Anda di halaman 1dari 9

Selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan saya dokter Dina yang bertugas di poli pada pagi hari ini.

Nama ibu siapa? Usianya berapa bu? alamatnya dimana? Pekerjaannya apa bu?

Baik ibu, disini saya akan melakukan tanya jawab mengenai keluhan2 ibu untuk membantu saya
dalam menegakkan diagnosis penyakit ibu. Apakah ibu bersedia?

ANAMNESIS

KU: sejak kapan????


 Mata kanan/kiri?
 Pandangan kabur?
 Kaburnya perlahan atau mendadak?
 Mata merah?
 Nyeri daerah mata?
 Nyerinya seperti apa? (ditusuk-tusuk, ditekan, ditimpa beban berat)?
 Nyerinya timbul mendadak atau sudah lama?
 Nyerinya hilang timbul atau terus menerus?
 Nyerinya berada di satu titik atau menjalar ke tempat yang lain?
 Mata berair?
 Mata gatal?
 Kotoran mata? Warna kotorannya?
 Kesulitan saat membuka dan menutup kelopak mata?
 Pandangan seperti dalam terowongan?
 Pandangan berkabut?
 Pandangannya silau gak bu?
 Pandangan seperti ada benda yang terbang?
 Pandangan gelap sebagian?
 Pandangan apabila melihat sesuatu menjadi ganda?
 Pandangan seperti melihat pelangi?
 Pandangan seperti melihat tirai?
 Matanya ada terasa seperti yang mengganjal gak?
 Ada keluhan lain gak bu? Seperti sakit kepala, mual, muntah?

Riwayat penyakit pribadi:


 Pernah mengalami keluhan seperti ini juga sebelumnya?
 Ada riwayat penyakit hipertensi? Udah berapa lama/sejak kapan bu?
 Riwayat penyakit kencing manis? Udah berapa lama/sejak kapan bu?
 Riwayat operasi mata sebelumnya? Udah berapa lama operasinya bu?
 Riwayat pemakaian kacamata atau kontak lensa?
 Sebelumnya pernah mengalami trauma gak mata nya? (tumpul, tajam, kimia), kelilipan
(kemasukan benda asing), terkena ranting/daun tumbuhan (ec jamur)?
 Ada konsumsi obat-obatan rutin atau pake tetes mata dalam jangka waktu yang lama?
Seperti steroid?
 Riwayat alergi?

Riwayat penyakit keluarga:


 Apakah di keluarga ada yang mengalami keluhan atau gejala seperti ini jugaa?
 Apakah ada riwayat penyakit mata di keluarga?
Riwayat Kebiasaan :
 Merokok? Minum alkohol?
 Kalo mata merah : apakah sering berkendara diluar? Terkena debu? Matahari? Kalau
“ya” : pterigium, pinguekula.
 Kalo pekerjaannya tukang las atau lainnya yang beresiko trauma pada mata : Apakah
ketika bekerja memakai kacamata?

PEMERIKSAAN STATUS GENERALIS


Baik bu, disini saya akan melakukan pemeriksaan fisik ibu dulu ya, yaitu tanda tanda vital, yang
meliputi keadaan umum, kesadaran, tekanan darah, nadi, frekuensi nafas, dan suhu tubuh,
status gizi ibu.
Status Internus : kepala, leher, thorax, abdomen, esktremitas.

PEMERIKSAAN OPTHALMOLOGI

VISUS
TIO
KBM (ortoforia (ditengah?), eksotropia, esotropia, hipertropia, hipotropia)
GBM (apakah ada hambatan?, bisa kesegala arah?)

Segmen Anterior
OD
Palpebra: Tenang (apakah ada benjolan? Hiperemis? Hematoma? Edema? Ptosis? Bulu mata
tumbuh ke arah dalam (trikiasis))?
Konjungtiva: Tenang (injeksi konjungtiva? Injeksi siliaris? Kemosis? Discharge, warnanya?,
folikel?, hipertropi papil, trantas dot?, berair-air?, perdarahan subkonjungtivaa?, benjolan
berwarna kuning putih?, membran membentuk segitiga dengan puncak dibagian sentral/kornea?,
benda asing?
Kornea: Jernih (keruh? edema? Infiltrat, keratitis, FT)?
BMD: Sedang (dangkal/sedang/dalam)? Darah pada BMD? Pus (hipopion)? Flare?
Iris: Gambaran Baik? Iridoplegia? Sinekia? Iris bombe?
Pupil: bentuk Bulat? Letak apakah Central? Refleks Cahaya (+/-), diameter? 3mm : normal,
>6mm : mid dilatasi
Lensa: Jernih/ keruh? Shadow test?

