Oleh :
Nisrina Fadhilaturrabani
NPM. 19360202
Pembimbing :
dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD, FINASIM
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis
Keluhan Utama
Nyeri uluhati 5 hari SMRS, demam, mual, muntah 2x sekitar 1
gelas aqua (±250 ml)
Keluhan Tambahan
Keluhan demam hilang timbul, tidak nafsu makan, perut
kembung, lemas, riwayat BAB cair ± sejak 2 bulan yang lalu
namun keluhan BAB cair hilang timbul (sudah berobat dan
minum obat diare, ketika obat habis diare kembali dirasakan).
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
– Tuberkulosis – Disentri
– Difteri – Hepatitis
– –
Batuk rejan Penyakit Jantung Koroner
– Campak – Hipotensi
- –
Influenza Sifilis
- Diabetes – Gonore
– Kholera – Hipertensi
– _
Penyakit prostat Ulkus ventrikulus
– –
Pneumonia Ulkus duodeni
– –
Pleuritis Gastritis
– –
Alergi Batu empedu
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
– – –
Kakek
– – –
Nenek
– – –
Ayah
_ – –
Ibu
_ – –
Saudara
– – –
Anak-anak
RIWAYAT KEBIASAAN
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 76 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 38,5ºC (per axilla)
Status Generalisata
KULIT
Warna : putih Efloresensi : Tidak ada
Jaringan parut: Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut: Normal Pembuluh darah: Normal
Suhu raba : Hangat Lembab/kering: Lembab
Keringat, umum :- Turgor :Normal
KELENJAR GETAH BENING
Submandibula: Tidak teraba Leher : Tidak teraba
Supraklavikula: Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba
Lipat paha : Tidak teraba
KEPALA
Ekspresi wajah: Normal Simetris muka : Simetris
Rambut: Normal
MATA
Eksolftalmus : Tidak ada Endoftalmus : Tidak ada
Kelopak : Normal Lensa : Normal
Konjungtiva :Normal Visus : Normal
Sklera : Normal Gerakan mata : Normal
Lap.penglihatan : Normal Tek.bola mata : Normal
Deviatio konjungtiva : Tidak ada Nistagmus : Tidak ada
TELINGA
Tuli : Tidak tuli Selaput pendengaran: Tidak diper iksa
Lubang: Normal Penyumbatan :Tidak ada
Serumen:Tidak diperiksa Perdarahan : Tidak ada
PARU
Depan Belakang
Kanan Simetris dalam statis dan
Inspeksi
Kiri dinamis
Kanan Vocal fremitus simetris kanan
Palpasi
Kiri dan kiri
Kanan Sonor Sonor
Perkusi
Kiri Sonor Sonor
Kanan Suara napas vesikuler
Auskult
Kiri Rh (-/-)
asi
Wh(-/-)
JANTUNG
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba
Perkusi : Kiri : atas, ics II linea parasternalis sinistra
Bawah, ics IV linea midclavikularis sinistra
Kanan : atas, ics II linea parasternalis dextra
Bawah, ics IV linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 normal, reguler; Murmur (+) gallop
(-)
ABDOMEN
Inspeksi : Dinding perut simetris dengan dinding dada, ascites (-),
distended (-), venektasi(-), caput medusa (-), ikterik (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal, bruit hepar (-),bruit epigastrium (-)
Palpasi : Nyeri tekan perut (+), nyeri tekan hepar (-), hepar tidak
teraba, limpa tidak teraba, nyeri ketok CVA (-) kanan/kiri.
Perkusi : timpani
EKSTREMITAS
Superior Inferior
Luka - -
Akral dingin - -
Oedem + +
Capillary Refill <2 detik <2 detik
KIMIA DARAH
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Natrium 142 135 – 145 nmol/l
2. Kalium 3,6 3,5 – 5,5 nmol/l
3. Chloride 110 96 – 106 nmol/l
Pemeriksaan Penunjang
ANALISA FAECES
Tanggal 21 Desember 2019
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Warna (makroskopis) coklat kehitaman
2. Konsistensi (makroskopis) Lembek
3. Bau (makroskopis) Khas
4. Lendir (makroskopis) Negatif
5. Darah (makroskopis) Negatif
6. Telur Cacing (mikroskopis) Tidak ditemukan
7. Amoeba (mikroskopis) Tidak ditemukan
8. Epitel (mikroskopis) Beberapa
9. Sisa makanan (mikroskopis) Banyak
10. Leukosit (mikroskopis) 4–5 1-2
11. Eritrosit (mikroskopis) 2–3 1-2
12. Lain-lain negatif
IMUNOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Tubex TF Positif (+ 6) 135 – 145 nmol/l
Resume
Diagnosa Banding
Kolitis Ulseratif
Crohn’s Disease
Penatalaksanaan Kasus (Rencana Pemecahan
Masalah)
IVFD RL XX tpm/makro
Inj. Ondansetron 3x1 ampul
Inj. Omeprazole 2x1 vial
Ceftriaxon 2x1 NaCl 100 cc
Paracetamol 3x1 tablet
Sukralfat 3x2 sendok
Lacbon 2x1 tablet
New diatabs 3x1 kapsul
Rencana Pemeriksaan
Tubex TF
FL
(LED) atau C-reactive protein (CRP)
p-ANCA dan ASCA
Pemeriksaan ekspresi Syndecan-1
pemeriksaan endoskopi
diikuti dengan pemeriksaan histopatologi
sediaan biopsi.
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Pengobatan Umum
Pemberian antibiotik misalnya metronidazole dosis
terbagi 1500 – 3000 mg per hari
Kortikosteroid
Obat golongan glukokortikoid masih merupakan obat pilihan untuk
IBD derajat sedang dan berat dalam fase peradangan aktif.
Pemilihan obat steroid konvensional, seperti prednison,
metilprednisolon ataupun steroid enema, masih menjadi primadona
karena harga yang murah dan ketersediaan yang luas. Dosis
umumnya adalah setara 40 – 60 mg prednison. Namun, jangan
dilupakan efek sistemik obat-obatan ini. Idealnya, dicapai kadar
steroid yang tinggi pada dinding usus namun dengan efek sistemik
yang rendah. Umumnya, preparat yang digunakan dewasa ini adalah
budesonid. Remisi biasanya tercapai dalam waktu 8 – 12 minggu
yang kemudian diikuti dengan penurunan dosis (tapering down)
yakni sekitar 10 mg per minggu hingga tercapai dosis 40 mg atau 5
mg per minggu hingga tercapai 20 mg. Kemudian dosis ditapering
off 2.5 mg per minggu.
PENATALAKSANAAN
Asam Aminosalisilat
Preparat 5-asam aminosalisilat (5-ASA) atau mesalazine saat ini
lebih disukai dari preparat sulfasalazin karena efek sampingnya
lebih kecil meski efektivitasnya relatif sama. Di Indonesia,
sulfasalazin dipasarkan dalam bentuk sediaan tablet 250 mg
dan 500 mg, enema 4 g/60 mL, serta supositoria 500 mg. Dosis
rerata untuk mencapai remisi adalah 2 – 4 gram per hari4 meski
ada kepustakaan yang menyebutkan penggunaan 5-ASA ini
minimal 3 gram per hari.1 Umumnya remisi tercapai dalam 16 –
24 minggu yang kemudian diikuti dengan dosis pemeliharaan.
Dosis pemeliharaan 1,5 – 3 gram per hari. Untuk kasus-kasus
usus bagian kiri atau distal, dapat diberikan mesalazin
supositoria atau enema, sedangkan untuk kasus berat, biasanya
tidak cukup hanya dengan menggunakan preparat 5-ASA.