Anda di halaman 1dari 10

Ektremitas Atas Tidak Dapat Digerakkan

Caecilia Ayu Putri Wulandari


102013028
E3
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : caecilia.2013fk028@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Tubuh manusia merupakan kesatuan organ yang kerjanya sangat mempengaruhi. Anatomi ektremitas
superior terdiri dari girdel pectoral(bahu), girdel pelvis dan tulang lengan serta tangan. Lengan
merupakan ekstremitas terbesar pada ekstremitas superior. Lengan terbagi menjadi lengan atas dan
lengan bawah, dan pada tulang lengan melekat otot-otot yang berfungsi sebagai alat penggerak nya.
Dalam bergerak, lengan membutuhkan energi, dan energi yang digunakan dapat diperoleh dari
mekanisme kontraksi pada otot.
Kata kunci: Tulang, otot, sendi.

Abstract
The human body is a unitary organ that works very affecting. Anatomy of the superior extremity
consists of girdel pectoral (shoulder), girdel pelvis and arm and hand bones. The arm is the largest in
the extremities superior extremity. The arm is divided into the upper arm and forearm, and the arm
bone attached to the muscles that serves as its actuator. In the move, the arm requires energy, and
energy used can be obtained from the mechanism of muscle contraction.
Keywords: bones, muscles, joints.

Pendahuluan

Tubuh manusia merupakan kesatuan organ yang kerjanya saling mempengaruhi


antara satu dengan yang lain. Meliputi Tulang, otot, dan saraf serta pembuluh darah sebagai
penyusunnya. Dalam anatomi yang merupakan ilmu yang mempelajari struktur tubuh
manusia, terbagi adanya anatomy tulang, anatomy otot, anatomy pembuluh darah dan
anatomy saraf, yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda. Tulang berfungsi
sebagai rangka yang memberi bentuk pada tubuh dan sebagai tempat perlekatan otot-otot,
sedangkan otot sendiri berfungsi sebagai alat gerak tulang, yang seluruh aktivitasnya
dikendalikan oleh saraf.1 Saat melakukan aktivitas, otot manusia mengalami adanya
kontraksi dan relaksasi. Kontraksi dan relaksai ini sangat membutuhkan adanya energi.

1
Tubuh memenuhi kebutuhan energi melalui mekanisme kontraksi otot. Dalam anatomi, tubuh
dibagi menjadi ekstremitas atas (superior) dan ekstremitas bawah (inferior). Dipembahasan
ini akan ditekankan pada ekstermitas atas (superior), terkhusus pada lengan.

Pembahasan

Anatomi ekstremitas superior


Anatomi ektremitas superior terdiri dari girdel pectoral(bahu), girdel pelvis dan tulang
lengan serta tangan.1 Gelang bahu dan lengan atas yaitu terdiri dari clavicula dan scapula
yang bersendi satu sama lain. Calvicula adalah tulang panjang yang terletak horizontal di
daerah pangkal leher.2 Tulang ini bersendi dengan sternum dan cartilago costalis I disebelah
medial dan dengan acromion disebelah lateral. Clavicula bekerja sebagai sebuah penyanggah
pada waktu lengan atas bergerak menjauhi tubuh. Scapula adalah tulang pipih berbentuk
segitiga yang terletak pada dinding posterior thorax diantara iga II sampai IV. Pada
permukaan posterior spina scapula menonjol kebelakang, ujung lateral spina scapula bebas
dan membentuk acromion, yang yang bersendi dengan clavicula. Tulang lain yang
membentuk ekstremitas superior adalah tulang humerus. Tulang humerus bersendi dengan
scapula pada articulation humeri dan bersendi dengan radius ulna pada articulatio cubiti.3

Lengan
Lengan tersusun dari tulang lengan, tulang lengan bawah, dan tulang tangan.
a. Tulang lengan atas
Humerus adalah tulang pada lengan. Bagian leher anatomis, dan bagian batang yang
memanjang ke arah distal.3 Humerus merupakan tulang terbesar dan terpanjang pada
ekstremitas atas. Ujung atsnya memiliki kepala berbentuk hemisferis, dilapisi tulang
rawan hialin, yang berartikulasi dengan kavum glenoid skapula untuk membentuk sendi
bahu. Leher anatomis membentuk penyempitan ringan yang menghubungkan kepala dan
tuberkulum mayor dan minor. Tuberkulum mayor dan minor terletak dibawah leher dan
merupakan tempat perlekatan otot.2,3

Os Humerus termasuk regio brachium :


- Secara ventral :
(caput humerus, collum chirugicum, corpus humeri, margo lateralis, margo mediana,
capitulum humeri, epicondylus, condylus humeri)1,2

2
- Secara dorsal :
( Collum anatomicum, collum chirugicum, tuberculum majus, facies posterior,
trochlea humeri).1,2

b. Tulang lengan bawah


Tulang-tulang dari lengan bawah adalah ulna pada sisi medial dan radius di sisi lateral
(sisi ibu jari) yang dihubungkan dengan suatu jarigan ikat fleksibel, membran interoseus.3

Os Radius dan Os Ulna merupakan antibrachium:

- Ulna : incisura trochlearis, incisura radialis, proc. Coronoideus, foramen nutricium,


proc styloideus ulnae.1

- Radius : caput radii circumferential articularis, collum radii, tuberositas radii, foramen
nutricium, margo anterior, facies anterior, proc. Styloideus radii.1

Otot-otot lengan
otot ekstremitas atas dapat dibagi menjadi otot lengan, lengan bawah, dan tangan. Otot
lengan adalah ekstremitas yang paling besar dan kuat dan meliputi otot bisep, trisep, deltoid,
dam brakialis.3

Otot-otot lengan atas terdiri atas:


a. Otot-otot fleksor
- m. biceps brachii
- m. brachialis
- m. coracobrachialis4

b. Otot-otot ekstensor
- m. triceps brachii4

Otot-otot lengan bawah terbagi atas otot fleksor dan ekstensor

a. Otot-otot fleksor lengan bawah terdiri dari empat lapisan, sebagai berikut:
 Lapisan I
- m. pronator teres

3
- m. flexor carpi radialis
- m. palmaris longus
- m. flexor carpi ulnaris4
 Lapisan II
- m. flxor digitorum sublimis4
 Lapisan III
- m. flexor digitorum profondus
- m. flexor policis longus4
 Lapisan IV
- m. pronator quadratus4

b. Otot-otot ekstensor lengan bawah terdiri dari golongan radial lapisan dangkal dan
lapisan dalam, serta golonga dorsal lapisan dangkal dan lapisan dalam. Berikut adalah
otot-otot ekstensor lengan bawah.2,4
 Golongan radial
- lapisan dangkal terdiri dari:
( m. brachioradialis, m. extensor carpi radialis longus, dan m. extensor carpi
radialis brevis ).2,4
- Golongan dalam terdiri dari:
( m. supinator )2,4
 Golongan dorsal
- Lapisan dangkal terdiri dari:
( m. anconeus, m. extensor digitorum communis, m. extensor digiti quiniti
proprius, dan m. extensor carpi ulnaris ).2,4

- Lapisan dalam terdiri dari:


( m. abductor policis longus, m. extensor policis longus et brevis, dan m.
extensor indicis proprius ).2,4

Sendi ( Articulasio) lengan dan lengan bawah

1. Articulatio humeri

2. Articulatio humeroradialis

4
3. Articulatio humeroulnaris

4. Articulatio radiounaris proximalis

5. Articulatio radiulnaris distalis

6. Articulatio radiocarpalis

7. Articulatio mediocarpalis

8. Articulationes carpometacarpales

9. Articulationes metacarpophalangeae

10. Articulationes interphalangeae manus proximales

11. Articulationes interphalangeae manus distales1,2,3

Gerakan lengan atas dan lengan bawah4


a. Gerakan lengan atas (sendi bahu)
1. Fleksi dan ekstensi
2. Abduksi dan adduksi
3. Endorotasi dan eksorotasi
4. Sirkumduksi
b. Gerakan lengan bawah (sendi siku)
1. Fleksi dan ekstensi
2. Pronasi dan supinasi

Metabolisme otot
Otot merupakan transducer biokimia yang mengubah potensial energi kimia tubuh
(tenaga kimia) menjadi energi kinetik mekanik (energi gerak). Otot juga merupakan jaringan
terbesar dalam tubuh. Dimana jumlah otot adalah 25% dari massa tubuh ketika lahir, 40%
dari massa tubuh kita ketika umur dewasa muda, dan 30% dari massa tubuh kita ketika
berumur dewasa tua.2,6

Beberapa syarat untuk otot agar dapat menjadi tenaga adalah :

1. Harus ada energi kimia, yaitu ATP dan Kreatin-P.

5
2. Harus ada pengaturan aktivitas mekanik, yaitu : kecepatan, waktu, dan kekuatan
kontraksi otot.
3. Perlu operator, yaitu sistem saraf.
4. Harus dapat kembali pada keadaan semula, karena penggunaan lebih dari satu kali.6,7

Otot tersusun dari banyak serat otot (miofibril), yang kemudian berkumpul dan menyatu
menjadi otot. Sel-sel miofibril ini terdiri dari aktin dan miosin yang terletak berdampingan,
yang merupakan molekul utama yang bertanggung jawab dalam kontraksi otot.6,7

Kemampuan gerak otot secara umum dibedakan menjadi 3, yaitu:

o Kontraksibilitas adalah kemampuan otot melakukan perubahan menjadi lebih


pendek dari ukuran semula.
o Ekstensibilitas adalah kemampuan otot melakukan perubahan menjadi lebih
panjang dari ukuran semula.
o Elastisitas: adalah kemampuan otot uantuk kembali ke ukuran semula satelah
kontraksi / memendek atau relaksasi/ memanjang.6

Otot rangka (otot lurik)


Otot lurik berhubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakan tulang. Bila
diamati di bawah mikroskop maka tampak adanya garis melintang yang terang diseling gelap,
sehingga disebut otot seran lintang. Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot atau
myofibril yang banyak inti, yang tersusun di bagian perifer. Serabut otot lurik sangat panjang,
sampai 30 cm, berbentuk silindris, dengan lebar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Kerja
otot lurik sadar, karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar, reaksi terhadap rangsang cepat,
dan mudah lelah. Otot rangka dapat bergerak jika dirangsang. Rangsangannya dapat berupa:
panas, dingin, arus listrik, dan lain sebagainya. Otot rangka bekerja dengan dua cara, yaitu:
kontraksi (memendek dan menebal) dan relaksasi (kembali ke keadaan semula).6,7

Mekanisme kontraksi otot rangka


Kontraksi suatu otot terjadi apabila jembatan silang miosin berikatan dengan tempat-
tempat spesifik di protein aktin. Sarkomer yang beristirahat terdiri dari sebagian filamen tebal
dan filamen tipis yang saling bertumpuk. Selama kontraksi, keduanya filamen tebal dan
filamen tipis mempertahankan panjang yang sesungguhnya. Karena kontraksi tidak

6
disebabkan oleh pemendekan filamen secara tersendiri, pemendekan harus merupakan hasil
dari penumpukan antara filamen. Hipotesa filamen yang bergeser dari kontraksi otot telah di
terima paling luas. Pada saat istirahat, ATP terikat pada sisi ATPase pada kepala miosin,
tetapi kecepatan hidrolisis sangat lambat. Miosin membutuhkan aktin sebagai kofaktor untuk
memecahkan ATP dengan cepat dan melepaskan energi. Pada otot yang sedang beristirahat,
miosin tidak dapat berhubungan dengan aktin, karena tempat pengikatan untuk kepala miosin
pada molekul aktin ditutupi oleh kompleks troponin-tropomiosin pada filamen aktin-F. Akan
tetapi, bila tersedia kpnsentrasi ion kalsium yang cukup tinggi, ion kalsium akan terikat pada
subunit TnC dari troponin. Konfigurasi sebagian dari ketiga subunit troponin merubah dan
membawa molekul tropomiosin lebih jauh ke dalam lengkung untai ganda aktin. Hal ini akan
memaparkan sisi pengikatan miosin pada komponen ikatan globular,sehingga aktin bebas
berinteraksi dengan kepala miosin.5,7

Pengikatan ion kalsium ke unit TnC berhubungan dengan tahap dimana ATP-miosin
diubah menjadi kompleks yang aktif. ATP di pecahkan menjadi ADP dan Pi, dan energi
dilepaskan. Aktivitas ini mengarah kepada pembentukan, atau pelekukan dari kepala dan satu
bagian gugus miosin yang mirip dengan batang. Karena aktin berikatan dengan miosin,
pergerakan kepala miosin akan menarik aktin melewati filamen miosin. Hasilnya adalah
filamen tipis ditarik lebih jauh ke pita A.5,6

Walaupun sejumlah besar kepala miosin meluas dari filamen tebal, pada suatu waktu
selama kontraksi hanya berjumlah kecil kepala yang bersambung dengan sisi pengikatan
aktin yang tersedia. Akan tetapi sewaktu kepala miosi yang terikat menggerakan aktin, kepala
miosin tersebut menyediakan suatu pembentukan jembatan aktin-miosin yang baru. Satu
kontraksi otot tunggal merupakan hasil dari beratus-ratus siklus pembentukan jembatan dan
siklus penghancuran jembatan. Aktivitas kontraksi yang mengarah kepada suatu tumpukan
antara filamen tebal dan filamen tipis yang menyeluruh sampai ion Ca2+ dipindahkan dan
kompleks troponin-tropomiosin sekali lagi menutupi sisi pengikatan miosin.5,6,7

Selama kontraksi, pita I berkurang dalam ukuran sewaktu filamen tipis masuk ke
dalam pita A. Pita H sampai bagian dari pita A, yang hanya mengandung filamen tebal
berkurang dalam lebar sewaktu filamen tipis secara menyeluruh menumpuki filamen tebal
dan akibatnya seluruh sel (serat) sangat memendek. Proses pemendekan inilah yang disebut
kontraksi.5,6

7
Kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:5,6,7

1) Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali
pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh
ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di dalam serabut otot yang meningkatkan
aktivitas miofibril.
2) Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan
kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi
unit motor berganda dan summasi bergelombang).
3) Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu sendiri.
4) Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada
peningkatan tegangan kontraksi.
5) Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga
kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.

Kontraksi otot perlu ATP yang berasal dari :

1. glikolisis

2. fosforilasi oksidatif

3. keratin P → keratin + ATP

4. 2 mol ADP → ATP + AMP (oleh mioadenilat siklase)

5. aksidasi benda keton (asetoasetat, β-OH butirat), FFA.5,6,7

Mekanisme Relaksasi Otot

Setelah selesai kontraksi, ion kalsium ( Ca++ ) masuk kembali ke plasma sel, sehingga
ikatan troponin dan ion kalsium serta ikatan tropomiosin dan ion kalsium lepas menyebabkan
lepasnya perlekatan aktin dan myosin, keadaan inilah yang disebut otot relaksasi.5,6,7

8
Proses pembentukan kembali ATP

Dalam otot tersimpan glikogen ( gula otot ) yang merupakan zat makanan cadangan
(polisakarida) yang tidak larut dalam air. Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasidogen
(pembentukan asam laktat = asam susu). Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi asam
laktat dan glukosa. Oleh peristiwa respirasi dengan O2, glukosa akan dioksidasi
menghasilkan energy dan melepaskan CO2 dan H2O. Proses ini semuanya terjadi pada saat
otot mengalami relaksasi. Karena pada saat relaksasi diperlukan oksigen untuk mengoksidasi
glukosa atau asam laktat, maka fase relaksasi disebut juga fase aerob.5,6,7

Kesimpulan

Otot dan tulang berfungsi menunjang dan menggerakan tubuh. Tulang melindungi
organ-organ bagian dalam dan digerakan oleh otot. Untuk bergerak lengan mendapatkan
energi dari adanya mekanisme kontraksi dan relaksasi otot. Salah satu gangguan yang sering
terjadi pada tulang lengan adalah fraktur dan dislokasi. Fraktur adalah patah tulang bisa
terbuka maupun tertutup, sedangkan dislokasi adalah cedera pada tulang dimana posisi tulang
tidak pada tempat yang sebenarnya. Hal ini juga yang mempengaruhi tidak berjalan dengan
baiknya mekanisme kontraksi dan relaksasi otot, sehingga membuat lengan tidak dapat
digerakan.

Daftar pustaka

1. Widyastuti Palupi. Editor. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit
buku kedokteran EGC;2003.
2. Snell RS. Anatomi klinik. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC; 2006.h.422-98.
3. Komalasari. Editor. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC;2002.
4. Faiz Omar, Moffat David. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga;2004.
5. Ganong F. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta. EGC; 2008
6. Murray RK, Graner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2009.h. 582-90.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2001. h. 213-52.

9
8. Hartanto H. Editor. Kamus kedokteran dorlan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC; 2002.

10

Anda mungkin juga menyukai