Anda di halaman 1dari 49

CASE PRESENTATION

Pembimbing :
dr. Aloysius Suryawan, Sp.OG (KFM)

Agistia Lembayung Puspitasari 0710115


Novarti Zahrotunisa 0710157
Amanda Rachel Tobing 0710197
IDENTITAS
Nama : Ny. A.S
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Kristen
Tinggi badan : 153 cm
Berat badan : 53 kg
Nama suami : Tn. A
Pekerjaan suami : Wiraswasta
Alamat : Cimahi
Pendidikan terakhir : SMA
Tanggal masuk : 16 Desember 2011
Masuk jam : 11: 00
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Nyeri Perut Bagian Bawah

• Anamnesis Khusus (autoanamnesis) :


Wanita, 41 tahun, PoAo datang dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah sejak ± 5 bulan lalu. Beberapa bulan
yang lalu pasien di diagnosis tumor abdomen oleh dokter.
Pasien mengeluh sering merasa mual.
Menyangkal adanya keputihan.
Nafsu makan pasien selama sakit tidak ada penurunan.
BAB dan BAK pasien tidak ada keluhan,
ANAMNESIS TAMBAHAN
• Riwayat HPHT • Riwayat Obstetri
15.12.2011 P0A0
• Riwayat Menstruasi • Riwayat Penyakit
Dahulu
Teratur, 28 hari, @5
(-)
hari Riwayat Penyakit
• Riwayat Menikah Keluarga
1x, lama 14 tahun (-)
• Riwayat KB Riwayat Operasi
(-) (-)
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Sakit Ringan
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36ºC
STATUS GENERALIS
• Kepala
- Conjunctiva anemis -/-
- Sclera ikterik -/-
• Thorax
– Cor : BJM, reg, murmur –
– Pulmo : VBS ka=ki, Rh -/-, Wh -/-
• Abdomen
Cembung, soepel, Teraba massa seperti usia kehamilan 16
minggu,NT (+)
• Ekstremitas
- Akral hangat
- CRT < 2”
- Oedem tungkai -/-
STATUS LOKALIS
STATUS GINEKOLOGI
• INSPEKULO
Vulva : Tidak tampak kelainan
Vagina : Licin
Fluksus : Darah
Fluor : Negatif
Portio : Lancip
• PEMERIKSAAN DALAM
Vulva : Tidak tampak kelainan
Vagina : Tidak tampak kelainan
Corpus Uteri : Bentuk menonjol
Teraba massa
Adneksa : Teraba massa
Nyeri tekan (+)
Cavum Douglas : Tidak berisi darah
PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan Hematologi Rutin
Hb : 14,3 gr/dL
Ht : 42,9 %
Leukosit : 4380
Trombosit : 174.000 / mm
• LED :4
• Waktu perdarahan : 1 menit
• Waktu Pembekuan : 7 menit
• GDS : 102
• Pemeriksaan Urinalisis
Kreatinin : 0.9
Ureum : 13
• Pemeriksaan Penunjang
PA : Makroskopik
Didapatkan jaringan berukuran 26x20x9cm pada
penampang. Cavum uteri terisi massa tumor
berukuran 25x19x7cm dengan multiple massa
padat, putih, tebal dinding uterus 1-3cm.
Massa tumor berbenjol-benjol, bersepta-septa,
ada perdarahan
PENATALAKSANAAN KASUS
• NON MEDIKAMENTOSA
Pasang infus
Pasang NGT
Pasang kateter urine
Rencana Operasi
Puasa 12 jam sebelum operasi dan 24
jam post operasi
• MEDIKAMENTOSA
Bisacodyl / Laxative (pencahar)
Antibiotik spectrum luas :
Cefotaxime 2x1 i.v
Ceftriaxone 2x1 p.o
Antifibrinolitik :
Asam Traneksamat 3x1 i.v
Immunodilator 2x1 p.o
DIAGNOSIS UTAMA
MYOMA UTERI
DIAGNOSIS POST OP