OS
Palpebra: Tenang
Konjungtiva: Tenang
Kornea: Jernih
BMD: Sedang
Iris: Gambaran Baik
Pupil: B (bulat), C (central), RC(+) (refleks cahaya), diameter 3mm
Lensa: Jernih

Segmen posterior
RFOD 
RFOS

FOD
Papil: Bulat, batas tegas, warna merah normal, c/d ratio 0,3, A:V 2:3
Makula: reflek fovea (+)
Retina: kontur pembuluh darah baik

FOS
Papil: Bulat, batas tegas, warna merah normal, c/d ratio 0,3, A:V 2:3
Makula: reflek fovea (+)
Retina: kontur pembuluh darah baik

PEMERIKSAAN VISUS
Prosedur pemeriksaan visus :
1. Dalam jarak 6 meter, minta pasien menutup mata kiri dengan punggung tangan kiri tanpa
menekan, lalu suruh baca Snellen chart dari huruf paling atas sampai pasien tidak dapat
membacanya lagi, visus pasien sesuai dengan baris terakhir yang mampu dia baca atau
minimal huruf yang terbaca benar >50%.
2. Apabila pasien tidak dapat membaca huruf teratas pada Snellen chart, maka lakukan tes
hitung jari dari jarak 5 meter, apabila masih tak terlihat maka maju menjadi 4 meter dst
sampai jarak 1 meter.
3. Apabila pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak 1 meter, maka lakukan lambaian
tangan dari jarak 1 meter, minta pasien tentukan arah lambaian tangan untuk memastikan
pasien benar2 dapat melihat.
4. Apabila dengan lambaian tangan pasien tetap tidak dapat melihat, maka berikan cahaya,
bila pasien tidak bisa melihat cahaya maka visus NLP, bila pasien bisa melihat cahaya
tentukan apakah pasien bisa menentukan arah dengan benar. Bila arah benar maka visus
1/∞ proyeksi sinar benar, bila arah salah maka visusnya 1/∞ proyeksi sinar salah.
5. Apabila visus tidak 6/6 dan tidak melebihi 1/60 maka berikan pinhole dan minta pasien
membaca lewat pinhole.
6. Visus dilakukan pada kedua mata.
PEMERIKSAAN TIO
Tekanan Intraokular
1. Palpasi
1. Cuci tangan.
2. Pasien diminta melirik ke bawah.
3. Pemeriksa meletakkan jari-jari kedua tangan (selain telunjuk) pada pipi pasien untuk
fiksasi.
4. Kedua jari telunjuk melakukan palpasi secara bergantian pada sclera bagian atas salah
satu mata (misal mata kanan terlebih dahulu). Satu telunjuk melakukan palpasi, telunjuk
satunya merasakan konsistensi bola mata.
5. Konsistensi bola mata pasien dapat dibandingkan dengan konsistensi bola mata
pemeriksa.
6. Lakukan pemeriksaan yang sama pada mata satunya.
Interpretasi:
 TIO normal  P= N+0
 TIO menurun  P= N-1/ N-2/ N-3
 TIO meningkat  P= N+1/ N+2/ N+3

2. Tonometri schiotz
1. Inform consent, lalu cuci tangan, kalibrasi alat tonometri, dan desinfeksi alat tonometri.
2. Pasien dalam keadaan terlentang, lalu anastesi topikal kedua mata pasien dengan
tetrakain tetes mata, diamkan selama 5 menit sampai anestesi topikal bekerja.
3. Lalu minta pasien mengangkat jempolnya ke atas dan mnta pasien untuk melihat
jempolnya tersebut.
4. Kemudian tempelkan tanpa menekan pada bola mata pasien, liat skalanya, lalu ganti
tahanan dengan 7,5 dan 10 ukur juga skalanya.
5. Setelah itu konversikan ke table konversi tonometri schiotz.

