Anda di halaman 1dari 37

Dokter muda:

Arsie noor Rafidah


Cornellius dharwindo

Laporan kasus Supervisor:

Mioma uteri dr. HERMAWAN WIBISONO, SpOG(K)


Laporan kasus
Pasien • Suku : Jawa
• No. Reg. : 11361096 • Bangsa : Indonesia
• Nama : Ny. N • Alamat : HOS
• Umur : 37 tahun Cokroaminoto RT 02 RW 02
Bugul Kidul Pasuruan
• Agama : Islam
• Pendidikan: SMA
• Pekerjaan: Ibu rumah
tangga
• Status : Menikah, 2x sejak usia 24 tahun
• Kehamilan : P0000 Ab000
• Tgl MRS : 07-02-2018
Pasangan
• Nama : Tn. S
• Umur : 42 tahun
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Subjektif
Keluhan Utama : Benjolan di perut
Pasien rujukan RSUD Pasuruan dengan mioma uteri + splenomegali
Riwayat Perjalanan Penyakit
Februari 2017
Pasien mengeluh benjolan di perut tetap di rumah
September 2017
Pasien mengeluh benjolan semakin besar disertai haid yang semakin
banyak periksa ke RSUD Pasuruan didiagnosis dengan mioma
uteri saran dirujuk ke RSSApasien tetap di rumah
Februari 2018
Pasien berangkat ke RSSA
Hari pertama haid terakhir (HPHT) :16 Oktober 2017
Umur awal menarche :14 tahun
Siklus :30 hari
Lamanya haid : 5-6 hari hari
Banyaknya haid :Ganti pembalut 10 kali/hari saat haid
Nyeri haid :-
Riwayat keputihan :Tidak ada
Tidak ada keluhan buang air kecil maupun buang air besar.
Riwayat Pernikahan
• Pasien menikah 2 kali.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• Pasien tidak pernah hamil
Riwayat Kontrasepsi
• Pasien tidak memiliki riwayat memakai KB
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak ada riwayat penurunan berat badan
• Riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, penyakit jantung, liver, dan asma
disangkal oleh pasien
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak terdapat riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
• Riwayat keluarga pasien memiliki penyakit seperti hipertensi, DM, penyakit
jantung, liver, dan asma disangkal oleh pasien
Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan suami dan keluarga baik. Pasien beragama
Islam. Pasien tinggal serumah bersama dengan suami, tidak memiliki
anak kandung, namun mengangkat seorang anak.
objektif
• Status Generalis
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 92 x/menit, reguler
• RR : 20 x/menit, dyspnea (-)
• Suhu : 36,5o C
• Kepala dan leher : Anemis + / +, ikterik - / -
pembesaran kelenjar getah bening - / -
• Thorax
Jantung :iktus tak terlihat, teraba pada ICS V MCL sinistra, S1S2 tunggal,
murmur (-), gallop (-)
Paru : v / v Rhonki - / - Wheezing - / -
v/v -/- -/-
v/v -/- -/-
• Abdomen : Flat, soefl, bising usus (+) normal, nyeri (-), shifting dullness (-)
• TFU (tinggi fundus uteri) setinggi 18-20 minggu, teraba konsistensi padat kenyal,
permukaan rata, batas tegas, mobilitas terbatas, tidak ada nyeri
• Ekstremitas : Simetris, anemis (-), edema (-)
• Status Ginekologi:
- GE : v/v flux (-), fluor (-), edema (-), varises (-), pembengkakan kelenjar bartholini (-)
- Inspekulo : v/v fluor (-), flux (-), PONP (portio nulli para) tertutup licin
- VT : v/v fluor (-), flux (-), PONP tertutup licin
 Nyeri goyang serviks (-)
 CUAF (corpus uteri antefleksi) setinggi 18-20 minggu, massa konsistensi padat kenyal, permukaan
rata, permukaan rata, batas tegas, mobilitas terbatas, tidak ada nyeri
 AP (adnexa parametrium) D/S : dalam batas normal, massa (-) nyeri (-)
 CD (cavum Douglasi) : dalam batas normal
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium

(07 Februari 2018)

• Darah lengkap : 6,4↓/ 7110/ 24,1↓/ 350.000

• Serum elektrolit : 142/ 3,82/ 107

• Faal hemostasis : 11,0 (10,3)/24,7,(25,3)

• SGOT/ SGPT : 9/ 5

• Albumin : 5,01

• Ur/Cr : 27,2/ 0,62

• GDS : 92

• UL : protein +2, keton -, bakteri 61.300


Pap smear

Class II
Foto polos Thorax
Cor dan pulmo dalam batas normal
Ultrasonografi (USG)

USG GINEKOLOGI
• Tampak vu terisi cukup
• Tampak uterus membesar ukuran 19 cm x 11 cm
dan gambaran pusaran air di dalamnya
•Tidak tampak massa patologis pada adnexa kanan
maupun kiri
Kesimpulan : mioma uteri

USG Abdomen
Kesimpulan : Sesuai gambaran mioma uteri.
Kista adnexa sinistra
Cholelithiasis tanpa disertai pelebaran
sistem bilier
C/ Bedah digestif
Kesimpulan : symptomatic cholelithiasis.
C/ Anestesi
ASA I
C/Cardiologi
GCRI class I
ESC intermediate risk
ASSESSMENT
MIoma uteri
+Infertil primer
+Anemia
PLANNING
• PDx. : -
• PTx. : Pro miomektomi
Persiapan operasi : inj Cefazolin 2 gr IV
Inj Ranitidin 1 gr IV
Inj Metoclopramide 1x30 mg IV
Lavement
Puasa
Pro Transfusi PRC 2 labu/hari
PMo :Keluhan subjektif, VS, tanda-tanda reaksi transfusi, DL
post transfusi
PEdu : KIE (Komunikasi, Infomasi, Edukasi) pasien dan keluarga
tentang:
1. Kondisi pasien saat ini
2. Rencana tindakan dan terapi yang akan dilakukan
3. Efek samping dan komplikasi dari pengobatan
Landasan
teori
Definisi

Mioma uteri adalah pertumbuhan jinak (bukan kanker) yang


berkembang dari jaringan otot uterus. Biasa disebut leiomioma
atau fibroid uterin. Ukuran, bentuk, dan lokasi mioma dapat
snagat bervarias. dapat terdapat pada dalam bagian dalam
uterus, maupun pada permukaan luar atau di antara dindingnya,
atau menempel dengan bertangkai.
Epidemologi

Mioma biasanya jarang diderita pada perempuan sebelum usia


pubertas, meningkat prevalensinya selama usia reproduktif dan
menurun ukurannya pada usia menopause (Cruz dan Buchanan, 2017).
Mioma biasa terjaid pada usia 30-40 tahun, namun dapat terjadi pada
setiap usia. Mioma sering terjadi pada wanita ras Afrika Amerika
daripada ras kulit putih (ACOG, 2011).
Etiologi

Penyebab pasti mioma uteri tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang
sekali ditemukan sebelum usia pubertas, sangat dipengaruhi oleh
hormon reproduksi dan bermanifestasi selama usia produktif
(Wiknjosastro, 2009).
Faktor Resiko

Hormon Riwayat Berat


USIA Etnik
Endogen Keluarga Badan

Diet Kehamilan
Manifestasi Klinis
I . Asimtomatik vi. Infertilitas
II . Abnormal Uterine Bleeding (AUB) perdarahan vii. Komplikasi obsetrik
abnormal uterus
viii. Berhubungan dengan kehamilan
a. Menorrhagia
a. Pertumbuhan mioma
b. Anemia
b. Degenerasi merah dan nyeri
III. Tekanan pelvis
c. Keguguran spontan
a. Frekuensi
ix. Keganasan
b. Incontinence
x. Asosiasi jarang
c. Kesulitan urinasi
a. Ascites
d. Hidronefrosis
b. Policitemia
e. Konstipasi
c. Sindrom Familial, karsinoma sel renal
f. Tenesmus
xi. Metastase jinak
IV. Massa pelvis
V. Nyeri Pelvis
Diagnosis
• Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif
lama
• Perdarahan dari jalan lahir baik pasien sedang gravida maupun
tidak
• Gangguan haid yang berupa peningkatan jumlah darah haid
atau pemanjangan durasi haid (menorrhagia), atau
ketidakteraturan haid (metrorrhagia), atau keduanya
ANAMNESA (metromenorrhagia)
• Gangguan buang air kecil atau air besar berkaitan dengan
ukuran massa
• Nyeri bila terinfeksi, terpuntir, pecah hingga menyebabkan akut
abdomen
• Pertanyaan-pertanyaan mengenai riwayat penyakit dahulu dan
persalinan
Diagnosis

Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin


uterus.
Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur
PEMERIKSAAN uterus oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi sering sulit untuk
FISIK memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
Pemeriksaan bimanual menemukan pada pembesaran uterus
yang irregular dan mengeras.
Diagnosis

• Lab
PEMERIKSAAN
PENUNJANG • Imaging (USG, MRI)
• Histereskopi
tatalaksana
• Enukleasi Mioma Histeroskopik
• Enukleasi Mioma Laparoskopik
• Histerektomi
• Embolisasi Arteri Uterus (UAE) dan Ultrasound Fokus Intensitas-Tinggi
(HIFU)
• Obat terapi
Komplikasi

Mioma yang menempel pada uterus oleh stem dapat terpelintir dan
dapat menyebabkan nyeri, mual atau demam. Mioma yang tumbuh
secara cepat, atau yang mulai menurun, juga daat menyebabkan nyeri.
Mioma juga dapatmenyebabkan infertilitas, baik primer maupun
sekunder. Secara jarang, mioma dapat berkembang menjadi kanker.
PEMBAHASAN
Hormon
Pasien memiliki riwayat belum Keterpaparan terhadap hormon
pernah hamil sebelumnya estrogen menjadi faktor risiko
(nullipara) utama pada pasien ini.
Berdasarkan data pasien nullipara
yang menyebabkannya terpapar
estrogen lebih sering
dibandingkan wanita yang pernah
mengalami kehamilan dimana
hormon yang bekerja secara
dominan selama hamil adalah
progesteron (Adriaansz, 2014).
Usia
Pasien ini berusia 37 tahun Tumor ini paling sering
memberikan gejala klinis antara
usia 35 – 45 tahun. Hal ini
dikaitkan dengan peningkatan
pembentukan atau pertumbuhan
mioma akibat perubahan hormon
seksual yaitu estrogen dan
progesteron yang terjadi pada usia
tersebut (Parker, 2007).
Manifestasi klinis
manifestasi klinis yang dijumpai • Asimptomatik
pada pasien ini adalah • Tekanan pelvis
menorrhagia karena pada saat
menstruasi pasien dapat ganti • Massa pelvis
pembalut hingga 10x/sehari, serta • Nyeri pelvis
keluhan adanya benjolan di perut • Infertilitas
bagian bawah (massa pelvis), dan
infertilitas karena pasien hingga • Keganasan
saat ini belum mengandung. • Infertilitas
diagnosis
Berdasarkan anamnesa pasien Mioma uteri ditegakan melalui
dimana terdapat keluhan timbul anamnesa, pemeriksaan fisik dan
benjolan di perut bagian bawah pemeriksaan penunjang
disertai jumlah menstruasi yang
semakin banyak. pasien merasa
lemas dan cepat lelah. Berdasarkan
pemeriksaan fisik pada kepala
didapatkan anemis pada konjungtiva
pasien dan dari pemeriksaan
abdomen dan pemeriksaan dalam
(VT) ditemukan massa padat pada
uterus. Sementara berdasarkan
pemeriksaan penunjang yaitu
menggunakan USG didapatkan
gambaran mioma uteri.
Tatalaksana
Jenis mioma pada pasien ini • Enukleasi Mioma Histeroskopik
adalah 2 mioma intramural dan 3 • Enukleasi Mioma Laparoskopik
mioma subserous. Pilihan terapi
bedah pada pasien ini adalah • Histerektomi
miomektomi. Miomektomi atau • Embolisasi Arteri Uterus (UAE)
enukleasi mioma, adalah dan Ultrasound Fokus Intensitas-
pengambilan mioma tanpa Tinggi (HIFU)
pengangkatan uterus pada pasien • Obat terapi
ini dengan laparoskopi. Untuk
tatalaksana anemia yaitu dengan
dengan transfusi PRC 2 labu per
hari hingga Hb mencapai 10 gr/dl.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai