Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISSUE DAN TREND DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN


KOMUNITAS

OLEH :
KELAS RB
KELOMPOK 1

Widia Nirmala Dewi R011191004

Selviani Rahmasari R011191014

Hanifah Syadza Aliyah R011191032

Fany Anggriany Ramadhana R011191046

Dewi Febriyanti R011191110

Egi Trisnayanti Putri R011191122

Fadhilah Nurul Qalbi R011191150

Miftah Ainul Mughira R011191070

Mildasari R011191096

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai Issue dan Trend dalam Pelayanan Keperawatan Komunitas.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar, 25 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ISI JURNAL .............................................................................................. 4

1. Latar Belakang ............................................................................................. 5


2. Tujuan/ Pertanyaan Penelitian...................................................................... 6
3. Metode.......................................................................................................... 6
4. Identifikasi Variabel ..................................................................................... 7
5. Instrumen Yang Digunakan Untuk Mengukur Variabel .............................. 7
6. Populasi dan Sampel .................................................................................... 7
7. Pengolahan Data........................................................................................... 8
8. Hasil Penelitian ............................................................................................ 8
9. Kesimpulan dan Saran................................................................................ 11
10. Implikasi Keperawatan/ Insight Mahasiswa .............................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

iii
JURNAL READING

BAB I
ISI JURNAL

A. JUDUL PENELITIAN :

Demand Analysis of Telenursing for Community-Dwelling Empty-Nest Elderly


Based on the Kano Model

Analisis Permintaan Telenursing untuk Lansia Sarang Kosong Hunian


Komunitas Berdasarkan Model Kano

B. PENULIS:
Yuan Yuan, MD,1,2 Yulu Liu, BM,3 Lei Gong, BM,3 Hongmei Chen, MM,3 Song
Zhang, MM,3 Akio Kitayama, MD,4 En Takashi, MD,5 and Jingyan Liang, MD6

1 Medical Nursing Office, School of Nursing, Yangzhou University, Yangzhou,


China.
2 Nagano College of Nursing, Komagane, Japan.
3 School of Nursing, Yangzhou University, Yangzhou, China.
4 Division of Satoyama Nursing and Telecare, Nagano College of Nursing,
Komagane, Japan.
5 Division of Basic & Clinical Medicine, Nagano College of Nursing, Komagane,

Japan.
6 Institute of Translational Medicine, Medical College, Yangzhou University,
Yangzhou, China.

C. JUDUL JURNAL DAN SERI-NYA :


Telemed J E Kesehatan. 2021 Apr;27(4):414-
421.doi:10.1089/tmj.2020.0037. Epub 2020 Jun 2.
1. Latar Belakang

Umum terjadi dibanyak negara lain, peningkatan penuaan populasi telah


menjadi masalah social yang signifikan dicina. 1-3 Proporsi penduduk usia 60 tahun
ke atas meningkat dari Sensus Nasional Kelima tahun 2000 menjadi Sensus
Nasional Keenam tahun 2010, meningkat dari 10,33% menjadi 13,26% dari total.
Semakin banyak orang tua yang mengalami situasi yang disebut sarang kosong
karena perpanjangan usia harapan hidup rata-rata dan semakin menurunnya tingkat
kesuburan. Tetua sarang kosong didefinisikan sebagai orang tua yang tinggal di
rumah tanpa anak atau tidak ada anak mereka dari rumah keluarga setidaknya
selama 10 bulan dalam setahun. Populasi lansia sarang kosong terus bertambah
dalam beberapa tahun terakhir. Analisis Data dari Survei Sampling Populasi Lanjut
Usia di Perkotaan / Pedesaan China laporan 2010, yang diterbitkan oleh Komite
Nasional China tentang Penuaan, menunjukkan bahwa lansia sarang kosong
menyumbang 49,3% dari seluruh populasi lansia. Selanjutnya diperkirakan
proporsi rumah tangga lansia sarang kosong akan mencapai 90% pada tahun 2030
dan seluruh keluarga lansia akan menjadi sarang kosong. Selain itu, peningkatan
harapan hidup global yang konstan dan akibatnya peningkatan rata-rata usia
populasi telah disertai dengan lonjakan signifikan dalam kejadian penyakit terkait
usia yang paling umum. Oleh karena itu, penuaan yang sehat dan pemeliharaan
kemampuan fungsional semakin menjadi fokus perawatan kesehatan masyarakat
pada lansia. Pada tahun 2019, Konferensi Nasional tentang Manajemen Medis
mencatat arah keperawatan saat ini di China, yang dengan jelas menunjukkan
bahwa komunitas panti jompo dan perawatan di rumah harus dikembangkan dan
bahwa pekerjaan percontohan untuk layanan telenursing harus dilakukan. Dalam
beberapa tahun terakhir, perkembangan pesat teknologi medis dan teknologi
informasi telah meningkatkan kelayakan perawatan cerdas. Telenursing dapat
secara efektif mengatasi keterbatasan waktu dan ruang untuk mengurangi beban
ekonomi dan meningkatkan status kesehatan lansia yang tinggal di komunitas.
Banyak negara secara bertahap menggunakan teknologi jarak jauh untuk
memperluas perawatan lansia.

