Anda di halaman 1dari 23

TELAAH JURNAL

HALUSINASI

(PENDENGARAN)

Dianjurkan untuk remedial keperawatan jiwa

Disusun Oleh :

Hilfi Noer Hafizha Dewi AK118074

3C keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2019
TABEL TELAAH JURNAL

No Judul Jurnal Tahun Penulis Metode Intervensi Hasil Kelebihan dan


kekurangan
1. Tingkat 2017 Marisca Desain yang pada Berdasarkan Kelebihan:
pengetahuan Agustina. Penelitian ini
pasien dalam digunakan penerapan variabel bertujuan untuk
melakukan dalam pengetahuan penelitian mengidentifikasi
cara hubungan antara
mengotrol penelitian ini merupakan didapatkan tingkat
dengan
prilaku pasien adalah kemampuan data bahwa pengetahuan
pasien dalam
halusinasi destriktif intelektual tingkat melakukan cara
pendengaran.
korelasi dengan yang harus pengetahuan mengontrol
dengan perilaku
pendekatan dilakukan pasien dalam pasien halusinasi
cross sectional. oleh perawat melakukan pendengaran di
Rs. Jiwa Dr.
Teknik pada saat cara Soeharto
pengambilan melakukan mengontrol Heerdjan Jakarta.

sampel adalah tindakan pasien Kekurangan :


dengan metode keperawatan halusinasi Diharapkan

total sampling jiwa, untuk itu yang bagi rumah

yaitu sebanyak penerapan destruktif sakit dapat

50 strategi sebanyak 21 mengadakan


orang.Instrume pelaksanaan orang dari 50 penyegaran
n pengumpulan dengan (42,0%) dan mengenai
data adalah mengontrol perilaku penerapan

lembar halusinasi pasien strategi

kuesioner. Dan sangat penting halusinasi pelaksanaan

teknik analisa untuk yang agar perawat

data dengan dilakukan kontruktif termotivasi

menggunakan pada pasien sebanyak 29 untuk


chi-square jiwa, selain orang dari 50 melakukannya.
Alat yang dapat (58,0%).
digunakan menjalin Berdasarkan
untuk hubungan analisis
mengumpulkan saling bivariat,
data adalah percaya, juga bahwa
kuesioner dan dapat responden
lembar meningkatkan tingkat
observasi. kesembuhan pengetahuan
pasien. pasien yang
Mengajarkan kurang baik
cara dalam
mengontol perilaku
halusinasi pasien
dalam halusinasi
tindakan didapatkan
keperawatan sebanyak 18
(85,7%) dan 3
(14,3 %)
pasien yang
destruktif
mengikuti
kegiatan,
sedangkan
tingkat
pengetahuan
pasien yang
baik
didapatkan
sebanyak 18
(62,1 %)
pasien yang
aktif
mengikuti
kegiatan dan
11 (37,9 %)
pasien yang
kontruktif.
Hasil uji
chisquare
diperoleh nilai
p value
sebesar 0,001
< 0,05
sehingga H0
ditolak, maka
disimpulkan
bahwa ada
hubungan
yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
pasien dalam
melakukan
cara
mengontrol
dengan
perilaku
pasien
halusinasi
pendengaran.

