PERITONITIS DIFFUSE
Tutor : dr. Ziske Maritska, M.Si. Med.
Anggota :
• Nadia Fernanda Berendhuysen (04011181621017)
• Pramadita Widya Garini (04011181621059)
• Shafira Ramadani Nasution (04011181621069)
• Siti Salimah Hanifah Nofizar (04011281621086)
• Resiana Citra (04011281621106)
• Nada Premawedia (04011281621135)
SKENARIO A BLOK 15 TAHUN 2018
Tn. Zulfa , laki-laki usia 69 tahun pekerjaan petani, dirujuk ke IGD
RSMH dengan keluhan utama nyeri utama seuruh perut sejak 1 hari
smrs
3 hari smrs penderita mengelu nyeri sekali di daerah uluh hati. 1
hari smrs penderita mengeluh nyeri seluruh perut,mual(+), muntah
(-), BAB(-), flatus (-), riwayat sering nyeri uluh hati (+), riwayat
trauma disangkal, riwayat sering minum obat anti reumatik sejak 2
bulan SMRS. Ada riwayat BAB hitam, tidak ada riwayat muntah
darah.
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran compos mentis, tinggi badan 169 cm, berat badan 60 kg.
• Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 110x/menit,
pernapasan : 22x/ menit, suhu 37,9 C.
Pemeriksaan spesifik :
Kepala : konjungtiva tidak anemis.
Leher : dalam batas normal.
Thoraks : dalam batas normal.
Regio Abdomen :
I : Cembung
P : Defans muscular (+)
P : Timpani, pekak hati menghilang
A : Bising usus (-)
NGT : cairan kehijauan
Ekstremitas : Palmar eritema (-), akral pucat (-), edema
perifer (-).
Colok Dubur : Tonus Sphincter Ani baik, mukosa licin, ampula
tidak kolaps.
Sarung Tangan : Feses (+), darah (-).
Pemeriksaan Laboratorium :
Hemoglobin : 12 g/dl
Hematokrit : 38 vol%
Leukosit : 12.400/mm3
Trombosit : 308.000/mm3
Diff count : 0/0/89/6/3
Ureum : 45 mg/dL
Kreatinin : 0,8 mg/dL
Natrium : 122 mEq/L
Kalium : 3,96 mEq/L
Gula darah sewaktu : 92mg/dL
1 Muntah darah keluarnya isi perut melalui esofagus dan perut dmana muntahan tersebut
mengandung darah
2 Flatus gas atau udara didalam saluran cerna yang dikeluarkan melalui anus
3 Obat antireumatik Obat untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri pada penderita radang sendi
atau reumatik
4 Bab hitam keluarnya feses hitam akibat diwarnai dengan darah yang berubah (darah yang
teroksidasi dengan hemoglobin)
5 Nyeri ulu hati Nyeri di daerah epigastrium
6 Distensi usus halus kejadian yang terjadi ketika ada zat menumpuk didalam usus halus yang
menyebabkan usus mengembung melebihi ukuran normal
7 Defans muscular Refleks tahanan otot perut untuk menunjukkan adanya rangsangan peritoneum
parietal
8 NGT (Nasogastric Alat yang digunakan untuk memasukkan nutrisi cair dengan selang plastik yang
Tube) dipasang melalui hidung sampai lambung,
9 TSA (Tonus Sfingter Uji untuk menilai pembesaran prostat pada seseorang
Ani)
10 Ampula Dilatasi struktur tubulus dengan bentuk seperti botol terutama pada ujung
kanalis semisirkularis telinga yang melebar
11 Palmar eritema terdapat bintik-bintik merah pada telapak tangan dan tampak membesar
Nyeri disebabkan oleh iritasi mukosa, spasme otot polos, iritasi peritoneum,
pembengkakan kapsul, atau peregangan saraf secara langsung. Nyeri abdomen
terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1. Nyeri visceral.
