Anda di halaman 1dari 3

FRAKTUR

Macam- macam fraktur


A. Menurut kekuatan trauma dan keadaan tulang (Mutaqqim, 2008)
 Fraktur traumatis : fraktur yang terjadi pada tulang normal.
 Fraktur patologis : fraktur pada tulang yang mengalami kelainan secara
menyeluruh atau lokal, contoh: proses degeneratif, tumor, infeksi.
B. Menurut lokalisasi dan kekuatan fraktur
 Fraktur direk: fraktur yang terjadi ditempat trauma
 Fraktur indirek: fraktur yang terjadi ditempat lain dari tempat trauma
misalnya: fraktur Collum femoris karena trauma pada trochanter.
C. Menurut hubungannya dengan dunia luar
 Fraktur terbuka: fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar
melalui suatu luka.
 Fraktur tertutup : fraktur yang tidak berhubungan dengan dunia luar.
D. Macam – macam fraktur menurut morfologi
 Bentuk dasar
i. Melintang
ii. Oblique
iii. Memanjang
iv. Spiral
 Bentuk kombinasi
o Fraktur T : gabungan memanjang dan melintang
o Fraktur Y: fraktur miring yang satu memanjang
o Fraktur komunitif
o Fisura: celah setipis rambut
o Infraksi: fraktur yang mengenai bagian tulang
o Greenstick fraktur/ fraktur superiostal
o Fraktur berbentuk lubang karena tembakan
o Epifisiolisis: fraktur tepat pada garis epifise
o Fraktur baji
o Fraktur segment
o Fraktur impaksi
E. Macam – macam fraktur menurut kejadiannya (Apley)
 Peristiwa trauma tunggal
 Tekanan yang berulang-ulang, misalnya pada tentara yang banyak berjalan
(March fraktur yaitu fraktur pada metatarsus II-III)
 Kelemahan yang abnormal pada tulang, misalnya : tumor tulang, proses
degeneratif, infeksi (Mutaqqim, 2008)

Tanda- tanda fraktur


Tanda pasti:
 Deformitas yang bukan pada sendi
 Krepitasi
 Gerakan abnormal
o Aktif: pasien di suruh menggerakan ekstremitas yang fraktur maka
fragmen distal akan tertinggal
o Pasif: fragmen distal fraktur digerakan oleh pemeriksa maka fragmen
proksimal fraktur akan tertinggal.
Tanda tidak pasti:
 Nyeri spontan
 Nyeri tekan sumbu
 Nyeri tarik sumbu
 Functio laesa
 Oedem
 Nyeri tekan sirkuler.

Prinsip terapi fraktur (3R)


1. Reposisi : yaitu fragmen fraktur dikembalikan keposisi seanatomis mungkin.
a. Terbuka
b. Tertutup
2. Retensi/immobilisasi : mempertahankan agar tulang yang mengalami fraktur tidak
berubah posisinya setelah direposisi.
a. Tertutup: gips (sirkuler dan spalk), verband
b. Operatif : K-nail, plate and screw, K-wire, fixatura externa
3. Rehabilitas: mengembalikan fungsi organ.

Terapi fraktur :
a. Fungsional, artinya membiarkan organ / ekstremitas yang terkena fraktur berfungsi
secara normal tanpa dilakukan intervensi terhadap fraktur tersebut seperti reduksi/
resposisi, penyembuhan berlangsung secara ilmiah. Pengobatan secara simtomatik,
seperti pemberian analgetik atau memberi penopang (misalkan mitela) sampai rasa
sakit hilang. Dilakukan pada fraktur yang stabil (Mutaqqim, 2008), contoh:
i. Fraktur collum femoris tipe pauwels 1
ii. Fraktur humerus subcapital
iii. Fraktur caput fibula
iv. Fraktur clavicula, costa
b. Konservasif: difiksasi dengan gips spall/ sirkuler dan traksi kulit (pada anak-anak)
dan skeletal ( balanced tractioa) contoh traksi kulit Bryant, Dunlop, Russel, dan Buck
c. Operatif, jenis-jenisnya:
i. Osteosintesa stabil terhadap beban
 Nail: prinsip penjepitan elastic dari suatu tenaga yang tidak menghambat,
sesuai sistim tabung dalam tabung, untuk fraktur batang femur, tibia yang
horizontal, sedikit miring, 1/3 tengah.
 Tension band wiring fixation/celage
 Total endprotesa
ii. Osteosintesa stabil terhadap gerakan :AO plate, K-nail
iii. Osteosintesa non stabil : screw-plate, rush pin

Komplikasi fraktur :
 Secara umum : shock (haemorrhagik/neurogenik), emboli lemak, tromboemboli,
pneumonia, decubitus
 Secara local: fraktur terbuka, fraktur luxatio, kerusakan sendi, kerusakan pembuluh
darah dan syaraf, atrofi otot, kekakuan dan gangguan sirkulasi ( dingin, cyanosis dan
oedem)
 Secara khusus:
o Volkman syndrome: ditemukan pada ekstremitas atas setelah cedera sekitar
siku/ lengan bawah. Yang terdiri dari : pain, pale, parestesi, paralise,
pulseness.
o Morbus suddeck/ suddeck post traumatic: efek simpatis distropik disertai
osteoporosis, biasanya pada bagian distal pada ekstremitas dengan gejala
klinik berupa pembengkakan, nyeri pada ujung ekstremitas, kaku sendi,
jaringan oedem, kulit lembab dan mengkilat, terjadi beberapa bulan setelah
fraktur. Terapi berupa pemanasan ( fisioterapi).

Sumber :
Solomon, L., Srimnivasan, H., Tuli, S., & Govender, S. (2010). Apley's system of
orthopaedics and fractures. London: Hodder Arnold.

Anda mungkin juga menyukai