PEMERIKSAAN KBM
KBM --> Hirscberg test
Baik bu, jadi saya akan menilai kedudukan bola mata ibu dengan tes hisberg, nanti ibu
pandangannya lurus kedepan ya, saya akan menyinari kening ibu dari jarak 30 cm.
Atau
Pasien dan pemeriksa saling berhadapan dan sejajar, lalu sinari glabella pasien dalam jarak 30
cm dan minta pasien melihat glabella pemeriksa. Lihat letak reflex cahaya pada mata pasien.

PEMERIKSAAN GBM
GBM
1. Pemeriksa duduk dengan jarak sekitar 60 cm di depan pasien.
2. Pasien diminta untuk mengikuti arah tangan pemeriksa yaitu ke lateral, medial, kiri atas,
kanan atas, kiri bawah dan kanan bawah.
3. Nilai apakah bola mata dapat bergerak tanpa hambatan ke segala arah atau terdapat
hambatan.
Dilakukan:
Duksi: pada satu mata
Versi: pada kedua mata

Palpebra  Baiklah bu, saya akan memeriksa kelopak mata ibu terlebih dahulu ya bu.
Cara: menggunakan head lamp, inspeksi palpebra mata kanan dan kiri, adakah laserasi,
hiperemis, edema, hematom, ptosis, trikiasis, madarosis, benjolan/tumor.

PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR


1. Gunakan head lamp, inspeksi konjungtiva, baik tarsal maupun bulbi lihat adakah injeksi
konjungtiva, injeksi siliaris, kemosis, perdarahan subkonjungtiva, adakah benda asing.
2. Lalu periksa kornea mata kanan dan kiri, nilai adakah benda asing, ulkus, edema.
3. Nilai BMD, dangkal, sedang, atau dalam, adakah hifema atau hipopion.
4. Nilai iris mata kanan dan kiri, lalu nilai pupil, reflex cahayanya, diameternya, bentuknya,
isokor atau tidak dan letaknya.
5. Lalu lihat lensa, ada kekeruhan atau tidak, bila keruh nilai shadow test.
6. Lakukan pemeriksaan segmen anterior pada mata kanan dan kiri.

PEMERIKSAAN SEGMEN POSTERIOR


1. Cuci tangan
2. Inform consent, tetes mata pasien dengan midriasil (bila tidak terdapat kontraindikasi
seperti peningkatan TIO, BMD dangkal) diamkan 5 menit, lalu pastikan cahaya ruangan
minimal.
3. Siapkan alat:
 Nyalakan oftalmoskop
 Atur warna cahaya
 Putar roda oftalmoskop pada angka sesuai dengan kelainan refraksi pada pasien
(+/-)
4. Pemeriksaan mata kiri pasien, menggunakan mata kiri pemeriksa dan pemeriksaan mata
kanan menggunakan mata kanan pemeriksa.
5. Nilai reflex fundus terlebih dahulu dari jarak 25-30 cm.
6. Lalu periksa papil  oftalmoskop lebih didekatkan pada mata pasien, pemeriksa melihat
ke arah nasal mata pasien (nilai bentuk, batas, warna, c/d ratio, a:v).
7. Periksa makula  pasien disuruh melihat kearah cahaya (nilai reflex fovea).
8. Periksa retina (nilai gambaran pembuluh darah).

PEMERIKAAN FT
Tehnik pemeriksaan:

1. Zat warna fluoresin diteteskan (bila berupa tetes mata) pada mata atau kertas
fluoresin diselipkan di forniks inferior. Diamkan selama 20 detik  
2. Bilas zat warna dengan mengirigasi permukaan mata dengan menggunakan aqua steril
atau larutan garam fisiologik sampai seluruh air mata tidak terwarnai hijau lagi 
3. Lihat defek akan berwarna hijau. Terlihat jelas dengan pembesaran memakai slit
lamp memakai cahaya biru, 
4. Nilailah defek pada kornea. Defek kornea akan tercat hijau: 
 Pada erosi warna hijau tampak cemerlang dan belum terlihat infiltrate. 
 Pada keratitis tampak infiltrate dengan warna hijau redup/tidak cerah dengan batas tidak
tegas. 
 Pada ulkus kornea tampak infiltrate disertai jaringan nekrotik.

Catatan: Zat fluoresin yang menempel pada defek akan hilang sesudah 30 menit.

Anda mungkin juga menyukai