Anda di halaman 1dari 24

VANIA LUTHFI KARIMA

30102000188
SGD 13

LEARNING ISSUES LBM 1

1. Apa itu nyeri kolik? Apa saja macam-macam penyakit nyeri buang air kecil?
Jawab :
Nyeri adalah mekanisme pertahanan protektid bagi tubuh yang timbul ketika
jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu memberikan reaksi. Nyeri kolik
merupakan nyeri visceral akibat spasme otot polos organ berongga dan
disebabkan oleh hambatan (ileus obstruksi) pasase dalam organ tersebut seperti
obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan tekanan intraluminar. Nyeri
dapat timbul karena hipoksia yang dialami jaringan di membrane. Karena
kontraksi berjeda kolik dirasakan hilang timbul.
Infeksi saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan anatomi, yaitu: a. Infeksi
saluran kemih bawah berdasarkan presentasi klinis dibagi menjadi 2 yaitu :
1). Perempuan
Sistitis adalah infeksi saluran kemih disertai bakteriuria bermakna dan Sindroma
uretra akut
2). Laki-laki
Berupa sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis. b. Infeksi saluran kemih atas
berdasarkan waktunya terbagi menjadi 2 yaitu: 1). Pielonefritis akut (PNA),
adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri
(Sukandar, 2006). 2). Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut
dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil (Liza, 2006).
Berdasarkan klinisnya, ISK dibagi menjadi 2 yaitu : a. ISK Sederhana (tak
berkomplikasi) b. ISK berkomplikasi

2. Mengapa pada pasien terjadi aliran air seni yang beberapa kali mendadak berhenti
terutama saat mau habis dan kembali lancar saat merubah posisi? Mengapa pada pasien
merasakan nyeri di akhir kencing?

3. Mengapa terkadang kencing berwarna agak kemerahan namun dilain waktu dapat
berwarna keruh?

Jawab :
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

4. Bagaimana dapat terjadi demam dan apa hubungan dengan kasus di scenario?

Jawab :
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

5. Adakah hubungan gejala yang dialami 2 bulan lalu dengan sekarang?

6. Apa pemeriksaan fisik dan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus di scenario?

Jawab :

Check List Prosedur Pemeriksaan Fisik Ginjal

No Tindakan Score
0 1 2
1 Informed consent
2 Posisi supine (berada di sebelah kanan pasien)
3 Melakukan pemeriksaan bimanual pada ginjal kanan
dan kiri
4 Tangan bagian posterior mengangkat ginjal ( area
costovertebral angle)
5 Mengintruksikan pasien untuk tarik nafas dalam
6 Tangan yang lain secara gentle menekan kedalam
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

7 Menilai besarnya
8 Konsistensinya
9 Nyeri tekan

Check List Prosedur Pemeriksaan Fisik CVA angle

No Tindakan Score
0 1 2
1 Posisi duduk
2 Menanyakan apakah nyeri atau tidak saat akan memulai
prosedur
3 Ketok area sudut CVA kanan dan kiri

Check List Prosedur Pemeriksaan Fisik Kandung Kemih (Regio Suprapubik)

No Tindakan Score
0 1 2
1 Posisi supine
2 Inspeksi :
Adakah mass suprapubic (distensi bladder/tumor)
Adakah bekas operasi
3 Melakukan palpasi (bisa dengan 1 atau 2 tangan) pada
area suprapubik
4 Melakukan perkusi dimulai dari simfisis pubis ke arah
kranial

Pemeriksaan penunjang

 Foto polos abdomen


Tujuan  untuk melihat kmungkinan adanya batu radio-opak di saluran kemih
Radio-opak : batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat
Non radio-opak : batu asam urat
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

 Pielografi intra vena (IVU)


Tujuan  menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal, selain itu IVU dapat
mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat
terlihat oleh foto polos perut
 Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVU, yaitu
pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun,
dan pada wanita yang sedang hamil
Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang
ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau pengerutan
ginjal
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

