Anda di halaman 1dari 12

POLITEKNIK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

KESEHATAN PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN


KEMENKES
KALTIM (KRUK)

No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur


Dokumen
1/11 Poltekkes Kemenkes Kaltim

Jl. W. Monginsidi
No. 38 Samarinda
1. Meningkatkan kekuatan otot,
2. Pergerakan sendi dan kemampuan mobilisasi
3. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
1 Tujuan
4. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
5. Meningkatkan rasa percaya diri klien

Indikasi:

1. Pasca amputasi kaki


2. Hemiparese
Ruang
2 3. Paraparese
Lingkup
4. Fraktur pada ekstremitas bawah
5. Terpasang gibs
6. Pasca pemasangan gibs

Suratundkk.KlienGangguanSistem Muskuloskeletal.2008.EGC:Jakarta
3 Acuan
https://www.kompasiana.com/alat-bantu jalan_5710fc34d27e61e6090d813f

Kruk merupakan alat bantu jalan yang dapat digunakan satu atau dua
4 Definisi (berpasangan) untuk mengatur keseimbangan..
Kruk Aksila Kruk Lofstrand

KOMPONEN Ya Tdk
5 Prosedur

Tahap Pra-interaksi
1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis
2. Persiapan alat
1. Kruk
2. Sandal yang sesuai

Tahap Orientasi

1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri


2. Klarifikasi nama dan umur atau nama dan alamat klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
4. Kontrak waktu
5. Beri kesempatan pada pasien atau keluarga untuk bertanya
6. Dekatkan alat
Tahap Kerja

1. Cuci tangan
2. Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
3. Pastikan panjang kruk sudah tepat
4. Kruk harus diukur panjang yang sesuai, dan pengukuran
kruk meliputi tiga area: tinggi klien, jarak antara bantalan
kruk dan aksila, dan sudut fleksi siku. Pengukuran
dilakukan dengan satu dari dua metoda, yaitu dengan
posisi supine atau berdiri.
5. Pada posisi supine, ujung kruk berada 15 cm disamping
tumit klien. Tempatkan ujung pita pengukur dengan lebar
tiga sampai empat jari (4-5 cm) dari aksila dan ukur
sampai tumit klien.
6. Pada posisi klien berdiri, posisi kruk dengan ujung kruk
berada 14-15 cm di samping dan 14-15 cm di depan kaki
klien. Siku harus difleksikan 15-30 derajat.Lebar bantalan
kruk harus 3-4 jari (4-5 cm) dibawah aksila.
7. Jelaskan kepada klien cara berjalan menggunakan kruk
8. Gaya berjalan 4 titik
- Bantu klien berdiri dengan ditopang dua buah kruk
- Letakkan kedua tungkai klien dalam posisi sejajar
dengan kedua titik tumpu kruk berada di depan kedua
kaki klien
- Minta klien untuk berjalan dengan menggerakkan
kruk kanan kedepan, dan dilanjutkan dengan
menggerakkan tungkai kiri kedepan
- Selanjutnya, gerakkan kruk kiri ke depan, kemudian
tungkai kanan juga kedepan
- Ulangi langkah tersebut setiap klien jalan
9. Gaya berjalan 3titik
- Berat badan dibebankan pada kaki yang sehat,
kemudian pada kedua kruk
- Kaki yang sakit tidak menyentuh lantai
- Secara bertahap klien menyentuh lantai dan semua
beban berat badan bertumpu pada kaki yang sakit.
10. Gaya berjalan 2 titik
- Kruk sebelah kiri dan kaki kanan maju bersama-sama
- Kemudian kruk sebelah kanan dan kaki kiri maju
bersama -sama.
11. Naiktangga
- Lakukan posisi tiga titik
- Bebankan berat badan pada kruk
- Julurkan tungkai yang tidak sakit antara kruk dan
anak tangga
- Pindahkan beban berat badan dari kruk ketungkai
yang tidak sakit
- Luruskan kedua kruk dengan kaki yang tidak sakit
diatas anak tangga

12. Turuntangga
- Bebankan berat badan pada kaki yang tidak sakit
- Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai
memindahkan berat badan pada kruk, gerakkan kaki
yang sakit kedepan
- Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga
dengan kruk
13. Duduk
- Klien diposisi tengah depan kursi dengan aspek
posterior kaki menyentuh kursi
- Klien memegang kedua kruk dengan tangan
berlawanan dengan tungkai yang sakit. Jika kedua
tungkai sakit, kruk ditahan dan pegang pada tangan
klien yang lebih kuat
- Klien meraih tangan kursi dengan tangan yang lain
dan merendahkan tubuh kekursi.
14. Selalusiapkan diri anda di sisi klien untuk membantu
menjaga keseimbangan jika dibutuhkan
15. Kajisetiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan
koreksi jika perlu
16. Cucitangan

TahapTerminasi

1. Evaluasi respon klien


2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
4. Melakukan kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
5. Catat prosedur dalam catatan keperawatan
POLITEKNIK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KESEHATAN PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN
KEMENKES
KALTIM (WALKER)

No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur


Dokumen
6/11 Poltekkes Kemenkes Kaltim

Jl. W. Monginsidi
No. 38 Samarinda
0. Membantu Mempertahankan keseimbangan
1. Menghindari resiko saat berjalan
1 Tujuan 2. Mengurangi dampak negatif imobilitas
3. Menopang berat badan pasien

Indikasi

1. Pasien dengan kelemahan kaki


Ruang 2. Post stroke.
2
Lingkup 3. Obesitas
4. Pasien tirah baring lama
5. Pasien yang terdapat fraktur pada kaki

Suratundkk.KlienGangguanSistem Muskuloskeletal.2008.EGC:Jakarta
3 Acuan
https://www.kompasiana.com/alat-bantu jalan_5710fc34d27e61e6090d813f

Walkermerupakanalat bantu jalan yang


4 Definisi memilikiduagagangsebagaitempatpegangansertaempat kaki sebagaipenumpu
Walker beroda Walker Standar

5 Prosedur KOMPONEN Ya Tdk

Tahap Pra-interaksi
1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis
2. Persiapan alat
- Walker
- Sandal yang sesuai

Tahap Orientasi

1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri


2. Klarifikasi nama dan umur atau nama dan alamat klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
4. Kontrak waktu
5. Beri kesempatan pada pasien atau keluarga untuk
bertanya
6. Dekatkan alat
Tahap Kerja

1. Cuci tangan
2. Jelaskan kepada klien cara berjalan menggunakan
walker
3. Ketika klien membutuhkan bantuan maksimal
- Gerakkanwalker kedepan kira-kira 15 cm
sementara berat badan bertumpu pada kedua
tungkai
- Kemudiangerakkan kaki kanan hingga
mendekakti walker sementara berat badan
dibebankan pada tungkai kiri dan kedua tangan.
- Selanjutnya, gerakkan kaki kiri hingga mendekati
kaki kanan sementara berat badan bertumpu pada
tungkai kanan dan kedua lengan
4. Jikasalah satu tungkai klien lemah
- Gerakkantungkai yang lemah kedepan secara
bersamaan sekitar 15 cm (6 inchi) sementara berat
badan bertumpu pada tungkai yang kuat
- Kemudian, gerakkan tungkai yang lebih kuat ke
depan sementara beratbadan bertumpu pada
tungkai lemah dan kedua lengan.
5. Bantu klien berdiri
6. Minta klien untuk memegang gagang walker
7. Minta klien untuk berjalan maju menggunakan
bantuan walker, dengan tetap mempertahankan 4 titik
walker di atas lantai
8. Pastikan klien mengangkat kakinya pada saat
berjalan, bukan menarik
9. Selalu siapkan diri anda di sisi klien untuk membantu
menjaga keseimbangan jika dibutuhkan
10. Kaji setiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan
koreksi jika perlu
11. Cucitangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon klien


2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan
klien
4. Melakukan kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
5. Catat prosedur dalam catatan keperawatan
POLITEKNIK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KESEHATAN PENGGUNAAN ALAT BANTU JALAN
KEMENKES
KALTIM (TRIPOD)

No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur


Dokumen
9/11 Poltekkes Kemenkes Kaltim

Jl. W. Monginsidi
No. 38 Samarinda
1. Membantu Mempertahankan keseimbangan
1 Tujuan 2. Menghindari resiko saat berjalan
3. Mengurangi dampak negatif imobilitas

Indikasi
Ruang 1. Pasien stroke
2
Lingkup 2. Osteoarthritis sendilutut
3. Gangguankeseimbanganpadalansia.
Suratundkk.KlienGangguanSistem Muskuloskeletal.2008. EGC. Jakarta
3 Acuan
http://rubrikita.com/alat-bantu-jalan/

Tripod merupakanalat bantu jalan yang memilikitiga kaki.


4 Definisi Biasanyadigunakanolehpasien yang kondisinyasudahbagus.
5 Prosedur KOMPONEN Ya Tdk
Tahap Pra-interaksi
1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis
2. Persiapan alat
- Tripod
- Sandal yang sesuai

Tahap Orientasi

1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri


2. Klarifikasi nama dan umur atau nama dan alamat klien
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
4. Kontrak waktu
5. Beri kesempatan pada pasien atau keluarga untuk
bertanya
6. Dekatkan alat

Tahap Kerja

1. Cucitangan
2. Jelaskanpadakliencaramenggunakan tripod
3. Gunakan tongkat pada sisi tubuh klien yang terkuat
4. Jelaskan pada klien untuk memegang tongkat dengan
tangan yang sehat
5. Minta klien untukmulai melangkah dengan kaki yang
terlemah, bergerak maju dengan tongkat, sehingga berat
badan klien terbagi antaratongkat dan kaki yang terkuat
6. Kaki yang terkuat maju melangkah setelah tongkat,
sehingga kaki terlemah dan berat badan klien disokong
oleh tongkat dan kaki terkuat.
7. Berjalanlah disisi bagian tungkai klien yang lemah. Klien
kemungkinan akanjatuh ke arah bagian tungkai yang
lemah tersebut.
8. Ajak klien berjalan selama waktu atau jarak yang telah
ditetapkan dalam rencana keperawatan.
9. Kajisetiap kemajuan yang dicapai klien, dan lakukan
koreksi jika perlu
10. Cucitangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon klien


2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
4. Melakukan kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
5. Catat prosedur dalam catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai