Anda di halaman 1dari 42

Refleksi Kasus

Mioma Uteri

Brian Umbu Rezi Depamede


H1A 212 013

PEMBIMBING :
dr. Ario Danianto, Sp.OG
Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak
miometrium uterus dengan konsistensi
padat kenyal, batas jelas, mempunyai
pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter
atau multipel.
Epidemiologi
Di Indonesia pada 2,39 11,7% pada
semua penderita ginekologi yang
dirawat.
Pada wanita umur 35 45 tahun (25%)
Jarang pada wanita 20 tahun dan post
menopause.
Etiologi
Belum diketahui penyebab pasti mioma
uteri, diduga merupakan penyakit
multifaktorial.
Mioma merupakan sebuah tumor
monoklonal yang dihasilkan dari mutasi
somatik dari sebuah sel neoplastik
tunggal. Sel-sel tumor mempunyai
abnormalitas kromosom lengan 12q13-
15.
Faktor Predisposisi
Umur : 35-45 tahun.
Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau
infertile.
Faktor ras dan genetik: wanita berkulit hitam,
pada wanita dengan riwayat keluarga yang ada
menderita mioma.
Fungsi ovarium: korelasi antara hormon estrogen
dengan pertumbuhan mioma, mioma uteri
muncul setelah menarke, berkembang setelah
kehamilan dan mengalami regresi setelah
menopause.
Patofisiologi
Transformasi neoplastik dari miometrium
menjadi mioma melibatkan mutasi somatik
dari miometrium normal dan interaksi
kompleks dari hormon steroid seks dan growth
factor lokal. Mutasi somatik ini merupakan
peristiwa awal dalam proses pertumbuhan
tumor.
Awal mulanya pembentukan tumor adalah
terjadinya mutasi somatik dari sel-sel
miometrium. Mutasi ini mencakupi rentetan
perubahan pada kromosom, baik secara
parsial maupun secara keseluruhan.
Patofisiologi
Pada penelitian menunjukkan bahwa
pada 40% penderita ditemukan aberasi
kromosom yaitu t(12;14)(q15;q24).
Estrogen berperan dalam pembesaran
tumor dengan meningkatkan produksi
matriks ekstraseluler.
Klasifikasi Mioma
Lapisan Uterus
Mioma Uteri Submukosa
Mioma submukosa dapat tumbuh
bertangkai menjadi polip, disebut mioma
geburt.
Pada jenis submukosa selalu
memberikan keluhan perdarahan
melalui vagina.
Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga
sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
Klasifikasi Mioma
Lapisan Uterus
Mioma Uteri Subserosa
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri
dapat hanya sebagai tonjolan saja,
dapat pula sebagai satu massa yang
dihubungkan dengan uterus melalui
tangkai.
Klasifikasi Mioma
Lapisan Uterus
Mioma Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitelial.
Biasanya multipel apabila masih kecil tidak
merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan
menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus
bertambah besar dan berubah bentuknya.
Tumor berbatas tegas konsistensi kenyal, bila terjadi
degenerasi kistik maka konsistensi menjadi lunak.
Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi
keras.
Klasifikasi Mioma
Gejala Klinis
1) Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi
umumnya adalah hipermenore,
menoragia dan dapat juga terjadi
metroragia.
2) Rasa nyeri
Dapat timbul karena gangguan sirkulasi
darah pada sarang mioma, yang disertai
nekrosis setempat dan peradangan.
Gejala Klinis
3) Gejala dan tanda penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat
mioma uteri.
Misalnya, penekanan pada kandung kemih akan
menyebabkan poliuri, pada uretra dapat
menyebabkan retensio urine.
4) Infertilitas dan abortus
Infertilitas dapat terjadi apabila mioma menutup
atau menekan pars intertisialis tuba, sedangkan
mioma submukosum juga memudahkan terjadinya
abortus oleh karena distorsi rongga uterus.
Diagnosis
Anamnesis
Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu
yang relatif lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil
atau buang air besar.
Nyeri perut bila infeksi, terpuntir, pecah.Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi
abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan
pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras,
bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas,
tidak sakit.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah Darah
Lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb. Pemeriksaaan
lab lain disesuaikan dengan keluhan pasien.
b. Imaging
Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan
homogen pada uterus. Mioma uteri berukuran besar terlihat
sebagai massa pada abdomen bawah dan pelvis dan kadang
terlihat tumor dengan kalsifikasi.
Histerosalfingografi digunakan untuk mendeteksi mioma
uteri yang tumbuh ke arah kavum uteri pada pasien
infertil.
MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran,
jumlah mioma uteri, namun biaya pemeriksaan lebih mahal.
Penatalaksanaan
Mioma

Besar < 14 Besar > 14


mgg mgg

Tanpa keluhan Dengan


keluhan

Konservatif Operatif
Konservatif
Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik
setiap 3-6 bulan.
Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.
Pemberian zat besi.
Obat-obatan simtomatik seperti antinyeri dan
antiinflamasi.
Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM
pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu sebanyak tiga
kali.
Terapi hormonal yang lainnya seperti kontrasepsi oral dan
preparat progesteron akan mengurangi gejala
pendarahan tetapi tidak mengurangi ukuran mioma uteri.
Operatif
Enukleasi mioma, dilakukan pada penderita
infertil atau yang masih menginginkan anak
atau mempertahankan uterus demi
kelangsungan fertilitas.
Miomektomi adalah pengambilan mioma
saja tanpa pengangkatan uterus.
Histerektomi, dilakukan bila pasien tidak
menginginkan anak lagi, dan pada penderita
yang memiliki leiomioma yang simptomatik
atau yang sudah bergejala.
Operatif
Komplikasi
Perdarahan sampai terjadi anemia.
Keganasan.
Torsi: Mioma yang bertangkai dapat
mengalami torsi, timbul gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami
nekrosis.
Laporan Kasus
Nama : Nyonya BR
Umur : 42 tahun
Alamat : Lombok Tengah
MRS : 04 April 2016 pukul 17.30 WITA
MR : 117449
Laporan Kasus
Keluhan Utama: Benjolan pada perut bagian bawah
Pasien datang ke IGD RSUD Provinsi NTB dengan keluhan
nyeri perut dan lemas.
Pasien mengaku merasa nyeri perut dan lemas sejak 1
minggu yang lalu.
Nyeri perut dirasakan pada perut bagian bawah, dan adanya
benjolan pada bagian tersebut. Benjolan pada bagian perut
bawah muncul sejak 7 tahun yang lalu, awalnya kecil lalu
semakin membesar. Gangguan BAK (+) sering, sedikit-sedikit.
Pasien diketahui baru selesai menstruasi 2 hari yang lalu,
dalam jumlah yang banyak (mengganti pembalut sebanyak >
5 kali sehari).
Pasien mengaku nyeri perut setiap saat menstruasi, sejak 1
tahun terakhir.
Laporan Kasus
RPD: Riwayat tumor ovarium saat
usia 20 tahun dan sudah dioperasi.
Riwayat DM (-), asma (-), hipertensi (-),
kelainan jantung (-), penyakit paru (-),
hepatitis (-).
RPK: Riwayat keganasan (+) dimana ibu
kanker KGB, kakak kanker paru-paru.
Riwayat alergi : -
Laporan Kasus
Riwayat Kehamilan : 6 kali hamil
1. Ab/3 bln/kuretase/dr. Sp.OG
2. Ab/3 bln/kuretase/dr. Sp.OG
3. Ab/3 bln/kuretase/dr. Sp.OG
4. Laki2/9 bln/SC/RS/3500gr/9 th/H
5. Ab/3 mgg/kuretase/dr. Sp.OG
6. Gemelli/Perempuan/9 bln/SC/RS/3400gr/7 th/H
/Perempuan/9 bln/SC/RS/3400gr/7th/M
Riwayat Kontrasepsi: -
Laporan Kasus
Status Generalis
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : E4V5M6
BB : 46 kg
TB : 155 cm
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Temperatur : 36,7 0C
Laporan Kasus
Status Localis
Mata : anemis +/+, ikterus -/-
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat.
Thorax : Cor S1S2 tgl Reg, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo : Ves +/+, Rh -/-, Whez -/-
Abdomen : Teraba massa (+), ukuran 14x11,
berbatas tegas, konsistensi padat, mobile,
distensi (-), BU (+) Normal, jaringan perut bekas
operasi (+).
Ekstremitas : hangat (+), pucat (+), edema (-/-)
Laporan Kasus
Status Ginekologis
Inspeksi : Massa pada vulva (-), klitoris normal,
labia mayor minor simetris tidak teraba massa,
sikatriks pada perineum (-), discharge (-)
Inspekulo : Porsio licin, fluksus (-), (-), livide
(-), fluor albus (-), tampak jaringan (-),
perdarahan aktif (-), bekuan darah (-), tanda
peradangan (-).
VT : V/V massa (-), perdarahan (-). Porsio licin,
(-), massa (+), nyeri goyang porsio (-). CU
AF. AP teraba benjolan, CD normal.
Laporan Kasus
Pemeriksaan Laboratorium : DL, HBsAg,
USG 04/04/ 07/04/ 10/04/ 14/04/
Paramete
Nilai Normal
r 2016 2016 2016 2016
HGB 3.3 7.9 11.1 10.3 13,0 18,0 g/dL

RBC 2.24 3.82 4.93 4.60 [10^6/uL)

HCT 14.7 28.1 37.8 35.7 40,0-50,0 [%]


4,0 11,0 [10^3/
WBC 4.71 5,9 3.36 16.6
L]
150-400 [10^3/
PLT 364 259 84 300
L]
Laporan Kasus
04/04/2016
HbsAg : (-)
PPT : 11,0
APTT: 24,5
08/04/2016
USG : Uterus membesar, 12 x 8 x
12, tempat infiltrasi 7x5cm, mioma
(submukosa)
Laporan Kasus
11/04/2016
GDS : 108
SGOT : 45
SGPT : 59
Ureum : 20
Cr : 0,5
Laporan Kasus
DIAGNOSIS:
Mioma Uteri + Anemia
Penatalaksanaan
Cek Laboratorium : Darah Lengkap (DL),
HBsAg, USG
Transfusi PRC s/d Hb > 10 g%
04/04/2016 : masuk 1 kolf PRC
05/04/2016 : masuk 1 kolf PRC
06/04/2016 : masuk 1 kolf PRC
07/04/2016 : masuk 1 kolf PRC
09/04/2016 : masuk 1 kolf PRC
10/04/2016 : masuk 1 kolf PRC
Penatalaksanaan
Operasi tanggal 14-04-2016
S : (-)
O : KU: Baik
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirator: 20x/menit
Suhu: 36,5 0C
Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-)
Thorak : Cor S1 S2 tgl, reguler, murmur (-),
gallop (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Penatalaksanaan
A : Mioma Uteri
P:
Temuan Operasi : Tampak uterus
membesar 20 cm, dengan mioma
submukosa + perlengketan, ovarium
dextra normal, ovarium sinistra
ditemukan kista 3 cm.
Tindakan Operasi : Dilakukan TAH +
Kistektomi + Adhesiolisis
Pembahasan
Seorang wanita 42 tahun dengan
diagnosa mioma uteri. Faktor predisposisi
pada pasien tersebut kemungkinan karena
umur pasien 42 tahun dimana tumor ini
paling sering memberikan gejala klinis
antara 35-45 tahun.
Diperkirakan ada korelasi antara hormon
estrogen dengan pertumbuhan mioma,
mioma uteri muncul setelah menarche,
berkembang setelah kehamilan dan
mengalami regresi setelah menopause.
Pembahasan
Diagnosa mioma uteri ditegakan
berdasarkan gejala yang timbul,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang ada.
Gejala-gejala pada pasien tersebut antara
lain gangguan haid berupa menoragia
yaitu perdarahan haid yang lebih banyak
dari normal. Gejala yang lain yaitu rasa
penuh, nyeri dan berat pada perut bagian
bawah serta gangguan BAK.
Pembahasan
Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah
umbilikus. Hal ini karena adanya massa
mioma yang tumbuh pada uterus.
Pada palpasi abdomen teraba massa mioma
berukuran 14x11 cm yang berkonsistensi
padat, kenyal dan bersifat mobile.
Konsistensi dari mioma bervariasi dari
keras seperti batu hingga lembek, walaupun
sebagian besar memiliki konsistensi kenyal
seperti karet.
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang dengan USG
pada pasien ini didapatkan
gambaran uterus hiperekoik
meningkat yang membesar dengan
ukuran 12x8x12cm, tempat infiltrasi
7x5cm dengan kesan mioma uteri.
Diagnosis pasien tersebut adalah mioma
uteri dan anemia.
Pembahasan
Pasien ini direncanakan histerektomi
elektif karena untuk mengendalikan
perdarahan yang menyebabkan pasien
mengalami anemia.
Dengan melakukan Total Abdominal
Histerektomi (TAH) bagi pasien ini karena
sudah tidak memiliki keinginan untuk
mempunyai anak lagi dan dilakukan
dengan alasan mencegah timbulnya
keganasan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai