Anda di halaman 1dari 18

Laporan Kasus

Blefaritis Posterior et causa Meibomianitis

Disusun oleh :

Nelly Muslimah

Pembimbing:

dr. Rahmat Syuhda, Sp. M

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN BANDAR LAMPUNG
2019

3
4

BAB I

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nomor Rekam Medis : 129812

Nama : Tn.A

Umur : 25 tahun

Jenis Kelamin : Laki laki

Alamat : Sukamaju

II. Anamnesis

Anamnesis dilakukan langsung pada pasien (auto anamnesis) pada tanggal 10 juli
2019

Keluhan Utama

Mata kiri perih, nyeri, bengkak, seperti ada yang mengganjal sejak ± 4 hari yang
lalu

Keluhan Tambahan

Os juga mengeluhkan mata terasa kering.

Riwayat Penyakit Sekarang

Os datang ke poliklinik mengeluhkan pada mata kiri perih, bengkak, seperti ada
yang mengganjal dan sakit sejak ± 4 hari yang lalu.
5

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menyangkal adanya penyakit hipertensi dan diabetes mellitus dan penyakit
mata sebelumnya.

III. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital : Tekanan darah 120/90 mmHg

Nadi 80 kali / menit

RR 20 kali / menit

Suhu 36,5oC

Status Generalis

Kepala : Normocephali

Leher : KGB dan tiroid tidak teraba

Jantung : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru : Suara napas vesicular, ronkhi (-), wheezing (-)

Abdomen : Bising usus (+) normal, hepatomegali (-), splenomegali (-)

Ekstremitas : Akral superior: hangat (+/+), edema (-/-), inferior: hangat (+/+), edema (-/-)
6

Status Oftalmologis Regio Orbita

Pemeriksaan OD OS
Visus 20/70 20/200 Pus
Koreksi 20/20 20/20
Gerak bola mata

Kedudukan bola mata Orthoforia Orthoforia


Palpebra superior Edema (-), hiperemis (-) Edema (-), hiperemis (-)
Palpebra inferior Edema (-), hiperemis (-) Edema (+), hiperemis (-)
Konjungiva
Tarsalis superior Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Tarsalis inferior Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Bulbi Injeksi siliar (-) Mixed Injeksi (-)
Kornea Edema (-) Edema (-), halo (-)
COA Dalam batas normal Dalam batas normal
Iris Coklat tua Coklat tua
Pupil Bulat, Reflek cahaya (+) Bulat, Reflek cahaya (+)
Lensa Jernih Jernih
7

IV Pemeriksaan Penunjang

- Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang


V Pemeriksaan Anjuran
1. Gonioskopi
2. Snelent chart

VI Resume

Os datang ke poli klinik mengeluhkan pada mata kiri perih, sakit, bangkak seperti
ada yang mengganjal sejak ± 4 hari yang lalu.

Status generalis : Dalam batas normal

Status oftalmologis : Tajam penglihatan OD (20/70), OS (20/200), Palpebra Inferior


Edema (+), Konjungtiva Tarsalis Inferior Hiperemis (+), Pus (+)
8

VII Diagnosis banding

Kalazion

Hordeolum

VIII Diagnosis kerja

Meibomianitis OS

IX PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

 Natrium Diklofenak EDMD

S 2 dd gtt I OS

 Cendo Mycos UE

S 4 dd gtt I OS

 Doksisiklin tab no IV
S 2 dd 1 Tab PC

Non medikamentosa

 Kompres hangat
 Pijat Kelopak Mata
 Cuci Bulu Mata

X Prognosis

 Ad vitam : dubia ad bonam

 Ad fungsionam : dubia ad bonam

 Ad sanationam : dubia ad bonam


9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada

kelopak mata dan tepi kelopak mata. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak

mata biasanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan

pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar didekat kelopak mata yang

merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal

ditemukan di kulit.

Meibomianitis adalah peradangan pada kelenjar meibom, Peradangan kelenjar

kecil yang disebut kelenjar Meibomian terletak di kelopak mata yang membuat pelumas

yang mereka melalui lubang kecil di tepi kelopaknya. Pelumas adalah substansi lemak yang

disebut sebum karakteristik dari kelenjar sebasea. Meibomianitis mungkin disebabkan oleh

alergi, jerawat di masa remaja, atau rosacea. Peradangan kronis kelenjar Meibomian

mengarah ke kista, yang disebut chalazions.


10

Gambar 1. Meibomianitis

II. Epidemiologi
Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit

(sekitar 2-5% berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit

mata). Insidensi blefaritis menurut WHO : blefaritis staphylococcal sering terjadi

pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun dan biasanya disertai dengan mata kering

pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi pada pria dan wanita pada

rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada 33% kasus, sedangkan pada

blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50

tahun dan disertai syndrome mata kering 20-40%.


III. Etiologi

Infeksi staphylococcus epidermidis, didapatkan sekitar 95% pasien.

Blefaritis seboroik serupa dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis

(meibomian blefaritis) disebabkan gangguan kerja kelenjar meibom. Kelenjar


11

meibom yang ada sepanjang batas kelopak mata, dibelakang batas bulu mata,

kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini

disekresikan dari lapisan luar air mata, yang bisa menghambat penguapan air mata,

dan membuat permukaan mata menjadi tetap halus, dan membantu menjaga struktur

dan keadaan mata.

IV. Klasifikasi

Berdasarkan letaknya, blefaritis dibagi menjadi:

 Blefaritis anterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian luar, tempat

dimana bulu mata tertanam. Blefaritis anterior biasanya disebabkan oleh infeksi

bakteri (staphyloccus blepharits) atau ketombe di kepala dan alis mata (blefaritis

seboroik). Walaupun jarang, dapat juga disebabkan karena alergi.

 Blefaritis posterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian dalam, bagian

yang kontak langsung dengan bola mata. Blefaritis posterior dapat disebabkan

karena produksi minyak oleh kelenjar di kelopak mata yang berlebihan (blefaritis

meibom) yang akan mengakibatkan terbentuknya lingkungan yang diperlukan

bakteri untuk bertumbuh.

Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:

Blefaritis Bakterial

1. Blefaritis superfisial
12

Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka

pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan

sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah.

Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom

untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang biasanya

menyertai.

2. Blefaritis Seboroik

Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan keluhan mata

kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar

meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil pada

konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis

dan jaringan keropeng. Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang

sukar penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan

membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi

hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan

dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten,

keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.

3. Blefaritis Skuamosa

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta

pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka

kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah

akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini
13

berjalan bersama dermatitik seboroik. Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan

metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas

dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan

penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya

mengakibatkan perdarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan

membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat

disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada

blefaritis skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.

4. Blefaritis Ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat

infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna

kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan

mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang

terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai

perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan

lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan

rontok (madarosis). Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik.

Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau

basitrasin. Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus.

Apabila ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi

roboransia. Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang

merusak folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum


14

dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan

parut yang juga dapat berakibat trikiasis.

5. Blefaritis angularis

Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi

kelopak disudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut

kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan

gangguan padafungsi puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan

Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis

diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit pada pungtum lakrimal

bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.

6. Meibomianitis

Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda

peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan

kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai

antibiotik lokal

Blefaritis Virus

1. Herpes zoster

Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri

saraf trigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut.

Bila yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes

zoster pada mata dan kelopak mata atas.


15

Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang

terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa

demam. Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bilamata

terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan

gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.

2. Herpes simplek

Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang

sama pada bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal

bentuk blefaritis simpleks yang merupakan radang tepi kelopak ringan dengan

terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan kedua

kelopak lengket.

Blefaritis Jamur

1. Infeksi superficial

2. Infeksi jamur dalam

3. Blefaritis pedikulosis

Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan dapat bersarang

tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra

V. Patofisiologi
16

Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena

adanya pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata

yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal

ditemukan di kulit. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada

jaringan di sekitar kelopak mata, mengakibatkan kerusakan sistem imun atau terjadi

kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan enzim.

Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat diperberat dengan adanya dermatitis

seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

Menurut the international workshop on meibomian gland dysfunction

(IWMGD), Disfungsi kelenjar meibom merupakan suatu abnormalitas yang kronis

dan difus pada kelenjar meibom, yang secara umum ditandai dengan obstruksi

duktus terminal dan atau perubahan kuantitatif/kualitatif pada secret kelenjar.

Sehingga dapat mengakibatkan perubahan film air mata, gejala-gejala iritasi mata,

inflamasi yang nampak secara klinis dan adanya penyakit permukaan ocular

Disfungsi kelenjar meibom terutama disebabkan oleh obstruksi duktus

terminal dengan meibom yang tebal dan opak yang mengandung material sel yang

terkeratinisasi. Obstruksi tersebut dikarenakan hiperkeratinisasi epitel duktus dan

miningkatnya viskositas meibom. Penyempitan lumen duktulus dengan deskuamasi

sel-sel epitel menyebabkan terjadinya obstruksi tersebut dipengaruhi pula oleh

factor-faktor endogen seperti usia, jenis kelamin, dan perubahan hormonal serta

dipengaruhi pula oleh factor eksternal seperti obat-obatan topikal. Obstruksi


17

tersebut akan menyebabkan dilatasi kistik intraglandular,

atrofi meibocyte, dropout kelenjar, dan menurunnya sekresi. Pada akhirnya hal

tersebut akan menyebabkan berkurangnya availabilitas meibom ke tepi kelopak

mata dan lapisan air mata. Konsekuensi dari insufiensi lipid ini akan menyebabkan

meningkatnya evaporasi, bertambahnya osmolaritas air mata dan

berkurangnya break up time (BUT) lapisan air, ketidakstabilan lapisan air mata,

mata kering tipe pevoratif serta inflamasi dan kerusakan permukaan ocular

VI. Gejala Klinis

Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik

dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata. Blefaritis bisa

menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak

mataterasa gatal, panas dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak

mata dan beberapa helai bulu mata rontok. Mata menjadi merah, berair dan peka

terhadap cahaya terang. Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi

kelopak mata, jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur,

sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka
18

VII. Pemeriksaan Penunjang


a. Gonioskopi
b. Snellen Chart

VIII. Dasar Diagnosis


Diagnosis ditegakan atas dasar tiga gejala dasar yakni:
1. Mata perih dan bengkak pada palpebral inferior
2. Seperti ada yang mengganjal
3. Ditemukan pus pada kelenjar meibom
IX. Diagnosis Banding
Misdiagnosis dapat terjadi karena banyaknya variasi dari gejala dapat

menstimulasi penyakit lain:


1. Hordeolum
2. Kalazion
X. Pengobatan

Terapi Medikal

Tujuan dari terapi konservatif adalah

1. Meredakan nyeri
2. Menghilangkan pembekakan
3.

Profilaksis

dilakukan kompres hangat agar pus pecah atau dilakukan penekanan manual

kelenjar meibom untuk mengeluarkan nanah.


XI. Prognosis
prognosis sangat baik dan dapat hilang dengan terapi.
19

DAFTAR PUSTAKA

American Optometric Association.,2002. Quick Reference Guide Care Of The Patient With
Blepharitis. American Optometric Association • 243 N. Lindbergh Blvd. • St. Louis,
MO 6314. Accessed july 02, 2019

Eva,P.R.,Whitcher,J.P., 2009. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.Edisi ke-


17.Jakarta:EGC.hal 78-80.

Feder, Robert S, MD, chair et all. Blepharitis Limited Revision In Preferred Practice
Pattern. American Academy Opthalmology: 2011

Ilyas,S., 2017. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5.Jakarta: FKUI.hal 91 ̶ 100


20

Jackson,W.B., 2008. Blepharitis: Current Strategies for Diagnosis and Management.Can J


Ophthalmol. 2008 Apr;43(2):170-9. doi: 10.1139/i08-016. Avalaible
from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18347619. Accessed july 02,2019

Lindstrom, R.L., 2011. A CME Monograph Blepharitis 2010 Update on Research and
Management.Opthalmology Times.Avalaible
from:http://mededicus.com/downloads/Blepharitis-Update-on-Research-and-
Management.pdf. Accessed july 02, 2019

Nemet,A.Y.,Vinker,S.,Kaiserman,I.,2011.Associated Morbidity Of
Blepharitis.Ophthalmology. 2011 Jun;118(6):1062-8. doi:
10.1016/j.ophtha.2010.10.015. Epub 2011 Jan 26. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21276617. Accssed july 01, 2019

Sytarya Enus, Djungdjunan Ardy 2012 Disfungsi Kelenjar Meibom Sebagai Dasar
Syndrom mata kering: Celits Press.

Osaiyuwu,A.B., Ebeigbe,J.A., 2010. Clinical Findings And Management Of Chronic


Blepharitis In A 25-Year Old Female – A Case Report.Nigeria.University Of Benin,
Benin City. Avalaible from: www.pdffactory.com. Accessed july 01, 2019

Anda mungkin juga menyukai