2 Pengaruh 2015 Afifah Nur Penelitian ini Melakukan Hasil Kelebihan :


terapi aktivitas Hidayah. terapi aktivitas Pada
kelompok merupakan kelompok penelitian
pengukuran
stimulasi penelitian quasi ( TAK) pada diperoleh kemampuan
persepsi- pasien
sensori eskperiment halusinasi. umur mengontrol
terhadap dengan Cara untuk responden halusinasi pada
kemampuan mengontrol
mengontrol menggunakan halusinasinya pada kelompok
pasien pada pasein
halusinasi. rancangan dengan kelompok kontrol dan
pretest-posttest berjumlah 10 kontrol adalah intervensi,
responden.
control group umur dewasa peneliti tidak
design. Dalam 15 sampai mendapatkan
penelitian ini, dengan 49 kesulitan yang
peneliti tahun bermakna
menentukan sebanyak 10 dalam
dua buah responden. pengukuran
kelompok Umur langsung pada
secara kelompok responden.
purposive intervensi Peneliti dibantu
dalam ruang terdiri dari oleh 2
berbeda yang umur dewasa enumerator
sebelumnya yaitu 15 dalam
dilakukan sampai pengukuran
pengukuran dengan 49 sebelum
terlebih dahulu tahun perlakuan TAK,
kemudian sebanyak 7 pengukuran
diberikan responden dan sesudah
perlakuan TAK usia tua diatas perlakuan TAK
stimulasi 50 tahun dan pada proses
persepsi sensori sebanyak 3 penelitian.
sebanyak 8 sesi responden. Kesulitan yang
pada kelompok Berdasarkan terjadi pada
intervensi yang jenis kelamin pengukuran
berjumlah 10 responden adalah
responden dan pada responden
diberikan penelitian ini
Kekurangan:
perlakuan TAK didapatkan lupa untuk
stimulasi seluruh mendemontrasi
persepsi sesi I kelompok kan cara
dan II pada intervensi dan mengontrol
kelompok kontrol pada halusinasi,
kontrol yang responden dalam
berjumlah 10 berjenis mengatasinya
responden. kelamin laki- peneliti
Setelah laki dengan memberi
perlakukan masing- stimulus seperti
selesai masing petunjuk dan
diberikan kelompok sedikit
dilakukan berjumlah 10 mengajari
pengukuran responden. kemudian
setelah Berdasarkan diteruskan oleh
perlakukan jenis responden
pada semua halusinasi penelitian.
responden responden
kelompok. Alat pada
pengumpulan penelitian ini
data penelitian ditemukan
menggunakan halusinasi
lembar pendengaran
observasional pada seluruh
pengukuran responden
kemampuan pada masing-
mengontrol masing
halusinasi pada kelompok
pasien penelitian
halusinasi. dengan
jumlah
masing-
masing
kelompok 10
responden.
Jenis
halusinasi
pada
kelompok
kontrol terdiri
dari 2
responden
mengalami
halusinasi
penglihatan
dan
pendengaran
8 responden
mengalami
halusinasi
pendengaran.
Pada
kelompok
intervensi 10
responden
mengalami
halusinasi
pendengaran.
Rata-rata
kemampuan
mengontrol
halusinasi
pada
kelompok
kontrol
berjumlah 10
responden
dengan hasil
pengukuran
sebelum
perlakuan
pada
kelompok
kontrol adalah
2,9 dan
sesudah
perlakuan
pada
kelompok
kontrol
sebanyak 3,4
yang memiliki
nilai
penambahan
0,5. Rata-rata
kemampuan
mengontrol
halusinasi
pada
kelompok
intervensi
berjumlah 10
responden
dengan hasil
pengukuran
sebelum
perlakuan
pada
kelompok
intervensi
adalah 3,2 dan
sesudah
perlakuan
pada
kelompok
intervensi
memiliki nilai
6,5 yang
memiliki nilai
penambahan
3,3.
Berdasarkan
hasil analisis
didapatkan
bahwa tidak
ada beda yang
signifikan
antara nilai
sebelum
pemberian
TAK dengan
setelah
pemberian
TAK pada
kelompok
kontrol,
sedangkan
pada
kelompok
intervensi
didapatkan
ada beda yang
signifikan
kemampuan
mengontrol
halusinasi
antara nilai
sebelum
pemberian
TAK dengan
setelah
pemberian
TAK. Hasil
analisis
didapatkan
bahwa ada
beda
kemampuan
mengontrol
halusinasi
pada pasien
halusinasi
yang
signifikan
antara
kelompok
kontrol dan
kelompok
intervensi.
3 Efektifitas 2019 Ricky Tinjauan Terapi murotal Kesimpulan: Kelebihan :
Murotal Zainuddin,R literatur pada halusinasi Dari hasil ini Jurnal ini
Terapi ahmiyanti dilakukan pendengaran dapat mengambil artike
Terhadap Hashari melalui disimpulkan dari tahun 2013-
Kemandirian penelusuran bahwa terapi 2018
Mengontrol hasil-hasil Alam Alam menggunakan
Halusinasi publikasi ilmiah Murotal dapat data base pudmed
Pendengaran digunakan dan google
pada rentang
sebagai scholar
tahun 2013-2018
alternatif untuk
menggunakan mengobati Kekurangan :
data base pasien yang Jurnal ini tidak
pubmed dan mengalami menggunakan
google scholar. halusinasi metode observasi
Pada database pendengaran hanya melakukan
pubmeddengan review literatur
memasukkan
keyword 1
“Hallucinations”
ditemukan
16.105 artikel.
Keyword 2
“Murottal
Therapy”
ditemukan 61
artikel.Keyword
3 “Effect
Murottal
Therapy”
ditemukan
1.012.039
artikel.Keyword
4 dilakukan
penggabungan
keyword 1, 2, 3
dan 4 yaitu
“Effect murottal
therapy and
hallucinations”
ditemukan 755
artikel. Setelah
dilakukan
pencarian
artikel,
selanjutnya
dilakukan
pembatasan
jumlah artikel
sesuai kriteria
penelitian
denganlangkah-
langkah : LIMIT
Clinical trial
ditemukan 8
artikel. LIMIT
Clinical Trial
ditemukan 167
artikel. LIMIT full
text ditemukan
145 artikel.
LIMIT to date
(2013-2018)
ditemukan 22
artikel. LIMIT of
humans
ditemukan 22
artikel. Pada
database google
scholar dengan
memasukkan
keyword 1
“Hallucinations”
ditemukan
33.700 artikel.
Keyword 2
“Murottal
Therapy”
ditemukan 210
artikel. Keyword
3 penggabungan
keyword 1 , 2
“Murottal
Therapy AND
Hallucinations”
ditemukan 60
artikel. Setelah
dilakukan
pencarian
artikel,
selanjutnya
dilakukan
pembatasan
jumlah artikel
LIMIT to date
(after 2017)
ditemukan 59
artikel.LIMIT
relevansi
ditemukan 64
artikel.
4 EFEKTIFIT 2008 anuarti Jenis penelitian Salah satu Dari hasil uji Kelebihan :
AS TERAPI Isnaeni1 , yang digunakan intervensi statistik Perawat dalam
AKTIVITAS Rahayu adalah keperawatan menunjukkan menangani klien
KELOMPO Wijayanti2 penelitian yang ada adanya dengan
KSTIMULA , Arif komparatif adalah terapi perbedaan halusinasi
SI Setyo yang aktivitas antara tingkat pendengaran
PERSEPSI Upoyo3 membandingka kelompok. kecemasan dapat melakukan
HALUSINA n tingkat Terapi sebelum asuhan
SI kecemasan aktivitas dilakukan keperawatan
TERHADAP klien halusinasi kelompok TAK yang bersifat
PENURUNA pendengaran merupakan stimulasi komprehensif
NKECEMA yang dilakukan salah satu persepsi dengan
pendekatan
SAN KLIEN TAK stimulasi terapi halusinasi
proses
HALUSINA persepsi modalitas dengan
keperawatan
SI halusinasi yang tingkat
meliputi:
PENDENGA dengan tingkat dilakukan kecemasan
pengkajian,
RAN DI kecemasan perawat setelah
diagnosis
RUANG klien halusinasi kepada dilakukan
keperawatan,
SAKURA pendengaran sekelompok TAK intervensi
RSUD yang tidak klien yang stimulasi keperawatan,
BANYUMA dilakukan TAK mempunyai persepsi implementasi
S stimulasi masalah halusinasi, keperawatan dan
persepsi keperawatan dimana nilai evaluasi.
