Anda di halaman 1dari 6

Vesikolitiasis

1. Definisi
Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher
kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan
menetes disertai dengan rasa nyeri (Effendi, 2010).

2. Etiologi
Menurut (Basuki, 2009) bahwa, batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis urin dan
periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium).
Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut batu kandung kemih (Vesikolitiasis) adalah
1. Hiperkalsiuria
Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena, hiperkalsiuria
idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi natrium, kalsium dan
protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau
kelebihan kalsium.
2. Hipositraturia
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih,
khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap atau tidak
lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein tinggi.
3. Hiperurikosuria
Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu pembentukan
batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.
4. Penurunan jumlah air kemih
Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.

5. Jenis cairan yang diminum


Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel dan jus
anggur.
6. Hiperoksalouria
Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini disebabkan
oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal, dan penyakit usus
kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu absorbsi garam empedu.
7. Ginjal Spongiosa Medula
Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak
dijumpai predisposisi metabolik).
8. Batu Asan Urat
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan hiper
urikosuria (primer dan sekunder).
9. Batu Struvit
Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme
yang memproduksi urease.

3. Patofisiologi
Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena infeksi,
pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering menyebabkan
bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan
karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan
penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah
terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar
sehingga membentuk batu (Effendi,2010).

4. Tanda dan Gejala


Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena infeksi,
pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering menyebabkan
bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran kemih baik itu yang disebabkan
karena infeksi, trauma dan tumor serta kelainan metabolisme dapat menyebabkan
penyempitan atau struktur uretra sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah
terjadi bendungan dan statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar
sehingga membentuk batu (Effendi,2010).

5. Komplikasi
Komplikasi yang disebabkan dari vesikolithiasis adalah sebagai berikut (Muttaqin, 2012)
:
a Sistem Pernafasan

Atelektasis bias terjadi jika ekspansi paru yang tidak ade kuat karena pengaruh
analgetik, anestesi, dan posisi yang dimobilisasi yang menyebabkan ekspansi tidak
maksimal. Penumpukan secret dapat menyebab kan pnemonia, hipoksia terjadi karena
tekanan oleh agens analgetik dan anestesi serta bias terjadi emboli pulmonal.
b Sistem Sirkulasi
Dalam system peredaran darah bias menyebabkan perdarahan karena lepasnya
jahitan atau lepasnya bekuan darah pada tempat insisi yang bias menyebabkan syok
hipovolemik. Statis vena yang terjadi karena duduk atau imobilisasi yang terlalu lama
bias terjadi trombo flebitis, statis vena juga bisa menyebabkan trombus atau karena
trauma pembuluh darah.
c Sistem Gastrointestinal
Akibat efek anestesi dapat menyebabkan peristaltic usus menurun sehingga bias
terjadi distensi abdomen dengan tanda dan gejala meningkatnya lingkar perut dan
terdengar bunyi timpani saat diperkusi. Mual dan muntah serta konstipasi bisa terjadi
karena belum normalnya peristaltik usus.
d Sistem Genitourinaria
Akibat pengaruh anestesi bias menyebabkan aliran urin involunter karena
hilangnya tonus otot.
e Sistem Integumen
Perawatan yang tidak memperhatikan kesterilan dapat menyebabkan infeksi,
buruknya fase penyembuhan luka dapat menyebabkan dehisens luka dengan tanda
dan gejala meningkatnya drainase dan penampakan jaringan yang ada dibawahnya.
Eviserasi luka/kelurnya organ dan jaringan internal melalui insisi bias terjadi jika ada
dehisens luka serta bias terjadi pula surgical mump (parotitis).
f Sistem Saraf
Bisa menimbulkan nyeri yang tidak dapat diatasi.

6. Penatalaksanaan
Menurut Effendi, (2010)pengobatan dapat dilakukan dengan :
1. Mengatasi Simtom
Ajarkan dengan tirah baring dan cari penyebab utama dari vesikolitiasis, berikan
spasme analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin, bila terjadi koliks ginjal dan
tidak di kontra indikasikan pasang kateter.
2. Pengambilan Batu
1) Lithotripsi gelombang kejut ekstra korporeal
Prosedur non invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu. Litotriptor
adalah alat yang digunakan untuk memecahkan batu tersebut, tetapi alat ini hanya
dapat memecahkan batu dalam batas ukuran 3 cm ke bawah. Bila batu di atas ukuran
ini dapat ditangani dengan gelombang kejut atau sistolitotomi melalui sayatan
prannenstiel. Setelah batu itu pecah menjadi bagian yang terkecil seperti pasir, sisa
batu tersebut dikeluarkan secara spontan.
2) Metode endourologi pengangkatan batu
Bidang endourologi mengabungkan ketrampilan ahli radiologi mengangkat batu
renal tanpa pembedahan mayor. Batu diangkat dengan forseps atau jarring, tergantung
dari ukurannya. Selain itu alat ultrasound dapat dimasukkan ke selang nefrostomi
disertai gelombang ultrasonik untuk menghancurkan batu.
3) Ureteroskopi
Ureteroskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan alat
ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser,
litotrips elektrohidraulik, atau ultrasound kemudian diangkat.

b Pencegahan (batu kalsium kronik-kalsium oksalat)

1) Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat)

2) Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk batu yaitu sitrat (kalium sitrat 20


mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon malam hari), dan bila batu
tunggal dengan meningkatkan masukan cairan dan pemeriksaan berkala
pembentukan batu baru.
3) Pengaturan diet dengan meningkatkan masukan cairan, hindari masukan soft drinks,
kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB
/hari), membatasi masukan natrium, diet rendah natrium (80-100 meq/hari), dan
masukan kalsium.
4) Pemberian obat

Untuk mencegah presipitasi batu baru kalsium oksalat, disesuaikan kelainan


metabolik yang ada.

Effendy, N. (2010). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Rineka


Cipta.

Basuki B Purnomo. Dasar-dasar urologi. Penerbitan Sagung Seto Jakarta

Muttaqin dan Sari. (2012). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Salemba
Medika, Jakarta

Bagaimana mekanisme keluhan nyeri pinggang pasien?

1. Nyeri hilang timbul dan timbul tiba-tiba


Nyeri yang hilang timbul dan terjadi secara tiba-tiba disebut juga nyeri kolik.
Nyeri kolik terjadi akibat aktivitas peristaltik otot polos ureter yang meningkat sebagai
usaha untuk mengeluarkan batu pada saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu
menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari
terminal saraf yang memberikan sensasi nyeri. (Purnomo,2001)

2. Nyeri menjalar ke perut


Pelvic Renalis dan Ureter mengirimkan saraf-saraf aferen ke medulla spinalis
pada segmen T11 dan T12 serta L1 dan L2. Spasme otot polos menyebabkan nyeri kolik
hebat yang dialihkan ke kulit yang mendapat persarafan oleh segmen-segmen medulla
spinalis tersebut, yaitu dari pinggang sampai lipat paha (Purnomo,2001)

3. Tidak dipengaruhi mobilitas fisik


Nyeri pada kasus ini disebabkan oleh gerakan peristaltik yang berlebihan dari otot
polos pada ureter untuk mengeluarkan batu yang ada pada ureter. Otot polos dipersarafi
oleh saraf otonom sehingga tidak dipengaruhi oleh mobilitas fisik. (Purnomo,2001)

Purnomo, Basuki, 2001, Dasar-dasar Urologi, Sagung Seto Imfomedical, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai