Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN
I.

Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)

: Tn H

2. Usia

: 37 tahun

3. Alamat dan telepon

: Gg. Majelis talim No.8 RT 01 RW 07


Kelurahan Ratu Jaya Kota Depok

4. Agama

: Islam

5. Pekerjaan kepala keluarga

a. PNS/BUMN/TNI/Polri
b. Karyawan Swasta
c. Petani
d. Buruh
e. Wir
6. Pendidikan kepala keluarga :
a. SD tidak tamat
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Akademi/PT
7. Komposisi keluarga dan genogram
Komposisi keluarga
No Nama
1 Ny. W

Jenis kelamin
P

Hub dg KK
Istri

umur
35 tahun

Pendidikan
SD

Pekerjaan
IRT

Ny. A

Mertua

58 tahun

IRT

An. R

Anak

16 tahun

SMA

An. F

Anak

11 thn

SD

An. Fa

Anak

10 tahun

SD

An. N

Anak

9 tahun

SD

Genogram

8. Tipe keluarga :
a. Inti (nuclear)
b. Besar (extended)
c. Campuran (Blended)
d. Ayah/Ibu + anak (single parent)
e. Dewasa sendiri (single adult)
f. Lansia
g. Lain-lain, sebutkan ...........................
9. Suku bangsa :
a. Sunda
b. Jawa
c. lain-lain, sebutkan Betawi
10. Agama :
a. Islam
b. Protestan
c. Katholik
d. Hindu
e. Budha
11. Status sosial ekonomi keluarga :
a.

Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS)

b.

KS I

c.

KS II

d.

KS III

e.

KS III Plus

12. Aktifitas rekreasi keluarga : keluarga jarang melakukan bepergian keluar


hanya untuk berekreasi. Keluarga memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah
untuk rekreasi seperti menonton televisi, kadang-kadang mendengarkan
radio.

Menurut

keluarga

penting

untuk

melakukan

rekreasi

untuk

menghilangkan kejenuhan atau stress


II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
13. Tahap perkembangan keluarga saat ini
a. Keluarga pemula
b. Keluarga mengasuh anak
c. Keluarga dengan anak usia prasekolah
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
e. Keluarga dengan anak remaja
f. Keluarga dengan anak dewasa
g. Keluarga usia pertengahan
h. Keluarga usia lanjut
14. Tahap

perkembangan

perkembangan

keluarga

keluarga

yang

Tn.

ada

belum
yang

terpenuhi
belum

Tahapan

terpenuhi

yaitu

pendampingan belajar pada anak-anak kurang, karena menganggap anakanaknya sudah bisa belajar sendiri terutama yang SD, disamping itu
kebutuhan perawatan kesehatan yang terkait dengan pencegahan dan
promosi kurang, karena mengganggap tidak ada masalah kesehatan jika
anggota keluarga nya tidak sakit. Contohnya masalah kesehatan gigi pada
anak
15. Riwayat kesehatan keluarga inti : Bp. H dan Ibu W. berasal dari suku yang
berbeda yaitu Sunda dan Betawi, mereka diperkenalkan oleh saudaranya dan
sempat berkenalan selama 3 bulan, kemudian memutuskan untuk menikah.
Selama pernikahan sampai saat ini tidak ada masalah kesehatan yang
menonjol. Dua (2) tahun yang lalu Tn. H dikeluarkan dari perusahan tempat
dia bekerja, kemudian memulai usaha dibengkel bersama teman. Selama
dua tahun keluarga sangat merasakan beban ekonomi yang semakin berat,
apalagi kebutuhan sekolah anak semakin tinggi.

III. Pengkajian lingkungan


16. Karakteristik rumah
Keadaan Rumah keluarga Tn M mempunyai ukuran 5 x 6 meter. Bentuk
rumah permanen, terdiri dari teras depan, 2 kamar tidur, 1 ruang tamu +
ruang keluarga, 1 ruang dapur dan WC. Keadaan lantai terbuat dari keramik
berwarna putih dengan keadaan tidak licin dan terlihat bersih. Ventilasi cukup
dan > 20 % dari luas lantai. Ventilasi berasal dari jendela yang dapat ditutup
dan dibuka sesuai dengan kebutuhan. Penerangan rumah Keluarga Tn. H
cukup, pada siang hari terkena sinar matahari dan pada malam hari lampu
terang. Terdapat kebun didepan rumah yang ditanami tanaman pisang dan
ketela pohon, tapi milik orang lain. Lantai teras rumah di semen, tapi sudah
mulai terkelupas dan tampak kurang rapi.. Terdapat tumbuhan hijau di depan
rumah. Keluarga, Ny. W selalu menggunakan sumber air yang berasal dari
sumur gali, kondisi air memenuhi syarat kesehatan seperti tidak berasa, tidak
berbau dan tidak berwarna. Pembuangan kotoran disalurkan melalui selokan
terbuka yang berada disamping rumah. Kondisi jamban tipe leher angsa
artinya jamban yang digunakan posisi jongkok, keadaan cukup tertata dan
bersih, alat-alat untuk membersihkan lantai di jamban terbatas, tetapi lantai
dijamban tidak licin. Pengolahan sampah Keluarga Tn. H adalah membuang
sampah ke samping rumah dan dibakar.
Denah :
II
U

III
IV

6m

Keterangan
I
: Teras
II
: Kamar
III
: Kamar
IV
: R. Tengah + Keluarga
T
V
: Dapur + WC

S
V
5m
17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Lingkungan luar rumah tampak kotor, sampah berserakan di pekarangan
depan rumah, lingkungan sempit, akses jalan menuju rumah juga masuk
gang sempit, termasuk tipe Desa meskipun secara administratif termasuk

kelurahan, perkampungan, jalan besar di sekitar lingkungan sudah diaspal,


pembuangan sampah rata-rata dibakar, pembuangan limbah air ke
sungai/selokan, tetangga kebanyakan berasal dari suku Jawa dan Betawi,
akses ke warung/pertokoan dan sekolah dasar dekat, akses ke Puskesmas
jauh, akses transportasi umum jauh dan menggunakan ojek jika mau ke jalan
raya. Rata-rata penduduk terdiri dari anak-anak , keluarga lansia dan
dewasa. Jarak antara rumah Ny. A dengan tetangga saling berdekatan karena
termasuk rumah petak berjajar. Hubungan dengan tetangga baik terbukti
dengan Ny. W selalu menyapa tetangganya jika keluar rumah.
18. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga Ny. W termasuk asli penduduk Ratu Jaya sehingga 35 tahun
tinggal di wilayah tersebut. Perjalan yang pernah dilakukan kadang ke Bogor
ke rumah saudaranya, dan sekitar Depok ke rumah saudaranya. Selama ini
tidak berpindah-pindah rumah sejak memiliki rumah tersebut karena
merupakan penduduk asli di Ratu Jaya.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga tidak mengikuti kegiatan di lingkungan rumah karena Tn. H pulang
kerja malam hari dan bekerja setiap hari sehingga tidak sempat ikut acara
talim laki-laki, sedangkan Ny. W tidak ikut kegiatan talim perempuan karena
bikin repot karena ada arisannya, tidak ada uang untuk membayarnya.
Sebenarnya keluarga ingin sekali ikut terlbat dalam kegiatan masyarakat
untuk menambah keakraban dan wawasan. Selama ini keluarga tidak
menganggap menjadi masalah tidak ikut kegiatan di masyarakat.
IV. Struktur keluarga
20. Sistim pendukung keluarga :
Ny.W mengatakan dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga lebih
banyak dipecahkan sendiri dengan cara musyawarah dengan suami,
dukungan dari kelurga besar kurang, dan juga dari saudara juga kurang
kurang karena sudah berkelurga dan mempunyai kebutuhan sendiri-sendiri.
Dukungan sosial juga kurang karena jarang ikut kegiatan masyarakat.
Contohnya jika ada anggota keluarga yang sakit kader tidak pernah dating,
tetangga juga tidak ada yang menjenguk/ berkunjung. Ny. W tidak memiliki
jamkesmas. Kegiatan posbindu jarang mengikuti, khusunya oleh nenek.

21. Pola komunikasi keluarga :


Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa Indonesia yang
bercampur dengan dialek Betawi, kelurga banyak menggunakan bahasa
verbal untuk mengekspresikan maksudnya, tetap juga mengunakan non
verbal dengan diam dan pukulan tangan jika menyampaikan kesalahan/
larangan pada anak. Keluarga mengatakan Pola Komunikasi Keluarga Ny. W
terbuka dengan keluarga terbukti jika ada masalah di anggota keluarga selalu
diselesaikan dengan jalan musyawarah. Waktu yang digunakan lebih banyak
malam hari dan pagi hari sebelum berangkat kerja, semua anggota kelurga
dapat menerima dengan jelas komunikasi dalam kelurga terbukti semua
anggota keluarga patuh terhadap tugasnya masing-masing
22.

Struktur kekuatan keluarga :


pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan oleh Ny. W terkait dengan
kebutuhan rumah tangga (sekolah anak, masakan, membayar listrik, saku
anak, dan mendampingi anak) dan suami lebih banyak berperan dalam
mencari nafkah, meskipun begitu dalam mengambil keputusan yang sangat
penting suami selalu dilibatkan seperti pembelian alat elektronik.

23. Struktur peran :


Tn. H berperan sebagai pelindung dan mencari nafkah, Ibu W. sebagai IRT
(mengurus kebutuhan dan mendidik anak-anak), anak-anak berperan
menuntut ilmu dengan sekolah sesuai dengan jenjang usia, disamping itu
juga berperan membantu Ibu untuk menyapu, memasak. Peran dimasyarakat
kurang karena merasa minder dengan tingkat ekonominya yang rendah dan
merasa bodoh hanya dengan tamatan SD. Jika ada anggota yang sakit ibu
lebih banyak berperan sebagai perawat
24. Nilai atau norma keluarga :
Nilai dan Norma yang ditanamkan dalam kelurga adalah kepatuhan terhadap
orang tua (tidak boleh melawan perkataan dan perintah orang tua), jika
bepergian harus ijin dan mengucapkan salam. Norma agama kurang
ditanamkam pada anggota keluarga seperti ketaatan untuk sholat pada anakanak, serta dorongan untuk pendampingan belajar kurang, contohnya anakanak menyiapkan buku pelajran sendiri sebelum berangkat dan tidak pernah
menanyakan apakah ada PR atau ujian

V. Fungsi keluarga
25. Fungsi afektif :
Hubungan keluarga harmonis, belum pernah terjadi pertengkaran besar,
anak-anak dekat dengan orang tua, begitu juga kakak dengan adik-adiknya
saling menyayangi, seperti jika ada pelajaran yang tidak bisa biasanya
kakanya yang pertama membantu, meskipun begitu kadang terjadi saling iri
diantara anaknya yang nomor 2 sampai 4 karena usia mereka yang terpaut 1
tahun. Saling membantu, perbedaan kurang bisa diterima dalam keluraga,
anggota keluarga saling mengenal kareakter dari masing-masing anggota
keluarga yang lain
26. Fungsi sosialisasi :
Keluarga mengajarkan dalam kehidupan sehari-hari melakukan kebaikan dan
akrab dengan yang lainnya. Memberikan kebebasan untuk bermain, control
perilaku sopan santun sangat ketat dalam keluarga, saling memberi dan
menerima kasih sayang, anak-anak lebih banyak belajar sendiri sosialisasi
dengan teman-teman disekolah dan teman bermain
27. Fungsi perawatan kesehatan :
1.

Pengetahuan keluarga tentang sehat sakit


Pada saat dikaji keluarga mengatakan bahwa sehat adalah badan tidak
ada keluhan. sebaliknya sakit merupakan orang yang mempunyai keluhan
dibadannya. Usaha pencegahan dan promosi kesehatan tidak menjadi
prioritas dalam keluarga, contohnya adanya karies gigi pada anak
keluarga mengagngap bukan masalah kesehatan dan usaha untuk
mencegah juga tidak dilakukan.

2.

Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas


kesehatan keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan kurang mengetahui tentang pengertian,tanda,
gejala, penyebab karies gigi, cara melakukan pencegahan dan
perawatan serta cara gosok gigi dan perilaku yang benar dalam
menjaga kesehatan gigi khususnya pada anak-anak. Serta susah
makan akibat sakit gigi yang bisa menyebabkan gizi kurang.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Pada saat pengkajian keluarga belum mampu mengambil keputusan


terbukti dengan tidak adanya sikap yang diambil terkait dengan
masalah gigi yang dialami oleh An. N dan An. F. disamping itu keluarga
tidak mampu mengambil keputusan terkait dengan usaha pencegahan
dan peningkatan kesehatan gigi, terbukti dengan kejadian karies gigi
pada anak-anaknya. Keluarga sudah membiasakan gosok gigi pada
anggota keluarganya, tetapi masalah dalam cara menggosok, waktu,
dan pemeliharaan.
c. Kemampuan keluarga merawat
Pada saat dikaji keluarga mengatakan

tahu kalau kedua anaknya

mempunyai karies gigi, tetapi tidak tahu bagaimana cara melakukan


perawatan. Keluarga hanya menyuruh anak-anaknya menggosok gigi
2 kali per hari bersama dengan waktu mandi. Keluarga mengatakan
jika sakit giginya kambuh hanya diberikan obat anti nyeri saja di toko/
warung dengan cara digerus/ dihaluskan dan dimasukkan dalam gigi
yang lubang.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Pada saat dikaji lingkungan rumah Tn. H cukup bersih dan tata letak
barang-barang serta sarana rumah tangga terlihat kurang rapi.
Keluarga mengatakan anggota keluarga mempunyai sikat gigi sendirisendiri dan menaruh sikat giginya dengan cara berdiri. Di rumah tidak
terdapat

wastafle,

jika

gosok

gigi

dikamar

mandi

dengan

menggunakan gayung untuk mengambil air kumur.


e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Pada saat dikaji keluarga belum dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan secara optimal terbukti dengan An. N dan An. F tidak
pernah

dibawa

ke

Puskesmas

atau

dokter

gigi

dan

hanya

memanfaatkan obat toko/ warung. Anak N mengatakan takut disuntik


jika periksa ke dokter gigi.
28. Fungsi reproduksi :
Ny. W saat ini menggunakan kontrasepsi suntik, sebelumnya tidak pernah
menggunakan kontrasepsi dan sudah berjalan 4 tahun, keluarga mengatakan
sudah cukup mempunyai empat anak karena sudah merasa capek merawat

anak dan masalah biaya yang semakin tinggi dirasakan. Hubungan suamiistri tidak ada masalah.
29. Fungsi ekonomi :
Penghasilan keluarga Tn. H kurang dari Rp. 900.000, per bulan. Penghasilan
ini digunakan untuk makan sehari-hari, saku sekolah anak. Dari penghasilan
suami tidak sempat di tabung.
VI. Stress dan koping keluarga
30. Stressor jangka pendek dan panjang :
Stressor yang dialami adalah masalah keuangan, kebutuhan yang terus
meningkat sementara penghasilan suami menurun, terutama jika waktunya
membayar biaya pendidikan anak-anaknya yang sekolah secara bersamaan.
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga Ny. W menghadapi masalah

dengan kesabaran dan selalu

berhemat dan menggunakan sesuai dengan keperluan.


32. Strategi koping yang digunakan :
Menghadapi masalah keluarga lebih banyak pasrah (pasif) karena menggap
itu adalah hal biasa bagi orang-orang tidak mampu, yang bisa dilakukan
adalah mengelola pendapatan suami sesuai dengan realita yang ada.
33. Strategi adaptasi disfungsional :
Keluarga tidak banyak berbuat dengan keterbatasan keuangan dan hanya
mengandalkan pendapatan suami.
VII. Pemeriksaan fisik
Nama
Ibu. A

Hasil Pemeriksaan Fisik


TD: 140/80 MmHg, N: 87x/menit, RR: 20x/menit, KU :
baik, rambut bersih, warna mulai memutih, mudah rontok,
bersih, tampak rapi, penglihatan mulai menurun jika
melihat jarak dekat, secret telingan bersih, secret hidung
bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi sudah
banyak yang tanggal dan tinggal sebagain gigi seri dan
graham, caries gigi tidak ada, mulut tidak bau, bentuk
dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak
ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka

pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada dan terasa
hangat.
Tn. H

TD: 120/80 Mm Hg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, KU :


baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok,
bersih, tampak rapi, penglihatan mulai menurun jika
melihat jarak dekat, secret telingan bersih, secret hidung
bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, gigi masih
utuh, caries gigi tidak ada, mulut bau rokok, bentuk dada
normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada
massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka
pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada dan terasa
hangat.

Ibu W

TD: 110/70 Mm Hg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, KU :


baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok,
bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret
telingan

bersih,

secret

hidung

bersih,

tidak

ada

pembesaran vena jugularis, gigi masih utuh, caries gigi


tidak ada, mulut tidak bau, bentuk dada normal, tidak ada
wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen,
ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada,
jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.
An. R

TD: 120/70 Mm Hg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, KU :


baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok,
bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret
telingan

bersih,

secret

hidung

bersih,

tidak

ada

pembesaran vena jugularis, gigi masih utuh, caries gigi


tidak ada, mulut tidak bau, bentuk dada normal, tidak ada
wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen,
ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada,
jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.

An. F

TB: 120 cm, BB: 23 Kg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, KU :


baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok,
bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret
telingan

bersih,

secret

hidung

bersih,

tidak

ada

pembesaran vena jugularis, gigi masih utuh, caries gigi


tidak ada, mulut tidak bau, bentuk dada normal, tidak ada
wheezing, tidak ada ronchi, tidak ada massa abdomen,
ekstrimitas tidak ada kelainan, luka pada kulit tidak ada,
jamur kuit tidak ada dan terasa hangat.
An. Fa

TB: 130 cm, BB: 23 Kg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, KU :


baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok,
bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret
telingan

bersih,

secret

hidung

bersih,

tidak

ada

pembesaran vena jugularis, gigi berlubang pada graham


atas dan bawah, mulut bau busuk, karies gigi tampak
kehitaman, tampak kerak gigi, tampak kemerahan pada
gusi, terasa nyeri jika ditekan pada kariesnya, bentuk
dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada ronchi, tidak
ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada kelainan, luka
pada kulit tidak ada, jamur kuit ada pada pipi sebelah
kanan (panu) dan terasa hangat.
An. N

TB: 125 cm, BB: 20 Kg, N: 80x/menit, RR: 22x/menit, KU :


baik, rambut bersih, warna hitam, tidak mudah rontok,
bersih, tampak rapi, penglihatan masih tajam, secret
telingan

bersih,

secret

hidung

bersih,

tidak

ada

pembesaran vena jugularis, gigi berlubang pada graham


atas dan bawah, mulut bau busuk, karies gigi tampak
kehitaman, tampak kerak gigi, tampak kemerahan pada
gusi, terasa nyeri jika ditekan pada kariesnya (skala 4),
bentuk dada normal, tidak ada wheezing, tidak ada
ronchi, tidak ada massa abdomen, ekstrimitas tidak ada
kelainan, luka pada kulit tidak ada, jamur kuit tidak ada

dan terasa hangat.

