Anda di halaman 1dari 60

Case

AC R O M I O C L AV I C U L A R
J O I N T D I S L O C AT I O N

Caesilia Khairunisa

Pe m b i m b i n g : d r . A r i e Z a k a r i a , S p . OT

K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U B E D A H
R U M A H S A K I T A N G K ATA N L A U T D R . M I N TO H A R D J O
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S T R I S A K T I
PERIODE 10 DESEMBER 2018 –15 FEBRUARI 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Dislokasi  cidera pada Dislokasi Terjadi karena trauma Tingkat kesembuhan
persendian yang mana acromioclavucular joint langsung  terjatuh kasus dislokasi
kepala tulang lepas atau kebanyakan terjadi pada tepat pada bahu dimana acromioclavicular  baik
bergeser dari usia 15 – 40 tahun. lengan dalam posisi jika ditangani dengan
mangkoknya. ekstensi. benar.
Cedera ini umumnya
Dislokasi lebih sering terjadi pada Besarnya gaya ketika Meremehkan tingkat
Acromioclavicular Joint laki-laki muda terjatuh menetukan keparahan cedera 
 dislokasi yang terjadi dibanding perempuan tingkat keparahan kecacatan lebih kronis,
pada sendi antara ujung dengan perbandingan cedera dan struktur risky bagi yang
distal clavicula dengan 5:1 hingga 10:1. yang terlibat mengandalkan bahu
acromion.
mereka sehari-hari.
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MAM
Jenis kelamin : Laki - laki
No. RM : 210975
Tempat, tanggal lahir : Demak, 4 Februari 1969
Umur : 49 Tahun 11 Bulan 13 Hari
Alamat : Perumahan Umum Pondok Makmur Blok A14
No. 12, RT 010 / RW 04, Gebang Raya Priuk,
Tangerang, Banten - 15132
Agama : Islam
Suku : Jawa
Kebangsaan : Indonesia
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Guru SD
Status Pasien : BPJS
Masuk RS : 22 Desember 2018
Keluar RS : 27 Desember 2018
DPJP : dr. Tjahja Nurrobi, Sp.OT (K) Hand
PRIMARY SURVEY
• Tidak terdapat sumbatan berupa sekret, darah ataupun benda asing dari hidung
Airway maupun mulut, gurgling (-).

• Terdapat pergerakan kedua dinding dada simetris, terdapat dan terdengar


hembusan udara dari kedua lubang hidung, frekuensi nafas = 19 x / menit,
Breathing saturasi O2 = 97%, pada auskultasi suara nafas vesikuler kedua lapang paru sama
tidak ada yang menurun + / +

• Capillary Refill Time < 2 detik, teraba nadi pada a. radialis dextra, nadi : 90x/
Circulation menit, tekanan darah : 130/80 mmHg

Disability • E4 M6 V5 GCS : 15, Pupil isokor

Exposure and avoidance • Luka lecet pada tangan kanan dan kaki kanan, bahu kanan bagian atas terdapat
luka lecet kecil. Bagian tubuh yang terdapat lecet tidak terbalut perban ataupun
of hypotermia kassa.
SECONDARY
SURVEY
PRIMARY SURVEY

Airway • Tidak terdapat sumbatan berupa sekret, darah ataupun benda asing dari hidung
maupun mulut, gurgling (-).

• Terdapat pergerakan kedua dinding dada simetris, terdapat dan terdengar

Breathing hembusan udara dari kedua lubang hidung, frekuensi nafas = 19 x / menit,
saturasi O2 = 97%, pada auskultasi suara nafas vesikuler kedua lapang paru sama
tidak ada yang menurun + / +

Circulation • Capillary Refill Time < 2 detik, teraba nadi pada a. radialis dextra, nadi : 90x/
menit, tekanan darah : 130/80 mmHg
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN
FISIK DAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ANAMNESIS

✣ Keluhan Utama
☞ Nyeri pada bahu kanan sejak 12 jam SMRS
ANAMNESIS
✣ Riwayat Penyakit Sekarang