halusinasi. yang sama. signifikansiny Kekurangan :
Terapi a 0,000 yang tidak akuratnya
aktivitas berarti lebih interprestasi
kelompok kecil dari stimulus
stimulasi alpha. Dari lingkungan atau
persepsi hasil uji perubahan
halusinasi statistik negatif dalam
sudah menunjukkan jumlah atau pola
dilakukan di tidak ada stimulus yang
RSUD perbedaan datang,
Banyumas, tingkat disorientasi
tetapi belum kecemasan waktu dan
pernah ada pada klien tempat,
yang meneliti yang tidak disorientasi
tentang dilakukan mengenai orang,
efektifitas TAK perubahan
terapi stimulasi kemampuan
aktivitas persepsi memecahkan
kelompok halusinasi, masalah,
stimulasi dimana nilai perubahan
persepsi untuk signifikansiny perilaku atau
menurunkan a 1,000 yang pola komunikasi,
kecemasan berarti lebih kegelisahan,
pada klien besar dari ketakutan,
halusinasi alpha. ansietas / cemas
pendengaran. dan peka
rangsang
Oleh karena
itu peneliti
tertarik untuk
melakukan
penelitian ini.
5 KAJIAN 2015 Alkhosiya Jenis membantu Hasil pada kekurangan :
ASUHAN h Alfi rancangan serta pasien pengkajian, Banyaknya kasus
KEPERAW Zelika, pendekatan mengenal pasien masuk lama yang
ATAN JIWA Deden yang di- halusinasi, tanggal 10 kembali dirawat
HALUSINA Dermawan gunakan dalam menjelaskan April 2014, di RSJD Surakarta
SI penelitian yaitu cara-cara me- pasien menunjukkan
PENDENGA studi kasus, ngontrol bernama Sdr. bahwa
RAN PADA menggunakan halusinasi, D, berumur perawatan
SDR. D DI pendekatan mengajarkan 25 tahun, pasien belum
RUANG proses pasien jenis kelamin efektif
NAKULA keperawatan mengontrol laki-laki, ala- Kelebihan ;
Setelah dilakukan
RSJD (nursing halusinasi mat Solo,
interaksi selama
SURAKART proses).Peneliti dengan cara pendidikan
4 kali pertemuan
A (STUDY an ini pertama yaitu SMA,
dan
OF dilakukan pada meng- hardik pekerjaan
melaksanakan SP
NURSING tanggal 15-17 halusinasi. SP buruh,
I sampai SP
CARE April 2014, di II melatih beragama IVpasien mampu
MENTAL Ruang Nakula pasien Islam, status mengidentifikasi
OF Rumah Sakit mengontrol belum kawin, halusinasinya dan
AUDITORY Jiwa Daerah halusinasi suku/ bangsa pasien mampu
HALLUCIN Surakarta. dengan cara Jawa/Indonesi melakukan cara
ATIONS ON Peneliti kedua yaitu a, nomor mengontrol
MR D IN mendapatkan bercakap- register halusinasi
THE data-data cakap dengan 053xxx, menghardik,
NAKULA pasien orang lain. SP dengan bercakap–cakap
RSJD OF menggunakan III melatih diagnosa F dengan orang
SURAKART metode pasien 20.0 lain, ketika
A) wawancara, mengontrol (Skizofrenia halusinasinya
observasi, studi halusinasi Paranoid). muncul mampu
dokumentasi dengan cara Alasan pasien melakukan
dan studi ketiga yaitu masuk yaitu kegiatan
kepustakaan. melaksanakan kurang lebih terjadwal sudah
Instrument aktivitas satu minggu dilakukan dengan
penelitian yang terjadwal. SP pasien optimal dan
digunakan pada IV melatih bingung, mandiri, cara
wawancara pasien bicara sendiri, mengontrol
yaitu peneliti menggunakan ”nglu- yur”, halusinasi
sendiri dengan obat secara sulit dengan minum
alat bantu teratur. diarahkan. obat sudah
pedoman Pada faktor dilakukan dengan
pengkajian dan predisposisi optimal.
Strategi didapatkan
Pelaksanaan data,
(SP). sebelumnya
Sedangkan pasien belum
instru- men per- nah
yang lain mengalami
dengan gangguan
menggunakan jiwa di masa