MYOMA UTERI MULTIPLE +


PERLENGKETAN USUS
HEBAT
Myoma Uteri

?
Insert a picture here

Myoma Uteri Multiple


Saat Operasi
Picture slide

?
Insert a picture here

Myoma Uteri
Setelah diangkat
Picture slide

?
Insert a picture here

Myoma Uteri
(Makroskopik)
MYOMA UTERI
DEFINISI
• Myoma Uteri / Fibromioma / Fibroid
ataupun leiomioma adalah neoplasma
jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumpanginya.
EPIDEMIOLOGI
• ♀ usia reproduksi (20-25%)
• PA  prevalensi mioma uteri ↑ >70 %
• < 1% malignansi
• Peak Age 35-50 tahun (mioma uteri
dengan estrogen)
• Di Indonesia 2,39%-11,87% dari
semua penderita ginekologi yang
dirawat.
• Di USA warna kulit hitam 3-9x lebih
tinggi menderita mioma uteri
ETIOLOGI
• Banyak pada usia reproduktif
• Rendah pada usia menopause, belum
pernah terjadi sebelum menarche.
• Diduga stimulasi hormon estrogen.
KLASIFIKASI
• Mioma uterus berasal dari serviks uteri (1-
3%) dan korpus uteri.
• Menurut tempatnya dan menurut arah
pertumbuhannya :
• 1. Mioma submukosa (6,1%)
• 2. Mioma intramural (54%)
• 3. Mioma subserosa (48%)
• 4. Mioma intraligamenter (4,4%)
Mioma submukosa
 Berada di bawah endometrium, menonjol
ke dalam rongga uterus.
 Keluahan perdarahan.
 Sering mengalami infeksi (mioma
submukosa pedinkulata/mioma
submukosa bertangkai).
• Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim
ke vagina (Myoma Geburt/mioma yang
dilahirkan), mudah mengalami infeksi,
ulserasi dan infark. Penderita akan
mengalami anemia dan sepsis.
Mioma Intramural
Di dinding uterus di antara serabut
miometrium.
Mioma yang terletak pada dinding depan
uterus, dalam pertumbuhannya akan
menekan dan mendorong kandung kemih
ke atas, sehingga dapat menimbulkan
keluhan miksi.
Mioma Subserosa
Tumbuh keluar dinding uterus  menonjol
permukaan uterus diliputi serosa.
Mioma subserosa dapat tumbuh di antara
kedua lapisan ligamentum latum menjadi
mioma intraligamenter.
Mioma Intraligamenter
Mioma subserosa tumbuh menempel pada
jaringan lain, misalnya ke ligamentum atau
omentum kemudian membebaskan diri
dari uterus sehingga disebut wondering
parasitis fibroid.
• Bula mioma dibelah : terdiri dari bekas otot
polos dan jaringan ikat yang tersusun
seperti kumparan (whorie like pattern)
dengan pseudocapsul yang terdiri dari
jaringan ikat longgar yang terdesak karena
pertumbuhan
Gejala Klinik
Gejala Klasik : Hipermenore, menometroragia
Dismenore
Nyeri perut bagian bawah
Nyeri pinggang.
Bila mengenai kandung kemih, ureter dan
usus dapat terganggu, keluhan disuri (14%),
keluhan obstipasi (13%).
Infertilitas
Abortus spontan
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan bimanual rutin.
Gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang
lebih licin.

2. Temuan laboratorium
Anemia
Kadang polisitemia
Kelainan ginjal
3. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi
USG transabdominal dan transvaginal Irregularitas
kontur, pembesaran uterus, kalsifikasi ditandai fokus-
fokus hiperekoik dengan bayangan akustik. Degenerasi
kistik ditandai adanya daerah yang hipoekoik.

b. Histeroskopi
Dapat dilihat mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil
serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat
diangkat.
c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi
mioma tetapi jarang diperlukan.
Mioma : massa gelap berbatas tegas dan dapat dibedakan
dari miometrium normal.
Dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi
dengan jelas, termasuk mioma submukosa.
PENATALAKSANAAN
A. Konservatif
Mioma kecil dan tanpa gejala tidak
memerlukan pengobatan, tetapi harus
diawasi perkembangan tumornya
Bila > kehamilan 10-12 minggu, tumor yang
berkembang cepat, terjadi torsi pada
tangkai, perlu diambil tindakan operasi.
B. Terapi medikamentosa
Belum ada yang dapat mengecilkan secara
pasti.
Terapi medikamentosa masih merupakan
terapi tambahan atau terapi pengganti
sementara dari operatif.
Preparat : analog GnRH dan progesteron
sintetik
Mioma submukosa dan mioma intramural
merupakan mioma uteri yang paling
rensponsif terhadap pemberian GnRH ini.
Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa
dengan GnRHa adalah:
1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri.
2. Mengurangi anemia akibat perdarahan.
3. Mengurangi perdarahan pada saat operasi.
4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat
pengangkatan mioma.
5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal.
6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa
dengan histeroskopi.
C. Embolisasi Arteri Uterina
• Suatu tindakan yang menghambat aliran darah ke
uterus dengan cara memasukkan agen emboli ke
arteri uterina. Arteri uterina yang mensuplai aliran
darah ke mioma dihambat secara permanen
dengan agen emboli (partikel polivynil alkohol).
• Proses embolisasi menggunakan angiografi digital
substraksi dan dibantu fluoroskopi. Hal ini
dibutuhkan untuk memetakan pengisian pembuluh
darah atau memperlihatkan ekstrvasasi darah
secara tepat. Agen emboli yang digunakan adalah
polivinyl alkohol adalah partikel plastik dengan
ukuran yang bervariasi.

• Tingkat keberhasilan penatalaksanaan mioma


uteri dengan embolisasi adalah 85-90%.
D. Operatif

1. Miomektomi
Pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan
uterus.
Bila pasien masih ingin memiliki keturunan
Kemungkinan kehamilan ± 30% sampai 50%.
Selain alasan tersebut, miomektomi juga
dilakukan pada kasus mioma yang
mengganggu proses persalinan.
Metode bedah untuk miomektomi tergantung pada
ukuran,lokasi, dan jumlah fibroid.,meliputi:

* Histeroskopi: yang melibatkan memasukkan


instrumen untuk melihat lebih jelas melalui vagina
dan masuk ke rahim. Histeroskopi dapat
digunakan untuk menghilangkan fibroid pada
dinding dalam rahim yang belum tumbuh jauh ke
dalam dinding rahim.
* Laparoskopi: yang menggunakan instrumen
untuk melihat lebih jelas dan satu atau
lebih potongan kecil (sayatan) di perut.
Laparoskopi biasanya diperuntukkan untuk
menghilangkan satu atau dua fibroid,
sampai sekitar 2 inci (5,1 cm) di seluruh,
yang tumbuh di luar rahim.
* Laparotomi: yang menggunakan sayatan yang
lebih besar di perut. Laparotomi digunakan untuk
menghilangkan fibroid yang besar, fibroid banyak,
atau fibroid yang tumbuh jauh ke dalam dinding
rahim.
2. Histerektomi
Operasi pengangkatan kandung rahim pada seorang
wanita, sehingga setelah menjalani operasi ini dia tidak
bisa lagi hamil dan mempunyai anak
• Histerektomi total: pengangkatan rahim dan
serviks, tanpa ovarium dan tuba falopi

• Histerektomi subtotal: pengangkatan rahim


saja, serviks, ovarium dan tuba falopi tetap
dibiarkan.

• Histerektomi total dan salpingo-oporektomi


bilateral: pengangkatan rahim, serviks, ovarium
dan tuba falopi.
• Histerektomi radikal. Histerektomi ini
mengangkat bagian atas vagina, jaringan,
dan kelenjar limfe disekitar kandungan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai