Anda di halaman 1dari 10

PERAN

Tim Inti
1. Ketua Sidang MKEK (1)
: Zenita
2. Sekretaris sidang MKEK (1)
: Faisal
3. Anggota MKEK (3)
: Ivo, Revi, Nabila
4. Dr. Camar (sebagai teradu)
: Arum
5. Dr. Cucakrowo (ikut teradu)
: Gloria
6. Dr Merpati (ikut teradu)
: Nadia
7. Dr Belibis
: Randi
8. Prof Kutilang
: Peri Apri
9. Ayah dari kembar dempet Pinguini bayi AIDS (pengadu) : Egidius
10. Ibu dari kembar dempet
: Octiany
11. Saksi ahli
: Liana, Sari
12. Pembela IDI
: Fikri
13. Ketua IDI setempat
: Istiqma

Tim Tambahan
1. Ketua Board
2. Ketua Majelis
3. Panitera
4. JPU
5. Penasehat Hukum

: Debby
: Indah
: Rina
: Rika
: Shally

NASKAH ROLEPLAY ETIKA HUKUM


KASUS KEMBAR SIAM
Percakapan di ruang sidang
Permasalahan ini akhirnya dibawa ke meja hijau. Tim bedah pun berkumpul
dan mereka berargumen mengenai kejadian tersebut.

Dr. Cucakrowo

Dr. Merpati

Dr. Belibis

Prof. Kutilang

: Awalnya, dari segi anatomis dan fisiologis.. pinguna memang


pantas untuk di selamatkan, karena dia yang dirasa akan hidup
bertahan lebih lama
: Ketika harus memilih, diantara pinguina atau pinguini yang
harus diselamatkan saya lebih memilih pinguini karena
mencegah status immune kompramais lebih baik ketimbang
memikirkan anatomis dan fisiologisnya
: Saat Itu saya memilih pinguini, karena dari segi kosmetis
memang tampak bagus dan layak untuk dipertahankan, setelah
itu dr. camar memutuskan untuk memilih pinguini untuk
diselamatkan
: Akhirnya, semuanya setuju bahwa pinguini harus diselamatkan.

Namun, ketika operasi telah berjalan dan saat itu tinggal operasi plastic, petugas
klinik memberikan hasil lab pinguini dan ternyata dalam hasil lab tersebut dalam
tubuh pinguini terdapat HIV
Naskah Tim Sidang
o Yang pertama sekali memasuki ruang sidang adalah: panitera, jaksa penuntut
umum, dan penasehat hukum serta pengunjung, masing-masing duduk di tempat
yang telah ditempatkan;
o Pejabat yang bertugas sebagai protocol (biasanya dilakukan oleh PP)
mengumumkan bahwa Ketua Sidang akan memasuki ruang sidang, hadirin
dimohon untuk berdiri,termasuk JPU dan PH;
o Ketua Sidang memasuki ruang sidang dengan melalui pintu khusus, yang
terdepan Ketua Sidang dan diikuti anggota I (senior) dan Hakim anggota II & III
(yunior)
o Majelis Hakim duduk di tempatnya masing-masing dengan posisi : Ketua
Sidang di tengah dan Ketua Majelis dan Anggota I berada di sebelah kanan dan
Anggota II dan III di sebelah kiri, hadirin dipersilahkan duduk kembali oleh
protocol;
Ketua Board

: Assalammualaikum kepada anggota majelis yang saya


hormati, pada pagi hari ini sidang majelis kehormatan etik
kedokteran

akan

kita

laksanakan.

Bismillahirrahmanirrahim sidang majelis kehormatan etik


kedokteran dengan acara pemeriksaan dokter camar atas

dugaan pelanggaran etik kedokteran dengan ini di buka


(mengetuk palu 3x). Apakah terdakwa siap untuk
dihadirkan pada sidang hari ini ?
Jika JPU siap untuk menghadirkan teradu, maka ketua sidang memerintahkan
supaya teradu dipanggil masuk ke ruang sidang; Petugas membawa teradu masuk ke
ruang sidang dan mempersilahkan duduk di kursi pemeriksaan.
Ketua Board

: Apakah teradu dalam keadaan sehat dan siap untuk


diperiksa ?

Ter adu

: Sehat yang mulia.

Ketua Board

: Dalam daftar hadir seluruh anggota majelis sudah hadir,


maka sidang ini sah dan bisa di lanjutkan. Sebelum
sidang dilanjutkan, mari kita berdoa bersama agar dapat
menyelesaikan masalah ini dengan benar dan baik.
Kami persilahkan ketua majelis untuk memimpin doa.

Ketua Majelis

: Baik yang Mulia, mari kita berdoa menurut kepercayaan


masing-masing

Ketua Board

: ( Setelah berdoa )
Dipersilahkan panitera untuk memberikan berkas ketiga
dokter teradu kepada sekretaris sidang memeriksa
identitas dr camar dan tim apakah beliau merupakan
anggota ikatan dokter indonesia?

Panitera

: Baik yang mulia, berkas yang saya terima akan saya


serah kan kepada sekretaris sidang untuk di bacakan.

( Berkas di serahkan kepada Sekretaris siding )


Sekretaris Sidang

: berdasarkan pemeriksaan yang saya lakukan, benar


bahwa dr camar dan tim merupakan anggota ikatan
dokter Indonesia wilayah DKI Jakarta.

Ketua Board

: Baik, Selanjutnya boleh di sampaikan oleh Ketua


Majelis

Ketua Majelis

: Baik yang Mulia, kalau begitu sidang dapat dilanjutkan


kembali. Dan JPU silahkan menyampaikan materi
temuan mengenai permasalahan yang akan di bahas.

JPU

: Kami menemukan hal-hal berikut dari dokter camar


yaitu dr camar dan tim tidak menerapkan kode etik
terhadap

pasien

yaitu

informed

consent

dalam

pengambilan keputusan sehingga keputusan dr camar


dan tim menghasilkan keputusan yang menyebabkan
kefatalan, dengan mengetahui bahwa bayi yang di
selamatkan

terdiagnosa

HIV

tanpa

sebelumnya

dilakukan pemeriksaan. Ini saya berikan berkas-berkas


yang saya dapatkan sebagai bukti.
Ketua Majelis

: Mohon di lihat oleh anggota sidang, apakah di sini


terdapat pelanggaran etik atau pelanggaran disiplin?

Anggota MKEK (1)

: Setelah mempelajari berkas-berkas yang ada jelas ini


sebuah bentuk pelanggaran kode etik dan disiplin. Yang
pertama bentuk pelanggaran disiplin kedokteran yaitu
tidak diterapkannya informed consent kepada pasien
dan tidak membuat/menyimpan rekam medik yang
diperlukan.

Anggota MKEK (2)

: Saya juga sudah mempelajari beberapa kronologis


tahapan persiapan hingga operasi, terlihat kurangnya
persiapan pada dokter dalam melakukan tindakan.

Anggota MKEK (3)

: Dan yang mulia, selain kurang nya persiapan, ditemukan


juga tindakan-tindakan atas dasar medis yang tepat
sehingga menimbulkan masalah dan tidak sesuai dengan
etikolegal dan standar profesi yang berlaku.

Ketua majelis

: Baik terima kasih atas pemahamannya, lalu bagaimana


menurut keluarga korban ? khususnya orang tua korban
kembar siam pinguina dan pinguini?

Ayah si kembar

: saya tidak diberikan informasi yang jelas mengenai


keadaan anak saya, bahkan sampai sesudah operasi baru
diketahui

bahwa

anak

saya

yng

diselamatkan

terdiagnosa HIV. Saya merasa tertipu akibat perlakuan


yang membingungkan dari tim dokter
Ibu si kembar

: ya seharusnya sebelum di lakukan operasi pihak dokter


sudah melakukan pemeriksaan kesehatan anak saya
sehingga tidak terjadi kegagalan dalam bertindak. Dan
benar

dalam

mengambil

keputusan.

(Sembari

menangis).. dan kami pun memiliki hutang akibat biaya


menunggu perawatan pinguina pinguini
Ketua Board

: Bagaimana dengan pembelaan IDI dan Ketua IDI ?

Pembela IDI

: Dalam hal ini bukti yang di berikan memang benar


adanya, namun perlu diketahui bahwa dalam pemutusan

pembedahan yang berpihak kepada pinguina atas dasar


tinjauan teori pembedahan plastik
Ketua IDI

: Dan sebenarnya pihak tim bedah sudah melakukan


pemeriksaan terhadap bayi kembar pinguna dan
pinguini.

Ketua Majelis

: baiklah, saya terima pembelaan dari IDI DKI Jakarta.


lalu bagaimana menurut Dr.Camar, dr.cucakrowo dan
dr.merpati sebagai teradu ?

Dr. Camar

: Saya merasa hal yang telah kami lakukan sudah sesuai


dengan etika. Dan saya pun sudah menurunkan tim
terbaik

Dr. Cucakrowo

: Padahal operasi ini sudah gratis kok masih nuntut

Dr. Merpati

: Dan kami tidak pernah berjanji akan membuat kedua


bayi tersebut selamat. Kami sudah berusaha sebaik
baiknya, yang berjanji seperti itu adalah balon kades
polan fulan. jadi menurut kami, rs tidak dapat
dipersalahkan

Ketua Board

: Baik, bagaimana menurut Penasehat Hukum ?

Penasehat Hukum

: Terima kasih yang mulia, menurut saya sebelum nya


para dokter sudah berkata jujur bahwa ada beberapa
kemungkinan keduanya tidak tertolong atau salah sat
bayi akan dikorbankan. Harusnya Keluarga sudah tau
atau sudah siap dengan resiko yang akan diterima. Dan
para dokter sudah berusaha dan bekerja dengan sangat
maksimal.

Ketua Board

: Baik lah kalau begitu, selanjutnya untuk menengahi


persidangan ini, saya ingin saksi ahli yang pertama dan
kedua memberikan keterangan mengenai keadaan bayi
sebelum dan sesudah operasi menurut keadaan/kondisi
bayi secara fisik?

Saksi Ahli (1)

: Terima kasih ketua majelis, baik saya akan menjelaskan


hasil pemeriksaan yang saya lakukan terhadap bayi
kembar siam pinguina dan pinguni sebelum dan sesudah
operasi. Setelah di lakukan pemeriksaan bahwasanya
yang dilakukan oleh tim bedah bahwa benar dengan tim
bedah telah melakukan beberapa pertimbangan seperti
prognosis dari

sisi

bedah lebih baik (anatomis-

fisiologis) dan mencegah status imuno-kompromais.


Namun yang menjadi masalah adalah pertimbangan
medis ini tidak dilakukan secara mendetail. Sehingga
keputusan yang di ajukan oleh tim medis memberikan
dampak buruk terhadap hasil pembedahaan dan
seharusnya dilakukan informed consent kepada keluarga
pasien atas pertimbangan2 yang dilakukan oleh tim
bedah. Dan seharusnya tim bedah salah dalam
melakuakn suatu tindakan yaitu tidak menunggu hasil
pemeriksaan bayi kembar siam ini melainkan langsung
diadakan pembedahan. Demikian ketua majelis yang
dapat saya sampaikan.
Ketua Board

: Baik, terimakasih. Bagaimana dengan saksi ahli kedua ?

Saksi Ahli (2)

: Terima kasih yang mulia untuk kesempatannya. Saya


perwakilan dari bagian lab khusus patologi klinik, hasil
tes lab yang dilakukan baru ada hasilnya setelah 7 jam

operasi berlangsung sebagai pelengkap kondisi imunokompromaisnya. Sedangkan dokter melakukan operasi
dengan keadaan terburu-buru tanpa persiapan dan
menunggu hasil tes lab dari kedua bayi. Demikian
kesaksian saya yang mulai. Terima kasih.
Ketua Board

: Baik terima kasih atas penjelasan kedua saudara saksi


ahli. Dengan demikian sidang ini akan di tunda selama
1x 5 menit untuk keputusan sidang ini. Sidang di tunda
(mengetuk palu 2x)

Setelah 5 menit
Ketua Board

: baik sidang akan di lanjutkan kembali. Dengan ini


sidang akan di lanjutkan kembali (mengetuk palu 3x).
dengan berbagai laporan yang telah di sampaikan maka
dengan ini di putuskan dr camar dan tim melakukan
pelanggaran etik dengan keputusan peringatan tertulis
serta pencabutan SIP/SIPP yang dimiliki oleh dr camar
dan tim. Selain itu diajukan kepada tim bedah dr camar
untuk

mengikuti

pendidikan/pelatihan

guna

mengutamakan kepentingan keselamatan dan kesehatan


pasien. (ketuk palu 1x).

Baiklah kalo seperti itu,

demikian hasil sidang MKEK ini saya tutup. (ketuk palu


3x).
Dengan demikian persidangan majelis kehormatan etik kedokteran telah selesai dan
dipersilahkan untuk anggota sidang maupun terdakwa membubarkan diri. Terima
kasih

PERAN

Tim Inti
1. Ketua Sidang MKEK (1)
: Zenita
2. Sekretaris sidang MKEK (1)
: Faisal
3. Anggota MKEK (3)
: Ivo, Nevi, Nabila
4. Dr. Camar (sebagai teradu)
: Arum
5. Dr. Cucakrowo (ikut teradu)
: Gloria
6. Dr Merpati (ikut teradu)
: Nadia
7. Dr Belibis
: Randi
8. Prof Kutilang
: Peri Apri
9. Ayah dari kembar dempet Pinguini bayi AIDS (pengadu) : Egidius
10. Ibu dari kembar dempet
: Octiany
11. Saksi ahli
: Liana, Sari

12. Pembela IDI


13. Ketua IDI setempat

Tim Tambahan
1. Ketua Board
2. Ketua Majelis
3. Panitera
4. JPU
5. Penasehat Hukum

: Fikri
: Istiqma

: Debby
: Indah
: Rina
: Rika
: Shally

Anda mungkin juga menyukai