VIII.

Harapan keluarga
keluarga ingin sekali ikut terlbat dalam kegiatan masyarakat untuk
menambah keakraban dan wawasan.

ANALISA DATA
No
1 DO:
-

Data Penunjang

Problem
Kerusakan Gigi

Etiologi
Riwayat pendidikan

An N gigi berlubang pada graham

SMP tidak

atas dan bawah, mulut bau busuk,

mengenali tentang

karies gigi tampak kehitaman, tampak

masalah kesehatan

kerak gigi, tampak kemerahan pada

gigi anak kurang

gusi, terasa nyeri jika ditekan pada

mengetahui dalam

kariesnya (skala 4),

melakukan

DS:

perawatan

pekerjaan buruh

Keluarga mengatakan kurang


mengetahui tentang pengertian,tanda,

kesulitan ekonomi

gejala, penyebab karies gigi, cara

dalam rumah tangga

melakukan pencegahan dan

sulit mengakses

perawatan serta cara gosok gigi dan

layanan kesehatan

perilaku yang benar dalam menjaga


kesehatan gigi khususnya pada anakanak.
-

keluarga belum dapat memanfaatkan


pelayanan kesehatan secara optimal
terbukti dengan An. N dan An. F tidak
pernah dibawa ke Puskesmas atau
dokter gigi dan hanya memanfaatkan

obat toko/ warung


DS:

Ketidakefektifan

Pekerjaan buruh

tidak adanya sikap yang diambil

pemeliharaan

rendahnya ekonomi

terkait dengan masalah gigi yang

kesehatan

dalam rumah tangga

dialami oleh An. N dan An. F

kurang

disamping itu keluarga tidak mampu

mengetahui dalam

mengambil keputusan terkait dengan

melakukan

usaha pencegahan dan peningkatan

perawatan dalam

kesehatan gigi, terbukti dengan

menghadapi masalah

kejadian karies gigi pada anak-

lebih banyak pasrah

anaknya

sulit mengakses

keluarga belum dapat memanfaatkan

layanan kesehatan

pelayanan kesehatan secara optimal

tidak pernah

terbukti dengan An. N dan An. F tidak

dibawa ke

pernah dibawa ke Puskesmas atau

puskesmas

dokter gigi dan hanya memanfaatkan


obat toko/ warung.
-

Keluarga kurang mengetahui cara


melakukan pencegahan dan
perawatan serta cara gosok gigi dan
perilaku yang benar dalam menjaga
kesehatan gigi khususnya pada anak-

anak
DS:

Hambatan

Pekerjaan buruh

interaksi sosial

pulang kerja malam

Keluarga tidak mengikuti kegiatan di


lingkungan rumah karena Tn. H

ekonomi rendah

pulang kerja malam hari dan bekerja

tidak ikut arisan

setiap hari sehingga tidak sempat ikut

dan kegiatan di

acara talim laki-laki,

masyarakat peran

Ny. W tidak ikut kegiatan talim


perempuan karena bikin repot karena
ada arisannya, tidak ada uang untuk
membayarnya.

Dukungan sosial juga kurang karena


jarang ikut kegiatan masyarakat.

Jika ada anggota keluarga yang sakit


kader tidak pernah datang, tetangga
juga tidak ada yang menjenguk/

di masyarakat kurang
interaksi dengan
masyarakat juga
kurang tetangga
tidak ada yang
berkunjung

berkunjung.
-

Peran dimasyarakat kurang karena


merasa minder dengan tingkat
ekonominya yang rendah dan merasa
bodoh hanya dengan tamatan SD.

SKALA PRIORITAS MASALAH


Diagnosa 1
Kerusakan gigi berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai kesehatan gigi,
kendala ekonomi bagi perawatan profesional
No
Kriteria
1. Sifat Masalah :

Hitungan
3/3 X 1

Skor
1

actual

Pembenaran
An N giginy berlubang pada
graham atas dan bawah, mulut
bau busuk, karies gigi tampak
kehitaman, tampak kerak gigi,
tampak kemerahan pada gusi,
terasa nyeri jika ditekan pada

2.

Kemungkinan

1/2 X 2

kariesnya (skala 4)
Tehnologi kesehatan yang

masalah dapat

berkembang pesat, sumber daya

diubah : Sebagian

dan dana yang yang terbatas,


pemahaman keluarga tentang
penyakit masih minim, serta
ketidakmauan keluarga ke

3.

Potensial masalah

2/3 X 1

2/3

pelayanan kesehatan.
Masalah ini sudah lama terjadi

untuk dicegah:

dan usaha pencegahan dan

cukup

promosi kesehatan tidak menjadi


prioritas dalam keluarga,
contohnya adanya karies gigi
pada anak keluarga mengagngap
bukan masalah kesehatan dan
usaha untuk mencegah juga tidak
dilakukan dan saat sakit gigi

kambuh hanya diberikan obat anti


nyeri saja di toko/ warung,
Keluarga hanya menyuruh anakanaknya menggosok gigi 2 kali
per hari bersama dengan waktu
4.