Nyeri visceral berasal dari organ dalam perut, yang diinervasi oleh serat saraf
autonomik dan merespon terutama ke sensasi distensi dan kontraksi
2. Nyeri somatik.
Nyeri somatik berasal dari peritoneum parietal, yang diinervasi oleh saraf somatik,
yang merespon gangguan dari infeksi, zat kimia, atau proses inflamasi lainnya. Nyeri
somatic bersifat tajam dan terlokalisasi.
Takikardi
Riwayat melena kehilangan darah Stroke
Volume turunTubuh kompensasi menaikkan
Cardiac output Frekuensi denyut jantung
meningkat Nadi meningkat
Demam
Respon inflamasi Produksi sitokin (IL-1, IL-6 dan
TNF-alfa) Asam arakhidonat pembentukan PGE
2 Peningkatan set point di hipotalamus Demam
5. Pemeriksaan spesifik :
Kepala : konjungtiva tidak anemis.
Leher : dalam batas normal.
Thoraks : dalam batas normal.
Regio Abdomen :
I : Cembung
P : Defans muscular (+)
P : Timpani, pekak hati menghilang
A : Bising usus (-)
NGT : cairan kehijauan
Ekstremitas : Palmar eritema (-), akral pucat (-), edema
perifer (-).
Colok Dubur : Tonus Sphincter Ani baik, mukosa licin, ampula
tidak kolaps.
Sarung Tangan : Feses (+), darah (-).
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan spesifik diatas?
• Ht Rendah
Hematokrit adalah pebandingan jumlah sel darah merah
terhadap volume darah dalam satuan persen.
Perforasi bebas terjadi ketika isi usus halus keluar secara bebas kedalam
rongga abdomen, menyebabkan terjadi peritonitis difuse misalnya perforasi
duodenum. Perforasi terbatas terjadi peradangan akut menyebabkan
perlekatan dengan organ sekitar sehingga terbentuk abses (penetrasi ulkus
duodenum ke pankreas)
Free air
Udara bebas pada foto polos abdomen mengindikasikan bahwa
peritonitis disebabkan oleh perforasi gaster dan duodenum.
Cairan bebas
Infeksi dapat meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita
jaringan (perlengketan, adhesi) menyumbat usus Gerakan
peristaltik usus akan menghilang & cairan tertahan di usus halus
dan usus besar Cairan merembes dari peredaran darah ke
dalam rongga peritoneum Dehidrasi berat dan darah
kehilangan elektrolit
c. Bagaimana gambaran hasil pemeriksaan USG?
•Apendisitis
•Kehamilan ektopik
•Gastroenteritis
•Pelvic Inflammatory Disease
•Kolesistitis
•Pankreatitis
c. Apa Definisi penyakit pada kasus ini?
Etiologi peritonitis
Peritonitis primer
A. Peritonitis spontan pada anak
B. Peritonitis spontan pada dewasa
C. Peritonitis pada pasien CAPD
D. Peritonitis tuberkulosa dan granulomatosa lainnya
Peritonitis sekunder
A. Peritonitis perforasi akut
1. Perforasi saluran gastrointestinal
2. Iskemia saluran intestinal
3. Peritonitis pada pelvis dan bentuk lainnya
B. Peritonitis pasca operasi
1. Anastomotic leak
2. Perforasi yang tidak disengaja
C. Peritonitis pasca trauma
1. Trauma tumpul pada abdomen
2. Trauma tembus pada abdomen
Peritonitis tertier
A. Peritonitis tanpa sebab yang jelas
B. Peritonitis akibat jamur
C. Peritonitis with low-grade pathogenic bacteri
e. Bagaimana epidemiologi dari kasus tersebut?
Pemeriksaan Laboratorium
Foto polos abdomen
USG abdomen
CT scan
MRI
j. Bagaimana tatalaksana dari kasus tersebut?
1. Terapi medis (Antibiotik, Koreksi cairan)
2. Intervensi non-operatif (Drainase abses percutaneus,
percutaneus and endoscopic stent placement)
3. Terapi operatif
4. Suplemen (Glutamine, Arginine, Asam lemak omega-3 dan
omega-6, Vitamin A, E dan C, Zinc)
Tingkat mortalitas pada peritonitis umum adalah bervariasi dari dibawah 10%-
40% pada perforasi kolon. Faktor yang mempengaruhi tingkat mortalitias yang
tinggi adalah etiologi penyebab peritonitis dan durasi penyakitnya, adanya
kegagalan organ sebelum penanganan, usia pasien, dan keadaan umum
pasien.Tingkat mortalitas dibawah 10% ditemukan pada pasien dengan perforasi
ulkus atau appendicitis, pasien usia muda, kontaminasi bakteri yang minim, dan
diagnosis-penanganan dini. Skor indeks fisiologis yang buruk (APACHE II atau
Mannheim Peritonitis Index), riwayat penyakit jantung, dan tingkat serum
albumin preoperatif yang rendah merupakan pasien resiko tinggi yang
membutuhkan penanganan intensif (ICU) untuk menurunkan angka mortalitas
yang tinggi.
Tabel Tingkat mortalitas peritonitis umum berdasarkan etiologi
n. Bagaimana SKDI dari kasus tersebut?
Penggunaan obat anti reumatik (NSAID) dalam jangka lama dapat menghambat
pembentukan prostaglandin karena hambatan COX1. Prostaglandin berperan sebagai
agen sitoprotektif pada lambung, sehingga jika jumlahnya menurun dapat
menyebabkan ulksu pada dinding lambung yang jika tidak diobati akan menjadi
perforasi. Kebocoran cairan asam lambung ke rongga peritoneal sering berakibat
peritonitis kimia yang dalam. Jika kebocoran tidak ditutup dan partikel makanan
mencapai rongga peritoneal, peritonitis kimia bertahap menjadi peritonitis bakterial.
Adanya bakteri di rongga peritoneal merangsang influks sel-sel inflamasi akut. Bila
bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau bila infeksi
menyebar, dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan peritonitis umum,
aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik
MANIFESTASI KLINIS
Nyeri disebabkan oleh iritasi mukosa, spasme otot polos, iritasi peritoneum,
pembengkakan kapsul, atau peregangan saraf secara langsung. Nyeri abdomen
terdiri atas tiga jenis, yaitu :
1. Nyeri visceral.
Nyeri visceral berasal dari organ dalam perut, yang diinervasi oleh serat saraf
autonomik dan merespon terutama ke sensasi distensi dan kontraksi. Nyerinya tidak
terlokalisasi dan cenderung dialihkan ke daerah-daerah yang memiliki asal
embrional yang sama dengan daerah yang terkena. Struktur Foregut (lambung,
duodenum, hati, dan pankreas) menyebabkan nyeri abdomen atas. Struktur Midgut
(usus halus, kolon proximal, dan appendiks) menyebabkan nyeri periumbilical.
Struktur Hindgut (kolon distal dan traktus GU) menyebabkan nyeri abdomen bawah.
2. Nyeri somatik.
Nyeri somatik berasal dari peritoneum parietal, yang diinervasi oleh saraf somatik,
yang merespon gangguan dari infeksi, zat kimia, atau proses inflamasi lainnya. Nyeri
somatic bersifat tajam dan terlokalisasi.
3. Nyeri alih (Reffered Pain).
Nyeri alih adalah nyeri yang jauh dari sumber lesinya dan hasil dari konvergensi dari
serat saraf di saraf tulang belakang. Contoh yang paling umum adalah nyeri pada
scapula karena kolik bilier, nyeri perut karena kolik ginjal dan nyeri bahu karena
darah atau infeksi pada diafragma.
KESIMPULAN