 Urinalisa
Urine mempunyai pH yang bersifat asam, yaitu rata-rata 5,5-6,5. Jika didapatkan
pH yang relatif basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea,
sedangkan jika pH yang terlalu asam kemungkinan terdapat asidosis pada tubulus
ginjal atau ada batu asam urat
 BNO-IVP
Intra Venous Urography atau urografi adalah foto yang dapat menggambarkan
keadaan sistem urinaria melalui bahan kontras radio-opak. Pencitraan ini dapat
menunjukkan adanya kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. Indikasi dari
BNO-IVP yaitu nefrolithiasis, nefritis adanya keganasan, kista dll. Kontraindikasi
dari penggunaan BNO-IVP adalah ureum yang meningkat, adanya riwayat
hipertensi, diabetes mellitus dll
Sebelumnya pasien harus dilakukan skin test terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah ada alergi pada bahan kontras. Pemeriksaan faal ginjal juga diperlukan
untuk mempersiapkan pasien menjalani pemeriksaan foto BNO-IVP yang
bertujuan untuk mencari kemungkinan terjadinya penurunan fungsi ginjal
Teknik pelaksanaannya, yaitu pertama kali dibuat foto polos abdomen (sebagai
kontrol). Setelah itu bahan kontras disuntikkan secara intra vena, dan dibuat foto
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

serial beberapa menit hingga satu jam, dan foto setelah miksi. Jika terdapat
keterlambatan fungsi ginjal, pengambilan foto diulangi setelah jam ke-2, jam ke-
6, atau jam ke 12
 CT-Scan
Merupakan pemeriksaan gold standart pada pasien dengan urolithiasis.
Sensitivitas dan spesifitasnya paling baik. CT scan spiral non kontras sekarang
menjadi modalitas pencitraan pilihan pada pasien yang hadir dengan kolik ginjal
akut.

Sumber :
- Purnomo, B. B. 2016, Dasar dasar urologi. 3rd edn. Sagung Seto.

7. Apa diagnosis kerja dan diagnosis banding dari kasus di scenario?

Jawab :

Diagnosis utama

 Vesikolithiasis (Batu Kandung Kemih)


Gejala paling sering pada batu kandung kemih adalah nyeri saat berkemih, terputus-
putus, dan hematuria. Khususnya, nyeri saat mendekati akhir berkemih merupakan
dampak dari batu buli. Pada pemeriksaan urine, terdapat sel pus dan kristal. Pemeriksaan
awal dapat menggunakan USG, sedangkan untuk memastikan adanya batu buli dapat
menggunakan sistoskopi. Pemeriksaan pencitraan sinar-X juga dapat digunakan untuk
melihat adanya batu pada vesika urinaria.
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Tanda dan gejala :


- Nyeri suprapubic
- Penghentian miksi tiba-tiba
- Polyuria
- Dysuria
- Hematuria
- PF : demam, conjunctiva anemis atau akral anemis
 Diagnosis Banding : Urothialisis, Batu ginjal
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Sumber :
Bambang SN, Besut D, Boyke S, et all. 2018. Panduan Penatalaksaan Klinis Batu
Saluran Kemih. Ikatan Ahli Urologi Indonesia.
https://repository.unair.ac.id/95465/1/Buku%20Panduan%20Penatalaksanaan%20Batu
%20Saluran%20Kemih.pdf

8. Apa etiologic dan factor risiko kasus di scenario? Adakah hubungan dari pekerjaan
pasien dengan kondisi yang sekarang dialami?

