Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bladder Training

Disusun oleh:

NITA AGUS SETIANINGSIH

2016.03.017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
BANYUWANGI
2019
SATUAN PENYULUHAN

BLADER TRAINING

Pokok Bahasan : Bladder Training

Sasaran : Ibu Nifas dengan retensio urine

Hari/tanggal :-

Waktu : 40 menit

Tempat : Pojok Laktasi

Pemberi Materi : Nita Agus Setianingsih

I. Analisa Data

Masa nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali ke keadaan sebelum hamil. Pada masa nifas tentu ada suatu komplikasi yang terjadi

seperti retensio urine. Retensio urine sendiri ketidakmapuan ibu dalam berkemih lebih dari 6

jam dan penanganan yang harus dilakukan yaitu dengam cara bladder training, ibu sendiri

tidak tahu tentang bladder training. Karena ketidaktahuan ibu tentang bladder training maka

perlu dilakukan penyuluhan tentang bladder training.

II. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 40 menit diharapkan ibu dapat mengerti tentang

pentingnya melakukan bladder training.


III. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan,diharapkan ibu mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian bladder training menurut bahasa sendiri.

2. Menyebutkan 2 dari 4 tujuan blader training.

3. Menyebutkan 2 dari 4 waktu dilakukan bladder training.

4. Menjelaskan cara melakukan blader training menurut bahasa sendiri.

IV. Materi

1. Pengertian Bladder Training

2. Tujuan Bladder Training

3. Waktu dilakukan Bladder Training

4. Cara melakukan Bladder Training

V. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

VI. Media

Leaflet

VII. Kegiatan Penyuluhan


Kegiatan
No Fasilitator Audience
Penyuluhan
- Memberi salam - Menjawab salam
Pembukaan - Memperkenalkan diri - Mendengarkan dan
1
( 5 menit ) - Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan
Penyampaian Menjelaskan materi - Mendengarkan dan
2
materi - Pengertian bladder training memperhatikan
( 30 menit ) - Tujuan bladder training
- Waktu perlu dilakukan bladder
training
- Cara melakukan bladder
training
Menjelaskan ibu untuk menjelaskan
tentang materi penyuluhan ( evaluasi )
Penutup
3 - Menyimpulkan diskusi - Menjelaskan materi
( 5 menit )
- Memotivasi - Mendengarkan
- Mengucapkan salam - Menjawab salam

VIII. Evaluasi

1. Menurut anda apa pengertian bladder training ?

2. Sebutkan 2 saja tujuan bladder training ?

3. Sebutkan 2 saja kapan waktu dilakukan bladder training ?

4. Bagaimana cara melakukan bladder training ?


Materi

A. Pengertian

Blader training adalah latihan yang dilakukan untuk mengembalikan tonus otot kandung

kemih agar fungsinya kembali normal ( Utami,dkk.2014)

Bladder training adalah kegiatan melatih kandung kemih untuk mengembalikan pola

normal berkemih dengan menstimulasi pengeluaran urine ( Pratami, 2014)

Bladder training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kndung kemih

yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenic (Potter &

Perry, 2005)

B. Tujuan dan manfaat melakukan blader training

Tujuan dari bladder training adalah melatih kandung kemih untuk kemampuan

mengontrol, mengendalikan, dan meningkatkan kemampuan berkemih.

a. Secara umum, pertama kali diupayakan berbagai cara yang non invasif agar pasien

tersebut dapat berkemih spontan.

b. Pasien post partum harus sedini mungkin berdiri dan jalan ke toilet untuk berkemih

spontan. Terapi medikamentosa.

c. Diberikan uterotonika agar terjadi involusio uteri yang baik. Kontraksi uterus diikuti

dengan kontraksi kandung kemih.

d. Apabila semua upaya telah dikerjakan namun tidak berhasil untuk mengosongkan

kandung kemih yang penuh, maka perlu dilakukan kateterisasi urine, jika perlu lakukan

berulang (Pratami, 2014).


C. Waktu perlu dilakukan Blader training

1. Klien yang dilakukan pemasangan kateter cukup lama

2. Klien yang akan dilakukan pelepasan dower kateter

3. Klien yang mengalami retensio urin

4. Klien post operasi ( Potter & Perry, 2005)

D. Cara melakukan Bladder training

Langkah-langkah Bladder Training

1) Langkah pertama

Memberikan edukasi kepada klien tentang pentingnya eliminasi BAK spontan setelah

melahirkan. Hal ini dimungkinkan karena tanpa mengetahui manfaat dari bladder training, ibu

postpartum tidak tahu dan tidak akan mau mengikuti program bladder training.

2) Langkah kedua

Memberikan air minum. Hal ini dimungkinkan dengan adanya asupan cairan dapat

menstimulasi kerja ginjal, sehingga dapat timbul keinginan ibu postpartum untuk berkemih.

3) Langkah ketiga

Mengukur tanda-tanda vital dan bladder training dimulai pertama kali pada 2 jam postpartum.

Hal ini dikarenakan perlu kondisi yang stabil untuk bisa turun dari tempat tidur dan mengikuti

program bladder training.

4) Langkah keempat
Membawa klien ke toilet untuk BAK dengan posisi duduk dan meminta klien menyiram

perineum dengan air hangat. Hal ini dimungkinkan untuk merelaksasikan kandung kemih,

sehingga ibu postpartum dapat bisa berkemih dengan nyaman.

5) Langkah kelima

Kran air dibuka maksimal 15 menit dimulai semenjak klien berada di toilet. Hal ini

merupakan salah satu stimulus yang dapat mempercepat berkemih.

6) Langkah keenam

Mengobservasi apakah sudah BAK atau belum. Hal ini dimungkinkan untuk mengetahui

kemampuan ibu berkemih setelah melahirkan (Utami, dkk. 2014).


DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.

Volume 2. Jakarta : EGC

Pratami E. 2014. Konsep Kebidanan Berdasarkan Kajian Filosofi dan Sejarah.


Magetan : Forum Ilmiah Kesehatan.

Utami HE, Suparni, dan Ersila W. 2014. Waktu Pertama Buang Air Kecil (BAK) Pada Ibu
Postpartum yang Dilakukan Bladder Training. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vol. VI. (1).
Pekalongan.

Anda mungkin juga menyukai