinisasi (pembentukan korpus
luteum penghasil hormon diovarium setelah ovulasi)
6. Laktotrop menyekresi prolaktin (PRL) yang meningkatkan perkembangan payudara dan
laktasi (produk susu) pada wanita. Fungsi reproduksinya pada pria belum jelas.

Mekanisme kerja Growth Hormone

Efek GH pada pertumbuhan, tulang rawan, dan metabolisme protein bergantung pada
interaksi antara GH dan somatomedin, suatu faktor pertumbuhan polipeptida yang disekresikan
oleh hati dan jaringan lain. Faktor pertama yang diisolasi disebut faktor sulfasi karena faktor ini
merangsang penggabungan sulfat ke dalam tulang rawan. Namun, faktor ini juga merangsang
pembentukan kolagen, dan namanya kemudian diganti menjadi somatomedin. Kemudian
menjadi jelas bahwa terdapat berbagai somatomedin dan merupakan anggota famili faktor
pertumbuhan yang makin luas yang mempengaruhi berbagai jaringan dan organ.6

Somatomedin utama (dan pada manusia mungkin satu-satunya somatomedin) dalam darah
adalah insulin-like growth faktor I (IGF-I, somatomedin C) dan insulin-like growth faktor II
(IGF-II). Sekresi IGF-I sebelum lahir tidak bergantung pada GH, tetapi setelah lahir dirangsang
oleh GH, dan IGF-I ini memiliki efek kuat menstimulasi pertumbuhan. Konsentrasinya dalam
plasma meningkat selama masa kanak-kanak dan memuncak saat pubertas, kemudian turun ke
kadar yang rendah pada usia lanjut. IGF-II umumnya independen dari pengaruh GH dan
berperan dalam pertumbuhan janin sebelum lahir. Pada janin manusia bila terjadi ekspresi
berlebihan dari IGF-II, terjadi pertumbuhan yang tidak seimbang di berbagai organ, terutama
lidah, otot lain, ginjal, jantung, dan hati. Pada orang dewasa, gen untuk IGF-II diekspresikan
hanya pada plexus choroideus dan meninges.
Pendapat mengenai mekanisme kerja GH telah mengalami serangkaian perubahan seiring
dengan ditemukannya informasi-informasi baru. GH semula diduga menimbulkan pertumbuhan
melalui efek langsung pada jaringan, dan kemudian dianggap bahwa hormon ini bekerja hanya
melalui somatomedin. Namun hipotesis yang berlaku sekarang berpendapat bahwa GH bekerja
pada kartilago untuk mengubah stem cells menjadi sel yang berespons terhadap IGF-I dan
kemudian IGF-I yang terbentuk secara local dan IGF-I yang beredar dalam sirkulasi
menyebabkan kartilago tumbuh.6

Sekresi GH dikontrol oleh hipotalamus. Faktor pertama adalah GHRH (Growth Hormon
Releasing Faktor), polipepetida dengan 44 asam amino, kedua adalah somatostatin atau GHIH
(Growth Hormon Inhibiting Faktor), polipeptida dengan 14 asam amino, dan yang ketiga
kemungkinan adalah ghrelin. Beberapa tahun yang lalu, ditemukan bahwa selain reseptor GHRH
dan somatostatin di hipofisis anterior, ada reseptor ketiga berupa reseptor terikat G-protein lain
yang membawa peningkatan sekresi GH dalam respon terhadap sekresi hexapeptida yang
bervariasi (growth hormon secretagogues; GHSs). Pencarian terhadap derivat internal ligan dari
reseptor GHS membawa kepada penemuan ghrelin, sebuah polipeptida yang terdiri dari 28 asam
amino. Tempat utama sintesis ghrelin dan sekresinya adalah lambung, tapi ghrelin juga
diproduksi di hipotalamus dan memperlihatkan stimulasi aktivitas GH.

Sekresi GH berada di bawah control umpan balik (feedback) seperti sekresi hormon hipofisis
anterior lainnya. GH meningkatkan sirkulasi IGF-I, dan IGF-I pada gilirannya akan menghambat
sekresi GH dari hipofisis anterior. IGF-I juga menstimulasi sekresi somatostatin.6

Rangsangan yang mempengaruhi sekresi GH sebagian besar digolongkan dalam 3 kategori:


1. Keadaan-keadaan seperti hipoglikemia dan puasa ketika telah atau akan terjadi penurunan
substrat untuk pembentukan energi
2. Keadaan-keadaan ketika terjadi peningkatan jumlah asam amino tertentu dalam plasma
3. Rangsangan stress
4. Dua jam pertama tidur lelap (tidak mengalami tidur REM)

Sekresi GH dihambat oleh kortisol, asam lemak bebas, dan medoksiprogesteron.

Gangguan pada hormon pertumbuhan


Hipersekresi GH paling sering disebabkan oleh tumor sel penghasil GH dihipofisis
anterior. Gejala tergantung pada usia pasien ketika kelainan sekresi tersebut dimulai. Jika produk
berlebihan GH tersebut terjadi pada masa anak sebelum lempeng epifisis menutup maka
gambaran utamanya adalah pertambahan tinggi yang sangat pesat tanpa distorsi proporsi tubuh.
Karenanya penyakit ini dinamai gigantisme. Jika tidak diterapi dengan mengangkat tumor atau
dengan obat yang menghambat efek GH, pasien dapat mencapai tinggi delapan kali atau lebih.
Semua jaringan lunak ikut tumbuh sehingga proporsi tubuh masih normal.6
Jika hipersekresi GH terjadi setelah masa remaja ketika lempengan epifisis telah tertutup
maka tubuh tidak dapat bertambah tinggi. Namun, dibawah pengaruh kelebihan GH, tulang
menjadi lebih tebal dan jaringan lunak, khususnyanya jaringan ikat dan kulit, berproliferasi. Pola
pertumbuhan yang tidak seimbang ini menimbulkan keadaan cacat yang dikenal sebagai
akromegali. Penebalan tulang paling nyata diekstremitas dan wajah. Wajah terus bertambah
kasar hingga menyerupai kera terjadi karena rahang dan tulang pipi menjadi menonjol akibat
penebalan tulang wajah dsn kulit. Tangan dan kaki membesar dan jari tangan dan kaki sangat
menebal. Sering terjadi gangguan saraf tepi karena saraf terjepit oleh jaringan ikat atau tulang
yang tumbuh berlebihan.6

Hormon lain diluar hormon pertumbuhan juga penting untuk pertumbuhan normal6

1. Hormon tiroid
Hormon tiroid penting bagi pertumbuhan tetapi hormon ini sendiri tidak langsung
bertanggung jawab mendorong pertumbuhan. Hormon ini memiliki sifat permisif pada
pertumbuhan tulang; efek Gh baru bermanifestasi secara penuh jika terdapat hormon
tiroid dalam jumlah memadai. Akibatnya, pertumbuhan anak dengan hipotiroid akan
terganggu tetapi hipersekresi hormon tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan yang
berlebihan
2. Insulin
Insulin adalah promotor pertumbuhan yang penting. Defisiensi insulin sering
menghambat pertumbuhan dan hiperinsulinisme sering memicu pertumbuhan berlebihan.
Karena insulin mendorong sintesis protein maka efeknya dalam meningkatkan
pertumbuhan seyogianya tidak mengejutkan. Namun efek ini juga dapat timbul dari
mekanisme diluar efek langsung insulin pada sistesis protein. Insulin secara struktural
mirip dengan somatomedin dan mungkin berinteraksi dengan resptor somatomedin (IGF-
I) yang sangat mirip dengan reseptor insulin.
3. Androgen
Androgen yang dipercayai berperan penting dalam lonjakan petembuhan masa pubertas,
secara kuat merangsang sistesis protein dibanyak organ. Androgen merangsang
pertumbuhan linier, meningkatkan berat dan menambah massa otot. Androgen paling
poten, testosteron testis menyebabkan pria membentuk otot yang lebih besar daripada
wanita. Efek androgen dalam mendorong pertumbuhan bergantung pada keberadaan GH.
Androgen hampir sam sekali tidak berefek pada pertumbuhan tubuh jika tidak terdapat
GH, tetapi keberadaan GH akan secara sinergistis meningkatkan pertumbuhan linier.
Meskipun merangsang pertumbuhan namun androgen akhirnya menghentikan
pertumbuhan lebih lanjut karena menyebabkan penutupan lempeng epifisis.
4. Estrogen
Estrogen sama seperti androgen akhirnya menghentikan pertumbuhan linier dengan
merangsang perubahan komplit lempeng epifisis menjadi tulang. Namun, efek estrogen
pada pertumbuhan sebelum pematangan tulang belum sepenuhnya dipahami. Sebagian
penelitian menyarankan bahwa estrogen dosis besar bahkan dapat menghambat
pertumbuhan tubuh dengan proliferasi kondrosit sementara lempeng hipofisis masih
terbuka.

Efek hormon pertumbuhan pada tulang dan tulang rawan

Walaupun hormon pertumbuhan merangsang peningkatan timbunan protein dan


meningkatkan pertumbuhan hampir pada semua jaringan tubuh, efek hormon pertumbuhan yang
paling jelas adalah meningkatkan pertumbuhan struktur rangka. Keadaan ini dihasilkan dari
berbagai efek hormon pertumbuhan pada tulang yang meliputi:

