Anda di halaman 1dari 31

Berjalan adalah berpindahnya tubuh dari satu titik, ketitik

berikutnya dengan cara menggunakan kedua tungkai (bipedal


posisi tubuh selalu tegak selama proses berlangsung).

Pola repetisi daripada penumpuan berat badan dari satu


tungkai ketungkai yang lain dengan heel – toe striding adalah
fenomena yang membedakan manusia dengan hominids yang
lebih primitif ( Napier, 1967).

Laju kedepan pada peristiwa berjalan, disebabkan karena


kombinasi dari tiga kekuatan yang bekerja, yaitu:
1. Kekuatan otot yang menyebabkan tekanan pada kaki
terhadap permukaan tumpuan.
2. Gaya berat yang berusaha menarik tubuh ke depan dan ke
bawah bila terjadi ketidak seimbangan (imbalance).
3. Kekuatan momentum yang bermaksud mempertahankan
tubuh yang bergerak dalam arah yang sama dengan
kecepatan yang tetap.
Cycle berjalan :
Satu cycle, dimulai dari heel strike, sampai tungkai yang sama mulai heel
strike berikutnya. Interval antara dua steps bisa dihitung jarak dan
waktunya.

Stride legth :
Adalah jarak antara dua jejak kaki, pada kaki yang sama. Pada orang
dewasa pria jaraknya antara 140 – 156,5cm.

Stride duration :
Adalah waktu yang dibutuhkan untuk jarak tersebut.

Step length :
Adalah jarak antara dua jejak kaki , baik dari kanan ke kiri atau sebaliknya.
Jarak rata2nya adalah 68 – 78cm.

Step duration :
Adalah waktu yang dibutuhkan dari heel strike kaki yang satu ke heel strike
kaki yang lain.

Cadence :
Adalah jumlah steps permenit, dimana nilai rata2nya adalah 112 – 116
permenit.
Siklus Berjalan (Gait Cycle) merupakan suatu
rangkaian fungsional dengan adanya gerakan
pada satu anggota badan (Extremitas Inferior).
Hal ini berlangsung sejak kaki kanan
menginjak lantai hingga kaki kanan mneginjak
lantai kembali

Dalam satu Siklus berjalan (Gait Cycle) terdiri


dari 2 fase, yaitu fase menapak (Stance phase)
dan fase mengayun (Swing Phase)
Stance Phase :
a). Ekstensi sendi panggul (hip)
b). Geseran ke arah horizontal- lateral pada pelvis dan truk
c). Fleksi lutut sekitar 15° pada awal heel strike, dilanjutkan
dengan ekstensi dan fleksi lagi sebelum toe off

Swing Phase :
a). Fleksi lutut dengan diawali ekstensi hip
b). Lateral pelvic tilting kearah bawah pada saat toe off
c). Fleksi hip
d). Rotasi pelvic ke depan saat tungkai terayun
e). Ekstensi lutut dan dorsalfleksi ankle dengan cepat
sesaat sebelum heel strike
a. Initial Contact (interval: 0-2%)
 Fase ini merupakan moment ketika tumit menyentuh
lantai. Initial contact merupakan awal dari fase stance
dengan posisi heel rocker. Posisi sendi pada waktu
mengakhiri gerakan ini, menentukan pola loading
response.
 Fase ini merupakan moment seluruh centre of gravity
berada pada tingkat terendah dan seseorang berada
pada tingkat yang paling stabil. Pada periode ini
anggota bawah yang lain juga menyentuh lantai
sehingga terjadi posisi double stance.
 Menyentuhnya tumit dengan lantai, memberikan
bayangan yang mengindikasikan bahwa tungkai akan
bergerak, sedang tungkai yang lain berada pada akhir
terminal stance.
 Fase ini merupakan periode initial double
stance. Awal fase dilakukan dengan
menyentuh lantai dan dilanjutkan sampai kaki
yang lain mengangkat untuk mengayun.
 Berat tubuh berpindah ke depan pada
tungkai. Dengan tumit seperti rocker, knee
fleksi sebagai shock absorption. Saat heel
rocker, ankle plantar fleksi dengan kaki
depan menyentuh lantai sedangkan tungkai
yang berlawanan pada posisi fase preswing
Sendi Otot yang Aktif Deviasi Gait Penyebab Kemungkinan
Muskuler penyebab lain
Hip GLUTEUS MAXIMUS /
HAMSTRING / ADDUCOR
ANTERIOR PELVIC TILT KELEMAHAN HIP
EXTENSOR
HIP FLEXION
CONTRACTURE / HIP
MAGNUS. FLEXOR SPASTIC
MENGONTROL GAYA HIP FLEKSI

GLUTEUS MEDIUS / TENSOR


FASCIA LATAE. HIP FLEXION
MENGONTROL GAYA HIP CONTRACTURE
ADDUCTION BADAN CONDONG KE
BELAKANG KELEMAHAN HIP
EXTENSOR

Knee QUADRICEPS AKTIF


MENGONTROL KNEE FLEXION
INSUFFICIENCY KNEE
FLEXION, KNEE
KELEMAHAN KNEE
EXTENSOR
EXCESSIVE ANKLE
PLANTAR FLEXION,
HYPEREXTENSION KNEE PAIN,
QUADRICEPS
SPASTICITY, KNEE
EXCESSIVE KNEE EXTENSION
FLEXION CONTRACTURE
KNEE FLEXION
NOT DUE TO MUSCLE CONTRACTURE,
WEAKNESS HAMSTRINGS
SPASTICITY

Ankle PRETIBIAL MS. TO CONTROL


ANKLE PLANTAR FLEXION
EXCESSIVE (TERLALU
CEPAT) PLANTAR
WEAK ANKLE
DORSIFLEKSOR
Plantar flexor spasticity,
ankle plantar flexion
FLEXION contracture.
 Merupakan sebagian awal dari gerakan satu
tungkai. Untuk awalan gerakannya, kaki
mengangkat dan dilanjutkan sampai berat
tubuh berpindah pada kaki yang lain dengan
lurus. Saat ankle dorsal fleksi (ankle rocker)
bayangan tungkai mulai bergerak ke depan
sementara knee dan hip ekstensi. Sedangkan
tungkai yang berlawanan mulai bergerak
menuju fase mid-swing.
Sendi Otot yang Aktif Deviasi Gait Penyebab Kemungkinan
Muskuler penyebab lain
Hip Gluteus medius & minimus / tensor
fascia latae
Pelvic drop contra lateral
atau badan condong ipsi
Kelemahan hip abductor Hip pain (antalgic gait),
Hip abduction
Mengkonter gaya hip adduction lateral contracture ipsi lateral
(Trendelen)

Excessive hip flexion Umum, bukan karena Hip flexion atau iliotibial
kelemahan otot band contracture
Kelemahan hip extensor
Badan condong ke Hip flexion contracture
belakang

Knee QUADRICEPS AKTIF MENGONTROL


KNEE FLEXION
INSUFFICIENCY KNEE
FLEXION, KNEE
KELEMAHAN KNEE
EXTENSOR
EXCESSIVE ANKLE
PLANTAR FLEXION
HYPEREXTENSION (KARENA SPASTISITAS /
CONTRACTURE)
KNEE FLEXION
EXCESSIVE KNEE CONTRACTURE,
FLEXION NOT DUE TO MUSCLE HAMSTRING SPASTICITY
WEAKNESS

Ankle Soleus / gastrocnemius


Mengotrol anterior advancement of
Insufficiency ankle
dorsiflexion
Umum bukan karena
kelemahan otot selama
Ankle plantar flexion
contracture / spasticity
tibia tahap ini
Kelemahan soleus
Excessive ankle Flexed knee gait (karena
dorsiflexion knee flexion
contracture, hamstring
spasticity)
 Pada fase ini satu tungkai memberikan bantuan.
Fase ini dimulai dengan mengangkat tumit dan
dilanjutkan sampai kaki memijak tanah.
Keseluruhan pada fase ini berat badan berpindah
ke depan dari forefoot. Saat posisi ekstensi knee
yang meningkat dan akan diikuti sedikit fleksi.
Dimana posisi tungkai yang lain berada pada fase
terminal swing. 13

 Pada fase Terminal stance, centre of gravity


berada di depan kaki yang menapak jadi tekanan
gravitasi akan meningkatkan lingkup dari
ekstensi hip dan dorsal fleksi ankle.
Sendi Otot yang Aktif Deviasi Gait Penyebab Kemungkinan
Muskuler penyebab lain
Hip Tensor fascia latae serabut anterior Insufficiency hip Umumnya bukan karena Hip flexor contracture /
gerak hip ekstension dan mengkonter extension kelemahan otot spasticity
gaya hip adduction Kelemahan hip
abduction
Pelvic drop contra lateral Hip pain (antalgic gait),
atau badan condong ipsi Hip abduction
lateral contracture ipsi lateral
(Trendelen)

Knee Popliteus, cegah knee hyperextension knee hyperextension Kelemahan knee Excessive ankle plantar
Insufficiency knee extensor flexion (karena
extension Kelemahan soleus spastisitas /
contracture)
Knee flexion
contracture, hamstring
spasticity

Ankle Soleus / gastrocnemius Excessive ankle Bukan kelemahan otot Ankle plantarflexion
Mengotrol gaya ankle dorsiflexion plantarflexion Excessive Kelemahan soleus contracture / spasticity
ankle dorsiflexion Flexed knee gait (karena
knee flexion
contracture, hamstring
spasticity
 Pada akhir fase stance adalah interval gerakan
kedua double stance pada siklus berjalan.
Dimulai dari initial contact pada anggota gerak
bawah kontralateral dan diakhiri toe-off pada
anggota gerak ipsilateral, dengan meningkatnya
ankle ke posisi plantar fleksi diikuti fleksi knee
maka hip tidak lagi pada posisi ekstensi. Disaat
yang sama anggota gerak bawah yang lain pada
fase loading response. Menyentuhnya anggota
gerak atau tungkai kontralateral merupakan awal
dari terminal double support.
Sendi Otot Yang Aktif Deviasi Gait Penyebab Kemungkinan
Muskular Penyebab Lain
Hip Adductor longus, gerak flection dan Excessive hip flexion Umumnya bukan karena Hip flexion / iliotibial
mengontrol hip abduction kelemahan otot band contracture
menghasilkan pamindahan berat Spasticity hip flexor, hip
badan ke ekstremitas contra lateral pain
Rectus femoris, gerak hip flexion dan
mengontrol derajat knee flexion

Knee Popliteus / gastrocnemius, gerak knee Insufficiency knee Kelemahan knee Knee pain, knee
flexion flexion extensor extension contracture,
Rectus femoris, mengontrol derajat quadriceps spasticity
knee flexion

Ankle Soleus, gastrocnemius: pada awal pre Excessive ankle Kelemahan soleus AFO dengan rigit ankle,
swing untuk anterior acceleration dorsiflexion flexed knee gait (karena
tibia. knee flexion
Tibialis anterior, ekstensor digitorum contracture, hamstring
longus, akhir pre swing mencegah spasticity
plantar fleksi berlebih.
a. Initial swing (interval: 60-73%)
 Pada fase pertama adalah perkiraan satu dari
tiga fase mengayun. Diawali dengan
mengangkat kaki dari lantai dan diakhiri
ketika mengayun kaki sisi kontralateral dari
kaki yang menumpu. Pada saat posisi initial
swing hip bergerak fleksi dan knee naik
menjadi fleksi dan ankle pada setengah
dorsalfleksi. Pada saat yang sama, sisi
kontralateral bersiap pada mid stance.
Sendi Otot Yang Aktif Deviasi Gait Penyebab Muskular Kemungkinan Penyebab
Lain

Hip Iliacus / adductor longus: hip flexion Insufficiency hip flexion Kelemahan hip flexor Lemahnya kontrol hip
flexor akibat CNS Lesion

Gracilis / sartorius: Hip & flexion

Circumduction hip Kelemahan hip flexor


Knee ekstension
contracture: kelemahan
ankle dorsifleksor:
Excessive ankle
plantarflexion
Kelemahan hip abductor
Badan condong ke Kelemahan hip flexor (stance limb):
contra lateral Knee extension
contracture (swing
limb):
kelemahan ankle
dorsifleksor (swing
limb): Excessive ankle
plantarflexion (swing
limb):

Knee Biceps femoris (caput brevis) : knee Insufficient hip flexion Kelemahan hip flexor Quadriceps spasticity:
flexion knee pain: knee
extension contracture.
 Pada fase kedua dari periode swing dimulai, saat
mengayun anggota gerak bawah yang
berlawanan dari tungkai yang 14

 menumpu. Akhir dari fase ini ketika tungkai


mengayun ke depan dan tibia vertikal atau lurus.
Saat mid-swing, hip fleksi dengan knee bergerak
ekstensi untuk merespon gravitasi, dan diikuti
dengan ankle dorsifleksi menuju posisi netral.
Sedangkan tungkai yang lain berada pada akhir
dari fase midstance.
Sendi Otot Yang Aktif Deviasi Gait Penyebab Muskular Kemungkinan Penyebab
Lain

Hip Biceps femoris (caput brevis), Excessive hip flexion Kelemahan ankle Hip flexion contracture:
semimembranosus: pada mendekati dorsiflexor Excessive ankle
tahap akhir mid swing untuk decelerate dikompensasi hip plantarflexion
femur. flexion.
Kelemahan hip flexor
. Kurangnya kontrol hip
flexor akibat CNS lesion
Insufficient hip flexion Hip pain (antalgic gait):
Kelemahan hip abductor contra lateral hip
tungkai berdiri. abduction contracture
(trendelen gait)
Hip adductor spasticuty.
Ipsilateral pelvic drop /
tubuh condong ke
contralateral. Knee extension
Kelemahan hip flexor contracture: kelemahan
Excessive hip abduction. (diganti adductor). ankle dorsifleksi:
Kelemahan hip flexor Excessive ankle
plantarfleksi.
Circumduction of hip

Knee Biceps femoris (caput brevis) Insufficient knee flexion Kelemahan hip flexor Knee extension
contracture.

Ankle Tibialis anterior, extensor digit. Longus, Excessive ankle Kelemahan ankle Ankle plantarfleksors
ankle dorsi flexion plantarfleksi dorsifleksi spasticity / contracture
 Akhir dari fase swing dimulai dari tibia
vertikal dan diakhiri saat kaki memijakkan
lantai. Kedudukan tungkai yang baik adalah
dengan posisi ekstensi knee dan hip
mempertahankan fleksi sedangkan ankle
bergerak dari dorsifleksi ke netral. Anggota
gerak bawah yang lain berada pasa fase
terminal stance
Sendi Otot Yang Aktif Deviasi Gait Penyebab Muskular Kemungkinan Penyebab
Lain

Hip Biceps femoris (caput longus), Insufficient hip flexion Kelemahan hip flexor Kurangnya kontrol hip
semimembranosus, Semitendinosus: flexor akibat CNS lesion
decelerasi femur
Gluteus maximus: decelerasi femur Circumduction of hip Kelemahan hip flexor
Excessive hip adduction Kelemahan ankle Knee extension
dorsifleksi contracture; Knee
Kelemahan hip flexor extension contracture
(dan adductor
pengganti)

Hip adductor spasticity


Knee Vastus medialis, intermedius, lateralis Insufficient knee flexion Kelemahan knee Hamstring Spasticity:
Biceps femoris (caput longus) extensor Knee flexion contracture
semimembranosus, semitendinosus:
mengontrol knee extension berlebihan

Ankle Tibialis anterior, extensor digit. Excessive ankle Kelemahan ankle


Longus: ankle dorsiflexion plantarflexion dorsifleksi
Kelemahan knee
extensor
Hemiplegik gait:
gaya jalan dengan kaki yang lumpuh digerakkan secara sirkumduksi.

Spastik ( scissors gait ):


gaya jalan dengan sirkumduksi kedua tungkai, misalnya spastik
paraparese.

Tabetic gait:
gaya jalan pada pasien tabes dorsalis.Steppage gait: gaya jalan seperti
ayam jago, pada paraparese flaccid atau paralisis n. Peroneus.

Waddling gait:
gaya berjalan dengan pantat dan pinggang bergoyang berlebihan, khas
untuk kelemahan otot tungkai proksimal, misalnya otot gluteus.

Parkinsonian gait:
gaya berjalan dengan sikap tubuh agak membungkuk, kedua tungkai
berfleksi sedikit pada sendi lutut dan panggul. Langkah dilakukan
setengah diseret dengan jangkauan yang pendek-pendek.
Mengukur kecepatan terhadap aktivitas yang mungkin
menyebabkan gangguan keseimbangan

Alat yang dibuthkan :


kursi dengan sandaran dan penyangga lengan, stopwatch, dinding

Waktu tes:
10 detik – 3 menit
Prosedur tes
Posisi awal pasien duduk bersandar pada kursi dengan lengan
berada pada penyangga lengan kursi. Pasien mengenakan alas kaki
yang biasa dipakai. Pada saat fisioterapis memberi aba-aba “mulai”
pasien berdiri dari kursi, boleh menggunakan tangan untuk
mendorong berdiri jika pasien menghendaki. Pasien terus berjalan
sesuai dengan kemampuannya menempuh jaak 3 meter menuju ke
dinding, kemudian berbalik tanpa menyentuh dinding dan berjalan
kembali menuju kursi. Sesampainya di depan kursi pasien berbalik
dan duduk kembali bersandar. Waktu dihitung sejak aba-aba
“mulai” hingga pasien duduk bersandar kembali.
Tidak diperbolehkan mencoba atau berlatih terlebih dahulu.
 Skor normal
Umur 75 tahun rata-rata 8,5 detik
Validitas signifikan dan berkorelasi dengan
tes-tes lain (Berg, Barthel) (berg K, 1992)
Keunggulan dan kelemahan:
- Cepat, sederhana dan peralatan minimal
- Tidak sensitif terhadap gangguan
keseimbangan ringan-sedang
Pengukuran kecepatan saat bergerak dinamis naik turun satu trap dengan
satu kaki

Alat yang dibutuhkan :


stopwatch, blok setinggi 7,5 cm

Waktu tes: 30 detik

Prosedur tes :
Pasien berdiri tegak tak tersangga, sepatu dilepas, kedua kaki sejajar
berjarak 5 cm di belakang blok. Fisioterapis berdiri di salah satu sisi pasien
dengan satu kaki diletakkan di atas blok untuk stabilisasi blok. Pasien
dipersilahkan memilih kaki yang mana yang menapak ke atas blok dan kaki
yang menyangga berat badan. Pasien diajarkan bahwa kaki harus menapak
sempurna pada blok dan kembali pada tempat semula juga dengan
sempurna dan ini dilakukan secepat mungkin. Tes dimulai saat pasien
menyatakan siap dengan aba-aba “mulai” dan stopwatch dihidupakan.
Jumlah step dihitung 1 kali jika pasien menapak pada blok dan kembali ke
tempat semula. Tes diakhiri saat stopwatch menunjukkan waktu 15 detik
dengan aba-aba "stop" dan dicatat jumlah step yang dilakukan pasien.
Prosedur yang sama diulangi pada kaki satunya.
Skor normal: Usia 73 tahun rata-rata 17 kali tiap 15 detik.
Validitas mempunyai korelasi yang signifikan
dengan tes meraih (reach test), kecepatan langkah
dan lebar langkah saat jalan dan menunjukkan
perkembangan pasien stroke signifikan (Hill K,
1997).

Keunggulan dan kelemahan:


- Cepat, sederhana dan peralatan minimal
- Terlihat sensitif untuk gangguan keseimbangan
ringan-sedang
- Kurang sensitif untuk menilai penyebab
gangguan keseimbangan pada penderita
Parkinson.

Anda mungkin juga menyukai