tensimeter, lalunya, di
termometer dan dalam
timbangan. keluarga
pasien ada
yang
mengalami
gangguan
jiwa yaitu
ayah Sdr. D,
pasien
mengatakan
tidak pernah
mengalami
penganiayaan
fisik. Pada
faktor
presipitasi
didapatkan
data pasien
mengatakan
merasa
kecewa
dengan bos-
nya karena
gaji yang
diberikan
kepadanya
tidak sama
dengan gaji
yang
diberikan
pada teman
satu kerjanya.
Hasil
pemeriksaan
fisik
didapatkan
tekanan
darah: 110/70
mmHg, nadi:
80 x/menit,
respiratori: 24
x/menit, suhu:
36,5 °C,
tinggi badan
168 cm, berat
badan 58 kg.
Rambut
pasien
pendek, warna
hitam, dan
kurang rapi.
Tidak ada
keluhan fisik
yang
dirasakan
pasien karena
pasien tidak
mempunyai
riwayat
penyakit
apapun. Di
dalam konsep
diri: harga diri
yaitu pasien
mengatakan
kadang
merasa malu
dengan
kondisinya
yang
mengalami
halusinasi,
pasien
diterima di
masyarakat
dan tidak
dikucilkan
orang lain.
Pasien lebih
senang duduk
dan diam.
Berarti pasien
menggunakan
mekanisme
koping
maladaptif.
Pasien selama
interaksi
dengan pe-
neliti kurang
kooperatif dan
kontak mata
kurang karena
pasien sering
menundukkan
kepala. Data
persepsi yang
pasien
ungkapkan
beru- pa
pasien
mengatakan
mendengar
suara yang
mengejeknya,
pasien
mengatakan
mendengar
bisikan setiap
saat, pasien
mengatakan
mende- ngar
bisikan
berkali-kali,
pasien
mengatakan
mendengar
bisikan pada
situasi yang
tidak tentu.
Saat
dilakukan
interaksi,
pasien terlihat
pasif dalam
berinteraksi,
tidak banyak
bicara,
interak- si
hanya searah
dari perawat,
kontak mata
kurang. Afek
pasien tumpul
ada reaksi bila
ada sti-
mulus, saat
berbicara
pasien pelan.
Terapi medik
yang
diberikan
Risperidone 2
mg/12 jam
dan
Clorpromazin
e 100 mg/12
jam.
6 Pengaruh 2014 Wahyu Desain Intervensi yang Uji validitas Kelebihan :
terapi religius Catur penelitian di berikan terhadap Hasil analisis
zikir terhadap Hidayati, menggunakan adalah terapi pertanyaan bivariat dengan
peningkatan Dwi Heppy metode zikir juga dapat sebanyak 6 uji wilcoxon
kemampuan Rochmawa khususnya diterapkan item diperoleh menunjukkan
mengontrol ti, Quasy pada pasien hasil masing- ada pengaruh
halusinasi Targunawa Experimental halusinasi. masing r hitung terapi religius
pendengaran n Design Penelitian ini di atas > r tabel zikir terhadap
pada pasien ( eksperimen bertujuan 0,444 pada peningkatan
halusinasi di semu) dengan untuk taraf signifikan kemampuan
rsjd dr. Amino pendekatan one mengetahui 1%. Hasil mengontrol
gondohutomo group pre and Pengaruh reabilitas nilai halusinasi
semarang posttest. terapi religius α = 0,680. pendengaran
Pengukuran zikir terhadap Karena nilai α > diperoleh nilai p-
dilakukan peningkatan 0,6 maka value = 0,000,
sebelum dan kemampuan pertanyaan karena nilai
sesudah mengontrol tersebut Kekuragan :
diberikan terapi halusinasi dinyatakan Perlu adanya
dan pengaruh pendengaran reliabel pada penelitian -
kemampuan pada pasien taraf signifikan penelitian yang
mengotrol halusinasi di 1%. lain dengan
halusinasi RSJD Dr. Amino menambahkan
pendengaran Gondohutomo variabel-variabel
diukur dari Semarang. yang lebih
perbedaaan banyak dan
antara berpengaruh
pengukuran terhadap
awal dan akhir. kemampuan
mengontrol
halusinasi
pendengaran
pada pasien
halusinasi.
7 Pengaruh 2019 Susilawati, Desain Penelitian yang - Analisis Kelebihan : Ada
intervensi Larafredrik penelitian yang dilaksanakan univari pengaruh
strategi a digunakan dalam oleh tim WHO at intervensi
pelaksanaan penelitian ini (2012) Distribusi strategi
keluarga adalah pre- menunjukkan pengetahuan pelaksanaan
Terhadap exsperimen bahwa keluarga untuk keluarga
pengetahuan dengan desain pemberian kategori tahu terhadap
dan penelitian “one- penyuluhan yaitu 1 orang pengetahuan dan
kemampuan group pre-test kesehatan (6,7%) dan kemampuan
keluarga and post-test dalam hal ini kategori tidak keluarga dalam
dalam design” diaman pemberian tahu 14 orang merawat klien
Merawat penelitian ini intervensi (93,3%). Skizofrenia
klien dialkukan strategi Distribusi dengan
skizofrenia dengan cara pelaksanaan pengetahuan halusinasi.
memberikan pre keluarga akan keluarga untuk Kekurangan :
dengan
tes (pengamatan mempengaruhi kategori tahu Jurnal ini hanya
halusinasi menggunakan
awal) terlebih masyarakat yaitu 14 orang
dahulu sebelum melakukan (93,3%) dan satu metode saja
diberikan penyesuaian kategori tidak
intervensi/perlak perilaku secara tahu 1 orang
uan kemudian gradual (6,7%).
diberikan terhadap Distribusi
intervesni konsep dan kemampuan
strategi prosedur keluarga untuk
pelaksanaan dalam kategori tidak
keluarga, melaksanakan mampu yaitu
selanjutnya perilaku hidup 15 orang
dilakukan sehat, untuk (100%).Distribu
observasi kedua itu dalam si kemampuan
(post test) yaitu melakuksanaka keluarga untuk
sesudah n penyuluhan kategori
diberikan kesehatan mampu yaitu
intervensi. tidak boleh 14 orang
berhenti (93,3%) dan
sebelum tidak mampu 1
masyarakat orang (6,7%)
benar-benar - Analisi
telah s
mengadopsi bivariat
perilaku yang e
baru agar tidak Rata-rata
terjadi pengetahuan
kebingungan keluarga pada
karena pengukuran
kurangnya pertama 0,07
referensi % dengan
padasaat standar deviasi
proses adopsi 0,258. Pada
perilaku. Sesuai pengukuran
dengan hasil kedua di dapat
penelitian rata-rata
tersebut, pengetahuan
setelah keluarga
diberikan adalah 0,93 %
intervensi dengan standar
strategi deviasi 0,258.
pelaksanaan Hasil uji
keluarga maka statistik di
kemampuan dapatkan nilai
keluarga dalam P 0,000 maka
merawat klien dapat
Skizofrenia disimpulkan
dengan ada perbedaan
halusinasi yang signifikan
meningkat dari antara
tidak mampu pengetahuan
menjadi keluarga
mampu. sebelum dan
Peningkatan sesudah
kemampuna ini intervensi.
karena
responden
(keluarga)
melakukan
pembaharuan
perilakunya
sesuai dengan
strategi
penatalaksanaa
n halusinasi
oleh keluarga,
namun karena
karena
informasi yang
baru diterima
oleh responden
dan
frekuensinya
baru sekali
menyebabkan
responden
dalam proses
adaptasinya
belum
sempurna,
sehingga
menimbulkan
kesan
terjadinya
penurunan
peran. Kondisi
ini memerlukan
pendampingan
secara terus
menerus
kepada
keluarga agar
keluarga dapat
dengan
sepenuhnya
melaksanakan
strategi
pelaksanaan
halusinasi dan
tidak berhenti
ditengah jalan
dan kemudian
kembali
melakukan
perawatan
dengan
menggunakan
pola yang
lama. Rata-rata
kemampuan
keluarga pada
pengukuran
pertama 0,00
% dengan
standar deviasi
0,000. Pada
pengukuran
kedua di dapat
rata-rata
pengetahuan
keluarga
adalah 0,93 %
dengan standar
deviasi 0,258.
Hasil uji
statistik di
dapatkan nilai
P 0,000 maka
dapat
disimpulkan
ada perbedaan
yang signifikan
antara
kemampuan
keluarga
sebelum dan
sesudah
intervensi.

Anda mungkin juga menyukai