Menonjolnya

2/2 X 1

masalah:

mandi
Masalah ini sudah lama terjadi
dan jikaditekan terasa nyeri skala

Masalah
dirasakan dan
harus segera
ditangani
Jumlah

3 2/3

Diagnosa 2
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakefektifan
koping keluarga
No
Kriteria
1. Sifat Masalah :
actual

Hitungan
3/3 X 1

Skor
1

Pembenaran
An Fa mengalami gigi berlubang
pada graham atas dan bawah,
mulut bau busuk, karies gigi
tampak kehitaman, tampak kerak
gigi, tampak kemerahan pada
gusi, terasa nyeri jika ditekan
pada kariesnya dan An N giginy
berlubang pada graham atas dan
bawah, mulut bau busuk, karies
gigi tampak kehitaman, tampak
kerak gigi, tampak kemerahan
pada gusi, terasa nyeri jika
ditekan pada kariesnya (skala 4)
Sedangkan akses ke Puskesmas
jauh, akses transportasi umum
juga jauh sehingga penyakit yang
dialami oleh kedua Anak Ny A

2.

Kemungkinan

1/2 X 2

tidak segera ditangani.


Masalah tidak terlalu mudah di

masalah dapat

ubah karena ketidakmampuan

diubah : Sebagian

sumber daya dan dana yang yang


terbatas, pemahaman keluarga
tentang penyakit masih minim,
serta ketidakmauan keluarga ke

3.

Potensial masalah

2/3 X 1

2/3

pelayanan kesehatan.
Keluarga hanya menyuruh anak-

untuk dicegah:

anaknya menggosok gigi 2 kali

cukup

per hari bersama dengan waktu


mandi dan Keluarga mengatakan
kurang mengetahui tentang
pengertian,tanda, gejala,
penyebab karies gigi, cara
melakukan pencegahan dan
perawatan serta cara gosok gigi
dan perilaku yang benar dalam
menjaga kesehatan gigi

4.

Menonjolnya

1/2 X 1

1/2

khususnya pada anak-anak.


Usaha pencegahan dan promosi

masalah:

kesehatan tidak menjadi prioritas

Ada masalah

dalam

tetapi tidak perlu

adanya karies gigi pada anak

segera ditangani

keluarga

keluarga,

contohnya

mengagngap

bukan

masalah kesehatan dan usaha


untuk

mencegah

juga

tidak

dilakukan
Jumlah

3 1/6

Diagnose 3
Hambatan interaksi social berhubungan dengan kendala lingkungan, gangguan
konsep diri

No
Kriteria
1. Sifat Masalah :

Hitungan
3/3 X 1

Skor
1

actual

Pembenaran
Peran dimasyarakat kurang
karena merasa minder dengan
tingkat ekonominya yang rendah
dan merasa bodoh hanya dengan

2.

Kemungkinan

1/2 X 2

tamatan SD
Masalah tidak terlalu mudah di

masalah dapat

ubah karena ketidakmampuan

diubah : Sebagian

dana yang yang terbatas dan


aspek psikologis (minder terhadap

3.

4.

Potensial masalah

2/3 X 1

2/3

pendidikan)
Hubungan dengan tetangga baik

untuk dicegah:

terbukti dengan Ny. W selalu

cukup

menyapa tetangganya jika keluar

Menonjolnya

rumah
keluarga

tidak

masalah: Masalah

menjadi

masalah

tidak dirasakan
Jumlah

kegiatan di masyaraka

0/2 X 1

2 2/3

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


No.
Tanggal Muncul
1 6 Januari 2013

Diagnosa Keperawatan
Kerusakan Gigi

6 Januari 2013

Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

6 Januari 2013

Hambatan interaksi sosial

menganggap
tidak

ikut

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


No
1

Diagnose
Keperawatan
Kerusakan Gigi

Tujuan

Rencana Intervensi

Implementasi

Setelah dilakukan

NIC :

kunjungan rumah

Oral health

pengetahuan perawatan mulut

selama 6 hari

maintenance

dan gigi, dan tanyakan apakah

kerusakan gigi yang

1. Kaji pengetahuan

klien rutin dalam melakukan

dialami pasien dapat

klien tentang praktik

diminalisir dengan

dan rutinitas oral

Kriteria hasil :

hygiene

NOC :

2. Kaji kemampuan

1. Bertanya kepada klien tentang

perawatan gigi dan mulut


2. Bertanya kepada klien tentang
bagaimana klien melakukan
perawatan mulut dan gigi

Oral hygiene

klien untuk

3. Memberitahu dan menunjukkan

Pasien dapat

melakukan

kepada klien bagaimana cara

mempertahankan

perawatan mulut

menyikat gigi yang benar dan

kebersihan mulut

3. Mengajarkian pasien

memberitahu waktu yang

Pasien dapat

mengenai cara

dianjurkan untuk menyikat gigi

mempertahankan

menyikatr gigi yang

kebersihan gigi

benar dan secara

terjadinya sakit gigi, Bertanya

Pasien dapat

rutin

apakah pasien rutin menyikat

4. Bertanya kepda klien awalmula

mempertahankan

Ora health restoration

gigi, tanyakan juga kapan

kebersihan gusi

4. Identifikasi factor

waktu pasien menyikat gigi,

Memperlihatkan

yang menyebabkan

serta Bertanya mengenai

Tanggal

Paraf

prosedur sikatr
gigi yang benar
-

5. Instruksikan pasien

makanan yang sering


dikonsumsi oleh klien.

Pasien

untuk melaporkan

mengungkapkan

tanda tanda

tanda tanda infeksi seperti

secara verbal

terjadinya infeksi

nyeri/ ngilu pada gigi

perasaan mulut
-

kerusakan gigi

6. Anjurkan pasien

5. Minta klien untuk melaporkan

6. Bertanya kepada pasien

yang bersih

untuk menggosok

apakah pasien sudah

Nyeri yang

gigi menggunakan

menggunakan pasta gigi saat

dialami pasien

pasta gigi

menggosok gigi, jika belum

menghilang

7. Anjurkan klien untuk

anjurkan untuk menggunakan

menyikat gigi

pastra gigi dan jelaskan

setelah makan

manfaat menggunakan pasta

8. Anjurkan pasien
untuk sering

gigi
7. Mengingatkan klien untuk

melakukan oral

menyikat gigi setelah makan

hygine terutama

dan jelaskan manfaatnya pada

pada malam hari

klien

9. Bantu klien dalam

8. Mengingatkan klien untuk

memeilih makanan

menyikat gigi di malam hari dan

yang lembut, lunak,

jelaskan manfaatnya pada klien

dan hindari
makanan asamm,

9. Memberikan informasi pada


klien untuk nenghindari

panas dan dingin


10. Berikan anastesi

makanan yang panas dan


dingin karena mempengaruhi

lokal dan analgesic

kerusak gigi dan informasikan

(jika diperlukan) dan

pada klien untuk memilih

anjurkan keluarga

makanan yang lunak agar

untuk memeriksakan

mudah dikunyah dan mudah

gigi ke pelayanan

dicerna

kesehatan

10. Anjurkan klien untuk control


gigi ke pelayanan kesehatan
dan berikan anastesi lokal dan
atau analgesic untuk
mengurangi rasa sakit yang

dirasakan klien
1. Bertanya pada klien apa yang

Ketidakefektifan

Setelah dilakukan

NIC :

pemeliharaan

kujungan rumah

Healt education

mempengaruhi kesehatan

kesehatan

selama 7 hari

1. Identifikasi factor

keluarga dalam kehidupan

pemeliharaan

internal dan

sehari hari

kesehatan keluarga

eksternal yang

menjadi lebih efektif

meningkatkan dan

tentang arti kesehatan dan

dengan criteria hasil :

menurunkan

perilaku sehat bagi keluarga

NOC :

motivasi dalam

Health promoting

berperilku sehat

2. Bertanya kepada keluarga

3. Menfasilitasi keluarga untuk


bertukar pendapat dengan

behavior
-

group/ komunitas tentang

Pasien dapat

pengetahuan

pentingnya kesehatan dalam

menggunakan

kesehatan dan

keluarga

dukungan social

perilaku sehat

untuk promosi

individu, keluarga

mengenai dukungan dari luar

kesehatan

dan komunitas

yang mendukung kesehatan

Pasien dapat

3. Bantu individu,

4. Bertanya kepada keluarga

keluarga

memonitor

keluarga dan

lingkungan yang

komunitas dalam

mengidentifikasi manfaat yang

beresiko

mengenal nilai

dapat diambil dengan adanya

Pasien dapat

kesehatan

dukungan dari luar baik dari

menghindari
-

2. Menentukan tingkat

4. Tentukan dukungan

5. Membantu keluarga dalam

kerabat, tetangga maupun

penyebab infeksi

social keluarga,

Pasien dapat

kerabat dan

memelihara

komunitas untuk

tentang pentingnya menjaga

hubungan social

perilaku kesehatan

kesehatan, bukan hanya

Pasien

yang kondusif

kesehtan diri sendiri namun

menyusun dan

5. Memanfaatkan

masyarakat sekitar.
6. Mengajarkan kepada keluarga

juga menjaga kesehatan antar

mengikiuti

dukungan social dan

anggota keluarga (peduli

strategi untuk

keluarga dalam

terhadap kondisi keluarga yang

memaksimalkan

meningkatkan gaya

lain)

kesehatan

hidup sehat

7. Memberitahu kepada keluarga

Pasien dapat

Health system

mengenai perawatan dasar

mencari

guidance

yang harus diketahui dan

pelayanan untuk

6. Bantu koordinasi

diimplementasikan keluarga

mencapai hasil

pasien dan keluarga

seperti cuci tangan, gosok gigi,

yang diharapkan

dalam perawatan

mandi, dan kebersihan

kesehatan dan

lingkungan rumah

komunikasi

8. Ajarkan pada keluarga

7. Bantu pasien dan

mengenai keputusan tentang

keluarga dalam

perawatan kesehatan anggota

memilih perawatan

keluarga apabila terjadi sakit,

yang tepat

seperti memberitahu waktu

8. Informasikan pada

waktu kapan seseorang

pasien/ keluarga

dianggap sakit dan perlu

bagaimana

mendapatkan perawatan

membuat keputusan

medis.

tentang perawatan
kesehatan
9. Anjurkan keluarga

9. Menyarankan kepada keluarga


untuk berkonsultasi kepada
pelayanan kesehatan seperti

berkonsultasi

puskesmas atau bisa juga

dengan tenaga

kepada kader kesehatan di

kesehatan

desa tempat keluarga tersebut

professional jika

tinggal apabila ada keadaan

diperlukan
10. Review mengenai
informasi yang telah
diberikan tenaga

yang kurang beres dengan


keluarga terutama berkaitan
dengan kesehatan keluarga
10. Bertanya kepada keluarga

kesehatan

mengenai informasi apa

professional kepada

sajajyang diberikan oleh

keluarga

pelayanan kesehatan atau


kader kesehatan dan bertanya
apakah keluarga sudah
memahaminya, jika belum
bantu keluarga dalam
memahami setiap informasi

yang diberikan.
1. Memberitahu kepada keluarga

Hambatan

Setelah dilakukan

NIC :

interaksi sosial

kunjungan rumah

Socialization

tentang perlunya menjaga

selama 7 hari

enhancement

hubungan baik dengan

hambatan interaksi

1. Menganjurkan

keluarga maupun masyarakat.

social dapat

keluarga untuk

2. Membanatu keluarga untuk

diminimalkan dengan

meningkatkan

bersosialisasi dan berinteraksi

criteria hasil :

hubungan dengan

dengan masyarakat sekitar

NOC :

keluaraga/

Social ivolvement

masyarakat

3. Menjelaskan kepada keluarga


mengenai manfaat yang

Pasien dapat

didapatkan apabila keluarga

meningkatkan

dalam berpartisipasi

sering bersosialisasi dengan

interaksi dengan

dengan komunitas

masyarakat sekitar

tetangga
-

2. Fasilitasi keluarga

3. Bantu pasien untuk

4. Memantau keadaan keluarga,

Pasien dapat

meningkatkan

dan bertanya kepada keluarga

berpartisipasi

kesadaran akan

mengenai situasi yang

dalam aktifitas

pentingnya

mempengaruhi sosialisasi

social

berkomunikasi

keluarga dengan masyarakat

(organisasi)

dengan orang lain

5. Tanyakan kepada pasien

Social support

Support system

mengenai pengaruh keuangan

keluarga dapat

enhancement

terhadap proses interaksi

mengatur

4. Monitor situasi

social.

keuangan
(menyeimbangka

5. Identifikasi

6. Membantu pasien dalam


mengikuti kegiatan social

n antara

dukungan ekonomi

dalam komunitas dan

kebutuhan sehari

keluarga

meyakinkan keluaraga untuk

hari dengan

keluarga

6. Menganjurkan

mengikuti kegiatan sosial

kebutuhan yang

pasien untuk

lainnya)

berpartisipasi dalam

mengenai program pemerintah

pasien

aktifitas social dan

tentang kesehatan yang dapat

mendapatkan

komunitas

meminimalisir biaya

bantuan dan

Financial Resource

7. Meberitahu pada keluarga

8. membantu keluarga dalam

dukungan social

Assistance

mengatur keuangan, dan

Hubungan social

7. Informasikan pada

menyemibangakan antara

keluarga dengan

pasien tentang

pemasukan dan pengeluaran

masyarakat stabil

program pemerintah

serta penyimpanan agar

yang berkaitan

keluarga punya simpanan uang

denga kesehatan

apabila ada kejadian luar biasa

yang meminimalisir

9. Bekerjasama dengan kader

biaya (JKN, SJSN)

kesehatan setempat agar

8. Anjurkan keluarga

memberikan perhatian bantuan

untuk manajemen

pelayanan kesehatan pada

keuangan

keluarga serta membantu

9. Kolaborasi dengan

keluarga untuk mengikuti

komunitas/ agency

program pemerintah tentang

untuk memberikan

kesehatan seperti SJSN.

jasa pelayanan
kepada pasien
sehingga
meminimalisir biaya

LAPORAN STUDY KASUS


THE FAMILY IN HEALTH NURSING
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh :
Rani Indrawati
115070201111010
Kelompok 5
K3LN

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

Anda mungkin juga menyukai