Anda di halaman 1dari 2

Trauma Tumpul Abdomen

1. Perkenalkan diri
2. Anamnesa singkat
i. Keluhan utama
ii. Mekanisme kejadian
iii. Jenis alat yang melukai, kecepatan
3. Lakukan primary survey
i. Airway with c spine control
ii. Breathing
i.
ii. Perhatikan pola pernafasan  pernafasan perut  bisa ada
cedera medulla spinalis
iii. Sirkulasi
i. Tanda – tanda shok  bolus 2000cc  iv line 2 jalur
(Abbocath besar)
ii. Perhatikan apakah adanya bradikardi (darah bebas di
peritoneum).
4. Inspeksi:
i. Pemeriksaan abdomen untuk menentukan tanda-tanda eksternal
dari cedera.
i. Perlu diperhatikan adanya jejas  area yang abrasi dan atau
ekimosis, cullen sign (ekimosis periumbilikal) bisa karena ada
perdarahan peritoneal.
ii. Apakah ada memar dan edema panggul  cedera
retroperitoneal
iii. Periksa apakah adanya distensi
ii. Inspeksi genital dan perineum dilakukan untuk melihat cedera
jaringan lunak, perdarahan, dan hematom.
5. Auskultasi (bising dapat melemah atau hilang):
i. Bising pada abdomen menandakan adanya penyakit vaskular atau
fistula arteriovenosa traumatik.
ii. Suara usus pada rongga thoraks menandakan adanya cedera
diafragmatika  hernia diafragmatika.
iii. Selama auskultasi, palpasi perlahan dinding abdomen dan
perhatikan reaksinya.
6. Palpasi:
i. Krepitasi atau ketidakstabilan kavum thoraks bagian bawah 
cedera iga  bisa mengakibatkan cedera limpa atau hati
ii. Palpasi seluruh dinding abdomen dengan hati-hati sembari menilai
respon pasien.
iii. Perhatikan massa abnormal, nyeri tekan, dan deformitas.
iv. Ketidakstabilan pelvis  tanda potensial untuk cedera traktus
urinarius bagian bawah, seperti hematom pelvis dan
retroperitoneal.
v. Tanda rangsang peritoneum  periksa peritonitis
i. Nyeri tekan
ii. Nyeri lepas
iii. Defans muscular
vi. Periksa apakah ada shifting dullness
vii. Pemeriksaan rektal dan bimanual vagina dilakukan untuk menilai
perdarahan dan cedera.
viii. Pemeriksaan sensori pada thorak dan abdomen dilakukan untuk
evaluasi adanya cedera medulla spinalis  menurun atau
menghilang.
7. Perkusi:
i. Nyeri pada perkusi merupakan tanda peritoneal
i. Nyeri ketok
8. Pasang NGT  menurunkan tekanan lambung dan menilai apakah ada
perdarahan. Jika cedera maxillofacial  pasang pipa orogastrik.
9. Pasang kateter  lihat produksi dan ambil sampel untuk periksa hematuria
mikroskopis
i. Cedera uretra atau VU  BNO IVP terlebih dahulu
10. Penunjang
i. Rontgen
i. Thorax
1. Pneumoperitoneum, ruptur diafragma, fraktur iga
bawah
ii. Abdomen
1. Supine/ upright
2. Left lateral decubitus
ii. USG FAST
i. Hepatorenal recess (Morison pouch)
ii. Perisplenic view
iii. Subxiphoid pericardial window
iv. Suprapubic window (Douglas pouch)
iii. CT scan
i. Cedera ginjal, hati, limpa
iv. Peritoneal lavage
i. Jika pada cairan yang di aspirasi terdapat eritrosit, leukosit,
amylase, bakteri, cairan empedu, serat makanan

Anda mungkin juga menyukai