Anda di halaman 1dari 42

STIMULASI LISTRIK DENGAN

TENS

Oleh :
Saifudin Zuhri

Jurusan Fisioterapi Poltekkes Surakarta


2008
TENS
(Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation)
Definisi
TENS merupakan suatu cara penggunaan
energi listrik untuk merangsang saraf
melalui permukaan kulit (Parjoto, 2006)
Bentuk gelombang : biphasic or monophasic
Peralatan TENS antara lain meliputi :
Konvensional TENS, AL TENS dan
IntensTENS serta burst mode TENS.
Kontraindikasi TENS
Absolut
 Pemasangan elektrode metode kontraplanar secara
langsung daerah jantung
 Pasien dengan ”ketergantungan” alat pacu jantung
(tipe sinkronisasi).
 Pemasangan elektrode pada arteri, vena
jugularis/sinus karotis.
 Pemasangan elektrode sekitar pelvik, perut pada
wanita hamil (terutama trimester I, di atas uterus)
 Aplikasi secara langsung pada jaringan yang
mengalami keganasan (malignan).
Relatif
 Aplikasi pada daerah yang
mengalami penurunan sensasi.
 Aplikasi pada daerah yang terdapat
metal implant superfisial
 Don’t treat areas with vascular
disease
Lainnya
 Don’t treat patients who appears to
be unreliable.
Mekanisme nyeri &
TENS
a.1. Mekanisme periferal
TENS pada saraf akan menghasilkan impuls
saraf yg berjln 2 arah sepanjang akson 
aktivasi antidromik.
Impuls saraf ke perifer (impuls antidromik)
akan “menabrak” impuls saraf dari jaringan
rusak (blokade thdp transmisi saraf tepi)
efek analgesik (Walsh dkk, 1998).
Normal-Modified Pain Response
Modulasi nyeri tk lokal/reseptor
TENS  nyeri

1. Meningkatkan ambang rangsang


2. Menurunkan konduktivitas
penghantar nyeri (serabut aff
nosiseptif)
3. Memperbaiki metabolisme lokal
4. Mengangkut aktivasi nocxius kimia
(misalnya prostaglandin)
5. Efek plasebo
a.2. Mekanisme Segmental

TENS mengaktivasi serabut A β  inhibisi neuron


nosiseptif di cornu dorsalis medula spinalis/PHC
=> Gate control theory (Melzack & Wall, 1965)
Aktivasi saraf berdiameter besar/bermyelin tebal
(Aβ) menutup gerbang berupa substansia
gelatinosa (SG) di PHC sehingga impuls dari
saraf berdiameter kecil (Aδ dan C) : nosiseptor
terblokir untuk transmisi ke sel T, akibatnya
nyeri berkurang/menghilang (Newton AR,
1990).
Aplikasi : intensitas kuat tapi nyaman : strong but
comfortable ( Sandkuhler, 2000)
Mekanisme Segmental
PHC Spinothalamic &
spinoreticular

TENS Aβ fibers
GABA
Nociceptor activity
SG T
A δ & C fibers
GABA : gamma aminobutyric acid  transmiter inhibitor nyeri
Perjalanan Impuls Perifer ke sentral
a.3. Mekanisme
Ekstrasegmental

TENS akan mengaktivasi periaqueductal


grey (PAG), nucleus raphe magnus &
nucleus raphe gigantocellularis 
inhibisi desenderen dari Aδ dan C
melalui menutupnya SG.

Catatan : TENS  impuls prodromik


merangsang produktivitas β endorphin,
enkephalin, serotonin.
BERBAGAI BENTUK TENS
Konvensional TENS

Tujuan :Mengurangi/menurunkan nyeri


nosiseptif, neuropati dan campuran
pada stadium akut, sub akut maupun
kronis dengan pendekatan “gate
control theory” melalui aktivasi saraf
berdiameter besar (Aβ).
Persiapan Pasien

 Posisi pasien rileks dan nyaman


 Tentukan lokasi nyeri.
 Bersihkan area yang akan diterapi dengan
air atau air sabun, bukan menggunakan
alkohol.
 Jika ada luka di area terapi diberikan
isolator (vaseline)
 Tes sensibilitas dari area yang diterapi
 Bebaskan area terapi dari pakaian & logam
 Tidak ada unsur kontraindikasi
Persiapan Alat
 Cek alat dapat operasional, kabel tidak lecet/putus,
tombol intensitas posisi nol.
 Pad elektrode cukup basah, atau media gel yg tepat,
diusapkan rata seluruh permukaan elektrode &
tidak ada gelembung (bukan gel untuk ultrasound)
 Tentukan ukuran elektrode
- Bipolar : ukuran elektrode biasanya sama
besar
- Monopolar : ukuran elektrode biasanya tidak
sama besar (terutama gelombang biphasic)
 Tes polaritas elektrode oleh terapis (jika
monophasic)
 Tentukan bentuk gelombang.
 Siapkan pengikat (streps) elektrode, handuk, bantal,
guling dan bantal pasir.
Pelaksanaan
 Memberikan salam dan memperkenalkan diri.
 Meminta persetujuan pasien secara lesan.
 Jelaskan tujuan terapi ke pasien
 Informasikan tentang apa yang akan dirasakan,
apa yang harus dilakukan & tidak boleh dilakukan.
 Pada pemasangan 2 channel (bipolar) yaitu terdiri
atas 2 elektrode, bisa secara berpasangan
(metode Bracket) atau bersilangan (metode Criss-
Cross).
 Elektrode dipasang di titik nyeri atau dermatom.
 Jika memilih gelombang monofasik, maka katoda
digunakan sebagi elektrode aktifnya.
 Pemasangan elektrode tidak boleh bersentuhan
satu dengan lainnya.
Lanjutan pelaksanaan….
 Frekuensi : 10 pps – 200 pps.
 Durasi : 100 – 200 mikrodetik.
 Pola arus kontinyu, jika pasien mudah
mengalami akomodasi, bentuk
gelombang/pola arus bisa dilakukan burst
atau modulasi.
 Tentukan nilai ambang persepsi, intensitas
terapeutik adalah 2-3 kali dari ambang
persepsi (mA) atau sampai paraestesi
yang nyata sedikit kontraksi.
 Jika menggunakan 2 channel, hidupkan ke-2 channel
sampai timbul parestesi nyata dan sama besar.
 Sekitar 5 menit, monitor pasien & jika terjadi penurunan
rasa maka naikkan intensitas seperti permulaan terapi.
 Waktu terapi secara terus menerus saat nyeri terjadi s/d
beberapa jam. Di klinis biasanya sampai 15 menit
 Akhir terapi :
- Kembalikan tombol intensitas ke posisi nol dan padamkan
unit
- Lepaskan elektrode
- Cek area terapi.
- Unit TENS dimatikan
- Cucilah elektrode dengan air dan lap dengan kain kering
- Simpan unit TENS
AL-TENS

Tujuan : Mengurangi/menurunkan nyeri


nosiseptif, neuropati dan campuran
pada stadium akut, sub akut maupun
kronis dengan mengaktivasi otot-otot
phasic yang berakhir pada saraf
berdiameter kecil non-noksius (Aδ)
.

PERSIAPAN PASIEN DAN


ALAT IDENTIK DENGAN
KONVENSIONAL TENS
Pelaksanaan AL-TENS
 Memberikan salam dan memperkenalkan diri.
 Meminta persetujuan pasien secara lesan.
 Jelaskan tujuan terapi ke pasien
 Informasikan tentang apa yang akan dirasakan,
apa yang harus dilakukan & tidak boleh dilakukan.
 Pada pemasangan 2 channel (bipolar) yaitu terdiri
atas 2 elektrode, bisa secara berpasangan
(metode Bracket) atau bersilangan (metode Criss-
Cross).
 Elektrode dipasang di motor point atau nyeri
miotom
 Jika memilih gelombang monofasik, maka katoda
digunakan sebagi elektrode aktifnya.
 Pemasangan elektrode tidak boleh bersentuhan
satu dengan lainnya.
 Frekuensi : 35 -100 pps (parsial sampai kontraksi tetanik penuh)
 Durasi : 100 – 200 mikrodetik
 Pola arus burst
 Intensitas TENS adalah sampai kontraksi otot fasik
 Jika menggunakan 2 channel, hidupkan ke-2 channel sampai
timbul kontraksi otot fasik dan sama besar
 Sekitar 5 menit, monitor pasien & jika terjadi penurunan rasa
maka naikkan intensitas seperti permulaan terapi.
 Waktu terapi : 30 menit setiap kali terapi
 Akhir terapi :
- kembalikan intensitas ke posisi nol dan padamkan unit
- Lepaskan elektrode
- Cek area terapi.
- Unit TENS dimatikan
- Cucilah elektrode dengan air dan lap dengan kain kering
- Simpan unit TENS
INTENSE-TENS

Tujuan : Mengurangi/menurunkan nyeri


nosiseptif, neuropati dan campuran
pada stadium akut, sub akut maupun
kronis dengan mengaktivasi serabut
saraf berdiameter kecil (nosiseptor)
PERSIAPAN PX DAN
ALAT IDENTIK DENGAN
PERSIAPAN TENS PADA
UMUMNYA
Pelaksanaan Intense-TENS

 Memberikan salam dan memperkenalkan diri.


 Meminta persetujuan pasien secara lesan.
 Jelaskan tujuan terapi ke pasien
 Informasikan tentang apa yang akan dirasakan, apa
yang harus dilakukan & tidak boleh dilakukan.
 Pada pemasangan 2 channel (bipolar) yaitu terdiri
atas 2 elektrode, bisa secara berpasangan (metode
Bracket) atau bersilangan (metode Criss-Cross).
 Elektrode dipasang di daerah nyeri atau di sebelah
proksimal titik nyeri pada cabang utama saraf yang
bersangkutan
 Jika memilih gelombang monofasik, maka katoda
digunakan sebagi elektrode aktifnya.
 Pemasangan elektrode tidak boleh bersentuhan
satu dengan lainnya.
 Frekuensi : 100 - 200 pps
 Durasi > 1000 mikrodetik
 Pola arus kontinyu, jika pasien mudah mengalami
akomodasi, bentuk gelombang/pola arus bisa
dilakukan burst atau modulasi
 Intensitas sampai rasa tidak nyaman tetapi masih
ditolerir pasien.
 Jika menggunakan 2 channel, hidupkan ke-2
channel sampai timbul rasa tidak nyaman tapi
masih ditolerir dan sama besar
 Sekitar 5 menit, monitor pasien & jika terjadi
penurunan rasa maka naikkan intensitas seperti
permulaan terapi.
 Waktu terapi : 15 menit setiap kali terapi
 Akhir terapi :
• Kembalikan tombol intensitas ke posisi
nol dan padamkan unit
• Lepaskan elektrode
• Cek area terapi.
• Unit TENS dimatikan
• Cucilah elektrode dengan air dan lap
dengan kain kering
• Simpan unit TENS
BERBAGAI CONTOH
PENEMPATAN
ELEKTRODE
Lutut arthrosis
(aktualitas tinggi-terapi segmental)
1 channel
 symmetrical biphasic pulsed current (TENS)
 Fase durasi dalam µsekon 100 - 150
 Frekuensi dalam Hz 150
 Burst dalam Hz 3
 Modulasi frekuensi dalam Hz
 Program modulasi Random mode
 CC/CV CC
 Waktu terapi dalam menit 15
 Intensitas: Sangat terasa (level motor toleransi)
 Lokasi: 1 elektroda medial sendi lutut, 1 di atas
spinal kolum L2-L4
Subluksasi sendi acromioclavikular
Aktualitas tinggi-segmental

asymmetrical biphasic pulsed current


(TENS) Fase durasi dalam
µsekon 150 Frekuensi dalam Hz 150 Burst
dalam Hz 4 Modulasi frekuensi dalam
Hz Program modulasi Random
mode CC/CV CC Waktu terapi dalam
menit 15 Intensitas: Jelas terasa (level
motor-sensoris) Lokasi: 1 Elektroda pada
klavikula, 1 pada spinal kolum C3-C5
 symmetrical biphasic pulsed current (TENS)
channel 1 Fase durasi dalam µsekon 120
Frekuensi dalam Hz 100
Burst dalam Hz 0
Modulasi frekuensi dalam Hz
Program modulasi
Random mode CC/CV CC
Waktu terapi dalam menit 15
channel 2
Fase durasi dalam µsekon 120
Frekuensi dalam Hz 100
Burst dalam Hz 0
Modulasi frekuensi dalam Hz
Program modulasi
Random mode CC/CV CC
Waktu terapi dalam menit 15
Komentar 2 channel terpisah
Intensitas: Jelas terasa (level motor-sensoris) Lokasi:
 Channel 1: 2 elektroda med/lat sendi lutut
 channel 2: 2 elektroda diatas spinal kolum L2-L4
Bursitis subtendinogenous
achiles
Aktualitas tinggi-terapi lokal
asymmetrical biphasic pulsed current (TENS)
Fase durasi dalam µsekon 20 - 75
Frekuensi dalam Hz 200 - 150
Burst dalam Hz 0
Modulasi frekuensi dalam Hz
Program modulasi Random mode
CC/CV CC
Waktu terapi dalam menit 15 - 20
Intensitas: Jelas terasa (level motor-sensoris)
Lokasi: Elektroda pada seluruh permukaan tendo
akhile
Mialgia Lumbar erector
spinae
Aktualitas tinggi-lokal
asymmetrical biphasic pulsed current (TENS)
Fase durasi dalam µsekon 50 75
Frekuensi dalam Hz 100
Burst dalam Hz 0
Modulasi frekuensi dalam Hz 50
Program modulasi 6/6
Random mode Yes/ya
CC/CV CC
Waktu terapi dalam menit 15
Intensitas: Terasa (level sensori)
Lokasi: 2 elektroda diatas lumbar erektor spinae

Anda mungkin juga menyukai