5
Model Kano adalah teknologi sederhana dan mudah untuk mengidentifikasi
atribut layanan, yang secara akurat dapat mengidentifikasi atribut kualitas
permintaan pelanggan untuk layanan. Dalam beberapa tahun terakhir, peneliti
dalam dan luar negeri telah menerapkan Model Kano di industri perawatan
kesehatan untuk meningkatkan kepuasan pasien. Model ini telah diterapkan di
berbagai departemen, misalnya di pusat pelayanan kesehatan mahasiswa di
universitas, unit luka bakar, dan departemen anak-anak dan wanita. Studi
sebelumnya tentang keperawatan geriatri sebagian besar difokuskan pada pasien
rawat inap dan rawat jalan, tetapi kurang perhatian diberikan pada orang tua yang
tidak mencari perawatan medis di rumah sakit. Meskipun para lansia ini benar-
benar mandiri dalam kegiatan kehidupan sehari-hari (ADL) atau cacat ringan,
sebagian besar dari mereka adalah sarang kosong dan hanya mendapat sedikit
perhatian dari keluarga dan masyarakatnya, yang merupakan masalah sosial yang
serius. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini kami menggunakan Model
Kano untuk memahami kebutuhan lansia bersarang kosong di masyarakat dengan
kemandirian ADL atau gangguan ringan untuk layanan telenursing, untuk provide
referensi untuk pengambil keputusan medis dan manajer keperawatan, dan untuk
membangun layanan keperawatan jarak jauh sesuai dengan kebutuhan manula.

2. Tujuan/ Pertanyaan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan telenursing


bagi lansia paling kosong yang tinggal di komunitas yang benar-benar mandiri
dalam kegiatan kehidupan sehari-hari (ADL), atau yang mengalami cacat ringan,
dan untuk memberikan referensi untuk meningkatkan kualitas perawatan jarak jauh.

3. Metode

a. Desain Penelitian
Komite Etik Sekolah Keperawatan, Universitas Yangzhou, menyetujui
protokol studi (YZUHL 2020001). Studi tersebut dilakukan sesuai dengan
prinsip Deklarasi Helsinki. Sebuah studi cross-sectional dilakukan untuk
menilai permintaan telenursing di antara lansia sarang kosong.

b. Metode Investigasi
Setelah pelatihan dan lulus ujian, mahasiswa S1 keperawatan dan
mahasiswa pascasarjana keperawatan dari Universitas Yangzhou, sebagai
peneliti, mulai melakukan penyelidikan. Mereka memilih lima komunitas
perkotaan dan lima komunitas pedesaan di empat provinsi berbeda.

4. Identifikasi Variabel

Variabel Manipulasi : Demand Analysis of Telenursing

Variabel Respon : Community-Dwelling Empty-Nest Elderly Based on the


Kano Model

Varibael Kontrol : lansia, telenursing, model kano

5. Instrumen Yang Digunakan Untuk Mengukur Variabel

Kuesioner dalam penelitian ini mencakup dua bagian. Bagian pertama adalah
jenderal yang dirancang sendiri kuesioner informasi, termasuk jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan, kondisi kehidupan, penyakit kronis, dan Indeks
Barthel. Bagian kedua adalah survei permintaan telenursing untuk lansia paling
kosong yang tinggal di komunitas berdasarkan Model Kano.