Jawab :

ETIOLOGI
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya angka insiden urolitiasis :
- JENIS KELAMIN : Laki-laki mengekskresi sedikit sitrat dan banyak kalsium
dibandingkan perempuan.
- ETNIS: Etnis Amerika, Afrika atau Israel memiliki risiko tinggi menderita
urolitiasis.
- RIWAYAT KELUARGA: beberapa keluarga memiliki kecenderungan
memproduksi mukoprotein yang berlebihan pada traktus urinariusnya, yang mana
dapat meningkatkan terjadinya urolitiasis.
- RIWAYAT KESEHATAN: beberapa masalah kesehatan dapat meningkatkan
terjadinya urolitiasis meliputi penyakit di saluran cerna, infeksi saluran kencing
yang berulang dan sistinuria.
- DIET: dehidrasi atau menurunnya intake cairan meningkatkan terjadinya
urolitiasis ditambah dengan meningkatnya konsumsi sodium, oksalat, lemak,
protein, gula, karbohudrat kasar dan vitamin C.

Faktor intrinsik :
- Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya
- Umur : paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
- Jenis kelamin : laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan perempuan

Faktor ekstrinsik :
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

- Geografi : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran


kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah
stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah batu di Afrika Selatan hampir tidak
dijumpai penyakit saluran kemih
- Iklim dan temperatur
- Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air
yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih
- Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit
batu saluran kemih
- Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaanya banyak
duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life

Sumber :
- Kidney stones in adults. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney
Diseases. https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologicdiseases/kidney-
stones/definition-facts .
- Medical Definition of Urolithiasis. Medicine.Net.com.
https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=6649 .
- Yolanda S. What is Urolithiasis. News Medical Life Sciences. https://www.news-
medical.net/health/What-is-Urolithiasis.aspx.
- Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid II
- Dasar-Dasar Urologi Edisi Ketiga. Basuki B.Purnomo 2016

9. Pathogenesis terjadinya batu

Jawab :
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang
sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine)  sistem kalises ginjal atau
buli-buli
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut di dalam urine  kristal-kristal ini tetap berada dalam
keadaan metastable (tetap larut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan tertentu
yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal  kristal-kristal yang saling
mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan
mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain  sehingga menjadi kristal
yang lebih besar

Meskipun ukurannya cukup besar, agregat kristal masih rapuh dan belum cukup
membuntu saluran kemih  agregat kristal ini menempel pada epitel saluran kemih
(membentuk retensi kristal)  dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregrat
itu  sehingga membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Kondisi metastable dipengaruhi  suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam urine,


konsentrasi solut di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih, atau adanya
korpus alineum di dalam saluran kemih bertindak sebagai inti batu

>80% batu saluran kemih terdiri atas  batu kalsium, baik yang berikatan dengan
oksalat maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat,
sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat (batu
infeksi), batu xanthyn, batu sistein, dan jenis lainnya

Batu yang terletak pada ureter maupun sistem pelvikalis mampu menimbulkan
obstruksi saluran kemih sebelah atas  obstruksi ureter menimbulkan hidroureter dan
hidronefrosis
Kalau batu di pielum  menyebabkan hidronefrosis
Kalau batu dikaliks mayor  menyebabkan kaliektasis pada kaliks yang
bersangkutan
Jika disertai dengan infeksi sekunder  menimbulkan pionefritis, urosepsis, abses
ginjal, abses perinefrik, ataupun pielonefritis  pada keadaan lanjut dapat
menyebabkan kerusakan ginjal  jika mengenai kedua sisi mengakibatkan gagal
ginjal permanen

Batu kalsium
Paling banyak dijumpai >70-80% dari seluruh batu saluran kemih
Kandungan batu  kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran keduanya

Faktor terjadinya batu kalsium :


 Hiperkalsiuri
Kadar kalsium di dalam urine lebih besar dari 250-300 mg/24jam
Penyebab :
- Hiperkalsiuri absobtif  terjadi karena adanya peningkatan absorbsi kalsium
melalui usus
- Hiperkalsiuri renal  terjadi karena adanya gangguan kemampuan
reabsorbsi kalsium melalui tubulus ginjal
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