1. Peningkatan timbunan protein oleh sel kondrositik dan sel osteogenik yang
menyebabkan pertumbuhan tulang
2. Meningkatkan kecepatan reproduksi dari sel kondrositik dan osteogenik
3. Efek khusus dalam mengubah kondrosit menjadi sel osteogenik, jadi menyebabkan
timbunan khusus tulang yang baru.6
Ada dua mekanisme utama pertumbuhan tulang, salah satunya, tulang panjang tumbuh secara
memanjang pada kartilago epifisis di mana epifisis dipisahkan dari batang tulang pada bagian
ujung tulang. Pertumbuhan ini pertama menyebabkan penimbunan kartilago yang baru, yang
diikuti oleh pengubahan kartilago ini menjadi tulang yang baru, jadi membuat batang tulang
semakin panjang dan mendorong epifisis semakin jauh terpisah. Pada waktu yang sama,
kartilago epifisis sendiri secara berangsur-angsur dipergunakan, sehingga pada usia remaja lanjut
tidak ada lagi tambahan kartilago epifisis yang tersedia untuk pertumbuhan lebih lanjut. Pada
waktu ini, terjadi penyatuan di antara batang tulang dan epifisis pada masing-masing ujung,
sehingga tidak terjadi lagi pemanjangan dari tulang panjang. GH merangsang semua proses
pertumbuhan kartilago epifisis ini dan pertumbuhan tulang panjang. Akan tetapi, sekali epifisis
sudah bersatu dengan batang tulang, GH tidak mempunyai kemampuan lagi untuk
memanjangkan tulang.6

Mekanisme pertumbuhan tulang yang kedua, osteoblas di dalam periosteum tulang dan dalam
beberapa cavitas tulang membentuk tulang baru pada permukaan tulang yang lama. Secara
bersamaan osteoklas di dalam tulang meresorpsi tulang yang lama. Bila kecepatan pembentukan
lebih besar dari resorpsi, maka ketebalan tulang akan meningkat. GH dengan kuat merangsang
aktivitas osteoblas.5 Oleh karena itu, tulang dapat terus membesar sepanjang usia di bawah
pengaruh GH, terutama pada tulang membranosa. Sebagai contoh, tulang rahang masih dapat
dirangsang untuk tumbuh bahkan setelah usia remaja, menyebabkan pipi menonjol ke depan dan
merendahkan gigi. Demikian juga, tulang tengkorak bertambah tebal dan membentuk tonjolan
tulang di atas mata.6

Efek hormon pertumbuhan pada metabolik protein dan elektrolit


Hormon pertumbuhan adalah suatu hormon anabolik protein dan menyebabkan
keseimbangan nitrogen dan fosfor yang positif, peningkatan fosfor plasma dan penurunan kadar
asam amino dan nitrogen urea darah. Pada orang dewasa yang mengalami defisiensi hormon
pertumbuhan, pemberian hormon pertumbuhan manusia rekombinan menyebabkan peningkatan
massa tubuh non lemak dan penurunan lemak tubuh disertai peningkatan kecepatan metabolik
dan penurunan kolesterol plasma. Penyerapan Ca2+ melalui kanal cerna meningkat. Ekskresi Na
dan K menurun oleh efek yang tidak berkaitan dengan kelenjar adrenal, mungkin karena
eletrolit-elektrolit ini dialihkan dari ginjal ke jaringan yang tumbuh. Ekskresi asam amino 4-
hidroksiprolin meningkatkan selama pertumbuhan ini, mencerminkan kemampuan hormon
pertumbuhan dalam merangsang sintesis kolagen larut.7

Efek hormon pertumbuhan pada metabolisme kabohidrat dan lemak

Paling tidak sebagian bentuk hormon pertumbuhan bersifat diabetogenik karena


meningkatkan pengeluaran glukosa hati dan memperlihatkan efek anti-insulin pada otot. Hormon
pertumbuhan ini bersifat ketogenik karena meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam darah.
Peningkatan ALB plasma, yang memerlukan waktu beberapa jam untuk timbul, merupakan
persediaan energi siap-pakai untuk jaringan selama hipoglikemia, puasa dan rangsanga stres.
Hormon pertumbuhan tidak merangsang sel beta pangkreas berespon terhadap rangsangan
insulinogenik misalnya srginin dan glukosa. Ini adalah cara lain hormon pertumbuhan, karena
insulin memiliki efek anabolik protein.7

Kesimpulan

Hormon pertumbuhan atau GH atau somatotropin merupakan salah satu hormon yang dihasilkan
oleh hipofisis anterior. Hormon ini mempunyai peran dalam metabolisme karbohidrat, protein,
dan lemak, namun terutama berperan pada kartilago tulang panjang pada masa pertumbuhan
untuk menambah tinggi badan. Hipersekresi GH sebelum penutupan epifisis tulang panjang
menyebabkan pertumbuhan tinggi yang berlebihan yang disebut dengan gigantisme.

Daftar Pustaka

1. Ganong, William F. Buku ajar fisiologi. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.h. 244-245, 413-
414
2. Eroschenko, Viktor P. Atlas histologi difiore. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2015.h. 451-457
3. Gartner, Leslie P. Hiatt, James L. Atlas berwarna Histologi. Edisi 5. Jakarta: Binarupa
Aksara.2012.h. 235-238
4. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 8. Jakarta: EGC;
2014.h.705-720.
5. Silverhorn, Dee Unglaunb. Fisiologi manusia sebuah pendekatan terintegrasi. Edisi 6.
Jakarta: EGC;2013.h. 330-335
6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke 6. Jakarta: EGC;
2011.h.740-742.
7. Ganong, William F. Buku ajar fisiologi. Edisi 24. Jakarta: EGC; 2014.h. 349-350

Anda mungkin juga menyukai