6. Populasi dan Sampel

a. Populasi
Lansia sarang kosong dari komunitas yang berbeda di provinsi yang
berbeda

7
b. Sampel
(1) penduduk usia 60 tahun ke atas; (2) peserta dengan kemandirian ADL
atau gangguan ringan (Indeks Barthel> 60); (3) peserta yang tinggal sendiri
atau dengan pasangannya; dan (4) relawan untuk penelitian ini. Kriteria
eksklusi adalah sebagai berikut: (1) peserta dengan gangguan mental atau
gangguan kognitif yang jelas dan (2) peserta dengan penyakit pernapasan,
peredaran darah, dan pencernaan yang parah atau cedera akut.

7. Pengolahan Data

Secara total, 268 sarang kosong yang tinggal di komunitas selesai kuesioner.
Dari semua peserta, tertinggi 92 (34,33%) beradal dari provinsi Jiangsu
(Tiongkok timur) dan terendah 5 (1,87%) berasal dari provinsi lain. Wanita
menyumbang 42,16% dari peserta. Usia rata-rata mereka adalah 70,10 tahun -
6,97 tahun, dengan nilai tertinggi 131 orang berusia antara 60 dan 69 tahun dan
terendah 32 orang berusia di atas 80 tahun. Di antara peserta tersebut, 63 orang
buta huruf atau hampir tidak bisa membaca, 78 orang mengenyam pendidikan
dasar, 69 orang mengenyam pendidikan menengah, dan 58 orang mengenyam
pendidikan tinggi. Kebanyakan tinggal di perkotaan sebanyak 116 orang dan
sisanya tinggal di perdesaan 124 orang dan 28 orang tinggal di pinggiran kota-
pedesaan. Sebanyak 43 orang tinggal sendiri dan 225 orang tinggal bersama
pasangannya. Dari para lansia sarang kosong ini, 173 memiliki penyakit kronis
terhitung 64,55% dari semua peserta.

8. Hasil Penelitian

Dalam studi ini,16,04% penghuni kosong tinggal sendiri dan 83.966%


penghuni kosong tinggal bersama pasangan, yang pada dasarnya sesuai dengan
data nasional. Perbedaan kecil tersebut mungkin disebabkan karena jumlah
peserta dalam penelitian ini tidak terlalu banyak atau karena proporsi anak
sarang kosong yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, sedangkan anak
sarang kosong terbaru relatif masih muda, dan proporsi anak sarang kosong
yang telah kehilangan pasangannya. tidak terlalu besar.
Di antara semua peserta, 193 (72,01%) orang menderita penyakit kronis.
Namun persentase ini lebih rendah dibandingkan dengan data yang ditemukan
oleh Meng D yaitu 95,3%.
Perbedaan tersebut mungkin terkait dengan karakteristik dasar dari populasi
yang disurvei, tetapi tidak sulit untuk melihat bahwa lansia di China telah
memasuki masa morbiditas tinggi dan beban penyakit kronis yang tinggi.
Namun kebutuhan akan keperawatan jarak jauh hingga saat ini belum banyak
mendapat perhatian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tuntutan pelayanan keperawatan jarak jauh bagi lansia sarang kosong yang
tinggal di komunitas ADL kemandirian atau gangguan ringan dengan
menggunakan Model Kano dan untuk memberikan bukti peningkatan kualitas
pelayanan keperawatan jarak jauh untuk lansia sarang kosong.
Model Kano adalah alat sederhana untuk mengidentifikasi atribut layanan,
yang secara akurat dapat mengidentifikasi atribut kualitas permintaan layanan
pelanggan.Dalam beberapa tahun terakhir, ini telah diterapkan dalam industri
medis oleh para peneliti untuk menganalisis kebutuhan pasien secara jelas dan
efektif dan untuk memberikan dasar teoritis untuk layanan yang lebih baik bagi
pasien dan kemudian menentukan titik awal untuk meningkatkan kepuasan
pasien.

KUALITAS HARUS
Kualitas must-be adalah karakteristik dasar dari produk atau jasa. Dalam
studi ini, tidak ada kualitas yang harus ada. Melalui wawancara semi terstruktur
ditemukan bahwa alasan utamanya adalah :
a. Terbiasa dengan mode medis dan keperawatan saat ini.
b. Memiliki penerimaan yang lemah terhadap hal-hal baru dan pengetahuan
tentang teknologi komunikasi modern yang kurang.
c. Takut tidak dapat mengoperasikan peralatan perawatan jarak jauh.

9
d. Khawatir bahwa mereka harus menanggung beban keuangan yang
berlebihan.

KUALITAS SATU DIMENSI


Ketika penyediaan kualitas satu dimensi cukup, pelanggan akan puas, dan
jika tidak mencukupi, ketidakpuasan akan meningkat. Dalam studi ini,
penelepon darurat satu tombol jarak jauh dan pengaturan bantuan darurat jarak
jauh adalah kualitas satu dimensi. Melalui wawancara, ditemukan bahwa
sebagian besar lansia memiliki kecemasan terhadap ketidakpastian masa
depan. Beberapa partisipan atau kerabatnya pernah mengalami serangan akut
seperti stroke dan infark miokard, yang membuat mereka takut akan situasi
yang tidak terduga. Karena Semua peserta tinggal sendiri atau tinggal bersama
pasangannya, mereka berharap staf medis akan memberikan perawatan yang
tepat waktu dan efektif untuk kemungkinan kecelakaan. Sebagian besar dari
mereka mengira bahwa tanpa layanan keperawatan tersebut, tingkat
kelangsungan hidup dan pemulihan fungsi fisik setelah timbulnya penyakit
akan sangat terpengaruh.

KUALITAS MENARIK
Kualitas yang menarik mengacu pada atribut yang tidak terduga dan dapat
memuaskan pelanggan jika kualitasnya memadai. Namun, jika kualitasnya
tidak memadai, pelanggan tidak akan kecewa. Setelah melakukan wawancara
diketahui beberapa alasan seperti Peserta terkejut ketika diberi tahu bahwa
mereka dapat mengalami pelayanan keperawatan di rumah karena mereka
hanya tahu sedikit tentang telecare sebelum penelitian, Akan tetapi, sebagian
besar peserta berpendapat bahwa status kesehatan mereka tidak terlalu buruk,
penyakit yang dideritanya tidak serius, atau mereka dapat mengelola
penyakitnya sendiri dan tetap stabil.
KUALITAS YANG TIDAK BERBEDA
Kualitas acuh tak acuh adalah atribut layanan yang tidak terlalu dipedulikan
pelanggan, baik disediakan atau tidak. Kualitas acuh tak acuh sering ditemukan
pada lansia yang tinggal bersama anak atau cucunya, sehingga sistem
dukungan keluarga pada dasarnya sudah lengkap, dan dapat memperoleh
bantuan yang lebih memuaskan dari anggota keluarganya. Selain itu, mungkin
juga bahwa dalam beberapa tahun terakhir, konsep telenursing semakin
diterima oleh lansia yang tinggal di komunitas, sehingga kualitas yang acuh tak
acuh telah menjadi kualitas yang menarik.

9. Kesimpulan dan Saran

Studi ini mengemukakan bahwa adanya respon positif dari lansia pada
empty-nest syndrome dengan kemandirian ADL atau gangguan ringan
terutama pada perawatan dan pertolongan jarak jauh. Sehingga, telenursing hal
pertama yang harus dipenuhi utamanya kepada lansia dengan empty-nest
syndrome agar mendapat pertolongan pertama jarak jauh. Kedua, perlu
meningingkatkan dan mempopulerkan telenursing dengan menyelidiki dan
memahami apa saja jenis telenursing tersebut agar dapat membantu dan
melayani kebutuhan lansia.

10. Implikasi Keperawatan/ Insight Mahasiswa

Dari jurnal tersebut, telenursing sangat cocok diterapkan oleh


perawat. Penggunaan telenursing dapat meningkatkan pelayanan
kebutuhan lansia meskipun dengan jarak yang jauh. Telenursing juga masih
harus dikembangkan oleh perawat-perawat masa depan sehingga
diharapkan mampu meningkatkan pelayanan keperawatan

11
DAFTAR PUSTAKA

Yuan, Y., Liu, Y., Gong, L., Chen, H., Zhang, S., Kitayama, A., Takashi, E., &
Liang, J. (2021). Demand Analysis of Telenursing for Community-Dwelling
Empty-Nest Elderly Based on the Kano Model. Telemedicine and E-Health,
27(4), 1–8. https://doi.org/10.1089/tmj.2020.0037

Anda mungkin juga menyukai