- Hiperkalsiuri resorptif  terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium


tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau pada tumor
paratiroid
 Hiperoksaluri
Ekskresi oksalat urine melebihi 45 gram/hari
Banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus sehabis
menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi makanan
yang kaya akan oksalat (teh, kopi instan, minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk
sitrun, sayuran berwarna hijau terutama bayam)
 Hiperurikosuria
Kadar asam urat di dalam urine melebihi 850mg/24 jam
Asam urat berlebihan dalam urine bertindak sebagai inti batu/nidus untuk
terbentuknya batu kalsium oksalat
 Hipositraturia
Di dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat 
sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat
Dapat terjadi pada  penyakit asidosis tubuli ginjal atau renal tubular acidosis,
sindrom malabsorbsi, pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu
lama
 Hipomagnesuria
Magnesium bertindak sebagai penghambat timbulnya batu kalsium, karena urine
magnesium bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat  sehinggga
mencegah ikatan kalsium dengan oksalat
Penyebab tersering  penyakit inflamasi (inflamatory bowel disease) yang
diikuti dengan gangguan malabsorbsi

Batu struvit
Disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh
adanya infeksi saluran kemih
Kuman penyebab infeksi : kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang
dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui
hidrosis urea menjadi amoniak
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Kuman pemecah urea : proteus spp, klebisiella, serratia, enterobakter, pseudomonas


dan stafilokokus

Batu asam urat


- 5-10% dari seluruh batu saluran kemih
- Banyak diderita pada  pasien penyakit gout, penyakit mieloproliferatif, pasien
yang mendapatkan terapi antikanker, banyak mempergunakan obat urikosuik
(sulfinpirazone, thiazide, salisilat
- Sumber asam urat berasal dari diet yang mengandung purin dan metabolisme
endogen di dalam tubuh

Kesimpulan :

Urin  hipersaturasi  presipitasi  nuclease  agregasi  kristalisasi  sumbat saluran


kemih  batu ginjal

Jenis jenis batu

Sumber :

Purnomo, B. B. 2016, Dasar dasar urologi. 3rd edn. Sagung Seto.

10. Apa saja tatalaksana kasus di scenario? Dan mengapa dokter menyarankan pasien
untuk menghindari mengonsumsi jeroan dan memperbanyak minum air putih?

Jawab :
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Medikamentosa
batu dengan ukurannya < 5 mm  keluar spontan.
Terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan
pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.
Dapat juga diberi pelarut batu seperti batu asam urat yang dapat dilarutkan dengan
pemberian bikarbonas natrikus disertai makanan alkalis.
 Analgetik : Natrium Declofenat 2 x 50mg
 Diuretik : Furosemid 1 x 40mg
 Muscle relaxant : Nifedipin 1 x 1 mg, Tamsulosin 1 x 0,2 mg
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Dehidrasi merupakan suatu kondisi kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan yang
keluar lebih banyak daripada jumlah cairan yang masuk. Urin dideteksi dengan tingkat warna
atau keasaman pH sebagai masukan untuk menentukan tingkat dehidrasi.
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

 ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)  Menggunakan gelombang kejut


yang dialirkan melalui air dan dipusatkan pada batu  batu diharapkan pecah
menjadi ukuran < 2mm  keluar bersama urin

Transurethral cystolitholapaxy

dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk menemukan batu kandung kemih atau
batu. Cystoscope seperti teleskop kecil. Prosedur bedah ini dilakukan dalam posisi
litotomi dengan anestesi spinal. Laser holmium digunakan untuk melakukan
cystolithotripsy, dan pengaturan daya yang digunakan laser holmium adalah 2,6–3,5 J
dan 2,0–2,5 Hz. Setelah memasuki kandung kemih dan memvisualisasikan batu, batu
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

digenggam dan difiksasi menggunakan rahang, kemudian dilakukan cystolithotripsy


dengan laser holmium melalui tabung lithotripsy
Percutaneous suprapubic cystolitholapaxy
Pada anak-anak jarang digunakan pada orang dewasa. adalah teknik yang efektif dan
aman untuk mengobati batu kandung kemih besar. Ini invasif minimal, menghindari
cedera uretra dapat digunakan untuk memecah dan menghilangkan batu kandung
kemih yang besar dan keras.
Suprapubic cystotomi

Prosedur bedah di mana lubang kecil dibuat ke dalam kandung kemih melalui perut
bagian bawah  memasukkan kateter ke dalam luka / lubang untuk memungkinkan
urin mengalir dari kandung kemih  mengosongkan kandung kemih
Konsumsi jeroan
Asam urat merupakan substansi akhir dari hasil metabolisme purin dalam tubuh. Purin
yang dihasilkan berasal dari makanan atau minuman, konversi asam urat nukleat dari
jaringan, dan pembentukan purin dalam tubuh itu sendiri
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Sumber :
PANDUAN PRAKTIK KLINIS UROLOGI NOMOR 320/PER/RSI-SA/I/2020.
RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto

11. Apa edukasi yang dapat disampaikan kepada pasien di scenario? Edukasi terkait
pencegahan sebelum dan saat sudah mengalami kejadian?

Jawab :

PENCEGAHAN
Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya yang tidak kalah
pentingnya adalah upaya menghindari timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan
batu
saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun.
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

Pencegahan yang dilakukan adalah berdasarkan atas kandungan unsur yang menyusun
batu
saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya pencegahan itu
berupa: (1)
menghindari dehidrasi dengan minum cukup dan diusahakan produksi urine sebanyak
2-3
liter per hari, (2) diet untuk mengurangi kadar zat-zat komponen pembentuk batu, (3)
aktivitas harian yang cukup, dan (4) pemberian medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah: (1) rendah
protein,
karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan menyebabkan suasana urine
menjadi
lebih asam, (2) rendah oksalat, (3) rendah garam karena natriuresis akan memacu
timbulnya hiperkalsiuri, dan (4) rendah purin. Diet rendah kalsium tidak dianjurkan
kecuali pada pasien
yang menderita hiperkalsiuri absorbtif tipe II.

Tindakan selanjutnya yang tidak kala penting setelah batu dikeluarkan dari saluran
kemih adalah pencegahan atau menghindari terjadinya kekambuhan. Angka
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% tahun
dalam 10 tahun (Purnomo, 2012).
Pencegahan dilakukan berdasarkan kandungan dan unsur yang menyusun batu saluran
kemih dimana hasil ini didapat dari analisis batu (Lotan, et al., 2013). Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan dengan
pengaturan diet makanan, cairan dan aktivitas serta perawatan pasca operasi untuk
mencegah terjadinya komplikasi pasca operasi.
Beberapa tindakan gaya hidup yang dapat dimodifikasi dalam upaya pencegahan
kekambuhan urolithiasis adalah:
1) Cairan
Strategi pengobatan yang umum digunakan pada urolithiasis yang bukan disebabkan
karena infeksi bakteri adalah dengan meningkatkan konsumsi air. Peningkatan
konsumsi air setiap hari dapat mengencerkan urin dan membuat konsentrasi
pembentuk urolithiasis berkurang. Selain itu, saat mengkonsumsi makanan yang
cenderung kering hendaknya mengkonsumsi air yang banyak. Konsumsi air
sebanyak-banyaknya dalam satu hari minimal 8 gelas atau setara dengan 2-3 liter per
hari (Lotan, et al., 2013)
Anggraini (2015) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pencegahan lain dapat
dilakukan dengan mengkonsumsi air jeruk nipis atau jeruk lemon yang berfungsi
sebagai penghambat pembentukan batu ginjal jenis kalsium dengan mekanisme
utamanya yaitu menghambat pembentukan batu kalsium melalui reaksi pemutusan
ikatan antara kalsium oksalat maupun kalsium posfat oleh sitrat, sehingga pada akhir
reaksi akan terbentuk senyawa garam yang larut air, endapan kalsium tidak terbentuk
dan tidak tidak terbentuk batu saluran kemih jenis batu kalsium. Penelitian ini
didukung oleh Colella, et al., (2005) dan Purnomo, (2012) yang menyatakan bahwa
asupan jeruk nipis yang rendah dapat menyebabkan hipositraturia dimana
kemungkinan dapat meningkatkan resiko terbentuknya batu.
2) Makanan
a. Konsumsi makanan seperti ikan dan kurangi konsumsi oksalat (seperti daging)
untuk menurunkan oksalat dalam urin dan resiko pembentukan batu oksalat (Maalouf,
et al., 2010).
b. Mengurangi diet protein hewani dan purin lainnya untuk menurunkan kadar asam
urat dalam urin dan resiko pembentukan batu asam urat (Maalouf, et al., 2010).
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

c. Mengurangi makanan yang mengandung tinggi kadar garam karena dapat


meningkatkan rasa haus, selain itu garam akan mengambil banyak air dari dalam
tubuh sehingga tubuh akan mengalami dehidrasi tanpa disadari. Disarankan jika
terlalu banyak mengkonsumsi garam hendaknya anda imbangi dengan mengkonsumsi
banyak air yang berfungsi untuk melarutkan garam yang ada di dalam tubuh
(Maalouf, et al., 2010).
d. Meningkatkan diet kalsium untuk mengikat oksalat di usus dan dengan demikian
akan menurunkan kadar oksalat dalam urin
3) Aktivitas
Aktivitas fisik sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya urolithiasis. Tingginya
aktivitas yang dilakukan dengan diimbangi asupan cairan yang seimbang maka ada
kemungkinan akan memperkecil resiko terjadinya pembentukan batu, latihan fisik
seperti
treadmill atau aerobic ini dapat dilakukan selama 1 jam/ hari selama 5 hari atau anda
dapat melakukan olahraga lari selama 20 meter/ menit selama 5 hari (Shamsuddeen,
et al., 2013).
Aktivitas fisik dapat menyebabkan kehilangan banyak cairan sehingga
memungkinkan untuk berada dalam kondisi dehidrasi tanpa disadari maka dari itu
disarankan untuk mempertahankan hidrasi (cairan) dalam tubuh sebanyak-banyaknya
selama melakukan aktivitas, khususnya aktivitas berat seperti latihan fisik (treadmill)
untuk mengganti ciaran tubuh yang hilang saat melakukan aktivitas (Colella, et al.,
2005; Purnomo, 2012).
4) Dukungan sosial
Rahman, et al., (2013) dalam penelitiannya tentang hubungan antara adekuasi
hemodialisa terhadap kualitas hidup pasien menyatakan bahwa dukungan sosial
merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Dukungan sosial dapat diberikan dari keluarga dan lingkungan sekitar dapat
meningkatkan keoptimisan pada diri sendiri untuk sembuh dari penyakit dan memiliki
kehidupan yang lebih baik. Dukungan yang dapat diberikan berupa memberikan
dukungan kepada orang lain untuk beradaptasi dengan kondisinya saat ini
(Guundgard, 2006).
EDUKASI
1. Meningkatkan intake cairan(minimal 1.5liter).
VANIA LUTHFI KARIMA
30102000188
SGD 13

2. Kurangi diet tinggi oksalat seperti teh, kacang-kacangan, kedelai, dsb.


3. Diet rendah purin dan rendah protein hewani.
4. Menghindari duduk dalam waktu lama.
5. Hindari kebiasaan menahan BAK.

Sumber :
- PANDUAN PRAKTIK KLINIS UROLOGI NOMOR 320/PER/RSI-SA/I/2020.
RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
- Basuki B. Purnomo. 2011. Dasar-Dasar Urologi. Jakarta: CV. Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai