BLOK 1.5
SISTEM DIGESTI DAN URINARIA
Penanggungjawab Blok :
dr. Nuni Ihsana, M.Biomed
Tim blok:
dr. Ario Tejo Sukmono, MMR
dr. Annisa, MMR
dr. Bombong Nurpagino
Nama : ...................................................................................
Alamat : ...................................................................................
Angkatan : ...................................................................................
( )
Assalaamu’alaikum wr wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas tersusunnya buku
panduan Blok Sistem Digesti dan Urinaria (Blok 1.5). Buku panduan ini berisi
penjelasan umum tentang visi dan misi Universitas Ahmad Dahlan, visi dan misi serta
curriculum map Fakultas Kedokteran UAD. Buku ini juga berisi panduan bagi
mahasiswa untuk memahami tujuan, kegiatan pembelajaran, metode penilaian,
skenario, dan materi praktikum yang ada di Blok 1.5.
Saran dan masukan yang positif sangat kami harapkan untuk perbaikan buku
panduan ini.
Terima kasih.
Wassalaamu’alaikum wr wb
I. VISI UAD
Menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah berkelas internasional berbasis pada nilai
keIslaman
I. VISI FK UAD
Menjadi Fakultas Kedokteran yang unggul dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian
di bidang kesehatan dan kebencanaan yang dijiwai nilai-nilai Islam dan diakui secara
internasional pada tahun 2032
3. Menjalin kemitraan dengan para stakeholder baik dalam maupun luar negeri, dalam
upaya pelaksanaan tridharma.
Blok Sistem Digesti dan Urinaria adalah blok kelima pada tahun I kurikulum Fakultas
Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (FK UAD). Blok ini berisi tentang ilmu yang berkaitan
anatomi, histologi, fisiologi, biokimia dan mikrobiologi pada sistem digesti dan urinari.
Tujuan umum:
Mampu menjelaskan dan memahami struktur makroskopis dan mikroskopis sistem digesti dan
urinaria beserta fisiologi dasar, proses biokimiawi dan flora normal terkait dengan pencernaan
dan uropoetika.
Area kompetensi:
1. Melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai dan
prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya
(area kompetensi 1).
2. Melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mengatasi
masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan
peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan
pengetahuan demi keselamatan pasien (area kompetensi 2 )
3. Menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien
pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain
(area kompetensi 3)
4. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan
dalam praktik kedokteran (area kompetensi 4)
5. Menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu
kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang
optimum (area kompetensi 5)
6. Melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan
menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan
keselamatan orang lain (area kompetensi 6)
A. Diskusi tutorial
Kuliah merupakan kegiatan pembelajaran dengan pemaparan materi oleh pakar dan
dilakukan secara klasikal di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam menjawab masalah yang belum terpecahkan dalam diskusi tutorial. Berikut ini
adalah materi pembelajaran yang akan disampaikan pakar dalam kegiatan perkuliahan.
D. Praktikum
Merupakan proses pembelajaran di laboratorium yang dibimbing oleh dosen dan asisten
dosen. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang
berhubungan dengan blok yang sedang berjalan.
METODE PENILAIAN
Sistem pencernaan manusia berperan dalam mentransfer nutrisi, air dan elektrolit dari
makanan ke dalam lingkungan internal tubuh. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi masih
berupa makromolekul sehingga diperlukan proses pencernaan secara mekanik seperti mastikasi
dan deglutasi serta pencernaan secara kimiawi agar dapat diabsorpsi. Pada saluran cerna bagian
atas, proses ini terjadi mulai dari rongga mulut hingga duodenum dan melibatkan kelenjar
pencernaan seperti ; kelenjar salivarius, lambung, sistem hepatobilier, pankreas.
Referensi:
1. John e Hall. 2014. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Winsland house.
Saunders Elsevier
2. Barret, K.E., Barman, S.M., et.al. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 25.
EGC
3. Lauralee Sherwood. 2016. Human Physiolgy from Cells to Systems. Cengage Learning
4. Gerard J., Derrickson, B., 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Edition. Wiley
5. Bloom, Fawcet. 2015. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC
6. Anthony L, Mescher. 2016. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta. EGC
7. Murray,R.K., Granner, D.K., Mayes,P.A.,Rodwell, V,2009. Harper's Illustrated
Biochemistry, 28th Edition (LANGE Basic Science)-McGraw-Hill Medical
Sebagian besar proses digesti dan absorpsi nutrient terjadi di usus halus. Setiap hari usus
halus mengabsorpsi sekitar 9 liter cairan dalam bentuk H2O dan zat terlarut. Mekanisme absorpsi
tersebut di pengaruhi oleh berbagai faktor yang menentukan lamanya makanan berada di saluran
pencernaan. Pada colon masih terjadi absorpsi air dan ion untuk selanjutnya diekskresi melalui
defekasi.
Zat yang di absorpsi ke dalam darah akan mengalami metabolisme di hepar. Sebagai
kelenjar terbesar pada tubuh manusia, hepar memiliki peran esensial dalam sistem pencernaan
khususnya fungsi metabolik, detoksifikasi dan eksresi berbagai obat-obatan dan eksresi bilirubin.
Referensi:
1. John e Hall. 2014. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Winsland house.
Saunders Elsevier
2. Barret, K.E., Barman, S.M., et.al. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 25.
EGC
3. Lauralee Sherwood. 2016. Human Physiolgy from Cells to Systems. Cengage Learning
4. Gerard J., Derrickson, B., 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Edition. Wiley
5. Bloom, Fawcet. 2015. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC
6. Anthony L, Mescher. 2016. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta. EGC
7. Murray,R.K., Granner, D.K., Mayes,P.A.,Rodwell, V,2009. Harper's Illustrated
Biochemistry, 28th Edition (LANGE Basic Science)-McGraw-Hill Medical
Mikturisi merupakan salah satu proses pengeluaran cairan tubuh. Proses tersebut diawali
dengan pembentukan urin di dalam nefron ginjal. Proses tersebut meliputi filtrasi, reabsorbsi,
sekresi dan ekskresi. Urin yang terbentuk ditampung di vesica urinaria dan dikeluarkan melewati
uretra pada saat miksi. Disaat volume cairan tubuh berkurang, tubuh akan merespon dengan
timbul rasa haus, jumlah volume urin akan berkurang dan warnanya akan lebih pekat.
Referensi :
1. John e Hall. 2014. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Winsland house.
Saunders Elsevier
2. Barret, K.E., Barman, S.M., et.al. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 25.
EGC
3. Lauralee Sherwood. 2016. Human Physiolgy from Cells to Systems. Cengage Learning
4. Gerard J., Derrickson, B., 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Edition. Wiley
5. Bloom, Fawcet. 2015. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC
6. Anthony L, Mescher. 2016. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta. EGC
7. Murray,R.K., Granner, D.K., Mayes,P.A.,Rodwell, V,2009. Harper's Illustrated
Biochemistry, 28th Edition (LANGE Basic Science)-McGraw-Hill Medical
A. TUJUAN UTAMA
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi
bangunan anatomi organ disgestoria.
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi :
1. batas-batas cavum oris, lingua, gandula salivatorius dan pharynx.
2. Batas-batas struktur esophagus, lapisan, penyempitan dan karakteristik
inervasinya.
3. Struktur anatomi tractus gastrointestinal atas dan bawah serta identifikasi letak intra
dan ekstraperitonealnya.
4. Vaskularisasi sistem gastrointestinal atas dan bawah sesuai dengan pembagian
embriologisnya.
5. Struktur anatomi, vaskularisasi dan inervasi pancreas, hepar dan saluran empedu.
6. Inervasi sistem gastrointestinal atas dan bawah sesuai dengan pembagian
embriologisnya.
C. PETUNJUK IDENTIFIKASI
Identifikasi struktur bangunan pada manikin atau kadaver dan bandingkanlah dengan
menggunakan atlas anatomi tubuh manusia
1. Cavum Oris
Dibagi menjadi 2 :
a. Cavitas oris propium, dengan batas-batas:
Atap : Palatum durum
Palatum molle
Lateral : Processus alveolaris
Arcus dentalis
Dasar : m. Mylohyoideus
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 20
Universitas Ahmad Dahlan
m. geniohyoideus
m. digastricus venter anterior
b. Vestibulum oris, dengan batas :
Lateral : Buccal (m. Buccinator)
Anterior : labium superior dan inferior
2. Lingua
Terbagi menjadi :
- Apex lingua
- Dorsum lingua
- Radix lingua
- Frenulum lingua
- Plica fimbriata
- Frenulum labii
Otot pada lidah dibagi menjadi 2 kelompok :
Ekstrinsik :
- m. genioglossus
- m. hyoglossus
- m. styloglossus
- m. palatoglossus
Intrinsik :
- m. longitudinalis superior
- m. longitudinalis inferior
- m. transversus
- m. verticalis
3. Glandula salivaria
Bangunannya :
- Glandula parotis
- Glandula submandibularis
- Galndula sublingualis
Vaskularisasi :
Mendapatkan aliran darah dari :
- arteri pharyngea ascendens
- ramus tonsilaris, arteri facialis
- arteri maxillaris
- arteri lingualis
5. Oesofagus
Merupakan tabung muskular, panjangnya sekitar 25 cm, terbentang dari pharynx
hingga gaster dan menembus diafragma setinggi vertebra thoracica X
Batas-batasnya :
Anterior : trachea, nervus laryngeus recurrens
Posterior : columna vertebralis dan musculi prevertebralis
Lateral : glandula thyroidea, vena jugularis interna, arteri carotis comunis
dan nervus vagus
6. Ventrikulus / gaster
Bangunannya :
- curvatura ventriculi major
- curvatura ventriculi minor
- pars cardiaca ventriculi
- fundus ventriculi
- corpus ventriculi
- antrum pyloricum
- pylorus
- spinchter pyloricum
- canalis pyloricus
- incisura angularis
Dengan organ abdomen lainnya ventrikulus dihubungkan oleh :
a. Omentum minus
Menghubungkan curvatura ventrikuli minor ( lig. Hepatogastricum) dan 2
cm bagian pertama duodenum dengan hepar (Lig. Hepatoduodenale)
b. Omentum majus
Menghubungkan curvatura major ventrikuli ke inferior, melekat ke dinding
posterior abdomen, terbagi menjadi 3 bagian:
Lig. Gastrocolicum : melekat pada colon transversum
Lig. Gastrolienale : curvatura major dengan lien
9. Glandula digestoria
a. Hepar
Terletak intraperitoneal di regio hypochondriaca dextra dan epigastric.
Berfungsi untuk menghasilkan empedu. Bila dibutuhkan akan dikeluarkan ke
duodenum melalui : ductus hepaticus dexter et sinister ductus hepaticus
comunis, bergabung dengan ductus cysticus dari vesica fellea ductus
choledochus bergabung dengan ductus pancreaticus mayor dari pancreas
bermuara pada papila duodeni mayor.
Mempunyai 2 lobus yang dipisahkan oleh lig. falciforme hepatis :
1) Lobus hepatis dextra,
a. Lobus quadratus
b. Lobus caudatus
2) Lobus hepatis sinsistra
Bangunan pada hepar dan sekitarnya:
- Lig. Teres hepatis
- Lobus caudatus
- Lobus quadratus
- Vena hepatica
- Arteri hepatica
- Vena porta
- Vena cava inferior
- Lig. Triangulare sinistrum
- Lig. Triangulare dextrum
- Lig. Coronarium
- Ductus hepaticus
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 27
Universitas Ahmad Dahlan
- Ductus cysticus
- Ductus choledochus
b. Vesica fellea/ vesica biliaris
Kantung berbentuk seperti buah pir, terletak pada permukaan posterior hepar,
berfungsi untuk menampung sementara dan memekatkan empedu.
Bagian-bagiannya :
- Fundus vesicae fellea
- Corpus vesicae fellea
menempel pada facies visceralis hepatis, colon transversum dan pars
superior duodenum
- Collum vesicae fellea
berlanjut sebagai ductus cysticus, bergabung dengan ductus hepaticus
comunis menjadi ductus choledochus
c. Splen / lien
Terletak di regio hypochondriaca sinsitra, merupakan masa lymphoid terbesar
di tubuh, berbentuk lonjong dengan incisura dibagian pinggir anterior.
Penggantung lien adalah :
- lig. gastrolienale, menghubungkan lien dengan paries posterior ventriculi
- lig. mesogastricum, menghubungkan lien dengan ventriculus dan dinding
posterior abdomen
- lig. lienorenale, menghubungkan lien dengan hilum renalis sinister
- lig. phrenicolienale, menghubungkan lien dengan diafragma
Bangunan-bangunan pada lien :
- facies diafragmatica lienis
- facies gastrica lienis
- facies renalis lienis
- margo inferior lienis
- margo superior lienis
- extremitas posterior
- extremitas anterior
VASCULARISASI
NAMA ORGAN ALIRAN VENA INERVASI
(ARTERI)
N. vagus ( parasimpatis) &
Truncus sympaticus Pars
r. gastrica sinistra a. colica v. azygos
abdominalis :N. vagus, truncus
OESOPHAGUS sympaticus,
A. TUJUAN UTAMA
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi
bangunan anatomi tractus urinarius.
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi :
1. Letak, Bangunan dan vaskularisasi ren
2. bangunan anatomi pada ureter
3. vascularisasi dan inervasi ginjal dan ureter
4. bangunan anatomi pada vesica urinaria
5. bangunan anatomi pada urethra
6. bangunan anatomi glandula prostatica pada laki-laki.
7. vascularisasi, aliran vena, aliran limfe dan inervasi organ penyusun systema
urinaria
C. PETUNJUK IDENTIFIKASI
Identifikasi struktur bangunan pada manikin atau kadaver dan bandingkanlah dengan
menggunakan atlas anatomi tubuh manusia.
1. Ren
Terletak retroperitoneal pada bagian superior sulcus para vertebralis. Bentuknya
seperti kacang buncis. Ren sinister biasanya lebih panjang, letaknya lebih tinggi
sedangkan ren dextra lebih pendek, letak lebih rendah karena terdorong organ
hepar.
Pembungkus ren (dari luar - dalam) :
- fascia renalis membungkus ren dan glandula suprarenalis
- capsula adiposa renalis
- capsula fibrosa renalis
a. Bangunan pada ren :
- hilum renalis, adalah tempat lewatnya: a. renalis, v. renalis dan pelvis
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 33
Universitas Ahmad Dahlan
renalis
- margo medialis, margo lateralis
- extremitas superior dan extremitas inferior
- facies anterior, facies posterior
- sinus renalis :
pelvis renalis,
calix renalis major,
calix renalis minor,
papilla renalis
Pada potongan coronal :
cortex, medulla, pyramis renalis, columna renalis, basis pyramidis, papilla
renalis, calix renalis minor, calix renalis major
b. Vaskularisasi
a. renalis bercabang cabang secara berurutan :
a. segmentalis a. lobaris a. interlobaris a. arquata ( diantara cortex
dan medulla) a. interlobularis a. glomerularis
Aliran vena :v. Renalis
Aliran limpha : mengikuti vasa renalis nll. aortici
c. Inervasi
- Saraf sensorisnya melalui n. splanchnicus inferior ke medulla spinalis
segmen T12 - L1
- plexus renalis (simpatis dan para simpatis dari n. splanchnicus minor
dan n. splanchnicus inferior), menuju ke medula spinalis T12-L1
2. Ureter
a. Bangunan
Ureter terbagi menjadi 2 bagian :
1) Pars abdominal , panjangnya12,5 cm, retroperitoneal, terletak di
sepanjang m. psoas dan berjalan secara vertikal
2) Pars pelvina, berjalan pada dinding lateral pelvis. Berrmuara ke vesica
urinaria di sebelah superior tuberculum pubicum
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 34
Universitas Ahmad Dahlan
Pada laki-laki : berjalan di dalam plica sacrogenitale dan lig. vesicale laterale
Pada perempuan : berjalan di dalam lig. uterosacrale, lig. cervicale laterale
(bersama a. uterina)
b. Vaskularisasi
- Mendapat pasokan darah dari a. renalis, cabang dari aortae
abdominalis,
- a. iliaca communis,
- a. uterina (a. ovarica, a. testicularis, a. iliaca interna)
vena :v. renalis
Aliran lympha :
- bagian superior : nll. aortici
- bagian media : nll. iliaci communis
- bagian inferior : nll. iliaci communis, nll. iliaci externi, nll. iliaci
interni
c. Inervasi
- sensoris ke n. splanchnicus inferior ke MS segmen T12 dan L1
- plexus renalis (simpatis dan para simpatis dari n. splanchnicus minor
dan n. splanchnicus inferior)
3. Vesica urinari
a. Bangunan
Berbentuk piramid dengan 3 sisi yang terletak di sebelah kranial prostata.
Dinding vesicae urinaria tersusun atas :
- tunica fibrosa dan tunica serosa
- tunica muscularis
m. detrusor vesicae
m. trigonalis (lanjutan dari stratum longitudinale ureter)
m. spinchter vesicae (di keliling ostium urethrae internum)
m. pubovesicalis (lanjutan m. spinchter vesicae ke os pubis)
m. rectovesicalis (dari fundus ke rectum)
- tunica mucosa
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 35
Universitas Ahmad Dahlan
Bangunan-bangunan pada permukaan luar vesicae urinaria :
- Apex vesicae (puncak piramid),
melanjutkan diri ke kranial sebagai lig. vesicoumbilicale mediale
- Fundus vesicae (basis piramid)
- Corpus vesicae
- Facies cranialis
- Facies caudolateralis dextra dan sinistra
Bangunan-bangunan pada permukaan dalam vesicae urinaria :
- Ostium ureteris: yaitu muara ureter pada sudut kanan dan kiri basis
vesicae
- Plicae interureterica
- Orificium urethrae internum : yaitu muara ureter pada pada sudut
caudal
- trigonum vesicae : tunica mucosanya melekat pada tunica muscularis
(pada daerah m. trigonalis)
- uvula vesicae (proximal dorsal dari orificium urethrae internum)
5. Urethra
a. Bangunan
Pada Perempuan :
- panjangnya hanya 3-4 cm
- dindingnya tersusun atas tunica muscularis dan tunica mucosa
- pada tunica mucosanya terdapat plicae longitudinales
- ke dalamnya bermuara glandula urethrales
- bangunan : ostium urethae internum, ostium urethrae externum, crista
urethralis
6. Aspek klinis
- kolik ureter
- calculus ureterica/ batu ureter/ ureterolithiasis
Sering terjadi pada tempat ureter menyilangi vasa iliaca dan apertura
pelvis superior dan pada waktu ureter berjalan miring pada dinding
vesica urinaria
- Batu vesica urinaria/ vesicolithiasis
Sistem pencernaan tersusun atas saluran pencernaan (tractus digestivus), dan organ
terkait saluran cerna. Tractus digestivus memanjang mulai dari cavum oris sampai dengan anus.
Organ lain terkait saluran cerna diantaranya yaitu glandula salivarii, hepar, pancreas dan vesica
fellea. Sistem digesti berfungsi memproses makanan agar menjadi nutrien yang dapat diserap
oleh sel mukosa usus. Pemecahan nutrien secara kimiawi ini dapat dilaksanakan dengan
dukungan sel-sel/kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
A. TRACTUS DIGESTIVUS
Saluran pencernaan ini memanjang dari mulut sampai anus (dubur). Kecuali rongga mulut,
lapisan penyusun dinding adalah:
tunica mucosa, dilengkapi dengan epithelium, lamina propria dan lamina muscularis
mucosae
tela submucosa
tunica muscularis, tersusun oleh stratum circulare, tersusun melingkar 1 aksis organ
dan stratum longitudinale, tersusun membujur 2 aksis organ
tunica serosa atau berupa tunica adventitia: jaringan ikat fibrous.
I. CAVITAS ORIS
1. Labium/Bibir tersusun oleh :
a. pars cutanea: struktur serupa kulit, lapisan luar berupa epithelium squamosum
stratificatum cornificatum dengan glandula sudorifera dan glandula sebacea.
b. pars intermedia, lapisan transisi.
c. pars rubra, berwarna merah karena banyak kapiler darah yang berwarna merah.
papila corii tinggi, sehingga kapiler darah terletak dekat permukaan mukosa sel
lapisan mukosa mengandung eleidin, sehingga menyebabkan tunica mucosa
transparan
d. pars mucosa dengan epithelium squamosum stratificatum noncornificatum
Secara makroskopis, gigi terdiri atas corona dentis (mahkota gigi), cervix dentis (leher
gigi) dan radix dentis (akar gigi). Gigi berasal dari 2 jenis jaringan embrional, yaitu
ectoderma yang membentuk organum enamelum (selanjutnya mensekresi enamellum)
dan mesoderma yang membentuk struktur penunjang lain pada gigi (pulpa dentis,
dentinum, cementum). Dikenal 3 tahap (status) perkembangan gigi, yaitu status gemmalis
(tahap kuntum), status cappalis (tahap topi), status campanalis (tahap lonceng) dan gigi
dewasa.
D. INTESTINUM TENUE
Tersusun oleh duodenum, jejunum, dan ileum, dengan pola struktur yang hampir serupa.
Tunica mucosa pada berbagai tempat, bersama dengan tela submucosa membentuk plicae
circulares.
1. Epithelium, tersusun oleh berbagai, jenis sel :
a. epitheliocytus columnaris, tepi permukaan dilengkapi dengan limbus striatus yang
mengandung enzim disakaridase.
b. epitheliocytus caliciformis: pada duodenum jarang, makin ke distal makin banyak. Sel
inimenghasilkan mucin, suatu glikoprotein untuk membasahi permukaan intestinum,
bereaksi PAS positif. Sel tersebut berbentuk piala sehingga disebut sel piala (goblet cell).
b. endocrinocytus gastrointestinalis atau argentaffinocytus, makin ke distal makin banyak,
meng-hasilkan 5-hidroksitriptamin, yang mempengaruhi kegiatan otot polos usus.
E. INTESTINUM CRASSUM
Tunica mucosa: licin, tanpa plica, kecuali pada rectum, yang dinamakan columna rectalis
(MORGAGNI). Epitheliocytus columnaris, villi intestinalis tidak ada lagi. Crypta (glandulae)
intestinalis panjang, mengandung exocrinocytus caliciformis (banyak) dan argentaffinocytus
sedikit. Lamina propria, banyak lymphocytus dan noduli lymphatici yang sering menembus lamina
muscularis mucosae mencapai tela. submucosa. Tunica muscularis, stratum longitudinale
tersusun dalam 3 berkas membujur. Ada berkas mengelompok membentuk pita taenia coli di
luar.
F. ANORECTALE
Ujung distal epithelium columnare simpleks digantikan oleh epithelium squamosum
stratificatum pada kanalis anulus. Tunika mukosus dan submukosus membentuk kolumna rektale
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 43
Universitas Ahmad Dahlan
(Morgagni). Lamina propria mengandung banyak limfositus dan vaskularisasi, sinus pleksus
venosus rectale. Tunika muskularis circulare rectum membentuk sfingter ani interna, dari otot
rangka yang bekerja secara involunter yaitu sfingter ani eksterna .
B. PANCREAS
Kelenjar yang terbungkus capsula ini terdiri atas 2 bagian utama:
1. pars exocrina, struktur hampir menyerupai glandula parotidea. tersusun oleh acinus yang
terdiri atas serocyti, disebut acinocytus. Bagian apeks sel berisi granulum zymogeni.
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 44
Universitas Ahmad Dahlan
ductus intercalatus mencapai pusat acinus dan di sini sel-sel ductus ini menjadi
epitheliocytus centroacinosus, epitel ini membatasi rongga di pusat acinus, yang kelak
melanjutkan diri sebagai rongga ductus intercalatus, ductus intralobularis dan ductus
interlobularis. pada manusia sekret mengandung trypsinogen, chymotripsinogen,
carboxypeptidase, ribonuclease, deoxyribonuclease, lipase dan amylase.
2. Pars endocrina : sudah di bahas di blok 1.4
C. HEPAR
Hepar tersusun oleh lobulus hepaticus dengan sifat-sifat: bentuk prisma polygonal,
mengandung heratocytus yang tersusun seperti lempeng radial; di antara lempeng ada vasa
sinusoidea. Dinding dilapisi endothelium fenestratum selapis. canaliculus bilifer terdapat diantara
sel hepar, dibatasi oleh membrana sel hepar dan menuju ke ductus interlobularis bilifer. canalis
portalis merupakan daerah pada sudut lobulus hepaticus. Daerah ini mengandung bangunan
tritunggal (trias hepatica) terdiri atas:
* arteria interlobularis: cabang arteria hepatica.
* vena interlobularis: cabang vena portae hepatis.
* duktus interlobularis bilifer yang mengumpulkan empedu dari ductus bilifer, yang
menerimanya dari canaliculus bilifer.
1. Labium Oris
Pewarnaan : H E
Perhatikan :
a. Pars cutanea tipis, bagian luar bibir, merupakan derma tipis, memiliki :
7. ANORECTALE
Pewarnaan H.E
Epithelium columnare simpleks dengan glandula tubulare menjadi epithelium squamosum
stratifikatum pada kanalis anulus. Lamina propria terisi banyak limfositus.
8. GLANDULA SALIVARIUS
Pewarnaan : HE
- glandula parotidea: portio terminalis berbentuk acinoramosus, terdiri atas serocytus
(sekret bersifat serus).
- glandula submandibularis : portio terminalis berbentuk tubuloacinus ramosus. terdiri atas
campuran mucocytus dan serocytus. Serocytus terdesak oleh mucocyti, berkelompok
berbentuk bulan sabit : semiluna serosa (demiluna Gianuzzi).
- glandula sublinqualis : portio terminalis berbentuk tubuloacinus ramosus, terdiri atas
mucocytus dan serocytus, semiluna serosa. Jumlah mucocytus lebih banyak daripada
serocytus.
9. HEPAR
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 49
Universitas Ahmad Dahlan
Pewarnaan : H E.
Perhatikan perbesaran lemah dan kuat pada:
1) Lobulus Hepatis
- vena centralis : di pusat
- hepatocytus : sel hepar tersusun radial mengelilingi vena centralis.
Sifat-sifatnya : bentuk polygonal, cytoplasma kemerah-merahan berbutir banyak,
nucleus besar, bulat di pusat, kadang-kadang dalam satu sel terdapat lebih dari
satu.
- vasa sinusoideum : antara deretan sel hepar. Sinusoid ini dilapisi epitel pipih.
b. Canalis Portalis
Merupakan daerah di antara lobulus berisi jaringan ikat padat. Dalam daerah ini dijumpai
arteria dan vena interlobularis, ductus interlobularis bilifer dan ductus lymphaticus. Berkas
jaringan ikat padat mengelilingi lobulus
11. PANCREAS
Pewarnaan : H E.
Sediaan ditujukan untuk melihat pars exocrina.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat
- lobulus pancreaticus : dibatasi jaringan ikat longgar
- cellula acinosa : membatasi lumen, berbentuk piramid, inti di dasar sel
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 50
Universitas Ahmad Dahlan
- myoepitheliocytus : di luar sel acinus, di dalam membrana basalis.
PENDAHULUAN
Suatu organisme memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Makanan
tersebut kemudian diolah melalui suatu proses yang disebut dengan proses pencernaan. Proses
pencernaan secara mekanik dan kimiawi terjadi di saluran pencernaan dimulai dari mulut hingga
anus. Setelah memasuki sistem pencernaan, kandungan dalam makanan akan diserap di
intestinum. Dengan bantuan enzim-enzim pencernaan maka suatu makromolekul akan dicerna
menjadi molekul yang lebih kecil, diantaranya:
Karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida
Lemak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
Protein dihidrolisis menjadi asam amino
Molekul tersebut akan diangkut ke sel
A. Proses Pencernaan di Mulut
Makanan yang berada di mulut akan dicerna secara mekanik dengan bantuan gigi. Air ludah
(saliva) memiliki ph sekitar 6,8 dan berfungsi sebagai pelumas rongga mulut serta melunakkan
makanan padat. Saliva mengandung enzim amilase (ptyalin) yang akan menghidrolisis amilum
(zat tepung) menjadi glukosa.
Pepsin
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 52
Universitas Ahmad Dahlan
Pepsin disekresi dalam bentuk proenzim atau zymogen atau pepsinogen. Pepsinogen diaktifkan
oleh H+ menjadi pepsin. Selanjutnya, pepsin akan menghidrolisis protein-native menjadi proteosa
dan pepton dalam suasana asam.
Renin
Berfungsi mengendapkan kasein dari air susu. Enzim ini penting bagi bayi untuk menahan
mengalirnya air susu dari lambung menuju usus dengan cepat sehingga proses hidrolisis oleh
enzim dapat berlangsung. Dengan adanya ion Ca2+ , kasein yang terdapat dalam susu akan
diubah oleh renin menjadi paracasein selanjutnya akan dicerna oleh pepsin. Enzim renin tidak
terdapat pada orang dewasa.
Lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus
dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat
sedikit. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi gliserol adan asam lemak. Lipase
lambung ini akan berkurang aksi kerjanya pada pH asam sehingga hanya sedikit lemak yang
dapat terhidrolisis.
organik dan anorganik terutama Na+, K+, HCO3-, Cl, Ca2+, Zn2+, HPO42-, SO42- dengan pH
E. Empedu
Empedu diproduksi oleh hepar dan disimpan didalam kantong empedu. Apabila proses
pencernaan berlangsung, empedu akan disekresikan kedalam usus. Empedu membantu
pencernaan dan bercampur dengan getah pankreas.
Empedu berupa zat cair kental, rasanya pahit dan bersifat basa. Empedu berwarna kuning
kecoklatan (pada manusia) atau berwarna hijau (pada hewan herbivora).
Cairan empedu mengandung air, asam empedu, musin, kolesterol, lemak, asam lemak dan
garam-garam anorganik. Fungsi cairan empedu antara lain :
Menurunkan tegangan muka sehingga dapat mengemulsikan lemak yang penting pada
proses pencernaan lemak.
Menetralkan asam lambung yang masuk ke dalam usus.
Mengeluarkan obat-obatan, racun, pigmen empedu dan bahan anorganik ke luar tubuh.
merah fibrin
Tabung II: 1 mL ekstrak pankreas netral, 2 tetes Na2CO3 2% , 2 potong kongo
Siapkan 1 mL empedu encer dan tuang kedalam tabung yang berisi HNO3 pekat
Pendahuluan
Urine merupakan cairan yang jernih, kekuning kuningan, berbau khas, ph asam, yang
dikeluarkan oleh ginjal.
Zat-Zat Normal Dalam Urine
Urea
Urea merupakan hasil akhir dari metabolisme nitrogen asam amino (protein) dalam tubuh. Normal
diekskresikan 25 gram urea tiap hari. Urea merupakan senyawa nitrogen dengan jumlah terbesar
yang dikeluarkan oleh tubuh lewat urine. Eksresi urea tergantung dari jumlah protein yang
dimakan, sedangkan senyawa nitrogen tidak dipengaruhi oleh pemasukan protein.
Ammonia
Jumlah ammonia dalam urine sangat sedikit, dibentuk dan dikeluarkan langsung dari sel tubuli
ginjal.
Kreatinine
Kreatinine merupakan hasil pemecahan kreatin. Kreatin banyak terdapat pada otot sebagai
senyawa utama perantara energi bagi otot. Pada penyakit otot, kreatin banyak dipecah hingga
eksresi kreatinin meningkat.
Asam urat
Asam urat merupakan hasil oksidasi purin dalam tubuh, berasal dari nukleoprotein sel tubuh.
Dalam air kelarutannya sangat kecil, tapi larut dalam garam alkali.
Asam-asam amino
Dalam 24 jam orang dewasa mengeluarkan 15-200 mg nitrogen asam amino lewat urine. Pada
bayi dikeluarkan 3 mg asam amino/kg berat badan dan eksresinya turun berangsur-angsur
sampai umur 6 bulan.
Alantoin
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 58
Universitas Ahmad Dahlan
Alantoin merupakan hasil oksidasi asam urat. Pada manusia tidak ditemui alantoin dalam urine.
Klorida
Klorida dikeluarkan bersama Na dalam NaCl. Hampir seluruhnya berasal dari NaCl makanan.
Sulfat
Sulfat dalam urine berasal dari metabolisme protein yang mengandung S, yaitu sistein dan
mentionin. Ada tiga bentuk sulfat yaitu : sulfat organik, sulfat eterial dan sulfat netral.
Fosfat
Fosfat dalam urine merupakan garam-garam Mg dan Ca. Fosfat akan mengendap pada urine
yang alkalis.
Oksalat
Oksalat terdapat sangat sedikit dalam urine. Mengapa senyawa kalsium oksalat jika banyak dapat
merupakan penyebab suatu penyakit?
Mineral
Dalam urine terdapat ion-ion Na+, K+, Mg+ dan Ca2+ yang merupakan kation-kation penting
dalam tubuh, apa saja kepentingannya?
Hormon
Adanya senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit
tertentu dan kehamilan. Amilase dan sakaridase dapat meningkat pada pankreatitis. Hormon
khorionikgonadotropin (HCG) terdapat pada urine wanita hamil.
Kedalam 2 tabung reaksi, satu diisi 3 ml akuades dan yang lain 3 ml urin
Tambahkan 2 tetes larutan 0,04 % fenol merah
Jika belum terjadi warna pink (merah muda) tambahkan tetes demi tetes larutan
NaOH 0,1 M sampai terjadi warna pink
Masukkan larutan asam asetat tetes demi tetes sampai warna pink tepat hilang.
(pH=7)
Tambahkan sedikit tepung kedelai, campur hati hati
Diamkan beberapa waktu (sekitar 10 menit)
Perhatikan warna yang terjadi pada masing-masing tabung
Amonia yang terbentuk akan membuat larutan bersifat asam sehingga fenolftalin
berwarna merah muda. Dalam tepung kedelai terdapat enzim urease.
4. Percobaan asam urat
Ke dalam tabung berisi 3 ml urin ditambahkan 2 ml reagen folin dan 2 ml Na2CO3 20%
dipanaskan. Timbulnya gas NH3 menunjukkan adanya garam ammonium dalam urine cara
terjadinya endapan Ca-Mg fosfat. Saringlah endapan dengan kertas saring. Endapan dicuci
dengan akuades. Kemudian endapan diatas kertas saring ditetesi 1 ml asam cuka 2%
panas. Tapisannya (larutan Ca-Mg fosfat) dibagi dalam dua tabung.
a. Menunjukkan adanya fosfat
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 63
Universitas Ahmad Dahlan
Suatu tabung yang berisi sebagian larutan Ca Mg fosfat ditambah 1 tetes HNO3 pekat
dan beberapa tetes larutan ammonium molibdat. Dipanaskan terjadi endapan kuning jeruk
yang karakteristik menunjukkan adanya fostat (fostomolibdat).
b. Menunjukkan adanya kalsium
Pada tabung kedua percobaan diatas ditambah beberapa tetes larutan K-oksalat
jenuh. Terjadinya kekeruhan dari Ca-oksilat yang tidak larut.
Tujuan
Menjelaskan peran ginjal dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh
Dasar Teori
Ginjal memiliki berbagai fungsi penting bagi tubuh kita antara lain :
1. Mengatur kadar air dalam tubuh dengan fungsi eksresi ginjal.
2. Ginjal akan menyaring hasil / sisa metabolisme tubuh untuk kemudian dikeluarkan.
3. Memproduksi serta mengatur sejumlah hormon penting dalam tubuh, contohnya seperti
hormon eritropoietin untuk membentuk sel darah merah, hormon renin yang mengatur
tekanan darah serta hormon yang berperan untuk mengaktifkan vitamin D. Ginjal juga
mengatur sejumlah proses kimia dalam tubuh meliputi menjaga keseimbangan garam, air,
asam basa, serta mineral.
PROSEDUR PRAKTIKUM
Minum Air Tawar
Petunjuk bagi probandus minum air tawar
Untuk percobaan ini diperlukan seorang sukarelawan/wati sebagai probandus. Probandus
berpuasa sekurang-kurangnya 12 jam sebelum percobaan dilakukan. Makanan terakhir
mengandung air tidak lebih dari 200 ml.
Contoh untuk praktikum jam 07.50:
Probandus menghentikan makan minum jam 20.00
Kosongkan/keluarkan urin jam 07.00 dan urin tidak ditampung
Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel I
Probandus minum air tawar sebanyak 1200 ml
Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.30, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel II
Selanjutnya kosongkan/keluarkan urin selang 30 menit , tampung, ukur volume
dan BJ, catat sebagai sampel III, IV, dst
Puasa
Petunjuk bagi probandus puasa
Untuk percobaan ini diperlukan seorang sukarelawan/wati sebagai probandus. Probandus
berpuasa sekurang-kurangnya 12 jam sebelum percobaan dilakukan. Makanan terakhir
mengandung air tidak lebih dari 200 ml.
Contoh untuk Praktikum jam 07.50:
Probandus menghentikan makan minum jam 20.00
Kosongkan/keluarkan urin jam 07.00 dan urin tidak ditampung
Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel I
Probandus tetap berpuasa
Kosongkan/keluarkan urin pada jam 09.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel II
Selanjutnya kosongkan/keluarkan urin selang 60 menit , tampung, ukur volume
dan BJ, catat sebagai sampel III, IV, dst
Kontrol
Petunjuk bagi probandus kontrol
Untuk percobaan ini diperlukan seorang sukarelawan/wati sebagai probandus. Probandus
tetap makan minum seperti biasa
Contoh untuk Praktikum jam 07.50:
Kosongkan/keluarkan urin jam 07.00 dan urin tidak ditampung
Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel I
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 67
Universitas Ahmad Dahlan
Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.30, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel II
Selanjutnya kosongkan/keluarkan urin selang 30 menit , tampung, ukur volume
dan BJ, catat sebagai sampel III, IV, dst
Cara Pengukuran BJ
1. masukkan urin ke dalam gelas pengukur BJ kita-kira 2/3 tabung
2. masukkan pengukur BJ (urinometer)
3. Baca angka yang bertepatan dengan meniscus air, itulah Bj cairan yang diukur.
4. Koreksi dengan suhu. Urinometer disetting untuk pengukuran suhu 20oC. Jika suhu urin
lebih atau kurang dari 200C, perlu dilakukan koreksi sebab suhu mempengaruhi nilai BJ.
Perubahan suhu sebesar 30C setara dengan perubahan BJ sebesar 0,001. Gunakan
rumus berikut untuk menghitung koreksi.
1. Paulsen, F., Wacshke, J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Edisi 23,. EGC, Jakarta.
2. Schunke, M., Schulte, E., et al. 2014. Prometheus Atlas Anatomi Manusia. Edisi 3. EGC
3. John e Hall. 2014. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Winsland house. Saunders
Elsevier
4. Barret, K.E., Barman, S.M., et.al. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 25. EGC
5. Lauralee Sherwood. 2016. Human Physiolgy from Cells to Systems. Cengage Learning
6. Gerard J., Derrickson, B., 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Edition. Wiley
7. Bloom, Fawcet. 2015. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC
8. Anthony L, Mescher. 2016. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta. EGC
9. Victor P. Eroschenko. 2015. Atlas Histologi DiFiore edisi 12. Jakarta.EGC
10. Murray,R.K., Granner, D.K., Mayes,P.A.,Rodwell, V,2009. Harper's Illustrated Biochemistry,
28th Edition (LANGE Basic Science)-McGraw-Hill Medical