☞ Pasien datang ke UGD RSAL Dr.Mintohardjo dengan keluhan nyeri pada bahu
kanan sejak 12 jam SMRS. Nyeri dirasakan pada bagian bahu kanan dan
sebagian lengan atas, tidak menjalar ke lengan bawah maupun telapak tangan
dan jari – jari tangan. Nyeri dirasakan terus menerus. Terdapat nyeri tekan pada
bahu kanan dan pergerakan terbatas. Nyeri semakin hebat bila lengan kanan
digerakkan kearah atas.
ANAMNESIS
✣ Riwayat Penyakit Sekarang

☞ Pasien mengatakan pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 06.30 WIB sedang
mengendarai motor menggunakan helm di daerah Green Lake Jakarta Barat menuju ke
tempat kerja. Ditengah perjalanan, dimana posisi pasien ada di kanan jalanan dengan
kondisi jalanan banyak lubang, terdapat mobil dari arah kiri pasien yang hendak belok
kearah kanan secara mendadak sehingga pasien kaget dan menghindar dari lubang lalu
jatuh kearah kanan. Pasien pun terbentur aspal pada bagian tubuh kanan, tangan dan
kaki kanan tertimpa motor dan pasien sedikit terseret kearah depan kurang lebih 1
meter karena kondisi mesin motor dalam keadaan hidup.
ANAMNESIS
✣ Riwayat Penyakit Sekarang

☞ Warga sekitar serta pengendara motor lainnya membantu mengevakuasi pasien ke


pinggir jalan. Saat ingin diantarkan ke fasilitas kesehatan oleh salah satu pengendara
motor lainnya, pasien menolak dan melanjutkan perjalanannya ke tempat kerja pasien.
Setelah pasien selesai bekerja, pukul 13.30 WIB pasien baru datang ke Rumah Sakit An –
Nisa untuk memeriksakan keadaannya. Lalu pasien pun di rujuk ke RSAL Dr.Mintohardjo
oleh pihak RS An – Nisa untuk ditindaklanjuti karena di fasilitas kesehatan tersebut tidak
lengkap. Keluarga pasien langsung membawa pasien ke RSAL Dr. Mintohardjo.
ANAMNESIS

✣ Riwayat Penyakit Sekarang

☞ Sesaat dan setelah kejadian kecelakaan lalu lintas pasien dalam keadaan sadar dan tidak
pingsan. Keluhan lain seperti nyeri kepala, pusing berputar, mual, muntah disangkal.
BAK dan BAB pasien tidak terdapat kelainan.
ANAMNESIS
✣ Riwayat Penyakit Dahulu
☞ Riwayat trauma akibat kecelakaan lalu lintas sebelum kejadian saat ini disangkal.
☞ Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, penyakit ginjal, asam urat, radang
sendi disangkal.
☞ Riwayat alergi obat, makanan dan lain- lain disangkal.

✣ Riwayat Penyakit Keluarga


☞ Riwayat keluhan yang sama pada keluarga pasien disangkal.
☞ Riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, penyakit ginjal, asam urat, radang
sendi pada keluarga disangkal.
☞ Riwayat alergi obat, makanan dan lain- lain pada keluarga disangkal.
ANAMNESIS
✣ Riwayat Pengobatan
☞ Pasien mengaku sudah diberikan obat anti nyeri yang diberikan dari RS An – Nisa
sebelum datang ke RSAL Dr. Mintohardjo

✣ Lingkungan dan Kebiasaan


☞ Sehari – harinya pasien bekerja sebagai Guru Matematika di SD Meruya Selatan,
Jakarta Barat.
☞ Pasien dirumah tinggal bersama istri dan ketiga anaknya.
☞ Sehari – hari pasien merokok.
☞ Riwayat konsumsi alkohol disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Compos mentis
Kesadaran
GCS: 15 (E4 M6 V5)
Kesan sakit Tampak sakit sedang
TD : 130/80 mmHg
HR : 90 x / menit
Tanda vital RR : 19 x / menit
S : 36,50C
SpO2 : 98%
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis

Kepala Normocephaly, rambut berwarna hitam, distribusi rambut merata

Wajah simetris, warna kulit sawo matang, tidak ada kelainan kulit bermakna, tidak terdapat kelainan
Wajah
bentuk

Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-), pupil bulat, isokor, refleks cahaya
Mata langsung dan tidak langsung +/+, ptosis (-), enfotalmus dan eksoftalmus (-), strabismus (-), nystagmus (-),
lapang pandang dalam batas normal, diplopia (-)

Bentuk hidung normal, deformitas (-), sumbatan (-), nafas cuping hidung (-), sekret (-), darah yang keluar
Hidung
dari hidung (-)

Daun telinga normotia, deformitas (-), simetris, benjolan (-), bengkak (-), dan hiperemis (-), nyeri tekan
Telinga
pada telinga (-), secret (-), darah yang keluar dari telinga (-). Tidak ada gangguan pendengaran.

Tidak terdapat gigi yang tanggal, tidak sianosis, gusi normal, lidah normoglosi, tonsil T1/T1, faring tidak
Mulut
hiperemis, bentuk bibir dalam batas normal.

Tidak terdapat jejas, memar (-), KGB dan tiroid tidak membesar dalam batas normal, JVP tidak mengalami
Leher
peningkatan ( 5+2 cm)
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Bentuk dinding dada:
• Efloresensi bermakna (-)
• Simetris kanan/kiri saat inspirasi maupun ekspirasi
• Retraksi sela iga (-)
• Iktus cordis tidak tampak
Palpasi
• Nyeri tekan (-)
• Gerak dinding dada simetris
Thoraks • Paru: vocal fremitus kanan/kiri sama kuat
• Jantung : ictus cordis teraba pada ICS IV 2 cm medial garis midclavikularis sinistra
Perkusi
• Sonor pada kedua lapang paru
• Batas paru-jantung kanan: ICS II- ICS III linea para sternalis dextra
• Batas paru-jantung kiri: ICS IV linea midclavikularis sinistra
• Batas paru atas –jantung: ICS II linea parasternalis sinisitra
Auskultasi
• Paru : suara napas vesikuler +/+,ronki -/-, wheezing -/-
• Jantung : S1=S2, irama regular , murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
• Jejas (-)
• Abdomen simetris, datar
• Efloresensi bermakna (-)
• Spider nevi (-)
• Smiling umbilicus (-)
Auskultasi
• Bising usus terdengar, 3x/menit
Abdomen • Venous Hum (-), Atrial Bruit (-)
Perkusi
• Timpani pada keempat kuadran abdomen
• Shifting dullness (-)
Palpasi
• Supel
• Massa (-)
• Nyeri tekan (-)
• Lien dan hepar tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi
• Tidak terdapat deformitas pada ekstremitas atas maupun
bawah
• Terdapat luka lecet pada ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas
• Palpasi
• Akral teraba hangat
• Oedem (-) pada kedua ekstremitas
• CTR <2s
PEMERIKSAAN FISIK
✣ Status Lokalis
Ekstremitas atas Ekstremitas bawah
Warna kulit sawo matang, tidak ada sianosis maupun
kemerahan, kulit tampak kering, oedem (+), tidak simetris,
Look deformitas (+), tidak terdapat luka robek, luka lecet (+) Simetris, oedem (-), haematom (-), deformitas (-), tidak terdapat

multiple pada regio antebrachii dextra bagian lateral dan scars, tidak terdapat luka robek, luka lecet (+) multiple pada
Look
single pada regio acromial medial, tidak terdapat scars. regio cruris dextra bagian lateral, warna kulit sawo matang dan
tidak ada sianosis pada ekstremitas bawah kanan dan kiri.
Kering, akral hangat, CRT < 2 detik, teraba nadi pada a.
radialis dextra dan sinistra, terdapat nyeri tekan pada bahu
kanan VAS 6.
Feel Pemeriksaan sensorik +/+
Kering, akral hangat, CRT < 2 detik, terabanadi pada a. dorsalis
Pemeriksaan kekuatan motorik 2222/ 5555
Feel pedis dan tidak teraba nyeri tekan, tidak teraba krepitasi.
Reflek fisiologis : biceps +2/+2, triceps +2/+2
Pemeriksaan sensorik +/+ , pemeriksaan kekuatan motorik 5/5
Reflek patologis : hoffmann - tromner -/-

Tidak dapat melakukan gerakan aktif gerakan flexi, extensi,


Move rotasi, abduksi, adduksi pada sendi bahu. Terdapat Tidak terdapat hambatan gerak aktif maupun pasif, tidak
Move
hambatan gerak pasif serta nyeri. terdengar krepitasi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
✣ Laboratorium
Parameter Hasil Satuan Rujukan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 15.4 g/dL 13 - 18
Eritrosit 5.48 x106/µl 4.5 – 6.5
Leukosit 8550 µl 4000 - 11000
Eosinofil 4 % 1–3
Basofil 0 % 0–1
Neutrofil Batang 0 % 2–6
Neutrofil Segmen 70 % 50 – 70
Limfosit 24 % 20 – 40
Monosit 2 % 2-6
Trombosit 197 x103/µl 150 – 450
Hematokrit 47 % 35 – 47
Masa 2.0 1–3
menit
pendarahan/BT
Masa 10.30 5 - 15
menit
pembekuan/CT
KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu 328 mg/dL < 180
Ureum 23 mg/dL 10 - 50
Creatinin 1.18 mg/dL < 1.3
SGOT 19 U/I < 35
PEMERIKSAAN PENUNJANG
✣ Radiologi

Foto Shoulder Joint Dextra AP


 Deskripsi :
• Acromio-clavicular joint melebar
• Glenohumeral baik
• Tidak tampak fraktur
• Tidak tampak lesi litik ataupun sklerotik
• Tidak tampak kalsifikasi jaringan lunak

 Kesan : Acromio-clavicular joint melebar


DIAGNOSIS

Acromio-clavicular joint dislocation dextra


TATALAKSANA

Rencana OP  Selasa, 25
Desember 2018
• Konsultasi Spesialis Jantung
IVFD Ringer Lactate 20 tpm Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
dan Anestesi
• Inj antibiotik pre op  Inj.
Ceftriaxone 1 x 2 gram
PROGNOSIS

Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
S-O-A-P (23 Oktober 2018)
Pasien mengeluh nyeri pada bahu kanan (+) VAS 4, gerak
S
terbatas pada tangan kanan. Lemas (+). BAK dan BAB dbn.
O: Compos mentis
TD : 110/80 mmHg HR : 80 x/menit SpO2 : 98%
O T : 36,3˚C RR : 20 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: oedem (+), deformitas (+), nyeri tekan (+)
A Acromio-clavicular joint dislocation dextra

 IVFD Ringer Lactate 20 tpm


 Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
P  Rencana OP  Selasa, 25 Desember 2018
o Konsultasi Spesialis Jantung dan Anestesi
o Inj antibiotik pre op  Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gram
FOLLOW UP
S-O-A-P (24 Oktober 2018)

Pasien mengeluh nyeri pada bahu kanan (+) VAS 4, gerak


S
terbatas pada tangan kanan. Lemas (-). BAK dan BAB dbn.
O: Compos mentis
TD : 120/80 mmHg HR : 88 x/menit SpO2 : 99%
O T : 36.5˚C RR : 19 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: oedem (+), deformitas (+), nyeri tekan (+)
A Acromio-clavicular joint dislocation dextra
 IVFD Ringer Lactate 20 tpm
 Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
P  Rencana OP  Selasa, 25 Desember 2018 pukul 11.00
o Inj antibiotik pre op  Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gram
o Puasa 6 jam sebelum operasi
FOLLOW UP
S-O-A-P (25 Oktober 2018)

Pasien mengeluh nyeri pada bahu kanan (+) VAS 3. BAK


S
dan BAB dbn.

O: Compos mentis
TD : 130/80 mmHg HR : 90 x/menit SpO2 : 97%
O T : 36.4˚C RR : 20 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: oedem (+), deformitas (+), nyeri tekan (+)

A Acromio-clavicular joint dislocation dextra

 IVFD Ringer Lactate 20 tpm


 Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
P
 Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gram
 Puasa 6 jam sebelum operasi
FOLLOW UP
S-O-A-P (26 Oktober 2018)

Pasien mengeluh nyeri bekas operasi pada bahu kanan (+)


S
VAS 3. Lemas (+). BAK dan BAB dbn.
O: Compos mentis
TD : 120/80 mmHg HR :89 x/menit SpO2 : 99%
O T : 36.4˚C RR : 18 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: terbalut elastic bandage (+), rembesan (-)
A POD I Post ORIF Acromio-clavicular disruption dextra
 IVFD Ringer Lactate 20 tpm
 Inj. Ketorolac 3 x 30 mg
P
 Bedrest 24 jam post op
 GV tiap 2 hari
FOLLOW UP
S-O-A-P (27 Oktober 2018)
Pasien mengeluh nyeri bekas operasi pada bahu kanan (+) VAS 1. BAK
S
dan BAB dbn.
O: Compos mentis
TD : 120/80 mmHg HR :84 x/menit SpO2 : 99%
O T : 36.6˚C RR : 18 x/menit
Status Generalis :dalam batas normal
Status Lokalis: terbalut elastic bandage (+), rembesan (-)
A POD II Post ORIF Acromio-clavicular disruption dextra
 Rencana perawatan dirumah (Boleh Pulang)
 Kontrol ke Poliklinik Orthopedi 1 minggu kemudian
 R/Cefixime 200 mg tab No.XV
S 2 dd tabI
P
 R/Na Diclofenac 50 mg tab No.XV
S 2 dd tabI
 R/Neurodex tab No.XV
S 2 dd tabI
LAPORAN OPERASI
Tanggal 25 Desember 2018
 Jam mulai/jam selesai /lama operasi : 12.00/13.00/ 60 menit
 Diagnosis Pre Operasi :Acromioclavicular Joint Dislocation Dextra
 Tindakan Pembedahan : ORIF
 Diagnosis Post Operasi : Acromioclavicular Joint Disruption Dextra
 Laporan Operasi :
Pasien berbaring terlentang dalam anestesi umum.
Asepsis dan antisepsis daerah operasidan sekitarnya.
Insisi diatas clavicula.
Dibuka lapis demi lapis.
Didapatkan Acromioclavicular Joint Disruption.
Dipasang ORIF.
Jahit lapis demi lapis.
Kulit dijahit subkutikuler.
Tindakan selesai.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ANATOMI TULANG

 Komponen tulang pada fungsional shoulder girdle yaitu thorax vertebra atas, tulang rusuk pertama dan kedua, manubrium,
skapula, klavikula dan humerus. Khusus untuk komponen sendi akromioklavikular, sendi ini terbentuk dari tulang akromion,
yang merupakan bagian dari skapula dan klavikula.

 Clavicula berbentuk S, bagian sepertiga lateralnya berbentuk konkaf pada sisi anterior. Hal ini memungkinkan gerakan
tambahan pada saat elevasi pada tangan.
ANATOMI SENDI

Permukaan persendian clavicula adalah konveks.

Permukaan persendian konkaf pada prosseus akromion


menghadap medial dan terkadang secara anteroposterior.

Ketika berorientasi dengan cara didapatnya tekanan kuat 


menyebabkan clavicula mengendalikan akromion secara
berlebihan.

Sendi inijuga merupakan sendi sinovial, tetapi mempunyai


susunan planar.

Kedua sisi pada permukaan sendi dilapisi oleh fibrocartilage


dan sendi melengkung secara inferomedial, menyebabkan
ujung lateral klavikula agak menggeser akromion
ANATOMI LIGAMEN

Ligamen besar pada sendi akromioklavikula yaitu ligamen akromioklavikula superior, ligamen akromioklavikular
inferior dan ligamen coracoklavikula.
Ligamen trapezoid terbentang horisontal pada bidang frontal.
Ligamen conoid di berhubungan secara vertikal, pada pertengahan ligamen trapezoid, dan memutar.
ANATOMI BURSA

Bursa Subakromial / Subdeltoid


•Memperpanjang tendon supraspinatus
dan perut otot distal dibawah
akromion dan otot deltoid.

Bursa Subskapular
•Terbentang pada kapsul sendi anterior
dan dibawah otot subskapularis.
ANATOMI OTOT
Deltoid  mengelili kontur shoulder & berbentuk triangular
• Berorigo dari klavikula, akromion & spina skapula
• Berinsersio pada aspek anterolateral humerus
• Anterior –> fleksor kuat & internal rotator pada humerus
• Middle  abduktor
• Posterior  ekstensor & eksternal rotator

Pectoralis major terletak diatas dinding dada anterior dan


mempunya dua bagian
• klavikula berorigo dari sisi klavikula
• Bagian sternokosta berorigo dari sternum, manubrium dan kartilago kosta atas

