Anda di halaman 1dari 70

BUKU PANDUAN BELAJAR

BLOK 1.5
SISTEM DIGESTI DAN URINARIA

Penanggungjawab Blok :
dr. Nuni Ihsana, M.Biomed

Tim blok:
dr. Ario Tejo Sukmono, MMR
dr. Annisa, MMR
dr. Bombong Nurpagino

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 1


Universitas Ahmad Dahlan
IDENTITAS

Nama : ...................................................................................

No. Mahasiswa : ...................................................................................

Alamat : ...................................................................................

Angkatan : ...................................................................................

Tanda Tangan Mahasiswa

( )

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 2


Universitas Ahmad Dahlan
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum wr wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas tersusunnya buku
panduan Blok Sistem Digesti dan Urinaria (Blok 1.5). Buku panduan ini berisi
penjelasan umum tentang visi dan misi Universitas Ahmad Dahlan, visi dan misi serta
curriculum map Fakultas Kedokteran UAD. Buku ini juga berisi panduan bagi
mahasiswa untuk memahami tujuan, kegiatan pembelajaran, metode penilaian,
skenario, dan materi praktikum yang ada di Blok 1.5.
Saran dan masukan yang positif sangat kami harapkan untuk perbaikan buku
panduan ini.
Terima kasih.
Wassalaamu’alaikum wr wb

Yogyakarta, April 2020


Tim Blok Sistem Digesti dan Urinaria
Program Studi Pendidikan Kedokteran
Fakultas Kedokteran UAD

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 3


Universitas Ahmad Dahlan
DAFTAR ISI

Identitas pemilik ………………………………………………………………… 2


Kata Pengantar ………………………………………………………………… 3
Daftar Isi ………………………………………………………………… 4
Visi dan Misi ………………………………………………………………… 5
Curriculum Map ………………………………………………………………… 6
Overview Blok ………………………………………………………………… 7
Topic tree ………………………………………………………………… 9
Kegiatan Pembelajaran ………………………………………………………………… 10
Metode Penilaian ………………………………………………………………… 10
Skenario Tutorial ………………………………………………………………… 15
Panduan Praktikum ………………………………………………………………… 17
Referensi ………………………………………………………………… 70

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 4


Universitas Ahmad Dahlan
VISI DAN MISI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

I. VISI UAD
Menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah berkelas internasional berbasis pada nilai
keIslaman

II. MISI UAD


1. Menjalankan program – program akademik yang bermutu dan relevan dengan
pembangunan berkelanjutan dalam suasana kampus Islami
2. Menyelenggarakan penelitian yang berorientasi pada integrasi seluruh bidang
keilmuan untuk pencapaian masyarakat Islam
3. Memberikan layanan kepakaran yang berorientasi pada keberdayaan dan kalaborasi
potensi pemerintah, industri, masyarakat baik lokal maupun global

VISI DAN MISI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

I. VISI FK UAD

Menjadi Fakultas Kedokteran yang unggul dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian
di bidang kesehatan dan kebencanaan yang dijiwai nilai-nilai Islam dan diakui secara
internasional pada tahun 2032

II. MISI FK UAD

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang


kesehatan dengan dijiwai oleh nilai-nilai Islam yang diakui internasional,

2. Menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, profesional dan siaga bencana

3. Menjalin kemitraan dengan para stakeholder baik dalam maupun luar negeri, dalam
upaya pelaksanaan tridharma.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 5


Universitas Ahmad Dahlan
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 6
Universitas Ahmad Dahlan
OVERVIEW BLOK 1.5

Blok Sistem Digesti dan Urinaria adalah blok kelima pada tahun I kurikulum Fakultas
Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (FK UAD). Blok ini berisi tentang ilmu yang berkaitan
anatomi, histologi, fisiologi, biokimia dan mikrobiologi pada sistem digesti dan urinari.

Tujuan umum:
Mampu menjelaskan dan memahami struktur makroskopis dan mikroskopis sistem digesti dan
urinaria beserta fisiologi dasar, proses biokimiawi dan flora normal terkait dengan pencernaan
dan uropoetika.

Area kompetensi:
1. Melaksanakan praktik kedokteran yang profesional sesuai dengan nilai dan
prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika, disiplin, hukum, dan sosial budaya
(area kompetensi 1).
2. Melakukan praktik kedokteran dengan menyadari keterbatasan, mengatasi
masalah personal, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan
peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan
pengetahuan demi keselamatan pasien (area kompetensi 2 )
3. Menggali dan bertukar informasi secara verbal dan nonverbal dengan pasien
pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega, dan profesi lain
(area kompetensi 3)
4. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi dan informasi kesehatan
dalam praktik kedokteran (area kompetensi 4)
5. Menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu
kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang
optimum (area kompetensi 5)
6. Melakukan prosedur klinis yang berkaitan dengan masalah kesehatan dengan
menerapkan prinsip keselamatan pasien, keselamatan diri sendiri, dan
keselamatan orang lain (area kompetensi 6)

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 7


Universitas Ahmad Dahlan
Tujuan belajar:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dinding abdomen, vaskularisasi,
inervasinya
2. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi tractus digestivus (ventriculus,
intestinum tenue, intestinum crassum, hepar, lien, dan pancreas),
vaskularisasi, dan inervasinya
3. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur histologi traktus digestivus dan
glandula digestoria
4. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan secara mekanik, sistem
sekresi pada tractus digestivus, dan absorbsi zat makanan
5. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan sistem digesti oleh saraf dan
hormon
6. Mahasiwa mampu menjelaskan fungsi hepar, vesica felea dan pankreas
7. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi metabolik hati
8. Mahasiswa mampu menjelaskan biokimia pencernaaan secara enzimatis
9. Mahasiswa mampu menjelaskan metabolisme porfirin dan empedu
10. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengidentifikasi bangunan anatomi
pada ren, vesica urinaria, ureter dan urethra, serta vascularisasi, aliran vena,
aliran limfe dan inervasi organ penyusun systema urinaria
11. Mahasiswa mampu menjelaskan struktur histologi ren, ureter, vesica urinaria
dan uretra
12. Mahasiswa mampu menjelaskan fisiologi pembentukan urin di glomerulus dan
tubulus, serta seleksi selektif oleh ginjal
13. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan osmolaritas cairan ekstraseluler
dan konsentrasi natrium
14. Mahasiswa mampu menjelaskan peranan ginjal dalam pengaturan tekanan
darah
15. Mahasiswa mampu menjelaskanperan ginjal dalam mengontrol keseimbangan
asam dan basa
16. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme miksi
17. Mahasiswa mampu menjelaskan biokimia urin
18. Mahasiswa mampu menjelaskan flora normal dalam saluran pencernaan dan
urinaria
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 8
Universitas Ahmad Dahlan
Topic Tree Blok 1.5

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 9


Universitas Ahmad Dahlan
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Diskusi tutorial

Tutorial merupakan kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelompok (maksimal 10 orang)


yang difasilitasi oleh tutor dan dilaksanakan minimal 2 kali setiap minggunya. Tutorial bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, bekerjasama dalam tim,
kemampuan belajar dan pengetahuan mengenai materi yang terkait dengan skenario. Pada saat
tutorial mahasiswa diharapkan dapat bertukar informasi yang telah didapatkan dari belajar
mandiri sebelum diskusi.
Tutorial dilakukan dengan metode seven jump yang diharapkan dapat mencapai learning
objective yang telah ditentukan. Pada pertemuan pertama, diskusi mencakup langkah 1-5.
Sedangkan langkah 6 dan 7, dilakukan pada pertemuan selanjutnya. Metode seven jumps
meliputi :
L-1 : Menjelaskan istilah dan konsep
L-2 : Menetapkan masalah
L-3 : Menganalisis masalah (brainstorming)
L-4 : Membuat kategori (pada L-3)
L-5 : Merumuskan sasaran/ tujuan belajar
L-6 : Belajar mandiri
L-7 : Menyampaikan hasil belajar

NO SKENARIO MINGGU PERTEMUAN


1. Sistem Pencernaan I I 3x100 menit
2. Sistem Pencernaan II II 3x100 menit
3. Sistem Urinaria III 3x100 menit

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 10


Universitas Ahmad Dahlan
B. Kuliah Pakar

Kuliah merupakan kegiatan pembelajaran dengan pemaparan materi oleh pakar dan
dilakukan secara klasikal di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam menjawab masalah yang belum terpecahkan dalam diskusi tutorial. Berikut ini
adalah materi pembelajaran yang akan disampaikan pakar dalam kegiatan perkuliahan.

NO TOPIK MATA MATERI PEMBELAJARAN METODE BAGIAN


KULIAH BELAJAR
Pengantar Blok 1. Judul blok Kuliah Koordinator
1.5 2. Konten blok Blok
3. Jumlah sks
1. 4. Jumlah minggu
5. Metode belajar
6. Metode assessment
Anatomi Sistem 1. Oris, dentes dan lingua Kuliah Pakar Anatomi
Digesti 2. Glandula salivatorius,
jenisnya dan duktusnya.
3. Oropharynx
4. Esophagus
5. Batas-batas abdomen, lapisan
dinding abdomen dan
kantong peritoneal dan
omentum.
6. Struktur anatomi tractus
gastrointestinal atas dan
2.
bawah meliputi gaster, dan
intestinum samapai rectum.
7. Organ digestif asesoria
hepatobilier dan pancreas
8. Vaskulariasi sistem
gastrointestinal atas
9. Inervasi sistem
gastrointestinal atas dan
bawah
10. Anatomi sirkulasi porta
hepatica
Histologi Sistem Gambaran histologi dari: Kuliah Pakar Histologi
Digesti Cavum oris dan struktur
3.
didalamnya, kelenjar salivarius,
esofagus ,gaster

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 11


Universitas Ahmad Dahlan
Korelasi klinis dari histologi
saluran cerna bagian atas

Biokimia sistem Biokimia pencernaaan, enzim- Kuliah Pakar Biokimia


4. digestivus enzim yang berperan dalam
pencernaan
Fisiologi sistem 1. Prinsip motilitas Kuliah Pakar Fisiologi
digesti dan gastrointestinal
kelenjar digesti 2. Gerakan fungsional traktus
gastrointestinal
(peristaltic/propulsif,
mencampur)
3. Hidrolisis makanan dan
5. absorbsi traktus
gastrointestinal
4. Pengaturan sistem digesti
oleh saraf dan hormon
5. Sekresi traktus digestivus
dan pengaturannya
6. Pengaturan lapar dan
kenyang
Biokimiawi Metabolisme karbohidrat, Kuliah Pakar Biokimia
6. nutrisi dan protein dan lemak, Faktor yang
status gizi memengaruhi status gizi

Metabolisme Pengertian xenobiotic, Reaksi- Kuliah Pakar Biokimia


Xenobiotik reaksi metabolisme xenobiotik
7.
dalam tubuh, efek biologis
xenobiotik
Metabolisme Metabolisme porfirin dan Kuliah pakar Biokimia
porfirin dan empedu, metabolisme bilirubin
8. empedu dan siklus urobilinogen
enterohepatik
Embriologi Pembentukan tractus Kuliah Pakar Anatomi
sistem gastrointestinal derivat forgut,
9. gastrointestinal midgut dan hindgut dan
pembentukan organa digestif
acessoria
Histologi saluran Gambaran histologis usus halus , Kuliah Pakar Histologi
cerna bagian usus besar, rectum, hepar,
10. bawah pancreas, korelasi klinis dari
histologi saluran cerna bagian
bawah

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 12


Universitas Ahmad Dahlan
Regulasi Peran dan pengaturan Saraf Kuliah Pakar Anatomi
Otonom saluran Otonom ternahadap saluran
11. cerna dan cerna
enteric nerve
system
Gaya Hidup Prinsip-prinsip makanan halal & Kuliah Pakar Kedokteran
Islami berkaitan thayib, adab-adab makan dan Islam
12. dengan minum dalam Islam, proporsi
Pencernaan pengisian lambung menurut
Islam dan puasa
Anatomi dan Anatomi dinding abdomen, Kuliah Pakar Anatomi
embriologi rongga abdomen dalam
Tractus urinarius kaitannya dengan sistem
13. uropoetika, anatomi organa
uropoetika beserta inervasi dan
vaskularisasinya, embriologi
tractus urinarius, proses aging
Histologi sistem Histologi sistem urinaria Kuliah Pakar Histologi
urinaria 1. Ren, ureter, vesica urinaria,
urethra
2. Struktur mikroskopis dan
fungsi nefron, ductus ginjal
3. Vaskularisasi ginjal
4. Hubungan struktur ginjal
14.
dengan mekanisme filtrasi
darah
5. Struktur dan fungsi
apparatus juxta glomerulus
6. Korelasi histofisiologis
dengan kondisi klinis
7. Histodinamik sistem urinaria
Fisiologi sistem Kompartemen cairan tubuh, Kuliah Pakar Fisiologi
urinari pembentukan urin, sirkulasi
15.
ginjal, pemekatan urin, dan
pengaturan miksi dan diuresis
Fisiologi Komposisi cairan tubuh, prinsip Kuliah Pakar Fisiologi
Keseimbangan dasar osmosis dan tekanan
Cairan dan osmosis, pengaturan osmolaritas
16. Elektrolit cairan ekstraseluler dan
konsentrasi natrium, peran
ginjal dalam mengontrol
keseimbangan asam dan basa

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 13


Universitas Ahmad Dahlan
Metabolisme Jenis-jenis vitamin, struktur dan Kuliah Pakar Biokimia
Vitamin dan karakteristik vitamin larut air
17. Mineral dan vitamin yang tidak larut
dalam air, Metabolisme vitamin
dan mineral tubuh
Metabolisme Peran Ginjal dalam metabolisme Kuliah Pakar Biokimia
18. Kalsium, Oksalat Kalsium, Oksalat dan Fosfat
dan Fosfat
Keseimbangan Metabolisme cairan dan Kuliah Pakar Biokimia
19. asam basa elektrolit, pengaturan
keseimbangan asam basa
Flora normal Flora normal saluran pencernaan Kuliah Pakar Mikrobiologi
20. dan urinaria
Hadast dan Fiqh dan hadast dan istinja’ Kuliah Pakar Kedokteran
21.
istinja’ Islam

C. Self-Learning (Belajar Mandiri)


Pada sistem pembelajaran blok dan PBL, diterapkan sistem SCL (student centered
learning). Pada kegiatan belajar mandiri, mahasiswa sebagai adult learner diharapkan berperan
aktif dalam mencari literatur dan memahami materi terkait blok. Mahasiswa diharapkan mampu
mempelajari kemampuan dasar yang bermanfaat dalam meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan personal, yang meliputi belajar sesuai dengan minat mahasiswa, mencari informasi
yang lebih banyak dan mendalam dari berbagai sumber yang tersedia, memahami materi dengan
berbagai strategi belajar yang berbeda dan cara belajar yang bervariasi, menilai hasil belajar
mereka sendiri, dan mengidentiikasi kebutuhan belajar selanjutnya.

D. Praktikum
Merupakan proses pembelajaran di laboratorium yang dibimbing oleh dosen dan asisten
dosen. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang
berhubungan dengan blok yang sedang berjalan.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 14


Universitas Ahmad Dahlan
Minggu Topik Praktikum Departemen Waktu (Menit)
I Histologi Sistem Gastrointestinal Histologi 1x100
I Organ Digesti dan Asesoria Anatomi 1x100
II Biokimiawi Pencernaan Biokimia 1x100
III Ginjal dan tractus urinarius Anatomi 1x100
IV Uji Fungsi Ginjal Fisiologi 1x100
IV Biokimiawi Urine Biokimia 1x100

METODE PENILAIAN

Metode penilaian tahap pendidikan sarjana kedokteran Fakultas Kedokteran UAD


menggunakan beberapa metode penilaian. Metode penilaian ini diharapkan dapat menilai siswa
secara obyektif. Metode Penilaian tersebut terdiri dari :
1. Ujian Blok (MCQ)
Ujian Blok merupakan ujian di setiap akhir blok dengan menggunakan Multiple Choice
Questions (MCQ) yang dibuat sesuai dengan materi yang terkait pada blok. Soal disiapkan
oleh tim Medical Education Unit (MEU). Isi soal terkait dengan materi tutorial, dan kuliah.
Pada blok ini MCQ memiliki presentase 40%
2. Praktikum
Terdiri dari kegiatan 20%, postest 20%, laporan praktikum 20%, responsi 40%. Responsi
merupakan ujian di setiap akhir blok khusus praktikum yang diajarkan pada blok tersebut.
Responsi disesuaikan dengan bagian yang mengampu praktikum tersebut. Responsi dapat
dilakukan dengan beberapa metode (ujian praktek dan ujian tulis). Soal di siapkan oleh tim
dari departemen pengampu praktikum. Pada blok ini nilai kegiatan Praktikum adalah 20%.
3. Tutorial
Terdiri dari komponen keaktifan 50% dan minikuis 50%. Mini Quiz merupakan ujian tulis di
setiap skenario pada tutorial pertemuan terakhir pada tiap minggunya. Mini Quiz
menggunakan Multiple Choice Questions (MCQ) yang dibuat sesuai dengan materi yang
terkait pada tutorial. Soal disiapkan oleh tim MEU. Pada blok ini tutorial memiliki presentase
30%.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 15


Universitas Ahmad Dahlan
4. Penugasan
Penugasan adalah kegiatan dapat berupa penulisan makalah, pencarian jurnal, telaah jurnal,
penilaian kegiatan dan pengenalan klinik. Pada blok ini nilai penugasan memiliki presentase
10%.

No. Metode Persentase


Tutorial 30%
Praktikum 20%
Ujian Blok (MCQ) 40%
Penugasan 10%
Total nilai Blok 100

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 16


Universitas Ahmad Dahlan
SKENARIO 1

Sistem pencernaan manusia berperan dalam mentransfer nutrisi, air dan elektrolit dari
makanan ke dalam lingkungan internal tubuh. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi masih
berupa makromolekul sehingga diperlukan proses pencernaan secara mekanik seperti mastikasi
dan deglutasi serta pencernaan secara kimiawi agar dapat diabsorpsi. Pada saluran cerna bagian
atas, proses ini terjadi mulai dari rongga mulut hingga duodenum dan melibatkan kelenjar
pencernaan seperti ; kelenjar salivarius, lambung, sistem hepatobilier, pankreas.

Diskusikan kasus di atas dengan seven jumps

Referensi:
1. John e Hall. 2014. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Winsland house.
Saunders Elsevier
2. Barret, K.E., Barman, S.M., et.al. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 25.
EGC
3. Lauralee Sherwood. 2016. Human Physiolgy from Cells to Systems. Cengage Learning
4. Gerard J., Derrickson, B., 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Edition. Wiley
5. Bloom, Fawcet. 2015. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC
6. Anthony L, Mescher. 2016. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta. EGC
7. Murray,R.K., Granner, D.K., Mayes,P.A.,Rodwell, V,2009. Harper's Illustrated
Biochemistry, 28th Edition (LANGE Basic Science)-McGraw-Hill Medical

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 17


Universitas Ahmad Dahlan
SKENARIO 2

Sebagian besar proses digesti dan absorpsi nutrient terjadi di usus halus. Setiap hari usus
halus mengabsorpsi sekitar 9 liter cairan dalam bentuk H2O dan zat terlarut. Mekanisme absorpsi
tersebut di pengaruhi oleh berbagai faktor yang menentukan lamanya makanan berada di saluran
pencernaan. Pada colon masih terjadi absorpsi air dan ion untuk selanjutnya diekskresi melalui
defekasi.
Zat yang di absorpsi ke dalam darah akan mengalami metabolisme di hepar. Sebagai
kelenjar terbesar pada tubuh manusia, hepar memiliki peran esensial dalam sistem pencernaan
khususnya fungsi metabolik, detoksifikasi dan eksresi berbagai obat-obatan dan eksresi bilirubin.

Diskusikan kasus di atas dengan seven jumps

Referensi:
1. John e Hall. 2014. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Winsland house.
Saunders Elsevier
2. Barret, K.E., Barman, S.M., et.al. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 25.
EGC
3. Lauralee Sherwood. 2016. Human Physiolgy from Cells to Systems. Cengage Learning
4. Gerard J., Derrickson, B., 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Edition. Wiley
5. Bloom, Fawcet. 2015. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC
6. Anthony L, Mescher. 2016. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta. EGC
7. Murray,R.K., Granner, D.K., Mayes,P.A.,Rodwell, V,2009. Harper's Illustrated
Biochemistry, 28th Edition (LANGE Basic Science)-McGraw-Hill Medical

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 18


Universitas Ahmad Dahlan
SKENARIO 3

Mikturisi merupakan salah satu proses pengeluaran cairan tubuh. Proses tersebut diawali
dengan pembentukan urin di dalam nefron ginjal. Proses tersebut meliputi filtrasi, reabsorbsi,
sekresi dan ekskresi. Urin yang terbentuk ditampung di vesica urinaria dan dikeluarkan melewati
uretra pada saat miksi. Disaat volume cairan tubuh berkurang, tubuh akan merespon dengan
timbul rasa haus, jumlah volume urin akan berkurang dan warnanya akan lebih pekat.

Diskusikan kasus di atas dengan seven jumps

Referensi :

1. John e Hall. 2014. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Winsland house.
Saunders Elsevier
2. Barret, K.E., Barman, S.M., et.al. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 25.
EGC
3. Lauralee Sherwood. 2016. Human Physiolgy from Cells to Systems. Cengage Learning
4. Gerard J., Derrickson, B., 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Edition. Wiley
5. Bloom, Fawcet. 2015. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC
6. Anthony L, Mescher. 2016. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta. EGC
7. Murray,R.K., Granner, D.K., Mayes,P.A.,Rodwell, V,2009. Harper's Illustrated
Biochemistry, 28th Edition (LANGE Basic Science)-McGraw-Hill Medical

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 19


Universitas Ahmad Dahlan
PRAKTIKUM ANATOMI
I. ANATOMI ORGAN DIGESTORIA

A. TUJUAN UTAMA
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi
bangunan anatomi organ disgestoria.

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi :
1. batas-batas cavum oris, lingua, gandula salivatorius dan pharynx.
2. Batas-batas struktur esophagus, lapisan, penyempitan dan karakteristik
inervasinya.
3. Struktur anatomi tractus gastrointestinal atas dan bawah serta identifikasi letak intra
dan ekstraperitonealnya.
4. Vaskularisasi sistem gastrointestinal atas dan bawah sesuai dengan pembagian
embriologisnya.
5. Struktur anatomi, vaskularisasi dan inervasi pancreas, hepar dan saluran empedu.
6. Inervasi sistem gastrointestinal atas dan bawah sesuai dengan pembagian
embriologisnya.

C. PETUNJUK IDENTIFIKASI
Identifikasi struktur bangunan pada manikin atau kadaver dan bandingkanlah dengan
menggunakan atlas anatomi tubuh manusia
1. Cavum Oris
Dibagi menjadi 2 :
a. Cavitas oris propium, dengan batas-batas:
Atap : Palatum durum
Palatum molle
Lateral : Processus alveolaris
Arcus dentalis
Dasar : m. Mylohyoideus
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 20
Universitas Ahmad Dahlan
m. geniohyoideus
m. digastricus venter anterior
b. Vestibulum oris, dengan batas :
Lateral : Buccal (m. Buccinator)
Anterior : labium superior dan inferior
2. Lingua
Terbagi menjadi :
- Apex lingua
- Dorsum lingua
- Radix lingua
- Frenulum lingua
- Plica fimbriata
- Frenulum labii
Otot pada lidah dibagi menjadi 2 kelompok :
Ekstrinsik :
- m. genioglossus
- m. hyoglossus
- m. styloglossus
- m. palatoglossus
Intrinsik :
- m. longitudinalis superior
- m. longitudinalis inferior
- m. transversus
- m. verticalis

3. Glandula salivaria
Bangunannya :
- Glandula parotis
- Glandula submandibularis
- Galndula sublingualis

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 21


Universitas Ahmad Dahlan
4. Pharinx
Terletak di belakang cavum nasi, cavum oris, dan larynx, dibagi menjadi :
a. Nasopharynx ( terletak dibelakang cavum nasi, dihubungkan dengan
choanae)
Bangunannya:
- Tonsila pharingea
- Aditus tuba auditiva
- Ostium pharyngeum tuba auditiva
- Torus tubarius
- Torus levatorius
- Recessus pharingeus
- Plica salphingopalatina
- Plica salphingopharyngea
b. Oropharynx (terletak di belakang cavum oris)
Bangunannya :
- Arcus palatoglossus
- Arcus palatopharyngeus
- Fossa tonsilaris
- Tonsila palatina
- Radix lingualis
- Tonsila lingualis
- Tonsila pharyngea
- Plica glossoepiglotica laterale
- Plica glossoepiglotica mediale
- Vallecula glossoepiglotica
c. Laryngopharynx (berhubungan dengan larynx melalui aditus laryngis)
Bangunannya :
- Plica pharyngoepiglottica (disebelah lateral plica glossoepiglotica
laterale)
- Plica nervi laryngei, dilalui oleh n. laryngeus

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 22


Universitas Ahmad Dahlan
- Recessus piriformis
Otot- otot Larynx :
a. Lapisan luar :
- m. constrictor pharyngeus superior
- m. constrictor pharyngeus medius
- m. constrictor pharyngeus inferior
b. Lapisan dalam :
- m. tensor velli palatini
- m. levator velli palatini
- m. stylopharyngeus
- m. palatopharyngeus
- m. Salpingopharyngeus
Pada pharynx, terdapat bangunan Cincin Waldeyer, yaitu bangunan yang
dibentuk oleh tonsila pharyngea, tonsila palatina dan tonsila lingualis.

Vaskularisasi :
Mendapatkan aliran darah dari :
- arteri pharyngea ascendens
- ramus tonsilaris, arteri facialis
- arteri maxillaris
- arteri lingualis

5. Oesofagus
Merupakan tabung muskular, panjangnya sekitar 25 cm, terbentang dari pharynx
hingga gaster dan menembus diafragma setinggi vertebra thoracica X
Batas-batasnya :
Anterior : trachea, nervus laryngeus recurrens
Posterior : columna vertebralis dan musculi prevertebralis
Lateral : glandula thyroidea, vena jugularis interna, arteri carotis comunis
dan nervus vagus

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 23


Universitas Ahmad Dahlan
Terdapat penyempitan pada beberapa tempat :
a. Angustia oesofagus superior : pangkalnya di leher
b. Angustia oesofagus medialis : persilangan arcus aorta dan bronchus
primarius sinistra
c. Angustia oesofagus inferior : di tempatnya menembus diafragma

6. Ventrikulus / gaster
Bangunannya :
- curvatura ventriculi major
- curvatura ventriculi minor
- pars cardiaca ventriculi
- fundus ventriculi
- corpus ventriculi
- antrum pyloricum
- pylorus
- spinchter pyloricum
- canalis pyloricus
- incisura angularis
Dengan organ abdomen lainnya ventrikulus dihubungkan oleh :
a. Omentum minus
Menghubungkan curvatura ventrikuli minor ( lig. Hepatogastricum) dan 2
cm bagian pertama duodenum dengan hepar (Lig. Hepatoduodenale)
b. Omentum majus
Menghubungkan curvatura major ventrikuli ke inferior, melekat ke dinding
posterior abdomen, terbagi menjadi 3 bagian:
Lig. Gastrocolicum : melekat pada colon transversum
Lig. Gastrolienale : curvatura major dengan lien

Lig. Gastrophrenicum : dengan diafragma

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 24


Universitas Ahmad Dahlan
7. Intestinum Tenue
a. Duodenum
Bagian awal intestinum tenue, letaknya retroperitonial, berbentuk seperti
huruf U, dengan cekungan menghadap superior sinsitra.
Dibagi menjadi 4 bagian:
1) Pars superior duodeni, pada anterior lateral corpus VL 1
2) Pars descendens duodeni, sebelah kanan corpus VL 1-3
Tempat masuknya ductus choledocus dan ductus pancreaticus
pada papilla duodeni mayor.
3) Pars horizontal duodeni, sebelah anterior corpus VL 3
4) Pars ascendens duodeni, sebelah kiri corpus VL 3 lalu naik sampai VL 2
Terdapat m. Suspensorius duodeni/ lig. Treitz pada flexura
duodenojejunalis.

b. Jejunum dan illeum


Batas antara keduanya tidak begitu jelas, karena ciri2nya berubah secara
bertahap, 2/5 bagian awal sebagai jejunum dan 3/5 setelahnya merupakan
ileum, dengan ciri2 sebagai berikut:
Jejunum :
Biasa dalam keadaan kosong, lebih tebal, lebih vaskuler dan merah.
Dimulai dari flexura duodenojejunalis, plica circularisnya besar dan
berkembang baik. Sebagian besar terletak di regio umbilicalis
Illeum :
dinding lebih tipis, vaskularisasi sedikit, plica circularisnya rendah dan
jarang, terlatak di regio hypogastrica dengan bagian distalnya di pelvis.

Penggantung jejunum dan ileum adalah mesenterium yang berbentuk seperti


kipas dan melekat pada dinding posterior abdomen

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 25


Universitas Ahmad Dahlan
8. Intestinum crassum
Mempunyai bangunan yang khas yaitu:
- Taenia coli
- Haustrae
- Appendices epiploicae
Intestinum crassum terdiri dari :
a. Caecum
Merupakan kantong buntu yang berlanjut menjadi colon ascendens, muara
ileum dan appendix, bangunannya terdiri dari:
- Orificium ileocaecalis
- Labium superior
- Labium inferior
- Valva ileocecalis
- Frenulum valvae ileocecalis
b. Appendix vermiformis
Pipa buntu, berbentuk seperti cacing, bermuara pada caecum, mengandung
banyak jaringan lymphoid didalamnya, mempunyai mesoappendix yaitu
mesenteriumnya yang menghubungkan dengan mesenterium ileum.
c. Colon ascendens, terletak dari valva ileocecalis sampai flexura coli dextra,
letakmya retroperitonial pada sulcus para vertebralis kanan.
d. Colon transversum, terletak dari flexura coli dextra sampai flexura coli
sinistra, melekat pada diafragma.
e. Colon descendens, dari flexura coli sinsistra ke appertura pelvis superior
pada fossa colica sinistra, terletak retroperitonial
f. Colon sigmoideum, berbentuk seperti huruf S, lanjutan colon descendens
sampai setinggi os sacrum segemen ke 3, berlanjut ke rectum, digantung pada
dinding pelvis oelh mesocolon sigmoideum.
g. Rectum dan canalis analis
tidak mempunyai mesenterium, merupakan bagian akhir dari tractus
digestivus.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 26


Universitas Ahmad Dahlan
Mendapatkan suplai darah dari:
- a. rectalis superior
- a. rectalis media
- a. rectalis inferior
- a. Sacralis media

9. Glandula digestoria
a. Hepar
Terletak intraperitoneal di regio hypochondriaca dextra dan epigastric.
Berfungsi untuk menghasilkan empedu. Bila dibutuhkan akan dikeluarkan ke
duodenum melalui : ductus hepaticus dexter et sinister  ductus hepaticus
comunis, bergabung dengan ductus cysticus dari vesica fellea ductus
choledochus bergabung dengan ductus pancreaticus mayor dari pancreas
bermuara pada papila duodeni mayor.
Mempunyai 2 lobus yang dipisahkan oleh lig. falciforme hepatis :
1) Lobus hepatis dextra,
a. Lobus quadratus
b. Lobus caudatus
2) Lobus hepatis sinsistra
Bangunan pada hepar dan sekitarnya:
- Lig. Teres hepatis
- Lobus caudatus
- Lobus quadratus
- Vena hepatica
- Arteri hepatica
- Vena porta
- Vena cava inferior
- Lig. Triangulare sinistrum
- Lig. Triangulare dextrum
- Lig. Coronarium
- Ductus hepaticus
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 27
Universitas Ahmad Dahlan
- Ductus cysticus
- Ductus choledochus
b. Vesica fellea/ vesica biliaris
Kantung berbentuk seperti buah pir, terletak pada permukaan posterior hepar,
berfungsi untuk menampung sementara dan memekatkan empedu.
Bagian-bagiannya :
- Fundus vesicae fellea
- Corpus vesicae fellea
menempel pada facies visceralis hepatis, colon transversum dan pars
superior duodenum
- Collum vesicae fellea
berlanjut sebagai ductus cysticus, bergabung dengan ductus hepaticus
comunis menjadi ductus choledochus
c. Splen / lien
Terletak di regio hypochondriaca sinsitra, merupakan masa lymphoid terbesar
di tubuh, berbentuk lonjong dengan incisura dibagian pinggir anterior.
Penggantung lien adalah :
- lig. gastrolienale, menghubungkan lien dengan paries posterior ventriculi
- lig. mesogastricum, menghubungkan lien dengan ventriculus dan dinding
posterior abdomen
- lig. lienorenale, menghubungkan lien dengan hilum renalis sinister
- lig. phrenicolienale, menghubungkan lien dengan diafragma
Bangunan-bangunan pada lien :
- facies diafragmatica lienis
- facies gastrica lienis
- facies renalis lienis
- margo inferior lienis
- margo superior lienis
- extremitas posterior
- extremitas anterior

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 28


Universitas Ahmad Dahlan
- hilum lienalis
d. Pancreas
Tereltak di regio epigastic dan kuadran kiri atas, merupakan kelenjar eksokrin
dan endokrin, kelenjar eksokrin menghasilkan sekret berupa enzim yang
membantu hidrolisis lemak, protein dan karbohidrat, kelenjar endokrinnya
menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Bagian-bagian dari pancreas adalah :
1) Caput pancreatis
- Terletak pada v. cava inferior, vasa renalis dextra dan sinistra
- Mempunyai procesus uncinatus
2) Collum pancreatis
- Merupakan lanjutan bagian kiri superior caput pancreas, dengan
panjang 2 cm
- Permukaan anteriornya ditutupi peritoneum
3) Corpus pancreatis
- Menyilang aortae dan VL di posterior bursa omentalis
- Facies anteriornya ditutupi peritoneum, dan merupakan perlekatan
mesocolon transversum
4) Cauda pancreatis
- Berjalan diantara kedua lapisan lig. lienorenale
- Ujungnya langsung berhubungan dengan hilum lienalis
- Ductus pancreaticus principalis mulai dari cauda pancreatis dekat facies
posterior
- Ductus pancreaticus dan choledochus bersatu membentuk ampula
hepatopancreaticus (ampula Voter) dan bermuara pada papilla duodeni
major
- Ductus pancreaticus accessorius biasanya berhubungan dengan
dusctus pancreaticus principalis dan bermuara pada papilla duodeni
minor

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 29


Universitas Ahmad Dahlan
10. Peritonium
Peritoneum dibagi menjadi 2 yaitu peritoneum parietale dan peritoneum
viscerale. Peritoneum parietale merupakan membran serosa yang melapisi
permukaan dalam cavum abdominalis dan cavum pelvis. Sedangkan peritoneum
viscerale merupakan peritoneum parietale yang mengalami pembalikan (refleksi)
dari dinding abdomen ke organ, vasa, saraf maupun saluran limfe abdomen.
Ruangan diantara peritoneum parietale dan viscerale yang berisi cairan serosa
disebut cavum peritonei
Berdasarkan besar pembungkusan peritonium terhadap organ
didalamnya, maka organ pada peritonium dibagi menjadi organ intraperitoneal dan
organ retroperitoneal, yaitu :
a. Organ intraperitoneal : organ yang dibungkus oleh peritoneum lebih dari
2/3 bagian, meliputi :
- Gaster
- Duodenum pars ascendens dan descendens
- Jejenum
- Ileum
- Colon transversum
- Caecum
- Appendix fermiformis
- Colon sigmoid
- Hepar
b. Organ retroperitoneal : organ abdomen yang dibungkus peritoneum
kurang dari 2/3 bagiannya atau ditutupi peritoneum hanya dipermukaan
ventral saja, meliputi :
- Oesophagus
- Pancreas
- Ren
- Duodenum pars superior
- Colon ascendens

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 30


Universitas Ahmad Dahlan
- Colon descendens
- Ureter
- Vena cava inferior
- Aorta

11. Aspek klinis


a. Pemeriksaan fisik abdomen :
- Organ abdomen
- Titik Mc. Burney
- Scala Schufner
b. Ascites : tertimbunnya cairan di dalam cavum peritonei secara berlebihan.
c. Splenomegali
d. Atresia ani
e. Cholelithiasis
f. Appendisitis

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 31


Universitas Ahmad Dahlan
Tabel Vaskularisasi Dan Inervasi Viscera Abdomen (Organ Digestoria)

VASCULARISASI
NAMA ORGAN ALIRAN VENA INERVASI
(ARTERI)
N. vagus ( parasimpatis) &
Truncus sympaticus Pars
r. gastrica sinistra a. colica v. azygos
abdominalis :N. vagus, truncus
OESOPHAGUS sympaticus,

n. splanchnicus major & n.


a. phrenica inferior v. gastrica sinistra
splanchnicus minor
V. gastrica sinistra, V. Parasimpatis :Tractus vagalis
a. gastrica sinistra, a. gastrica dextra, V. gastrica anterior ( dari N. vagus sinistra)
gastrica dextra, a. gastrica breves, v. gastroepiploica & Tractus vagalis posterior
GASTER breves, a. gastroepiploica dextra, v. gastroepiploica (dari
dextra, a. gastroepiploica sinistra v. porta N. vagus dextra)
sinistra
Simpatis : plexus coeliacus
a. pancreaticoduodenalis
superior Plexus coeliacus & plexus
v. pancreaticoduodenalis
DUODENUM a. pancreaticoduodenalis mesentrica superior ( simpatis
sup-erior & v. prepylorica
inferior & parasimpatis)

rr. jejunales & rr. Ilealis a.


mesenterica superior Parasimpatis: pars coeliaca
JEJENUM & ILEUM membentuk arterial arcades V. mesenterica superior truncus vagalis posterior
&
vasa recta Simaptis : n. splanhnicus
CAECUM & Parasimpatis: n. vagus
v. iliocolica ke v.
A. iliocolica Simpatis : ganglion coeliacus &
APPENDIX VERMIFORMIS mesenterica superior
ganglion mesenterica superior

A. iliocolica v. iliocolica Parasimpatis: n. vagus


COLON ASCENDENS Simpatis : ganglion coeliacus &
a. colica dextra v. colica dextra
ganglion mesenterica superior
2/3 dextra: a. colica dextra
2/3 bag dextra idem caecum
& a. colica media
COLON TRANSVERSUM V. mesenterica superior
1/3 sinisitra : a. colica 1/3 bag sinistra idem colon
sinistra descendens
a. colica sinistra
Simpatis dan parasimpatis nervi
COLON DESCENDENS v. mesenterica inferior splanchnici pelvici melalui
a. sigmoidea superior
plexus mesentericus inferior

aa. sigmoidales ( cabang a. Simpatik dan parasimpatik


COLON SIGMOIDEUM rectalis superior, a. rectalis V. mesenterica inferior melalui plexus hypogastricus
inferior
media & a. mesenterica

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 32


Universitas Ahmad Dahlan
II. ANATOMI TRAKTUS URINARIUS

A. TUJUAN UTAMA
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi
bangunan anatomi tractus urinarius.

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi :
1. Letak, Bangunan dan vaskularisasi ren
2. bangunan anatomi pada ureter
3. vascularisasi dan inervasi ginjal dan ureter
4. bangunan anatomi pada vesica urinaria
5. bangunan anatomi pada urethra
6. bangunan anatomi glandula prostatica pada laki-laki.
7. vascularisasi, aliran vena, aliran limfe dan inervasi organ penyusun systema
urinaria

C. PETUNJUK IDENTIFIKASI
Identifikasi struktur bangunan pada manikin atau kadaver dan bandingkanlah dengan
menggunakan atlas anatomi tubuh manusia.
1. Ren
Terletak retroperitoneal pada bagian superior sulcus para vertebralis. Bentuknya
seperti kacang buncis. Ren sinister biasanya lebih panjang, letaknya lebih tinggi
sedangkan ren dextra lebih pendek, letak lebih rendah karena terdorong organ
hepar.
Pembungkus ren (dari luar - dalam) :
- fascia renalis membungkus ren dan glandula suprarenalis
- capsula adiposa renalis
- capsula fibrosa renalis
a. Bangunan pada ren :
- hilum renalis, adalah tempat lewatnya: a. renalis, v. renalis dan pelvis
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 33
Universitas Ahmad Dahlan
renalis
- margo medialis, margo lateralis
- extremitas superior dan extremitas inferior
- facies anterior, facies posterior
- sinus renalis :
 pelvis renalis,
 calix renalis major,
 calix renalis minor,
 papilla renalis
Pada potongan coronal :
cortex, medulla, pyramis renalis, columna renalis, basis pyramidis, papilla
renalis, calix renalis minor, calix renalis major
b. Vaskularisasi
a. renalis bercabang cabang secara berurutan :
a. segmentalis  a. lobaris  a. interlobaris  a. arquata ( diantara cortex
dan medulla)  a. interlobularis  a. glomerularis
Aliran vena :v. Renalis
Aliran limpha : mengikuti vasa renalis  nll. aortici
c. Inervasi
- Saraf sensorisnya melalui n. splanchnicus inferior ke medulla spinalis
segmen T12 - L1
- plexus renalis (simpatis dan para simpatis dari n. splanchnicus minor
dan n. splanchnicus inferior), menuju ke medula spinalis T12-L1

2. Ureter
a. Bangunan
Ureter terbagi menjadi 2 bagian :
1) Pars abdominal , panjangnya12,5 cm, retroperitoneal, terletak di
sepanjang m. psoas dan berjalan secara vertikal
2) Pars pelvina, berjalan pada dinding lateral pelvis. Berrmuara ke vesica
urinaria di sebelah superior tuberculum pubicum
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 34
Universitas Ahmad Dahlan
Pada laki-laki : berjalan di dalam plica sacrogenitale dan lig. vesicale laterale
Pada perempuan : berjalan di dalam lig. uterosacrale, lig. cervicale laterale
(bersama a. uterina)
b. Vaskularisasi
- Mendapat pasokan darah dari a. renalis, cabang dari aortae
abdominalis,
- a. iliaca communis,
- a. uterina (a. ovarica, a. testicularis, a. iliaca interna)
vena :v. renalis
Aliran lympha :
- bagian superior : nll. aortici
- bagian media : nll. iliaci communis
- bagian inferior : nll. iliaci communis, nll. iliaci externi, nll. iliaci
interni
c. Inervasi
- sensoris ke n. splanchnicus inferior ke MS segmen T12 dan L1
- plexus renalis (simpatis dan para simpatis dari n. splanchnicus minor
dan n. splanchnicus inferior)

3. Vesica urinari
a. Bangunan
Berbentuk piramid dengan 3 sisi yang terletak di sebelah kranial prostata.
Dinding vesicae urinaria tersusun atas :
- tunica fibrosa dan tunica serosa
- tunica muscularis
 m. detrusor vesicae
 m. trigonalis (lanjutan dari stratum longitudinale ureter)
 m. spinchter vesicae (di keliling ostium urethrae internum)
 m. pubovesicalis (lanjutan m. spinchter vesicae ke os pubis)
 m. rectovesicalis (dari fundus ke rectum)
- tunica mucosa
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 35
Universitas Ahmad Dahlan
Bangunan-bangunan pada permukaan luar vesicae urinaria :
- Apex vesicae (puncak piramid),
melanjutkan diri ke kranial sebagai lig. vesicoumbilicale mediale
- Fundus vesicae (basis piramid)
- Corpus vesicae
- Facies cranialis
- Facies caudolateralis dextra dan sinistra
Bangunan-bangunan pada permukaan dalam vesicae urinaria :
- Ostium ureteris: yaitu muara ureter pada sudut kanan dan kiri basis
vesicae
- Plicae interureterica
- Orificium urethrae internum : yaitu muara ureter pada pada sudut
caudal
- trigonum vesicae : tunica mucosanya melekat pada tunica muscularis
(pada daerah m. trigonalis)
- uvula vesicae (proximal dorsal dari orificium urethrae internum)

Penggantung vesicae urinaria :


- diafragma pelvis
- lig. puboprostaticum mediale (pubovesicale)
- lig. puboprostaticum laterale
- lig. vesicale laterale
- lig. umbilicale medianum
- lig. umbilicale laterale
b. Vaskularisasi
Arteria :
- a. vesicalis superior (a. umbilicalis)
- a. vesicalis inferior
- a. ductus deferentis (laki-laki)
- a. vaginalis (perempuan)

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 36


Universitas Ahmad Dahlan
c. Inervasi
- plexus vesicalis dan plexus prostaticus (cabang plexus hypogastricus
inferior)
4. Glandula prostat
Tersusun oleh substansia fibromusculare yang berbentuk conus, yang terletak di
sebelah inferior vesicae urinaria, menghasilkan getah alkalis, dengan 2 ductus
excretorius yang bermuara ke dalam sinus prostaticus, ditembus oleh urethra pars
prostatica
fascia prostatae (pembungkus prostata) :
- Ke anterior menjadi lig. Puboprostaticum mediale
- m. puboprostaticus
- lig. puboprostaticum laterale
- m.levator prostatae
Vaskularisasi berasal dari : a. vesicalis inferior dan a. rectalis superior
Aliran vena menuju ke :
- plexus venosus prostaticus, plexus venosus vesicalis, dan v. iliaca
interna
Aliran limpha menuju ke : nnll. iliaci interni, nnll. iliaci externi, nnll. sacrales

Inervasi : plexus prostaticus

5. Urethra
a. Bangunan
Pada Perempuan :
- panjangnya hanya 3-4 cm
- dindingnya tersusun atas tunica muscularis dan tunica mucosa
- pada tunica mucosanya terdapat plicae longitudinales
- ke dalamnya bermuara glandula urethrales
- bangunan : ostium urethae internum, ostium urethrae externum, crista
urethralis

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 37


Universitas Ahmad Dahlan
Pada laki-laki :
Urethraenya terbagi atas :
1) Pars prostatica urethrae, pada waktu urethrae menembus glandula
prostata. Bangunannya:
- ostium urethrae internum (ostium vesicae), disekelilingnya terdapat m.
sphinchter urethrae internum
- crista urethralis (lanjutan dari uvula vesicae)
- colliculus seminalis (lanjutan dari crista urethralis), merupakan
muara ductus ejaculatorius
- sinus prostaticus (sebelah lateral crista urethralis dan colliculus
seminalis), merupakan muara ductus glandula prostata
2) Pars membranacea urethrae, pada waktu urethrae melalui trigonum
urogenitale
- plicae longitudinale
- di sekelilingnya terdapat m. sphinchter urethrae externum
3) Pars spongiosa urethrae, pada waktu melewati corpus spongiosum penis
- fossa infrabulbaris (pada permulaan pars spongiosa urethrae)
- fossa terminalis (fossa navicularis) – pada bagian distal urethrae
- plicae longitudinale
- ke dalamnya bermuara glandula urethrales
- ostium urethrae externum
b. Vaskularisasi
Arteria :
- a. vesicalis inferior
- a. rectalis media
- a. bulbi penis (laki-laki)
- a. urethralis
- a. profunda penis (laki-laki)
- a. dorsalis penis (laki-laki)
Vena : ke plexus venosus prostaticus dan v. pudenda interna

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 38


Universitas Ahmad Dahlan
c. Inervasi

Plexus prostaticus (nn. cavernosi penis dan n. pudendus)

6. Aspek klinis
- kolik ureter
- calculus ureterica/ batu ureter/ ureterolithiasis
Sering terjadi pada tempat ureter menyilangi vasa iliaca dan apertura
pelvis superior dan pada waktu ureter berjalan miring pada dinding
vesica urinaria
- Batu vesica urinaria/ vesicolithiasis

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 39


Universitas Ahmad Dahlan
PRAKTIKUM HISTOLOGI
HISTOLOGI SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan tersusun atas saluran pencernaan (tractus digestivus), dan organ
terkait saluran cerna. Tractus digestivus memanjang mulai dari cavum oris sampai dengan anus.
Organ lain terkait saluran cerna diantaranya yaitu glandula salivarii, hepar, pancreas dan vesica
fellea. Sistem digesti berfungsi memproses makanan agar menjadi nutrien yang dapat diserap
oleh sel mukosa usus. Pemecahan nutrien secara kimiawi ini dapat dilaksanakan dengan
dukungan sel-sel/kelenjar yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan.

A. TRACTUS DIGESTIVUS
Saluran pencernaan ini memanjang dari mulut sampai anus (dubur). Kecuali rongga mulut,
lapisan penyusun dinding adalah:
 tunica mucosa, dilengkapi dengan epithelium, lamina propria dan lamina muscularis
mucosae
 tela submucosa
 tunica muscularis, tersusun oleh stratum circulare, tersusun melingkar 1 aksis organ
dan stratum longitudinale, tersusun membujur 2 aksis organ
 tunica serosa atau berupa tunica adventitia: jaringan ikat fibrous.

I. CAVITAS ORIS
1. Labium/Bibir tersusun oleh :
a. pars cutanea: struktur serupa kulit, lapisan luar berupa epithelium squamosum
stratificatum cornificatum dengan glandula sudorifera dan glandula sebacea.
b. pars intermedia, lapisan transisi.
c. pars rubra, berwarna merah karena banyak kapiler darah yang berwarna merah.
papila corii tinggi, sehingga kapiler darah terletak dekat permukaan mukosa sel
lapisan mukosa mengandung eleidin, sehingga menyebabkan tunica mucosa
transparan
d. pars mucosa dengan epithelium squamosum stratificatum noncornificatum

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 40


Universitas Ahmad Dahlan
2. Lingua/Lidah
Secara umum struktur lingua tersusun oleh membrana mucosa dan tunica muscularis.
Lingua dilengkapi dengan organ penting untuk pengecapan, yaitu gemma gustatoria.
3. Dens atau gigi

Secara makroskopis, gigi terdiri atas corona dentis (mahkota gigi), cervix dentis (leher
gigi) dan radix dentis (akar gigi). Gigi berasal dari 2 jenis jaringan embrional, yaitu
ectoderma yang membentuk organum enamelum (selanjutnya mensekresi enamellum)
dan mesoderma yang membentuk struktur penunjang lain pada gigi (pulpa dentis,
dentinum, cementum). Dikenal 3 tahap (status) perkembangan gigi, yaitu status gemmalis
(tahap kuntum), status cappalis (tahap topi), status campanalis (tahap lonceng) dan gigi
dewasa.

B. OESOPHAGUS atau ESOFAGUS


Dinding esofagus tersusun oleh 4 lapisan, yaitu: tunica mucosa, tela sub mucosa, tunica
muscularis dan tunica adventitia. Tunica mucosa terdiri dari epithelium stratificatum squamosum
noncornificatum dan lamina propria (pada oesophagus bagian distal, di jumpai glandula cardiaca
oesophagei, dengan portio terminalis berbentuk tubulus). Tela submucosa, dengan glandula
oesophagea propria bersifat glandula mucosa, portio terminalis berbentuk tubulo alveolus. Tunica
muscularis, di bagian proximal merupakan otot serat lintang, di bagian distal merupakan otot
polos, dan di bagian tengah merupakan campuran otot serat lintang dan otot polos. Tunica
adventitia, merupakan jaringan ikat longgar.

C. VENTRICULUS atau GASTER


Struktur umum ventriculus terdiri dari 4 lapisan, yaitu tunica mucosa, tela sub mucosa,
tunica muscularis dan tunica adventitia. Tunica mukosa: jenis epitel pada tunica mucosa adalah
epithelium simplex columnare dan banyak mengandung lekukan (foveolae gastricae, tempat
muara glandulae gastricae). Tela submucosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh
darah dan limfa. Tunica muscularis merupakan berkas otot berjalan spiral yang terdiri dari lapisan
luar membujur, lapisan tengah serong, dan lapisan dalam melingkar. Tunica serosa merupakan
jaringan longgar dilapisi mesothelium.
Ventriculus terdiri dari tiga bagian, yaitu: cardia, corpus, dan fundus.
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 41
Universitas Ahmad Dahlan
1. Cardia: lamina propria mengandung glandula cardiaca, mirip dengan glandula cardiaca
oesophagei.
2. Corpus dan fundus: lamina propria penuh dihuni oleh glandula gastrica (propria),
tubuloramosa, bermuara di dasar foveola gastrica.
Kelenjar mempunyai 3 bagian :
a. mucocytus
b. exocrinocytus principalis, di bagian corpus dan fundus dengan granula zymogeni berisi
pepsinogen, reticulum endoplasmicum granulosum banyak, sel menjadi basofil. pada
manusia menghasilkan pepsin dan lipase.
c. exocrinocytus parietalis, terutama di isthmus dan cervix.
 bentuk bulat atau piramidal, terdesak ke arah dasar.
 cytoplasma eosinofil, tanpa butir zymogen, mitochondria banyak.
 Fungsi: menghasilkan HCl, pada manusia menghasilkan faktor intristik yang berguna
untuk absorpsi vitamin B12.
Pada bagian pylorus, lamina propria mengandung glandula pylorica dengan struktur
serupa glandula cardiaca, hanya lebih panjang, berkelok-kelok, bermuara pada dasar foveola
gastrica yang dalam.

D. INTESTINUM TENUE
Tersusun oleh duodenum, jejunum, dan ileum, dengan pola struktur yang hampir serupa.
Tunica mucosa pada berbagai tempat, bersama dengan tela submucosa membentuk plicae
circulares.
1. Epithelium, tersusun oleh berbagai, jenis sel :
a. epitheliocytus columnaris, tepi permukaan dilengkapi dengan limbus striatus yang
mengandung enzim disakaridase.
b. epitheliocytus caliciformis: pada duodenum jarang, makin ke distal makin banyak. Sel
inimenghasilkan mucin, suatu glikoprotein untuk membasahi permukaan intestinum,
bereaksi PAS positif. Sel tersebut berbentuk piala sehingga disebut sel piala (goblet cell).
b. endocrinocytus gastrointestinalis atau argentaffinocytus, makin ke distal makin banyak,
meng-hasilkan 5-hidroksitriptamin, yang mempengaruhi kegiatan otot polos usus.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 42


Universitas Ahmad Dahlan
c. exocrinocytus cum granulis acidophilis, dulu dinamakan sel Paneth: terletak di bagian
basal crypta (glandula) intestinalis. Sel-mengandung butir-butir asidofil diduga penghasil
enzim lisozim.
2. Lamina propria, Jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah, limfa, syaraf dan otot polos.
Lapisan otot pada duodenum terputus-putus oleh glandula duodenalis (Brunner) sedangkan
di ileum oleh noduli lymphatici aggregati (plaques Peyeri). Villus intestinalis merupakan
tonjolan dibentuk oleh epitel dan lamina propria. Di antara villi terdapat muara crypta
(glandulae) intestinalis.
3. Tela submucosa di duodenum, mengandung glandulae submucosalis (Brunner) yang
berbentuk tubulo-ramosa dengan mucocytus dan bermuara pada glandulae (crypta)
intestinalis, mengandung pembuluh darah, limfa, anyaman syaraf tersusun atas plexus
nervorum submucosa (MEISSNER), noduli lymphatici solitarii. Pada ileum terdapat noduli
lymphatici aggregati (lempeng PEYER).
4. Tunica muscularis, di antara kedua lapis otot ada plexus nervosum. myentericum,
(AUERBACH).
5. Tunica serosa, jaringan ikat longgar dilapisi oleh mesothelium.

E. INTESTINUM CRASSUM
Tunica mucosa: licin, tanpa plica, kecuali pada rectum, yang dinamakan columna rectalis
(MORGAGNI). Epitheliocytus columnaris, villi intestinalis tidak ada lagi. Crypta (glandulae)
intestinalis panjang, mengandung exocrinocytus caliciformis (banyak) dan argentaffinocytus
sedikit. Lamina propria, banyak lymphocytus dan noduli lymphatici yang sering menembus lamina
muscularis mucosae mencapai tela. submucosa. Tunica muscularis, stratum longitudinale
tersusun dalam 3 berkas membujur. Ada berkas mengelompok membentuk pita taenia coli di
luar.

F. ANORECTALE
Ujung distal epithelium columnare simpleks digantikan oleh epithelium squamosum
stratificatum pada kanalis anulus. Tunika mukosus dan submukosus membentuk kolumna rektale
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 43
Universitas Ahmad Dahlan
(Morgagni). Lamina propria mengandung banyak limfositus dan vaskularisasi, sinus pleksus
venosus rectale. Tunika muskularis circulare rectum membentuk sfingter ani interna, dari otot
rangka yang bekerja secara involunter yaitu sfingter ani eksterna .

II. GLANDULAE DIGESTORIAE


kelenjar pembantu pencernaan, Kelenjar pencernaan yang berhubungan dengan saluran
pencernaan dengan perantaraan ductus dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
A. GLANDULAE SALIVARIAE
Kelenjar ludah dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar:
1. Glandulae salivariae minores terdapat di dalam dinding alat tambahan dalam rongga
mulut, antara lain glandulae labiales, glandulae buccales, glandulae molares, glandulae
palatinae dan glandulae linguales.
2. Glandulae salivariae mayores:
Struktur umum :
a. capsula mempercabangkan septa yang membagi kelenjar menjadi lobuli.
b. myoepitheliocytus: sel kontraktil terdapat di dasar portio terminalis dan ductus
intercalatus. Terdiri atas :
- glandula parotidea: portio terminalis berbentuk acinoramosus, terdiri atas
serocytus (sekret bersifat serus).
- glandula submandibularis : portio terminalis berbentuk tubuloacinus ramosus.
terdiri atas campuran mucocytus dan serocytus. Serocytus terdesak oleh mucocyti,
berkelompok berbentuk bulan sabit : semiluna serosa (demiluna Gianuzzi).
- glandula sublinqualis : portio terminalis berbentuk tubuloacinus ramosus, terdiri
atas mucocytus dan serocytus, semiluna serosa. Jumlah mucocytus lebih banyak
daripada serocytus.

B. PANCREAS
Kelenjar yang terbungkus capsula ini terdiri atas 2 bagian utama:
1. pars exocrina, struktur hampir menyerupai glandula parotidea. tersusun oleh acinus yang
terdiri atas serocyti, disebut acinocytus. Bagian apeks sel berisi granulum zymogeni.
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 44
Universitas Ahmad Dahlan
ductus intercalatus mencapai pusat acinus dan di sini sel-sel ductus ini menjadi
epitheliocytus centroacinosus, epitel ini membatasi rongga di pusat acinus, yang kelak
melanjutkan diri sebagai rongga ductus intercalatus, ductus intralobularis dan ductus
interlobularis. pada manusia sekret mengandung trypsinogen, chymotripsinogen,
carboxypeptidase, ribonuclease, deoxyribonuclease, lipase dan amylase.
2. Pars endocrina : sudah di bahas di blok 1.4

C. HEPAR
Hepar tersusun oleh lobulus hepaticus dengan sifat-sifat: bentuk prisma polygonal,
mengandung heratocytus yang tersusun seperti lempeng radial; di antara lempeng ada vasa
sinusoidea. Dinding dilapisi endothelium fenestratum selapis. canaliculus bilifer terdapat diantara
sel hepar, dibatasi oleh membrana sel hepar dan menuju ke ductus interlobularis bilifer. canalis
portalis merupakan daerah pada sudut lobulus hepaticus. Daerah ini mengandung bangunan
tritunggal (trias hepatica) terdiri atas:
* arteria interlobularis: cabang arteria hepatica.
* vena interlobularis: cabang vena portae hepatis.
* duktus interlobularis bilifer yang mengumpulkan empedu dari ductus bilifer, yang
menerimanya dari canaliculus bilifer.

D. VESICA BILIARIS (VESICA FELLEA)


Struktur : tunica mucosa tersusun oleh epithelium columnare simplex, lamina propria.
Tunica mucosa melipat-lipat pada keadaan kosong membentuk plicae tunicae mucosae.
tunica muscularis tersusun atas otot polos, terbungkus jaringan ikat tebal. Tunica serosa
jaringan ikat longgar dengan mesothelium, yang melanjutkan diri membungkus hepar.
Fungsinya untuk menyimpan empedu (bilus) dan menyerap kembali air, sehingga cairan
empedu menjadi lebih pekat.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 45


Universitas Ahmad Dahlan
PETUNJUK PRAKTIKUM

1. Labium Oris
Pewarnaan : H E
Perhatikan :
a. Pars cutanea tipis, bagian luar bibir, merupakan derma tipis, memiliki :

 epithelium squamosum stratificatum. cornificatum.


 papilla corii rendah dan sedikit
 folliculi pili dengan glandula sebacea
 glandula sudorifera di antara kantong rambut
 stratum submucosum dengan jaringan lemak
 stratum musculare : otot seran lintang milik m. orbicularis oris
b. Pars intermedia : terdiri atas 2 bagian
1) Pars marginalis : tepi bibir, berupa derma tipis, memiliki :
 epithelium squamosum stratificatum cornificatum; sel-sel di dasar epitel
mengandung sedikit pigmen
 papilla corii rendah, tetapi lebih banyak
 glandula sebacea kadang-kadang tampak di sana-sini.
 folliculi pili tidak ada
2) pars rubra : merupakan derma yang lebih tebal.

 epithelium squamosum stratificatum dengan sedikit penandukan.


 papilla corii tinggi dan banyak
 glandula sebacea kadang-kadang tampak
 folliculi tidak ada

3). Pars mucosa : bagian yang bersifat


 Derma tebal
 Dilapisi epithelium squamosum stratificatum non-cornificatum
 Papilla corii rendah, banyak
 Lamina propria dengan glandula labialis yang bersifat glandula mucosa

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 46


Universitas Ahmad Dahlan
2. Gigi Lengkap
Sediaan gosok; dibuat secara membujur
Perhatikan dengan perbesaran lemah :
 corona deritis dengan lamella enamelis dan lamella dentinalis
 cervix dentis sebagai batas enamelum dan cementum
 dentinum. : di bawah cementum
 radix dentis : akar gigi dengan lamella enameli dan lamella dentinalis
 cavitas dentis : rongga gigi berisi pulpa dentis
Perhatikan dengan perbesaran kuat:
 pada enamelum tampak lamina incrementalis
3. Ventriculus
a. FUNDUS VENTRICULI
Pewarnaan: H E
Perhatikan pada perbesaran lemah
 tunica mucosa :

 epithelium columnare simplex


 lamina propria, jaringan ikat longgar, mengandung : glandula fundica (gastrica)
berbentuk tubulus bercabang, bermuara di foveola gastrica.
 tela mucosa jaringan ikat longgar
 tunica muscularis : otot polos tersusun berlapis, tidak jelas.
Perhatikan pada perbesaran kuat:
Glandula gastrica dengan:
1) Mucocytus cervicalis : Berbentuk kolumner, cytoplasma jernih, nucleus di dasar sel
2) cellula principalis : Berbentuk kuboid atau kolumner. Cytoplasma bersifat basophilus
3) Cellula parietalis : Berbentuk sebagai piramid dengan puncak sel menuju ke arah
lumen.
Letak : terdesak ke membraila basalis. Cytoplasma bersifat acidophilus. Nucleus bulat di
pusat sel
b. PYLORUS
Pewarnaan : H E

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 47


Universitas Ahmad Dahlan
Diperlihatkan batas pylorus dan duodenum.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat
1) tunica mucosa :

 Epithelium columnare simplex foveola gastrica sebagai lekukan dalam.


 Lamina propria : jaringan ikat longgar mengandung glandula pylorica dan
lymphonodulus.
 Lamina muscularis yang utuh
2) tela submucosa jaringan ikat longgar
3) tunica muscularis : stratum muscularis tebal membentuk m. sphincter pyloricae.
4. DUODENUM
Pewarnaan : H E
Perhatikan :
 tunica mucosa
 epithelium columnare simplex yang memiliki sel-sel berbentuk piala cellula
caliciformis
 tela submucosa jaringan ikat dengan glandula duodenalis
 tunica muscularis : otot polos tersusun sebagai stratum circulare dan stratum
longitudinale. Di antara kedua lapisan ada anyaman saraf dinamakan plexus
myentericus.
5. JEJUNUM
Pewarnaan : H E.
Diperlihatkan penampang melintang.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat:
- tunica mucosa : melipat-lipat sebagai plica circularis dengan villi intestinalis :
* epithelium columnare simplex dengan sel piala
* lamina propria : jaringan ikat longgar dengan lymphocyti
* crypta intestinalis
* lamina muscularis
- tela submucosa : jaringan ikat longgar

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 48


Universitas Ahmad Dahlan
- tunica submuscularis : tersusun sebagai stratum circulare dan stratum lingitudinale.
Plexus myentericus terdapat di antara kedua lapisan.

6. INTESTINUM CRASSUM COLON


Pewarnaan : H E.
Penampang membujur.
- tunica mucosa : membentuk plica seminularis, tanpa villi intestinalis.
* epithelium columnare simplex dengan sel piala
* lamina propria : jaringan ikat longgar, hanya mengandung lymphocyti saja
* crypta intestinalis : banyak dan dalam
* lamina muscularis : tidak nyata
- tela submucosa : jaringan ikat longgar
- tunica muscularis membentuk stratum circulare dan stratum longitudinale
- tunica adventitia : jaringan ikat longgar.

7. ANORECTALE
Pewarnaan H.E
Epithelium columnare simpleks dengan glandula tubulare menjadi epithelium squamosum
stratifikatum pada kanalis anulus. Lamina propria terisi banyak limfositus.

8. GLANDULA SALIVARIUS
Pewarnaan : HE
- glandula parotidea: portio terminalis berbentuk acinoramosus, terdiri atas serocytus
(sekret bersifat serus).
- glandula submandibularis : portio terminalis berbentuk tubuloacinus ramosus. terdiri atas
campuran mucocytus dan serocytus. Serocytus terdesak oleh mucocyti, berkelompok
berbentuk bulan sabit : semiluna serosa (demiluna Gianuzzi).
- glandula sublinqualis : portio terminalis berbentuk tubuloacinus ramosus, terdiri atas
mucocytus dan serocytus, semiluna serosa. Jumlah mucocytus lebih banyak daripada
serocytus.
9. HEPAR
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 49
Universitas Ahmad Dahlan
Pewarnaan : H E.
Perhatikan perbesaran lemah dan kuat pada:
1) Lobulus Hepatis
- vena centralis : di pusat
- hepatocytus : sel hepar tersusun radial mengelilingi vena centralis.
Sifat-sifatnya : bentuk polygonal, cytoplasma kemerah-merahan berbutir banyak,
nucleus besar, bulat di pusat, kadang-kadang dalam satu sel terdapat lebih dari
satu.
- vasa sinusoideum : antara deretan sel hepar. Sinusoid ini dilapisi epitel pipih.
b. Canalis Portalis
Merupakan daerah di antara lobulus berisi jaringan ikat padat. Dalam daerah ini dijumpai
arteria dan vena interlobularis, ductus interlobularis bilifer dan ductus lymphaticus. Berkas
jaringan ikat padat mengelilingi lobulus

10. VESICA FELLEA


Pewarnaan : H E.
Penampang melintang.
Perhatikan. pada perbesaran lemah dan kuat
- tunica mucosa : melipat-lipat membentuk plica tunica
- epithelium columnare simplex dilengkapi mikrovilli
- lamina propria : jaringan ikat longgar tunica muscularis : otot polos
- stratum circulare : jelas
- stratum longitudinale : tidak jelas
- tunica fibrosa : jaringan ikat longgar.

11. PANCREAS
Pewarnaan : H E.
Sediaan ditujukan untuk melihat pars exocrina.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat
- lobulus pancreaticus : dibatasi jaringan ikat longgar
- cellula acinosa : membatasi lumen, berbentuk piramid, inti di dasar sel
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 50
Universitas Ahmad Dahlan
- myoepitheliocytus : di luar sel acinus, di dalam membrana basalis.

12. GLANDULA SUBLINGUALIS


Pewarnaan : H E.
Perhatikan pada perbesaran lemah dan kuat
- gambaran kelenjar tobulo-acinosa
- lobulus dibatasi jaringan ikat longgar
* mucocytus berbentuk piramid cytoplasma jernih, basophilus nucleus pipih, di
dasar sel
* serocytus berbentuk piramid atau. bulat cytoplasma berbutir kasar nucleus bulat
atau ovoid di pusat
* myoepitheliocytus
* semiluna serosa (GIANUZZI) seperti bulan sabit
- ductus intralobularis yang memiliki epithelium columnare simplex inti bulat di pusat dan
myoepitheliocytus
- ductus interlobularis yang memiliki lumen lebih besar dilapisi dua lapis sel piramid dan
myoepitheliocytus

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 51


Universitas Ahmad Dahlan
Praktikum Biokimia
Pencernaan

Tujuan praktikum ini mahasiswa dapat :


1. Mengetahui dan memahami proses pencernaan secara biokimiawi
2. Menjelaskan proses pencernaan makanan secara biokimiawi

PENDAHULUAN
Suatu organisme memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Makanan
tersebut kemudian diolah melalui suatu proses yang disebut dengan proses pencernaan. Proses
pencernaan secara mekanik dan kimiawi terjadi di saluran pencernaan dimulai dari mulut hingga
anus. Setelah memasuki sistem pencernaan, kandungan dalam makanan akan diserap di
intestinum. Dengan bantuan enzim-enzim pencernaan maka suatu makromolekul akan dicerna
menjadi molekul yang lebih kecil, diantaranya:
 Karbohidrat dihidrolisis menjadi monosakarida
 Lemak dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
 Protein dihidrolisis menjadi asam amino
Molekul tersebut akan diangkut ke sel
A. Proses Pencernaan di Mulut
Makanan yang berada di mulut akan dicerna secara mekanik dengan bantuan gigi. Air ludah
(saliva) memiliki ph sekitar 6,8 dan berfungsi sebagai pelumas rongga mulut serta melunakkan
makanan padat. Saliva mengandung enzim amilase (ptyalin) yang akan menghidrolisis amilum
(zat tepung) menjadi glukosa.

B. Proses Pencernaan di Lambung


Dinding lambung mensekresi getah lambung oleh sel principalis dan sel parietal. Normalnya
getah lambung berupa cairan jernih berwarna kuning, mengandung HCl 0,2% - 0,5% dengan pH
sekitar 1. Getah lambung terdiri dari sebagian besar air, musin dan garam-garam anorganik.
Sedangkan enzim yang terdapat dalam lambung antara lain pepsin, renin dan lipase lambung.

Pepsin
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 52
Universitas Ahmad Dahlan
Pepsin disekresi dalam bentuk proenzim atau zymogen atau pepsinogen. Pepsinogen diaktifkan

oleh H+ menjadi pepsin. Selanjutnya, pepsin akan menghidrolisis protein-native menjadi proteosa
dan pepton dalam suasana asam.
Renin
Berfungsi mengendapkan kasein dari air susu. Enzim ini penting bagi bayi untuk menahan
mengalirnya air susu dari lambung menuju usus dengan cepat sehingga proses hidrolisis oleh

enzim dapat berlangsung. Dengan adanya ion Ca2+ , kasein yang terdapat dalam susu akan
diubah oleh renin menjadi paracasein selanjutnya akan dicerna oleh pepsin. Enzim renin tidak
terdapat pada orang dewasa.
Lipase
Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus
dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi jumlahnya sangat
sedikit. Lipase berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi gliserol adan asam lemak. Lipase
lambung ini akan berkurang aksi kerjanya pada pH asam sehingga hanya sedikit lemak yang
dapat terhidrolisis.

C. Pencernaan oleh enzim Pankreas


Susunan Getah Pankreas
Getah pankreas adalah cairan yang diproduksi oleh pankreas yang berisi air, protein, senyawa

organik dan anorganik terutama Na+, K+, HCO3-, Cl, Ca2+, Zn2+, HPO42-, SO42- dengan pH

7,5-8,0 atau lebih.


Enzim yang dihasilkan pankreas
1. Endopeptidase (Tripsin dan Kimotripsin)
Tripsin dan kimotripsin adalah enzim proteolitik (pemecah protein). Enzim ini akan
menghidrolisis protein alami. Proteosa dan pepton yang dihasilkan dari proses hidrolisis
oleh enzim di lambung akan dihidrolisis menjadi polipeptida.
2. Eksopeptidase (Karboksi peptidase, amino peptidase dan dipeptidase)
a. Karboksi peptidase adalah eksopeptidasse yang menghidrolisis ikatan peptid terminal
pada gugus karboksil.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 53


Universitas Ahmad Dahlan
b. Amino peptidase adalah eksopeptidase yang bekerja pada ikatan peptid terminal pada
gugus amino bebas.
c. Dipeptidase bekerja menghidrolisis ikatan peptid antar dua asam amino.
3. Amilase
Amilase pankreas berupa alpha amilase. Fungsi enzim ini adalah menghidrolisis amilum
menjadi maltosa pada pH 7,1.
4. Lipase
Lipase mneghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol, monogliserid dan digliserid.
Lipase pankreas khusus menghidrolisis ikatan ester primer yaitu pada posisi 1 dan 3 pada
trigliserida.
5. Kolesterol Esterase (hidrolase ester kolesteril)
Kolesterol esterase menghidrolisis kolesterol ester menjadi kolesterol dan asam lemak.
Selain itu, enzim ini juga dapat mengkatalisis pembentukan kolesterol dan asam lemak.
6. Ribonuklease dan Deoksiribonuklease
Ribonuklease memecah asam ribonukleat menjadi nukleotida. Sedangkan
deoksiribonuklease memecah asam deoksiribonukleat menjadi nukleotida.

D. Proses Pencernaan di Usus


Getah usus disekresi oleh pengaruh enterokinin. Getah usus dihasilkan oleh kelenjar Brunner
dan kelenjar Lieberkuhn yang berisis enzim-enzim pencernaan, yaitu:
1. Aminopeptidase dan dipeptidase
2. Disakarida khusus yaitu sukrase, maltase dan laktase yang akan menghidrolisis sukrosa,
maltosa dan laktosa menjadi monosakarisa. Selanjutnya monosakarida ini akan diabsorbsi
oleh dinding usus
3. Fosfatase. Enzim ini melepaskan phospat dari senyawa phospat organik seperti hexosa
phospat, gliserophospat dan nukleotida dari makanan dan hasil pencewrnaan asam
nukleotida.
4. Polinukleotidase. Enzim ini akan menghidrolisis polinukleotida menjadi nukleotida-
nukleotida

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 54


Universitas Ahmad Dahlan
5. Nukleosidase (nukleosid fosforilase). Enzim ini akan menghidrolisis nukleosida purin
dengan membebaskan adenin atau guanin dengan gula pentosa. Juga menghidrolisis
nukleosida pirimidin dengan membebaskan timin atau sitosin dengan gula pentosa.

E. Empedu
Empedu diproduksi oleh hepar dan disimpan didalam kantong empedu. Apabila proses
pencernaan berlangsung, empedu akan disekresikan kedalam usus. Empedu membantu
pencernaan dan bercampur dengan getah pankreas.
Empedu berupa zat cair kental, rasanya pahit dan bersifat basa. Empedu berwarna kuning
kecoklatan (pada manusia) atau berwarna hijau (pada hewan herbivora).
Cairan empedu mengandung air, asam empedu, musin, kolesterol, lemak, asam lemak dan
garam-garam anorganik. Fungsi cairan empedu antara lain :
 Menurunkan tegangan muka sehingga dapat mengemulsikan lemak yang penting pada
proses pencernaan lemak.
 Menetralkan asam lambung yang masuk ke dalam usus.
 Mengeluarkan obat-obatan, racun, pigmen empedu dan bahan anorganik ke luar tubuh.

PRAKTIKUM BIOKIMIA PENCERNAAN

1. Daya Amilolitis Saliva


 Kumur dengan air bersih
 Kumur lagi dengan 20 mL NaCl 0,2%, tampung cairan hasil kumuran dalam gelas
beker, gojog kemudian saring
 Siapkan 3 tabung reaksi dan isi masing-masing ketiga tabung tersebut dengan 5 mL
cairan hasil kumuran (cairan saliva encer)
 Tabung I panaskan hingga mendidih lalu dinginkan. Setelah dingin, tambahkan 5 mL
amilum 1%.
 Tabung II diisi dengan 5 mL HCl encer lalu tambahkan 5 mL amilum 1%.
 Tabung III ditambahkan 5 mL amilum 1%.
 Masukkan ketiga tabung tersebut kedalam air dengan suhu 370C.
 Siapkan cawan porselen untuk uji Yod.
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 55
Universitas Ahmad Dahlan
 Setiap 3-5 menit, ambil sedikit cairan tabung III dengan pipet tetes kemudian
masukkan ke dalam cawan porselen. Setelah itu lakukan uji Yod hingga menunjukkan
uji Yod negatif (yaitu warna biru tepat hilang). Kemudian lakukan uji Benedict. Tulis
hasilnya!
 Lakukan juga uji Yod untuk cairan tabung I dan II. Tulis hasilnya!
2. Hidrolisis Amilum oleh Getah Pankreas
 Siapkan satu tabung reaksi
 Isi tabung reaksi dengan 5 mL larutan amilum 1% dan 1 mL ekstrak pankreas netral
lalu kocok
 Tabung di inkubasi pada suhu 370C.
 Lakukan uji Yod tiap selang waktu 5 menit hingga menunjukkan tes Yod negatif
 Selanjutnya lakukan uji Benedict sampai terbentuk endapan merah bata.
3. Pencernaan Protein oleh Pepsin (enzim pepsin lambung)
 Siapkan 3 buah tabung reaksi
 Isi masing-masing ketiga tabung tersebut denga 1 mL pepsin
 Tabung I: tambahkan 1 mL HCl 0,4% dan 2 potong karmin fibrin
 Tabung II: tambahkan 1 mL aquades dan 2 potong karmin fibrin
 Tabung III panaskan hingga mendidih. Selanjutnya tambahkan 1 mL HCl 0,4% dan
2 potong karmin fibrin.
 Inkubasi ketiga tabung tersebut ke dalam air suhu 370C
 Amati ketiga tabung tersebut setiap 10 menit!
 Tulis hasil pengamatan pada ketiga tabung tersebut!
4. Pencernaan Protein oleh Getah Pankreas
 Siapkan 3 buah tabung reaksi
 Tabung I: 1 mL ekstrak pankreas netral, 2 tetes Na2CO3 2% dan 2 potong kongo

merah fibrin
 Tabung II: 1 mL ekstrak pankreas netral, 2 tetes Na2CO3 2% , 2 potong kongo

merah fibrin dan 2 tetes larutan empedu


 Tabung III: 1 mL aquades, 2 tetes Na2CO3 2% dan 2 potong kongo merah fibrin

 Masukkan ketiga tabung tersebut ke dalam air pada suhu 370C

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 56


Universitas Ahmad Dahlan
 Amati ketiga tabung tersebut setiap 10 menit!
 Tulis hasil pengamatan pada ketiga tabung tersebut!
 Terbentuknya cairan berwarna merah menandakan adanya proses pencernaan.
5. Pencernaan Lemak
 Siapkan 3 buah tabung reaksi
 Tabung I: 2 mL air susu dan 1 mL ekstrak pankreas netral
 Tabung II: 2 mL air susu, 1 mL ekstrak pankreas netral dan 2 tetes empedu
 Tabung III: 2 mL air susu dan 1 mL aquades
 Pada ketiga tabung tersebut tambahkan 4 tetes phenol merah. Selanjutnya
tambahkan larutan Na2CO3 2% sampai larutan menjadi merah muda

 Inkubasi ketiga tabung tersebut ke dalam air suhu 370C


 Amati perubahan warnanya dari merah menjadi kuning.
6. Penurunan Tegangan Muka oleh Garam Kholat
 Siapkan 2 buah tabung reaksi
 Tabung I: 3 mL aquades
 Tabung II: 3 mL larutan empedu encer
 Tambahkan serbuk belerang ke dalam masing-masing tabung
 Amati keadaan serbuk belerang di kedua tabung tersebut!
7. Pigmen-pigmen empedu
 Siapkan 1 buah tabung reaksi
 3 mL HNO3 pekat dimasukkan kedalam tabung tersebut

 Siapkan 1 mL empedu encer dan tuang kedalam tabung yang berisi HNO3 pekat

melalui dinding tabung sehingga terbentuk 2 lapisan


 Tulislah warna-warna yang timbul pada bidang batas lapisan tersebut!

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 57


Universitas Ahmad Dahlan
Praktikum Biokimia
Urine

Tujuan praktikum ini mahasiswa dapat :


1. Mengetahui dan memahami zat-zat yang terkandung dalam urin
2. Menjelaskan proses terbentuknya urin.

Pendahuluan
Urine merupakan cairan yang jernih, kekuning kuningan, berbau khas, ph asam, yang
dikeluarkan oleh ginjal.
Zat-Zat Normal Dalam Urine
Urea
Urea merupakan hasil akhir dari metabolisme nitrogen asam amino (protein) dalam tubuh. Normal
diekskresikan 25 gram urea tiap hari. Urea merupakan senyawa nitrogen dengan jumlah terbesar
yang dikeluarkan oleh tubuh lewat urine. Eksresi urea tergantung dari jumlah protein yang
dimakan, sedangkan senyawa nitrogen tidak dipengaruhi oleh pemasukan protein.
Ammonia
Jumlah ammonia dalam urine sangat sedikit, dibentuk dan dikeluarkan langsung dari sel tubuli
ginjal.
Kreatinine
Kreatinine merupakan hasil pemecahan kreatin. Kreatin banyak terdapat pada otot sebagai
senyawa utama perantara energi bagi otot. Pada penyakit otot, kreatin banyak dipecah hingga
eksresi kreatinin meningkat.
Asam urat
Asam urat merupakan hasil oksidasi purin dalam tubuh, berasal dari nukleoprotein sel tubuh.
Dalam air kelarutannya sangat kecil, tapi larut dalam garam alkali.
Asam-asam amino
Dalam 24 jam orang dewasa mengeluarkan 15-200 mg nitrogen asam amino lewat urine. Pada
bayi dikeluarkan 3 mg asam amino/kg berat badan dan eksresinya turun berangsur-angsur
sampai umur 6 bulan.
Alantoin
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 58
Universitas Ahmad Dahlan
Alantoin merupakan hasil oksidasi asam urat. Pada manusia tidak ditemui alantoin dalam urine.

Klorida
Klorida dikeluarkan bersama Na dalam NaCl. Hampir seluruhnya berasal dari NaCl makanan.
Sulfat
Sulfat dalam urine berasal dari metabolisme protein yang mengandung S, yaitu sistein dan
mentionin. Ada tiga bentuk sulfat yaitu : sulfat organik, sulfat eterial dan sulfat netral.
Fosfat
Fosfat dalam urine merupakan garam-garam Mg dan Ca. Fosfat akan mengendap pada urine
yang alkalis.
Oksalat
Oksalat terdapat sangat sedikit dalam urine. Mengapa senyawa kalsium oksalat jika banyak dapat
merupakan penyebab suatu penyakit?
Mineral

Dalam urine terdapat ion-ion Na+, K+, Mg+ dan Ca2+ yang merupakan kation-kation penting
dalam tubuh, apa saja kepentingannya?
Hormon
Adanya senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit
tertentu dan kehamilan. Amilase dan sakaridase dapat meningkat pada pankreatitis. Hormon
khorionikgonadotropin (HCG) terdapat pada urine wanita hamil.

Zat-Zat Abnormal Dalam Urine


Protein
Pada keadaan normal, dalam urine sehari tidak lebih dari 200 mgram protein yang diekskresi.
Bila ekskresinya naik desebut proteinuria disebabkan ganguan fungsi ginjal, misalnya
glumerulonefritis.
Glukosa
Dalam keadaan normal tidak lebih dari 1 mg glukosa dieksresi per hari. Bila diperiksa dengan
reaksi benedict hasilnya negatif. Bila kadarnya lebih tinggi disebut glukosuria, misalnya pada
penyakit diabetes melitus.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 59


Universitas Ahmad Dahlan
Gula yang lain
 Fruktosa : adanya fruktosa dalam urine isebut fruktosuria. Fruktosuria biasanya terdapat
pada penyakit genetik tertentu.
 Laktosa : adanya laktosa dalam urine disebut laktosuria.
 Pentosa : adanya pentosa dalam urine disebut pentosuria
Benda –benda keton
Benda kenton adalah asam aceto acetat, beta hidroksi butirat dan aceton. Pada keadaan normal
dalam urine terdapat 3-15 mg setiap hari. Pada kelaparan eksresinya meningkat, begitu juga
pada gangguan metabolisme karbohidrat, misalnya pada diabetes melitus tidak terkontrol.
Bilirubin dan garam-garam kolat
Adanya bilirubin dan garam-garam kolat dalam urine akibat sumbatan saluran empedu hingga
empedu masuk dalam saluran darah dan diekskresi melalui urine.
Darah
Terdapatnya darah dalam urine disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu. Keadaan ini disebut
hematuria, misalnya pada radang ginjal, atau saluran kencing dibawahnya. Bila eritrosit pecah,
hemoglobin akan keluar. Adanya hemoglobin dalam urine disebut hemoglobinuria. Adanya
hemoglobin dalam urine dapat dibuktikan dengan tes benzidin.
Indikan
Indikan adalah indosil sulfat, terdapat dalam urine sebagai garam kalium. Obstipasi atau
meningkatnya pembusukan (putrefeksi) triptofan dalam protein dapat diubah menjadi indol
kemudian diabsorbsi dan dibentuklah indikan yang diekskresi bersama urine.
Porfirin
Porfirin diekskresi oleh orang dewasa kira-kira 60-200 mikrogram per hari. Bila ekskresi naik
disebut porfiria.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 60


Universitas Ahmad Dahlan
PRAKTIKUM BIOKIMIA URINE

1. Menunjukkan adanya protein dalam urine


 Masukkan ke dalam tabung reaksi 2 ml urine kemudian 1 atau 2 tetes larutan asam
sulfosalisilat 20 %. Terjadi endapan putihatau kerutan.
 Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml urine dan 2 ml reagen Esbach (campuran antara
asam pikrat dan asam sitrat). Terjadiendapan kuning.
 Analisis semi kuantitatif protein dalam urin menggunakan R Esbach sbb :
 Urin harus asam, atau bila belum asam dibuat asam dulu dengan asam batu
anggur terhadap lakmus. Urin yang lemah asam ini harus jernih, bila perlu dengan
disaring.
 Bila berat jenis urin lebih tinggi dari 1,012 atau kadar protein lebih tinggi dari 4%,
urin harus diencerkan dengan air suling. Pengenceran ini harus diperhitungkan
kemudian.
 Urin yang sudah disiapkan dimasukkan dalam tabung-tabung esbach sampai U
dan ditambah reagen esbach sampai tanda R. Tabung di tutup dengan tutup karet
dan digojog beberapa kali untuk mencampur isinya.
 Tabung dibiarkan selama 24 jam pada suhu kamar dalam keadaan vertikal dalam
tabung kayu dan kemudian dibaca tingginya endapan protein pada skala, yang
menyatakan kadar protein dalam promil.
2. Percobaan urea (ureum)
 Ke dalam tabung reaksi kering dimasukkan sedikit urea
 Dipanaskan hati hati di atas api, sehingga urea meleleh. Perhatikan bau yang timbul (gas
NH3)
 Pemanasan diteruskan sampai ureum yang meleleh menjadi padat lagi, terjdai biuret.
 Diamkan sampai menjadi dingin.
 Tambahkan sedikit aquades, campur baik baik sampai larut(= larutan biuret) tambahkan
larutan 10% NaOH sama banyak dengan larutan biuret, campur baik baik
 Tambahkan satu tetes larutan 0,01 M Cu SO4, campur sehingga terjadi warna violet ungu,
kalau belum timbul warna tambah larutan Cu SO4 satu atau dua tetes.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 61


Universitas Ahmad Dahlan
Reaksi Biuret
Reaksi biuret positif bila memberikan warna violet-purple bila ada paling sedikit dua ikatan
peptida (...CO-NH...) dalam protein.
Biuret suatu senyawa (CONH2.NH.CONH2). senyawa biuret ini positif terhadap tes biuret,
warna yang timbul dikarenakan oleh terjadinya kompleks koordinasi antara Cu2+ dengan
gugus –CO dan gugus –NH dari ikatan peptida dalam larutan alkalis. Tes ini untuk
menunjukkan adanya ikatan peptida dalam protein.

3. Pemecahan ureum oleh enzim urease


Urease mengkatalisasi reaksi :
CO(NH2)2 + H2O CO2 + 2NH3 (ammoniak)

 Kedalam 2 tabung reaksi, satu diisi 3 ml akuades dan yang lain 3 ml urin
 Tambahkan 2 tetes larutan 0,04 % fenol merah
 Jika belum terjadi warna pink (merah muda) tambahkan tetes demi tetes larutan
NaOH 0,1 M sampai terjadi warna pink
 Masukkan larutan asam asetat tetes demi tetes sampai warna pink tepat hilang.
(pH=7)
 Tambahkan sedikit tepung kedelai, campur hati hati
 Diamkan beberapa waktu (sekitar 10 menit)
 Perhatikan warna yang terjadi pada masing-masing tabung
 Amonia yang terbentuk akan membuat larutan bersifat asam sehingga fenolftalin
berwarna merah muda. Dalam tepung kedelai terdapat enzim urease.
4. Percobaan asam urat
Ke dalam tabung berisi 3 ml urin ditambahkan 2 ml reagen folin dan 2 ml Na2CO3 20%

sehingga terjadi warna biru.


5. Percobaan untuk kreatinin
a. Reaksi asam pikrat (reaksi jaffe)
 Masukkan 1 ml asam pikrat jenuh
 Tambahkan 0,5 ml larutan 10 % NaOH campur hati-hati

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 62


Universitas Ahmad Dahlan
 Campuran dibagi dua (dalam tabung reaksi): satu tabung ditambah 3 ml urin
tabung yang lain ditambah 3 ml akuades.
 Isi tabung yang ditambah urin berwarna merah, oleh karena terbentuk kreatinin
pikrat, yang ditambah asam menjadi kuning. Kreatin pikrat dalam suasana alkalis
memberikan warna merah dari senyawa tautomernya.
b. Reaksi Nitroprussida (dari Wey)
 Ke dalam reaksi tabung reaksi dimasukkan sekitar 3 ml urin
 Ditambah beberapa tetes larutan nitroprusside
 Ditambah beberapa tetes 10% NaOH sehingga larutan menjadi alkalis muncul
warna merah yang cepat berubah menjadiwarna kuning.
 Kreatinin bersama dengan nitroprusside dalam suasana alkalik membentuk warna
merah (ruby). Warna merah berubah menjadi kuning. Bila diasamkan dengan
asam asetat, warna kuning berubah menjadi hijau kemudian menjadi biru.
6. Menunjukkan adanya garam-garam ammonium dalam urine
Kedalam tabung reaksi dimasukkan 2 ml urine, tambahkan 1 tetes larutan fenolftalein dan
tetes demi tetes larutan Na2CO3 2% hingga larutan berwarna merah muda kemudian

dipanaskan. Timbulnya gas NH3 menunjukkan adanya garam ammonium dalam urine cara

menunjukkan timbulnya gas NH3 :

 Ambil batang kaca, basahi dengan larutan fenolftalin


 Masukkan batang kaca ini ke dalam bagian atas tabung reaksi yang dipanaskan
tersebut (batang kaca ini tidak sampai kena dinding dan isi tabung reaksi)
 Fenolftalin pada batang kaca berwarna merah muda. Hal ini disebabkan ammoniak
(NH3) yang keluar dari terurainya garam ammonium dalam urine.
7. Menunjukkan adanya fosfat dan kalsium
Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 10 ml urine dan tambahkan beberapa tetes larutan
NH4OH encer hingga alkalis dengan lakmus. Panaskan lambat-lambat dan lihatlah

terjadinya endapan Ca-Mg fosfat. Saringlah endapan dengan kertas saring. Endapan dicuci
dengan akuades. Kemudian endapan diatas kertas saring ditetesi 1 ml asam cuka 2%
panas. Tapisannya (larutan Ca-Mg fosfat) dibagi dalam dua tabung.
a. Menunjukkan adanya fosfat
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 63
Universitas Ahmad Dahlan
Suatu tabung yang berisi sebagian larutan Ca Mg fosfat ditambah 1 tetes HNO3 pekat
dan beberapa tetes larutan ammonium molibdat. Dipanaskan terjadi endapan kuning jeruk
yang karakteristik menunjukkan adanya fostat (fostomolibdat).
b. Menunjukkan adanya kalsium
Pada tabung kedua percobaan diatas ditambah beberapa tetes larutan K-oksalat
jenuh. Terjadinya kekeruhan dari Ca-oksilat yang tidak larut.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 64


Universitas Ahmad Dahlan
PRAKTIKUM FISIOLOGI
UJI FUNGSI EKSKRESI GINJAL

Tujuan
Menjelaskan peran ginjal dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh

Dasar Teori
Ginjal memiliki berbagai fungsi penting bagi tubuh kita antara lain :
1. Mengatur kadar air dalam tubuh dengan fungsi eksresi ginjal.
2. Ginjal akan menyaring hasil / sisa metabolisme tubuh untuk kemudian dikeluarkan.
3. Memproduksi serta mengatur sejumlah hormon penting dalam tubuh, contohnya seperti
hormon eritropoietin untuk membentuk sel darah merah, hormon renin yang mengatur
tekanan darah serta hormon yang berperan untuk mengaktifkan vitamin D. Ginjal juga
mengatur sejumlah proses kimia dalam tubuh meliputi menjaga keseimbangan garam, air,
asam basa, serta mineral.

Prinsip pengaturan homeostasis air tubuh adalah keseimbangan asupan dengan


kehilangan. Dalam keadaan normal, total intake (2100 ml) dan air metabolit (200 ml). Kehilangan
air tubuh melalui urin (1400 ml), keringat (100 ml), penguapan insensibel kulit (350 ml) dan
pernafasan (350 ml), dan defekasi (100 ml).
Pusat pengaturan cairan tubuh adalah osmoreseptor di n. preoptik hipotalamus. Rangsang
berupa mukosa mulut kering, hiperosmotis cairan ekstrasel akan menimbulkan refleks haus,
sekresi ADH, aldosteron meningkat untuk retensi air. Sebaliknya, Jika terjadi peningkatan volume
dan penurunan tekanan osmotik cairan tubuh, akan terjadi peningkatan atrial natriuretik peptide
(ANP) dari sel-sel dinding atrium yang akan menghambat retensi air di tubulus ginjal. Peran ginjal
dalam homeostasis volume maupun konsentrasi cairan tubuh terlaksana karena sistem transpor
di tubulus ginjal memiliki kemampuan transpor maksimal (TM) untuk tiap komponen substansi
yang akan ditranspor, baik reabsorbsi maupun sekresi.

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 65


Universitas Ahmad Dahlan
ALAT DAN BAHAN
1. Air minum hipotonis, isotonis
2. Alat ukur volume urin
3. Alat ukur BJ urin (urinometer)
4. pispot

PROSEDUR PRAKTIKUM
Minum Air Tawar
Petunjuk bagi probandus minum air tawar
Untuk percobaan ini diperlukan seorang sukarelawan/wati sebagai probandus. Probandus
berpuasa sekurang-kurangnya 12 jam sebelum percobaan dilakukan. Makanan terakhir
mengandung air tidak lebih dari 200 ml.
Contoh untuk praktikum jam 07.50:
 Probandus menghentikan makan minum jam 20.00
 Kosongkan/keluarkan urin jam 07.00 dan urin tidak ditampung
 Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel I
 Probandus minum air tawar sebanyak 1200 ml
 Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.30, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel II
 Selanjutnya kosongkan/keluarkan urin selang 30 menit , tampung, ukur volume
dan BJ, catat sebagai sampel III, IV, dst

Minum air isotonis


Petunjuk bagi probandus minum air isotonis
Untuk percobaan ini diperlukan seorang sukarelawan/wati sebagai probandus. Probandus
berpuasa sekurang-kurangnya 12 jam sebelum percobaan dilakukan. Makanan terakhir
mengandung air tidak lebih dari 200 ml.
Contoh untuk Praktikum jam 07.30:
 Probandus menghentikan makan minum jam 20.00
 Kosongkan/keluarkan urin jam 07.00 dan urin tidak ditampung
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 66
Universitas Ahmad Dahlan
 Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel I
 Probandus minum air oralit sebanyak 1200 ml
 Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.30, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel II
 Selanjutnya kosongkan/keluarkan urin selang 30 menit , tampung, ukur volume
dan BJ, catat sebagai sampel III, IV, dst

Puasa
Petunjuk bagi probandus puasa
Untuk percobaan ini diperlukan seorang sukarelawan/wati sebagai probandus. Probandus
berpuasa sekurang-kurangnya 12 jam sebelum percobaan dilakukan. Makanan terakhir
mengandung air tidak lebih dari 200 ml.
Contoh untuk Praktikum jam 07.50:
 Probandus menghentikan makan minum jam 20.00
 Kosongkan/keluarkan urin jam 07.00 dan urin tidak ditampung
 Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel I
 Probandus tetap berpuasa
 Kosongkan/keluarkan urin pada jam 09.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel II
 Selanjutnya kosongkan/keluarkan urin selang 60 menit , tampung, ukur volume
dan BJ, catat sebagai sampel III, IV, dst
Kontrol
Petunjuk bagi probandus kontrol
Untuk percobaan ini diperlukan seorang sukarelawan/wati sebagai probandus. Probandus
tetap makan minum seperti biasa
Contoh untuk Praktikum jam 07.50:
 Kosongkan/keluarkan urin jam 07.00 dan urin tidak ditampung
 Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.00, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel I
Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 67
Universitas Ahmad Dahlan
 Kosongkan/keluarkan urin pada jam 08.30, tampung, ukur volume dan BJ, catat
sebagai sampel II
 Selanjutnya kosongkan/keluarkan urin selang 30 menit , tampung, ukur volume
dan BJ, catat sebagai sampel III, IV, dst

Cara Pengukuran BJ
1. masukkan urin ke dalam gelas pengukur BJ kita-kira 2/3 tabung
2. masukkan pengukur BJ (urinometer)
3. Baca angka yang bertepatan dengan meniscus air, itulah Bj cairan yang diukur.
4. Koreksi dengan suhu. Urinometer disetting untuk pengukuran suhu 20oC. Jika suhu urin
lebih atau kurang dari 200C, perlu dilakukan koreksi sebab suhu mempengaruhi nilai BJ.
Perubahan suhu sebesar 30C setara dengan perubahan BJ sebesar 0,001. Gunakan
rumus berikut untuk menghitung koreksi.

BJ terkoreksi suhu= BJ terbaca +/- (selisih suhu terbaca ke 20oC)x 0,001


3
Jika suhu urin lebih 20oC koreksinya ditambah, dan jika kurang dari 20oC koreksi dengan
dikurangi.

Volume urin sedikit


Jika volume urin tidak mencapai 2/3 tabung pengukur BJ, maka perlu ditambahkan air
Ukur BJ air terlebih dahulu
Gunakan rumus sebagai berikut
SC.VC – SA.VA
SU = ________________
VU
SU= BJ urin
SC= BJ campuran urin dan air
VC= volume campuran urin dan air
SA= BJ air

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 68


Universitas Ahmad Dahlan
VA= volume air yang ditambahkan
VU= volume urin sebelum dicampur air

Catatan: nilai BJ yang dimasukkan rumus adalah BJ terkoreksi suhu

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 69


Universitas Ahmad Dahlan
REFERENSI

1. Paulsen, F., Wacshke, J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia, Edisi 23,. EGC, Jakarta.
2. Schunke, M., Schulte, E., et al. 2014. Prometheus Atlas Anatomi Manusia. Edisi 3. EGC
3. John e Hall. 2014. Guyton dan Hall buku ajar fisiologi kedokteran. Winsland house. Saunders
Elsevier
4. Barret, K.E., Barman, S.M., et.al. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 25. EGC
5. Lauralee Sherwood. 2016. Human Physiolgy from Cells to Systems. Cengage Learning
6. Gerard J., Derrickson, B., 2017. Principles of Anatomy and Physiology. 15th Edition. Wiley
7. Bloom, Fawcet. 2015. Buku Ajar Histologi Edisi 12. EGC
8. Anthony L, Mescher. 2016. Histologi Dasar Junqueira Edisi 14. Jakarta. EGC
9. Victor P. Eroschenko. 2015. Atlas Histologi DiFiore edisi 12. Jakarta.EGC
10. Murray,R.K., Granner, D.K., Mayes,P.A.,Rodwell, V,2009. Harper's Illustrated Biochemistry,
28th Edition (LANGE Basic Science)-McGraw-Hill Medical

Panduan Belajar Blok Sistem Digesti dan Urinaria Fakultas Kedokteran 70


Universitas Ahmad Dahlan

Anda mungkin juga menyukai