Anda di halaman 1dari 14

Anemia Gravidarum ec

Defisiensi Besi
Timothy John 102014207
Skenario 2
Seorang perempuan usia 18 tahun datang ke puskesmas untuk memeriksakan
kehamilannya yang pertama. Pasien merasa mudah lelah, sering berdebar debar
dan pusing
Anamnesis

 Data identitas pasien secara lengkap


 Riwayat menstruasi : Menstruasi rutin dengan siklus 28 hari, HPHT : 7
September 2018
 Riwayat penyakit sekarang : Pasien merasa mudah lelah, sering berdebar-
debar dan pusing
 Riwayat penyakit keluarga : Nenek menderita hipertiroid
Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

 Keadaan Umum  Darah rutin (tanda infeksi)


 USG (perkembangan janin)
 TTV  Urin rutin (utk melihat proteinuria)
 Inspeksi (ukur fundus uteri)  Gula darah ( utk melihat dm gestasional )
 Serum iron, total iron-binding capacity (TIBC),
 Leopold and serum ferritin (untuk memeriksa kadar besi)
 Apusan darah tepi (untuk melihat gambaran
morfologi dari sel darah)
 Hormon T3 dan T4 (untuk melihat aktivitas
tiroid)
 Elektroforesis Hb (thalassemia,
hemoglobinopati)
Anemia

 paling sering dijumpai pada kehamilan


 Menurut WHO kadar Hb <11g/dL. (ibu hamil <10)
 negara maju sekitar 18%, dan di negara berkembang 56%.
 Penyebab: kekurang gizi, kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan
banyak darah (persalinan yg lalu, haid), penyakit kronik (tbc, cacing usus,
malaria
Anemia defisiensi besi (62.3%)

 Anemia ini biasanya berbentuk normositik hipokrom dan paling banyak


dijumpai.
 Pemeriksaan Hb, indeks darah, serta apusan darah tepi
 Di negara berkembang dilakukan pemeriksaan feses, pemeriksaan apusan
darah tepi untuk mencari parasite malaria
 Anemia megaloblastik (29%)
 Anemia ini biasanya berbentuk makrositik.
 Penyebabnya adalah karena kekurangan asam folik, jarang karena kekurangan vitamin B12. Anemia ini
biasanya terjadi karena malnutrisi dan infeksi yang kronik.

 Anemia hipoplastik (8%)


 Anemia hipoplasti terjadi karena disfungsi sumsum tulang belakang.
 Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan gambaran normositik dan normokronik.
 Pada pemeriksaan sumsum tulang memberikan gambaran normoblastik dan hypoplasia eritropoesis.
 Penyebab pasti anemia ini belum diketahui, dan pengobatan dengan obat obatan tidak memberikan hasil
yang memuaskan, untuk saat ini pengobatan paling baik adalah transfuse darah yang perlu sering
diulang.4
Anemia defisiensi Asam Folat

 Asupan harian yang dianjurkan adalah 800ug.


 Defisiensi asam folat kerap terjadi di negara berkembang karena asupan
makanan yang tidak mencukupi, malabsorpsi.
 kehamilan ganda, infeksi cacing tambang, pendarahan hemoroid, dan
penyakit hemilotik seperti malaria kronik, obat obatan antifolat seperti obat
antiepilepi (phenytoin, primidone).
 penurunan nafsu makan, muntah, diare, atau demam. Paseian juga tampak
pucat, terdapat perbesaran hati dan limpa, serta neuropati terkadang
menyertai penyakit ini.
 Defisiensi asam folat dapat menyebabkan aborsi, retardasi pertumbuhan,
solusio plasenta, dan pre-eklampsia.
Talasemia

 Talasemia merupakan keadaan dimana terjadinya gangguan produksi satu


atau lebih rantai goblin.
 talasemia alfa (mayor), bakat talasemia alfa (minor)
 talasemia beta, bakat talasemia beta
 Jika ibu memiliki bakal telasemia maka sang ayah harus diperiksa apakah
memiliki bakat talasemia atau tidak. Jika keduanya memiliki bakat talasemia,
maka janin harus diperiksa pada masa prenatal.
Epidemiologi Etiologi

 Indonesia yaitu 63,5%


Dalam kehamilan, jumlah darah

 40% kematian ibu di bertambah
Negara berkembang (hyperemia/hypervolemia),
berkaitan dengan anemia oleh karena itu terjadi
dalam kehamilan. pengenceran darah karena
jumlah sel darah tidak
sebanding dengan plasma
darah. (plasma bertambah 30%,
sel darah 19%, Hb 19%).
Patofisiologi
 Penatalaksanaan
 Ferrous sulfat 200mg sehari
 Vitamin C 500 mg
 Jika perlu dilakukan transfuse, lakukan dengan PRC 5-6gram %

 Pencegahan
 Pencegahan yang dapat dilakukan adalah memberikan asupan besi seperti supplement besi dan manjaga supan nutrisi.

 Komplikasi
 hipoksemia dan iskemia miokard, anemia ec defisiensi besi berhubungan dengan papilledema, peningkatan tekanan
intracranial yang dapat dikoreksi dengan terapi besi

 Prognosis
 Prognosis baik bila diberikan asupan besi dengan tepat. Pemberian berlebihan dapat menyebabkan hemokromatosis
Kesimpulan

 Wanita G1 P0 A0, 18 tahun, hamil 36 minggu, Anemia Gravidarum ec


Defisiensi Besi.
 Anemia defisiensi besi merupakan kasus anemia yang paling sering terjadi
pada ibu hamil.
 Kurangnya intake zat-zat pembentukan darah pada saat kehamilan juga dapat
menyebabkan anemia.
 Anemia dapat berakibat buruk bagi proses kehamilan dan juga untuk
perkembangan janin. Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan yang tepat,
sesuai dengan jenis dan keparahan anemia yang diderita agar ibu dan bayi
sehat.

Anda mungkin juga menyukai