Pectoralis minor terletak didalam pectoralis major


• Fungsinya sama penting dengan stabilisasi skapula
FISIOLOGI
BIOMEKANIK

Osteokinematika
•Acromioclavicular joint memberikan kontribusi pada :
• Gerakan elevasi  scapula bergerak ke atas sejajar vertebra, dapat dilakukan
dengan mengangkat bahu ke atas.
• Gerakan depresi  kembalinya bahu dari posisi elevasi, yaitu gerakan vertikal
disertai tilting atau pergeseran.
• Gerakan protraksi  gerakan ke lateral skapula menjauhi vertebra, gerakan ini
dapat terjadi ketika bahu melakukan gerakan mendorong ke depan.
• Retraksi  gerakan skapula ke arah medial yang dapat dilakukan dengan
menarik bahu ke belakang.
BIOMEKANIK
Arthrokinematika
• Scapula begerak  permukaan acromion akan menggelincir dalam arah yang
sama dengan arah gerak scapula
• Permukaan clavicula akan menggelincir ke arah berlawanan dengan gerakan
scapula
• Permukaan sendi bagian acromion konkaf dan permukaan sendi bagian distal
clavicula konveks.
Arah
Arah gelinciran
Gerakan gelinciran
scapula/acomion
clavicula
Elevasi Superior Inferior
Depresi Inferior Superior
Protraksi Posterior Anterior
Retraksi Anterior Posterior
Rotasi Spin Spin
ACROMIOCLAVICULAR
JOINT DISLOCATION
DEFINISI

• Cidera pada persendian yang mana kepala tulang lepas atau bergeser dari mangkoknya.
• Faktor yang meningkatkan resiko dislokasi :

Dislokasi • Ligamen-ligamennya yang kendor akibat pernah mengalami cedera


• Kekuatan otot yang menurun
• Factor eksternal yang berupa tekanan energi dari luar yang melebihi ketahanan alamiah
jaringan dalam tubuh

Dislokasi
Acromioclavicular • Dislokasi yang terjadi pada sendi antara ujung distal clavicula dengan acromion.
• Dapat terjadi karena adanya ruptur ligamen acromioclavicular dan ligamen coracoclavicular

Joint
EPIDEMIOLOGI

Sering terjadi pada

• Mewakili sekitar 40% dari


cedera bahu pada atlit.
• Cedera ini sering terjadi pada
aktivitas olahraga

Insidensi Ditemukan Kasus


• Kisaran 15 – 40 tahun
• Aktivitas olah raga dan
kecelakaan lalu lintas
• Sering terjadi pada laki-laki >
perempuan 5:1
ETIOLOGI

Trauma Trauma tidak Trauma


Faktor Patologis
Langsung langsung Berulang
• Terjatuh pada • Jatuh pada • Penanganan • Tumor
bahu saat posisi yang kurang • Arthritis
posisi lengan tertekuk baik akan • DCO (Distal
ekstensi (elbow menyebabkan Clavicula
flexion) dislokasi Osteolysis)
• Jatuh berulang
terentang • Dapat
(shoulder meningkatkan
abduction) keparahan
dari dislokasi
sebelumnya
KLASIFIKASI
Tipe 1 • Ligamen acromioclavicular terjadi stretch  ketegangan  ruptur
parsial

Tipe 2 • Ligamen acromioclavicular  ruptur total


• Ligamen coracoclavicular  ruptur parsial

• Ligamen acromioclavicular dan ligamen coracoclavicular  ruptur


Tipe 3 total
• Tulang Clavicula terangkat keatas

Tipe 4 • Ligamen acromioclavicular dan coracoclavicular  ruptur total


• Tulang clavicula terdorong ke posterior

Tipe 5 • Ligamen acromioclavicular dan coracoclavicular  ruptur total


• Tulang clavicula  tidak stabil

• Ligamen acromioclavicular dan coracoclavicular  ruptur total


Tipe 6 • Tulang clavicula masuk diantara kepala humerus, tendon otot biceps
dan coracobrachialis
KLASIFIKASI
AC CC Joint
Type m.Deltoid m.Trapezius Keterangan
ligament ligament capsule

I Mild sprain intact intact intact intact Tidak ada pergeseran clavicula dengan acromion

Minimally Minimally Ada pergeseran dimana clavicla tidak melebuhi puncak


II ruptured sprain ruptured
detached detached acromion
Ada pergeseran clavicula lebih tinggi dari puncak
III ruptured ruptured ruptured detached detached acromin tapi jarak CC joint kurang dari dua kali yang
normal.

IV ruptured ruptured ruptured detached detached Clavicula ke posisi posterior mencederai m.Trapezius

Pergeseran clavicula ke atas lebih tinggi dari puncak


V ruptured ruptured ruptured detached detached acromin tapi jarak CC joint lebih dari dua kali yang
normal.

Clavicula ke posisi inferior diantara m.Coracobrachialis


VI ruptured ruptured ruptured detached detached
dan tendon m.Biceps
PATOFISIOLOGI

Gaya mendorong
Jatuh dengan
Trauma bahu ke arah
bahu anterior
posterior

Ligamen Clavicula tetap


Ruptur ligamen acromioclavicular berada di posisi
tertarik anatomi
DIAGNOSIS - ANAMNESIS

Nyeri bahi bagian atas (sendi acromioclavicular)

Oedema

Ada tonjolan di atas bahu

Memar
DIAGNOSIS - PEMERIKSAAN FISIK

Nyeri tekan saat


dilakukan palpasi Deformitas
bagian atas bahu

Range of motion
terbatas
DIAGNOSIS - PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium Radiologis

Sesuai
Darah Rutin dengan
keluhan

Foto Rontgen
Shoulder
Joint AP
TATALAKSANA

• Imobilisasi dengan arm sling


• Istirahatkan
Non - Operatif • Kompres es
• Terapi Fisik

• Rekonstruksi ligamen dengan cangkok


Operatif jaringan lunak
• Fiksasi
DIAGNOSIS BANDING

Fraktur
Fraktur Distal
Processus
Clavicula
Coracoideus
PROGNOSIS

Pulih

Tipe I dan II
Sebagian besar akut,
mereda 7 - 10 hari
Ditangani dengan benar

Tingkat Kesembuhan
Deformitas yang parah

Tipe III - VI Nyeri leher saat traksi

Penurunan signifikan
kekuatan abduksi
horizontal
BAB IV
ANALISA KASUS
Teori Kasus
Anamnesis

OS mengeluh nyeri pada bahu kanan sejak 12 jam SMRS. Nyeri dirasakan pada
 Nyeri bahu bagian atas sendi acromioclavicular
bagian bahu kanan dan sebagian lengan atas, tidak menjalar ke lengan bawah
 Oedema
maupun telapak tangan dan jari – jari tangan. Nyeri dirasakan terus menerus.
 Memar
Terdapat nyeri tekan pada bahu kanan dan pergerakan terbatas. Nyeri semakin
 Adanya tonjolan dibagian atas bahu
hebat bila lengan kanan digerakkan kearah atas.

Pemeriksaan Fisik

Status lokalis pada ekstremitas atas dimulai dari :


Look : warna kulit sawo matang, oedem (+), tidak simetris, deformitas (+), luka
lecet (+) multiple pada regio antebrachii dextra bagian lateral dan single pada
regio acromial medial.
 Nyeri tekan saat di palpasi bagian atas bahu,
Feel : kering, akral hangat, CRT < 2 detik, teraba nadi pada a. radialis dextra dan
 Deformitas
sinistra, terdapat nyeri tekan pada bahu kanan, pemeriksaan sensorik +/+,
 Range of motion terbatas
pemeriksaan kekuatan motorik 2222/ 5555, reflek fisiologis : biceps +2/+2,
triceps +1/+1, reflek patologis : hoffmann -/-, tromner -/-
Move : tidak dapat melakukan gerakan aktif gerakan flexi, extensi, rotasi,
abduksi, adduksi pada sendi bahu. Terdapat hambatan gerak pasif serta nyeri.
Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan darah didapatkan:


Hemoglobin : 15,4 g/dl
Leukosit:8.500 /mm3
Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan radiologi Trombosit:197.000 /uL
Hematokrit : 47
Pada pemeriksaan radiologi didapatkan kesan Acromio-clavicular joint
melebar.

Tatalaksana
Penanganan pada pasien Acromioclavicular Joint Dislocation dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
- Non-operatif
 P–R–I–C–E Operatif ORIF
- Operatif
 ORIF
 Rekonstruksi ligamen
T H A N K YO U

Anda mungkin juga menyukai