Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Askep Paliatif dan Terapi Komplementer tentang
Terapi Komplementer Hidroterapi.
Makalah ini telah saya susun dengan semaksimal mungkin hingga
terselesaikan dengan tepat waktu. Kami berterima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Askep Paliatif dan Terapi Komplementer atas
bimbingannya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
banyak sekali kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
dosen pembimbing maupun teman-teman sekalian agar kami dapat memperbaiki
makalah Askep Paliatif dan Terapi Komplementer ini menjadi lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Askep Paliatif dan Terapi
Komplementer tentang Terapi Komplementer Hidroterapi ini dapat bermanfaat
untuk kami pribadi khususnya maupun untuk para pembaca pada umumnya serta
dapat menginspirasi.

Samarinda, 23 Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan .......................................................................... 2
C. Sistematika Penulisan ................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Terapi Komplementer Hidroterapi ............................. 4
B. Tujuan Terapi Komplementer Hidroterapi................................... 6
C. Indikasi Terapi Komplementer Hidroterapi ................................. 7
D. Kontraindikasi Terapi Komplementer Hidroterapi ...................... 7
E. Prosedur Tindakan Terapi Komplementer Hidroterapi................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 24
B. Saran .......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 26

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ice Therapy................................................................................. 17


Gambar 2. Contras Bath ............................................................................... 18
Gambar 3. Parafin Bath ................................................................................ 20
Gambar 4. Hubbard Tank............................................................................. 21
Gambar 5. Whirl pool bath .......................................................................... 22
Gambar 6. Pool Therapy .............................................................................. 23

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Pedoman suhu dalam hidroterapi ................................................ 9

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah salah satu sumber kehidupan manusia untuk dapat bertahan
hidup di bumi. Begitupula dengan manfaatnya yang sangat luar biasa terutama
di bidang kesehatan. Akhir- akhir ini banyak penyakit yang bermuculan dari
penyakit yang ringan sampai yang parah. Dimana hal tersebut salah satu faktr
penyebabnya adalah air yang sudah tercermar. Sebagaimana telah kita ketahui
air sangat berguna bagi kesehatan kita, diantaranya:
1. Air putih dapat membuat kulit menjadi halus, melangsingkan badan dan
menyehatkan jantung
2. Hidroterapi, menyembuhkan dan meredakan berbagai macam penyakit
ringan dengan cara yang berbeda dan sifat- sifat penyembuhannya yang
berbeda
3. Air panas, dapat meredakan nyeri persendian, otot dan peradangan dengan
cara mandi air panas
4. Air dingin, bermanfaat untuk memperbaiki aliran darah ke organ- organ dan
jaringan- jaringan internal dan juga mengurangi pembengkakan dengan cara
mandi air dingin dan lain- lain
Hidroterapi adalah salah satu pengobatan terbaik untuk beberapa jenis
rasa sakit, termasuk sakit kepala dan arthritis. Bahkan tingkat pemulihanyang
begitu baik yang telah digunakan dalam beberapa sesi pemulihan pasca
operasi.
Hidroterapi merupakan salah satu modalitas fisioterapi dengan
menggunakan zat cair sebagai sarana pengobatan. Hidroterapi dilakukan
menggunakan kolam air untuk program terapi yang didesain khusus untuk
individu guna memperbaiki fungsi neuromuscular dan tulang. Terapi dilakukan
dan diawasi oleh orang yang profesional. Hidroterapi berbentuk pelayanan
fisioterapi spesifik untuk anak dan dewasa yang dilakukan dalam kolam air

1
bertemperatur optimum yang bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah
dan mengurangi ketegangan otot (relaksasi otot).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui secara umum mengenai Terapi Komplementer
Hidroterapi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian Terapi Komplementer Hidroterapi
b. Untuk mengetahui tentang tujuan Terapi Komplementer Hidroterapi
c. Untuk mengetahui tentang indikasi Terapi Komplementer Hidroterapi
d. Untuk mengetahui tentang kontraindikasi Terapi Komplementer
Hidroterapi
e. Untuk mengetahui bagaimana prosedur tindakan Terapi Komplementer
Hidroterapi
C. Sistematika Penulisan
Makalah dengan bahasan utama mengenai Terapi Komplementer
Hidroterapi terdiri dari tiga sub-bab secara garis besar yang terdiri atas bab
pertama yang membahas mengenai pendahuluan, bab kedua membahas
mengenai tinjauan pustaka, dan bab terakhir sebagai penutup.
Pada pembahasan makalah di bab I terdiri atas latar belakang yang
membahas mengenai Terapi Komplementer Hidroterapi secara garis besar dan
secara perlahan bahasan dipersempit dan dipaparkan pada . Dilanjutkan dengan
tujuan pembahasan yang memaparkan pembahasan lebih spesifik serta
sistematika penulisan.
Pada bab II memaparkan pembahasan mengenai Tinjauan Pustaka yang
berisi bahasan Pengertian Terapi Komplementer Hidroterapi, Tujuan Terapi
Komplementer Hidroterapi, Indikasi Terapi Komplementer Hidroterapi,
Kontraindikasi Terapi Komplementer Hidroterapi dan Prosedur Tindakan
Terapi Komplementer Hidroterapi.

2
Pada bab III memaparkan mengenai penutup makalah yang membahas
mengenai kesimpulan dari keseluruhan bahasan mengenai Terapi
Komplementer Hidroterapi dan dilanjutkan dengan saran sebagai pembangun
dalam pembuatan makalah di kemudian hari.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Terapi Komplementer Hidroterapi


Hidroterapi adalah penggunaan air secara eksternal untuk mengatasi
gangguan fisik atau untuk penyembuhan, sehingga disebut juga dengan “the
healing power of water/ water Cure”. Efek ini dicapai dengan memanfaatkan
sifat fisik air (daya apung, tekanan, relative density dan kekentalan), suhu dan
arus.
Hidroterapi merupakan salah satu modalitas fisioterapi dengan
menggunakan zat cair sebagai sarana pengobatan. Hidroterapi dilakukan
menggunakan kolam air untuk program terapi yang didesain khusus untuk
individu guna memperbaiki fungsi neuromuscular dan tulang. Terapi dilakukan
dan diawasi oleh orang yang profesional. Hidroterapi berbentuk pelayanan
fisioterapi spesifik untuk anak dan dewasa yang dilakukan dalam kolam air
bertemperatur optimum yang bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah
dan mengurangi ketegangan otot (relaksasi otot).
Hidroterapi dapat dilakukan untuk terapi berbagai penyakit, yaitu
Parkinson, nyeri bahu, nyeri leher, nyeri pinggang, Osteoporosis, Osteoarthritis
(pengapuran), nyeri ketika masa kehamilan, syaraf terjepit, gangguan
koordinasi, total hip replacement, total knee replacement, gangguan
keseimbangan, kelelahan berlebih dan kelumpuhan, cedera sendi, ligamen dan
otot serta gangguan diskus (bantalan sendi).
Terdapat beberapa prinsip dasar dalam melakukan Hidroterapi, yaitu:
1. Aplikasi dingin dapat membantu mengurangi ujung saraf bebas yang
sensitif terhadap nyeri dan dapat mengurangi reaksi inflamasi yang
menyertainya
2. Aplikasi dingin dan panas dapat mengurangi reaksi kongesti atau
pembengkakkan yang mengakibatkan nyeri dan kekakuan
3. Aplikasi dingin yang agak lama dapat mengurangi kecepatan aliran darah
sehingga dapat mencegah timbulnya reaksi memar

4
4. Uap air hangat dapat membantu mengurangi nyeri dada dan sumbatan
sinus
5. Aplikasi panas dapat mengakibatkan dilatasi atau membukanya aliran
darah yang mengakibatkan relaksasi dari otot
6. Aplikasi dingin sesaat pada awalnya menyempitkan pembuluh darah,
mengurangi aliran darah, dan jaringan yang bengkak dan meningkatkan
aliran darah pada organ dalam. Setelah Aplikasi dingin sesaat pembuluh
darah terbuka dan jaringan dipenuhi oleh darah yang mengandung banyak
oksigen
7. Aplikasi panas dan dingin yang bergantian dapat meningkatkan drainase
dan oksigenasi ke jaringan
8. Aturan umum pula , selalu kompres dingin dahulu kemudian dilanjutkan
dengan kompres panas dan diakhiri dengan kompres dingin
9. Aplikasi dingin yang lama dapat menekan sirkulasi dan metabolisme
10. Aplikasi panas yang terlalu lama dapat membuat kongesti/ sumbatan dan
membutuhkan aplikasi dingin untuk memperbaikinya
11. Kompres panas singkat ( kurang dari 5 menit ) dapat menstimulasi
sirkulasi, tetapi kompres yang terlalu lama dapat menekan sirkulasi dan
metabolisme secara drastis
12. Pasien dengan sirkulasi yang tidak baik atau vitalitas yang rendah
sebaiknya tidak diberikan aplikasi panas atau dingin tetapi lebih baik
aplikasi hangat atau sejuk
13. Hindari pengobatan dengan hidroterapi setelah makan. Berilah rentang
waktu satu setengah jam setelah makan
14. Kompres dapat menggunakan handuk kecil yang direndam dahulu di air
panas/ hangat/ sejuk/ dingin. Dapat pula meletakkan batu es diantara
handuk bila Anda ingin kompres dingin. Sebaiknya handuk dibilas dahulu
sebelum digunakan ulang karena sudah menyerap sisa metabolisme dari
tubuh
15. Pada Hidroterapi ada beberapa reflek yang saling berhubungan antara
tempat kompres dan organ yang dipengaruhinya. Beberapa diantaranya :

5
a. Kulit di telapak kaki dan tangan berhubungan dengan sirkulasi di
kepala, dada dan organ di panggul ( seperti kandung kemih, organ
reproduksi, prostat )
b. Kulit di bagian dada sebelah bawah berhubungan dengan ginjal
c. Kulit di muka berhubungan dengan pembuluh darah di kepala
d. Kulit di dasar leher belakang berhubungan dengan mukosa hidung (
hal ini yang menyebabkan kenapa kompres dingin di leher dapat
menghentikan hidung yang berair)
16. Berendam di air yang hampir sama dengan suhu tubuh ( 33–36 derajat C )
dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf. Anda dapat
berendam selama 30 menit sampai 4 jam. Semakin lama anda berendam
semakin baik ,sampai anda merasa rileks. Setelah anda berendam
keringkan tubuh dengan cepat
17. Berendam di air panas ( 38 derajat celcius ) dapat membantu mengurangi
kekakuan otot dan sendi, meningkatkan sirkulasi pada jaringan kulit dan di
bawah kulit, dapat membantu mengurangi rasa nyeri umum akibat artritis.
Sedangkan berendam di air dingin dapat meningkatkan aliran darah ke
organ dalam dan mengurangi reaksi inflamasi

B. Tujuan Terapi Komplementer Hidroterapi


1. Membantu proses detoksifikasi
2. Menstimulasi dan merilekskan otot
3. Memperbaiki aktivitas metabolik tubuh
4. Meningkatkan imunitas tubuh
5. Meningkatkan fungsi organ
6. Rehabilitasi syaraf, tulang, otot, sendi.
7. Memperbaiki pola jalan dan bentuk tubuh.
8. Mengurangi nyeri, bengkak, kaku otot dan sendi
9. Meningkatkan fungsi jantung, sirkulasi darah dan pernafasan.
10. Meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup.
11. Memperbaiki keseimbangan dan koordinasi.

6
12. Memperbaiki lingkup gerak sendi, stroke, nyeri sendi lutut dan penyakit
rematik, scoliosis, gangguan perkembangan anak, paska cedera kepala dan
tulang belakang, pasca cedera olah raga

C. Indikasi Terapi Komplementer Hidroterapi


1. Tegang otot
2. Nyeri otot
3. Obesitas atau kegemukan.
4. Stress
5. Kelelahan
6. Penuaan dini
7. Bau (badan, area kewanitaan)
8. Kondisi klien sehat dengan tanda vital dalam batas normal:
a. Tekanan darah sistolik 90-130 mmHg dan diastolik 60-90mmHg
b. Frekuensi nadi 60-80 kali/ menit, teratur
c. Frekuensi nafas 12-16 kali/ menit, pernafasan teratur
d. Suhu tubuh 36,5-37 derajat Celcius di ketiak
e. Klien sadar dan kooperatif

D. Kontraindikasi Terapi Komplementer Hidroterapi


1. Kehamilan kurang dari 6 bulan
2. Kehamilan dengan risiko tinggi:
a. Hamil pertama dengan umur kurang dari 16 tahun
b. Kehamilan diatas usia 35 tahun
c. Pernah keguguran atau melahirkan anak prematur
d. Kehamilan dengan penyakit (tekanan darah tinggi, kencing manis)
3. Menderita obesitas berat ( IMT > 30)
4. Menderita kanker
5. Menderita HIV- AIDS
6. Menderita hepatitis, diabetes, hipertiroid, penyakit kulit kronis dan/ atau
sedang mengalami luka infeksi

7
7. Baru mengkonsumsi alkohol (mabuk)
8. Minimal 2 jam setelah makan
9. Menderita kejang epilepsi/ayan
10. Menstruasi
11. Hirofobia (takut air)
12. Demam (>37⁰C)
13. Gangguan fungsi paru, sesak/ kapasitas paru-paru menurun.
14. Gangguan kesadaran
15. BAK dan BAB yang tidak terkontrol
16. Gangguan kognitif atau perilaku
17. Epilepsi tidak terkontrol

Kondisi hati – hati untuk dilakukan (Precaution) untuk dilakukan pelayanan


terapi hidro terhadap klien antara lain, sebagai berikut:
1. Hipertensi terkontrol (klien yang menderita tekanan darah tinggi tetapi saat
dilakukan pengukuran tekanan darah masih dalam batas normal)
2. Diabetes mellitus terkontrol
3. Penderita Asma (khusus untuk perawatan uap)

E. Prosedur Tindakan Terapi Komplementer Hidroterapi


Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan hidroterapi
antara lain:
1. Tempat yang akan dipergunakan di cek kebersihannya, air dan atau larutan
yang akan dipergunakan perlu diatur/apakah sudah sesuai rencana (yang
telah diprogramkan).
2. Pengecekan peralatan yang akan dipergunakan secara lengkap termasuk
kelaikan operasionalnya. Misalnya pusaran/tekanan air sudah berjalan,
pengecekan suhu air (biasanya berkisar 34 – 42,5oC untuk seluruh badan
dan antara 40 –52oC untuk lokal pack atau anggota tubuh) dan pH air ± 7
(normal). Sangat penting pengecekan pada sistem pengontrol

8
suhu/pengendali suhu untuk menjaga peralatan apakah masih berjalan
normal.
3. Persiapan pengecekan keadaan umum klien (sehat, tidak sakit kulit, sakit
jantung dan atau tekanan darah yang tidak terkontrol, dsb).
4. Perlu penyiapan handuk dan tempat, ganti pakaian.
Dalam pelaksanaan hidroterapi tidak dibenarkan menambah air panas, di
bak pada saat pelanggan ada didalamnya. Selain itu perlu diperhatikan
beberapa hal seperti:
1. Penerapan teknik full bath, emersion, atau pack, dsb.
2. Bila diperlukan, larutan/campuran tambahan yang dipergunakan harus
mempunyai manfaat.
3. Waktu pemberian (misalnya larutan mineral belerang 8 – 15 menit).
4. PH air sekitar 7 (normal).
5. Suhu air.
6. Semua perlengkapan air harus berfungsi baik.
7. Pedoman suhu dalam hidroterapi

Tabel 2.1 Pedoman suhu dalam hidroterapi


Terlalu panas, tidak aman untuk penggunaan rumah kecuali
> 43,3o C untuk rendam sebagian tubuh : lengan, tangan, kaki,
balutan/kompres lokal.
Sangat panas, hanya untuk waktu pendek : 5 – 15 menit.
40,5 – < 43,3o C Perhatikan untuk hipertermia. Tidak direkomendasikan untuk
mereka dengan kondisi kardiovaskuler.
Panas. Umumnya dapat ditoleransi untuk kebanyakan terapi
37,7 – < 40,5o C
rendam : lama rendam 15 – 25 menit.
Hangat, sedikit diatas suhu tubuh. Ideal untuk absorpsi rendam
36,6 – < 37,7o C
herbal : lama rendam 15 – 30 menit.
Netral. Rendam nyaman yang menghasilkan refleks
32,2 – < 36,6o C
pemanasan: adalah rentang normal suhu permukaan kulit :

9
lama rendam 5 – 10 menit
Rendam sedikit dingin (cool). Pendinginan yang dapat
26,6 – < 32,2o C ditoleransi : dipergunakan untuk rendam jangka pendek kurang
dari 5 menit : untuk refleks pemanasan.
Rendam dingin. Rendaman atau celupan sangat singkat untuk
mendapatkan refleks pemanasan tubuh yang dramatik ; tidak
18,3 – < 26,6o C
direkomendasikan lebih lama dari 30 detik : perhatikan akan
hipotermia
Sangat dingin. Tidak direkomendasikan untuk penggunaan
< 18,3o C rumah kecuali rendam sebagaian atau aplikasi lokal kompres
dingin, kompres es dll.

Penatalaksanaan Hidroterapi sesuai dengan metode terapi


Pembagian hidroterapi berdasarkan metode aplikasi
1. Kompres
Dalam penatalaksanaan hidroterapi kompres panas dan dingin, tahap-tahap
penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan tanya jawab antara terapis dengan pasien.
Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain:
1) Kondisi patologis pasien  berkaitan dengan tingkat keparahan
kondisi patologis pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga
apakah kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan
terapi yang akan diberikan.
2) Gangguan sensibilitas  yang dimaksud adalah sensibilitas panas-
dingin.
b. Pemilihan metode terapi
Metode terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien (tahap 1).
Apakah pasien akan diterapi dengan kompres panas atau dengan kompres
dingin.

10
c. Persiapan alat
Alat yang digunakan untuk terapi harus tersedia sesuai dengan metode
terapi. Berikut alat-alat yang digunakan untuk metode terapi kompres
panas dan kompres dingin:

1) Kompres panas
a) Plastik lembaran + 1 m2
b) Baskom / tempat penampungan air panas
c) 2 buah handuk kecil
d) 1 buah handuk besar ( tipis)
e) selimut
2) Kompres dingin
a) Plastik lembaran + 1 m2
b) Baskom / tempat penampungan air dingin dan es
c) Plastik 1 kiloan + 4 buah
d) 1 buah handuk besar ( tipis)
e) selimut
d. Persiapan penderita
Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan
apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.
e. Teknik pelaksanaan
Pelaksanaan terapi terkait dengan pemilihan metode terapi. Teknik
pelaksanaan terapi dengan kompres panas tentunya berbeda dengan
kompres dingin. Akan tetapi yang perlu diperhatikan juga ( baik kompres
panas maupun dingin ) adalah pengaturan dosis dan juga pengaturan
posisi pasien.

Posisi pasien adalah sebagai berikut:

1) Pasien diposisikan telentang jika daerah tubuh yang akan diterapi


berada di anterior. Sebaliknya, pasien diposisikan tengkurap bila
bagian tubuh yang akan diterapi di posterior.

11
2) Pada posisi telentang, tungkai pasien diangkat kemudian diganjal
dengan guling dibawah lututnya. Pada posisi tengkurap yang diganjal
adalah pergelangan kaki bagian anterior.
3) Pada posisi telentang, pasien diselimuti dari bawah ( ujung kaki
tertutup selimut ) ke atas sampai ke dada, sisa selimut dilipat ke
bawah lalu ke atas. Pada posisi tengkurap, pasien diselimuti dari
bawah ( ujung kaki tertutup selimut ) ke atas sampai ke leher ( bagian
bawah ) sisa selimut dilipat ke bawah lalu ke atas.
4) Pada posisi telentang, salah satu tangan pasien diposisikan di atas
perut. Pada posisi tengkurap, kedua lengan pasien diposisikan abduksi
90o dengan siku fleksi 90o.

Kompres Panas

Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian anterior pasien,


misalnya perut.

1) Pasien diposisikan telentang seperti yang telah dijabarkan di atas,


tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
2) Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh
pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai dada ).
Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.
3) Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas
plastik yang menyelimuti pasien.
4) Handuk kecil dilipat 2 lipatan sehingga berbentuk segi empat, lalu
dicelupkan ke dalam air hangat. Handuk yang sudah basah diangkat
dan diperas dengan perkiraan masih ada sedikit air yang tertinggal
dalam handuk tersebut.
5) Handuk kecil yang sudah diperas tadi kemudian diletakkan di atas
handuk tipis yang sudah diletakkan pada bagian tubuh pasien
6) Handuk kecil tersebut kemudian dibungkus (masih pada tubuh
pasien) dengan handuk besar dibawahnya.

12
7) Bungkusan kompres tadi kemudian ditutup dengan plastik lembaran
yang menyelimuti pasien.
8) Pasien diselimuti dengan selimut lagi hingga ke dada.
9) Jika kompresan terasa panas sehingga pasien tidak nyaman, maka
suhu disesuaikan. Bila suhu kompresan sudah turun sehingga pasien
sudah tidak merasakan panas dari kompres tersebut, segera ganti
dengan kompres yang baru tetapi sebelum kompres yang baru siap
untuk diletakkan, kompres yang lama jangan diangkat terlebih
dahulu.
10) Lakukan pengompresan selama 15 hingga 30 menit.
11) Perhatikan kenyamanan pasien.
12) Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
13) Plastik dibuka, bungkusan handuk juga dibuka
14) Handuk yang digunakan untuk mengompres diambil.
15) Rapikan peralatan

Kompres Dingin

Misalkan daerah yang akan diterapi pada bagian posterior pasien,


misalnya punggung bawah.

1) Pasien diposisikan tengkurap seperti yang telah dijabarkan di atas,


tetapi selimut hanya sebatas pelvic.
2) Plastik lembaran dilipat kemudian diselimutkan ke bagian tubuh
pasien yang belum diselimuti ( daerah pelvic ke atas sampai leher ).
Sisa plastik tersebut dilipatkan ke arah bawah.
3) Letakkan handuk tipis pada daerah yang akan dikompres di atas
plastik yang menyelimuti pasien.
4) Es yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam plastik 1 kiloan
kemudian dilipat ( pipih-lebar ), lalu lipatan es dimasukkan lagi ke
dalam plastik berukuran sama. Lipat lagi sehingga berbentuk segi
empat pipih.

13
5) Bungkusan es diletakkan di atas handuk tipis di tubuh pasien.
6) Sisa handuk dilipatkan untuk menutup bungkusan es.
7) Tutupkan plastik lembaran ke lipatan handuk berisi kompres es tadi.
8) Selimut ditutupkan ke tubuh pasien hingga seluruh punggung
tertutup.
9) Pengompresan dilakukan selama 5 hingga 10 menit.
10) Perhatikan kenyamanan pasien.
11) Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.
12) Plastik dibuka, lipatan handuk juga dibuka
13) Es diambil, handuk diambil.
14) Rapikan peralatan.
f. Evaluasi dan dokumentasi
1) Melihat / mengetahui efek hasil terapi
2) Membandingkan kondisi patologis sebelum dan sesudah diberikan
terapi
3) Menentukan tindakan / terapi selanjutnya.

2. Srytherapy / ice therapy


Ice massage

Dalam penatalaksanaan hidroterapi ice massage, tahap penatalaksanaannya

adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan

Hal-hal yang perlu diketahui dari pasien antara lain:

1) Kondisi patologis pasien. Hal ini berkaitan dengan tingkat keparahan

kondisi patologis pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga

apakah kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif dengan

terapi yang akan diberikan.

2) Gangguan sensibilitas

14
b. Pemilihan metode terapi

Metode terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien. Dalam

hal ini adalah ice massage

c. Persiapan alat

1) 1 buah ember

2) Es batu

3) 2 buah handuk besar

4) Plastic lembaran

5) Plastic kiloan 2 buah

6) Selimut

7) Cold pack

8) Handuk tipis

d. Persiapan penderita

Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan

apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.

e. Teknik pelaksanaan

Teknik pelaksanaan terapi ice massage adalah sebagai berikut:

1.) Siapkan ember untuk meletakkan es batu. Sebelumnya es batu

dihancurkan terlebih dahulu hingga benar-benar hancur. Lebih

kecil dan lebih banyak hancuran es, lebih baik hasil yang akan

didapat.

2.) Masukkan hancuran es kedalam kedalam kantung plastic kiloan

dan dibentuk kotak. Setelah itu lapisi lagi dengan kantung plastic

15
kiloan. Lapisan yang tebal pada plastic dipergunakan sebagai

pegangan, sedangkan yang tipis dipergunakan untuk massage.

3.) Sementara itu asisten terapis mempersiapkan pasien dengan cara

memposisikan pasien dalam keadaan tengkurap dan senyaman

mungkin. Pada pedis diberi support. Pasien diselimuti sebatas bahu.

Bagian punggung pasien dilapisi dengan plastic lembaran dan

diletakkan handuk tipis. Dan disisi-sisi tubuh pasien diberi handuk

untuk menghambat agar air dari lelehan es yang digunakan untuk

terapi tidak merembes dan membasahi tubuh pasien maupun bed.

4.) Letakkan cold pack pada daerah yang akan diterapi.

5.) Setelah itu tutupi cold pack dengan handuk tipis tersebut lalu

ditutup lagi dengan plastic lembaran dan pasien diselimuti.

6.) Terapi ini dilakukan selam 15 menit.

7.) Setelah itu terapis siap memberikan ice massage. Cold pack

dikembalikan pada hidrokolator.

8.) Perhatikan kenyamanan pasien.

9.) Setelah selesai, selimut dibuka selebar pelvic.

10.) Plastik dibuka, bungkusan handuk juga dibuka

11.) Handuk yang digunakan untuk mengompres diambil.

12.) Terapis siap memberikan massage yaitu dengan cara menekankan

es pada bagian tubuh yang akan diterapi (pada praktikum

mengedepankan kasus Low Back Pain) sambil dilakukan anamnese

terhadap pasien.

16
13.) Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah dengan menekan es pada

bagian yang diterapi secara Efflaorage. Efflaorage adalah teknik

penekanan secara tegak lurus dan sirkuler dengan menggunakan es.

Atau dapat juga dilakukan penekanan dari distal ke proximal

selama ± 30menit. Namun pada kasus Frozen shoulder, teknik

penekanan yang digunakan adalah dengan menyamping

14.) Setelah selesai, keringkan bagian tubuh pasien yang diterapi

15.) Bersihkan dan rapikan peralatan

f. Evaluasi dan dokumentasi

Ice Therapy

Gambar 1. Ice Therapy

Therapy es pada permukaan tubuh merupakan suatu bentuk


pemindahan energi dinggin ke suatu jaringan yang tujuannya adalah sebagai
penurunan temperature jaringan lokal dan menimbulkan thermoregulatory.

17
3. Rendaman/ water bath
Contras bath

Gambar 2. Contras Bath


Contras Bath adalah perendaman anggota tubuh ke dalam air panas
dan air dingin secara bergantian dalam waktu yang teratur dan di lakukan
dengan cepat.
Dalam penatalaksanaan hidroterapi kontras bath, tahap-tahap
penatalaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan
1.) Kondisi patologis pasien  berkaitan dengan tingkat keparahan
kondisi patologis pasien ( akut atau kronis ). Di samping itu juga
apakah kondisi patologis pasien indikatif atau kontra indikatif
dengan terapi yang akan diberikan.
2.) Gangguan sensibilitas  yang dimaksud adalah sensibilitas panas-
dingin.
b. Pemilihan metode terapi
Metode terapi ditentukan sesuai hasil pemeriksaan pada pasien. Dalam
hal ini adalah kontras bath.
c. Persiapan alat
Berikut alat-alat yang digunakan untuk metode terapi kontras bath :
1.) buah ember
2.) air es
3.) air panas
4.) air netral
5.) handuk
6.) selimut

18
d. Persiapan penderita
Pasien diberikan pengetahuan / diberi tahu tentang perlakuan-perlakuan
apa saja yang akan diberikan oleh terapis kepada pasien.
e. Teknik pelaksanaan
1) Letakkan 2 buah ember di samping pasien.
2) Salah satu ember diisi dengan air netral dan air es (es), jaga suhunya
agar tetap berada di antara 10o-20o C.
3) Ember yang lain diisi dengan air panas dengan air netral, jaga suhunya
agar tetap berada di antara 36o-50o C
4) Masukkan bagian tubuh pasien yang akan diberikan terapi kontras
bath ke dalam air hangat selama 2-3 menit. Setelah 2-3 menit, angkat
dan keringkan bagian tubuh pasien yang direndam tadi, lalu masukkan
bagian tubuh pasien ke dalam air dingin selam 1 menit. Perbandingan
waktu yang dapat dilakukan adalah 2:1 atau 3:1 ( 3 menit dalam air
hangat, 1 menit dalam air dingin).
5) Lakukan langkah di atas sebanyak 5 kali. Perendaman diawali dengan
air hangat dan diakhiri dengan air hangat. Keringkan bagian tubuh
pasien yang diterapi setiap kali setelah diangkat dari air.
6) Setelah selesai, keringkan bagian tubuh pasien yang diterapi.
7) Bersihkan dan rapikan peralatan.
f. Evaluasi dan dokumentasi
Cold bath
Metode dilakukan secara lokal, seperti pada Imersion Cryotherapy.
Gunakan tabung dari Steinless steel dengan ukuran cukup untuk merendam
ekstremitas. Tabung Stein less steel di isi dengan air dingin (air es) dengan
temperatur antara 13-18 oC. Waktu total pengobatan 10-30 menit.
Neutra bath
Rendaman ini menggunakan air dengan temperatur antara 34-36 oC.
Dimaksudkan untuk menimbulkan efek sedatif, rileksasi otot dan
vasodilatasi umum.

19
Hot bath
Tabung stein less steel diisi dengan air panas temperatur 37- 40 oC.
Waktu total pengobatan 10-30 menit.

Parafin bath

Gambar 3. Parafin Bath

a. Alat dan Bahan


1) Handuk
2) Parafin
b. Cara Kerja
1) Menyiapkan alat dan bahan
 Memanaskan parafin sampai mencair
2) Melakukan tes sensibilitas dengan cara :
 Menyediakan air hangat dan dingin beserta tabungnya.
 Mengisi tabung dengan air hangat dan dingin.
 Mengenalkan rasa panas dan dingin pada tubuh pasien yang tidak
sakit.
 Kantung air yang sudah terisi air hangat dan dingin, diletakkan
diatas tubuh pasien yang akan diterapi secara bergantian (pasien
tidak boleh melihat).

20
 Jika pasien bisa membedakan rasa panas dan dingin berarti tidak
ada gangguan sensibilitas pada bagian tubuh yang akan diterapi
sehingga terapi bisa diberikan.
 Jika pasien tidak bisa membedakan rasa panas dan dingin berarti
ada gangguan sensibilitas pada bagian tubuh yang akan diterapi
sehingga terapi tidak bisa diberikan.
3) Menyuruh pasien memasukkan tangan ke dalam paraffin yang sudah
mencair kemudian diangkat dari paraffin dan dimasukan lagi ke dalam
paraffin secara berulang-ulang sampai tangan pasien terlapisi paraffin
yang tebal. Jari tangan pasien tidak boleh rapat melainkan harus
dibuka semaksimal mungkin agar seluruh bagian tangan tertutup
paraffin.
4) Setelah tangan pasien terlapisi paraffin yang tebal, tangan pasien
diangkat dan diselimuti handuk selama 15 menit. Ini bertujuan agar
paraffin yang menempel pada tangan menjadi dingin dan mudah
dikelupas.
5) Melakukan tahap akhir
 Membersihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan
ke tempat semula.
 Mengevaluasi terapi dan mencatat hasil terapi.

4. Hubbard tank

Gambar 4. Hubbard Tank

21
Merupakan alat untuk melakukan under water exercise berupa bak
yang dirancang khusus dengan benyuk spesifik seperti lubang kunci atau
berbentuk kupu-kupu. Temperatur air yang digunakan 35,5- 39 oC.

5. Douches/ semprotan
Pancaran air yang di kenakan pada tubuh penderita, pancaran air tersebut di
atur temperatur dan tekanannya.
Indikasi : Sciatica kronis, perengketan jaringan, kelelahan karena
posisi tubuh yang menetap dalam waktu yang lama.
Kontraindikasi : Kelainan jantung, hipertensi dan demam

6. Whirl Pool Bath

Gambar 5. Whirl pool bath


Terapi dengan tanki whirpool merupakan jenis kombinasi
hydrotherapy, thermotherapy dan massage. Whirpool pada dasarnya
merupakan tanki yang dilengkapi dengan motor turbin yang dapat mengatur
gerakan air dalam tanki. Kecepatan dan arah gerakan air diatur dengan
banyak sedikitnya udara yang dihembuskan ke dalam air. Turbin dapat
diatur letaknya pada tanki untuk memberikan penguatan efek pada area
tubuh tertentu.
a. Cara pemakaian tanki whirpool adalah sebagai berikut :
1) Suhu diatur sesuai dengan tabel diatas sesuai dengan fase cedera.
Cedera akut memerlukan suhu dingin sedangkan cedera kronis
memerlukan suhu panas

22
2) Tanki dipenuhi dengan air kemudian atlet dapat berbaring di dalam
tanki dengan posisi area yang akan diterapi berada di dekat turbin
pemutar. Pada fase akut, turbin diletakkan tidak terlalu dekat untuk
menghindari timbulnya luka. Jarak ideal antara area yang diterapi
dengan turbin adalah 20 sampai 25 cm
3) Durasi terapi pada cedera akut dimulai dari 5 menit kemudian
ditingkatkan sampai dengan maksimal 20 menit. Pada cedera kronis,
durasi terapi yang ideal adalah 20 menit

7. Pool Therapy/ Pool Exercise/ Under Water Exercise

Gambar 6. Pool Therapy


Indikasi : arthritis, nyeri punggung dan fibromyalgia, fraktur, stroke,
osteoporosis
Kontraindikasi : pasien dengan gangguan/ penyakit jantung, demam,
infeksi atau bladder/ bowel inkntinensia

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hidroterapi merupakan salah satu modalitas fisioterapi dengan
menggunakan zat cair sebagai sarana pengobatan. Hidroterapi dilakukan
menggunakan kolam air untuk program terapi yang didesain khusus untuk
individu guna memperbaiki fungsi neuromuscular dan tulang. Terapi dilakukan
dan diawasi oleh orang yang profesional. Hidroterapi berbentuk pelayanan
fisioterapi spesifik untuk anak dan dewasa yang dilakukan dalam kolam air
bertemperatur optimum yang bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah
dan mengurangi ketegangan otot (relaksasi otot).
Adapun beberapa manfaat dari terapi komplementer hidroterapi yaitu
membantu proses detoksifikasi , menstimulasi dan merilekskan otot,
memperbaiki aktivitas metabolik tubuh , meningkatkan imunitas tubuh,
meningkatkan fungsi organ, rehabilitasi syaraf, tulang, otot, sendi,
memperbaiki pola jalan dan bentuk tubuh, mengurangi nyeri, bengkak, kaku
otot dan sendi, meningkatkan fungsi jantung, sirkulasi darah dan pernafasan,
meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup, memperbaiki
keseimbangan dan koordinasi serta memperbaiki lingkup gerak sendi, stroke,
nyeri sendi lutut dan penyakit rematik, scoliosis, gangguan perkembangan
anak, paska cedera kepala dan tulang belakang, pasca cedera olah raga.

Pembagian hidroterapi berdasarkan metode aplikasi antara lain :


1. Kompres (panas dan dingin)
2. Srytherapy / ice therapy
3. Rendaman/ water bath
4. Hubbard tank
5. Douches/ semprotan
6. Whirl Pool Bath
7. Pool Therapy/ Pool Exercise/ Under Water Exercise

24
B. Saran
Adapun saran yang kami dapat dari pembuatan makalah ini adalah
perawat maupun mahasiswa keperawatan dapat memahami dan mengetahui
tentang terapi komplementer hidroterapi sehingga diharapkan dalam paktek di
masa depan mahasiswa bisa mengaplikasikan terapi ini sebagai pengobatan
alternatif dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki kepada
pasiennya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Hidroterapi Untuk Problem Nyeri Sendi dan Stroke,


http://www.kibm.or.id/ healthy-news/399-hidroterapi-untuk-problem-
nyeri-sendi-dan-stroke.html, 2011, diakses 23 Januari 2020

Damayanti, I., Hidroterapi, Gaya Hidup dan Proses Penuaan, http://file.upi.edu/


Direktori/FPOK/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/19800721200604
2-IMAS_DAMAYANTI/HIDROTERAPI.pdf, 2011, diakses tanggal 23
Januari 2020

Martin, Craig W., Noertjohjo, K., Hydrotheraphy,Review on the Effectiveness of


Its Aplication in Physiotheraphy and Occupational Therapy,
http://www.worksafebc.com/health_care_providers/Assets/PDF/hydrothe
rapy_application_physiotherapy.pdf, 2004, diakses tanggal 23 Januari
2020

Scrivner J., Water Detox Total Healty & Beauty in 8 Easy Steps, PT Gramedia
Pustaka Utama, 2007, Hal. 105-131.

Turana, Yuda dr., 2003 Hidroterapi,


http://www.medikaholistik.com/medika.html?xmodule=
document_detail&xid=3&ts=1318500244&qs=health, 2003, diakses 23
Januari 2020

26

Anda mungkin juga menyukai