Anda di halaman 1dari 80

IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR

LATIHAN STATIC CYCLE PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT

Disusun Oleh:

Devi Ayuningtyas

NIM. 151610213011

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI

FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2019

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena

atas kasih serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Tugas

Akhir yang berjudul “Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut”

dengan baik dan lancar.

Tugas akhir ini disusun dalam rangka melengkapi tugas-tugas dan

memenuhi syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma 3

Fisioterapi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas berbagai macam

bantuan, bimbingan dan segala partisipasi yang telah diberikan dalam

pembuatan tugas akhir ini kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan

kemudahan pada saya sehingga bisa menimba ilmu yang

bermanfaat di jurusan Fisioterapi FV UNAIR.

2. Orang tua tercinta, Papaku yang sudah tenang bersama Allah dan

Ibunda yang begitu luar biasa telah mendidik, membimbing,

memberi motivasi serta do’a dalam segala hal yang penulis

butuhkan dan memberikan curahan kasih sayang hingga penulis

dapat sampai ke titik ini.

3. Kakak tersayang Yeni Fepriany dan Dwi Fisari Cahyo Widodo serta

kakak ipar dan keponakan yang telah memberikan dukungan, kasih

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR iii

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

sayang, serta doanya.

4. Prof. Dr. Moh Nasih, SE., MT., Ak selaku Rektor Universitas

Airlangga Surabaya.

5. Dr. H. Widi Hidayat, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CMA., selaku Dekan Fakultas

Vokasi Universitas Airlangga Surabaya.

6. Dr. Harsono selaku Plt selaku Direktur RSUD Dr. Soetomo

Surabaya.

7. Nuniek Nugraheni, dr., Sp.KFR selaku Kepala Instalasi Rehabilitasi

Medik RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

8. Patricia Maria K., dr., Sp.KFR (K), selaku ketua program studi D III

Fisioterapi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya.

9. Dr. Damayanti Tinduh, dr., Sp.KFR(K) selaku pembimbing I yang

banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan ilmu serta arahan

dalam tugas akhir ini.

10. Muh Aziiz Sukma W., S.Tr.Kes selaku pembimbing II yang banyak

memberikan bimbingan, motivasi, dan ilmu serta arahan dalam tugas

akhir ini.

11. Seluruh dosen pengajar, instruktur, senior, dan fisioterapis Instalasi

Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Soetomo dan RSUA Surabaya yang

telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan bantuan

kepada penulis selama menjalani kuliah dan melaksanakan praktek

klinik.

12. Keluarga dari Ny. T yang bersedia meluangkan waktu, kesempatan,

bantuan dan kerjasama dalam pelaksanaan terapi pada pembuatan

tugas akhir ini.

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR iv

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

13. Keluarga ibu Eni yang selalu mendukung saya seperti anak

kandung selama ini.

14. Teman-teman Ruwet Squad (Novi Putri, Medilia Mustika, Wahyu

Anita) yang senantiasa sabar mendampingi dan membantu selama

selama ini.

15. Teman-teman Sayangku (Salma Salsabila, Dina Ika, Eni Eprianti)

yang selalu ada untuk mengembalikan semangat.

16. Teman-teman Lalala Kos (Sofiyah Salma, Ana Qonitatillah, Dwi

Ghunayanti Novianda) yang menjadi tempat berkeluh kesah dan

selalu memberikan semangat.

17. Teman-teman kelompok klinik H (Medilia Mustika, Aldo Gampur),

kelompok preklinik C (Silvi Amalia, Novi Putri, Johanes Dwi Lukti),

dan atas kerjasama, kebersamaan, kekeluargaan, dukungan ,

motivasi, dan do’a yang sangat berarti bagi penulis selama

menjalani preklinik dan klinik di D3 Fisioterapi Fakultas Vokasi

Universitas Airlangga.

18. Kakak-kakak Eugene Squad (Andia, Alip, Kristiyanti) yang selalu

menjadi penyemangat.

19. Teman-teman “CALCANEUS” yang membantu penulis dalam

menyelesaikan dokumentasi Tugas Akhir.

20. Kakak-kakak angkatan 2015 “SCAPULA”, kakak-kakak alumni D3

Fisioterapi Unair, serta adik-adik angkatan 2017 yang selalu

mendukung, memberi motivasi, do’a dan semangat dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

21. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR v

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

penyusunan dan penulisan tugas akhir ini yang tidak bisa disebutkan

satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan dan pengalaman

penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di

butuhkan bagi penulis guna tercapainya tugas akhir yang lebih baik.

Penulis berharap semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi

semua pihak terutama penulis, pembaca, maupun almamater.

Surabaya, 19 Juni 2019

Penulis

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR vi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

ABSTRAK

Osteoarthritis adalah gangguan kronis sendi sinovial yang ditandai dengan


pelunakan progresif dan kehancuran (disintegrasi ) tulang rawan sendi disertai
pertumbuhan osteofit pada tulang rawan, pembentukan kista dan sklerosis di
subchondral tulang, sinovitis ringan dan kapsul fibrosis. Osteoarthritis paling sering
terjadi pada usia lanjut.

Gambaran klinis osteoarhritis berupa nyeri sendi, biasanya nyeri bertambah bila
bergerak dan berkurang bila istirahat, keterbatasan gerak sendi, kaku sendi pagi hari
(morning stiffness), krepitasi, pembengkakan sendi, tanda-tanda peradangan dan
deformitas serta penurunan aktifitas fungsional.

Nyeri pada osteoarthritis lutut dapat menyebabkan inaktivitas dari otot- otot
sekitar lutut, jika terjadi dalam waktu yang lama maka kekuatan otot akan menurun
sangat cepat sekitar 20-30% perminggu. Menurunnya fungsi otot akan mengurangi
stabilitas sendi terutama sendi penumpu berat badan dan akan berdampak pada
penurunan kemampuan fungsional.

Static cycle atau sepeda statis adalah perangkat yang digunakan sebagai
peralatan olahraga. Static cycle ini termasuk sadel, pedal, dan beberapa bentuk setang
yang diatur seperti pada sepeda umumnya. Static cycle digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan ekstremitas bawah. Tahanan dapat
ditingkatkan untuk melatih pasien secara progresif. Jarak, kecepatan, atau durasi
latihan dapat diawasi. Static cycle meningkatkan masa otot, kekuatan otot, fungsi pada
sekitar sendi lutut, serta kesehatan kardiovaskuler.

Kata kunci : Osteoarthritis, static cycle, aerobik

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR viii

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

ABSTRACT

Osteoarthritis is a joint disorder characterized by progressive softening and


destruction (disintegration) of joint cartilage to increase osteophytes in cartilage, cyst
formation and sclerosis in the subchondral bone, mild synovitis and fibrosis capsules.
Osteoarthritis most often occurs in the elderly.
Clinical appearance of osteoarthritis are joint pain, usually pain increases
when moving and decreasing when resting, limited joint motion, morning stiffness
(morning stiffness), crepitation, joint swelling, signs of inflammation and deformity and
decreased functional activity
Pain in knee osteoarthritis can cause cancer in the knee, if it occurs for a long
time the muscle strength will decrease rapidly around 20-30% per week. Decreased
muscle function will improve functional ability.
Static cycles or devices that are used as sports equipment. This cycle includes
saddles, pedals, and some handlebars that are arranged like on a commond bicycle.
Static cycles are used to increase strength and endurance of lower extremities.
Resistance can be increased to train patients progressively. The distance, speed, or
duration of training can be monitored. Static cycles increase muscle mass, muscle
strength, function around the knee joint, and cardiovascular health.

Keywords : Osteoarthritis, static cycle, aerobic

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR ix

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................... ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH....................................................... vii

ABSTRAK....................................................................................................................... viii

ABSTRACT..................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4

1.2.1 Tujuan Umum ................................................................................ 4

1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 4

1.3 Manfaat .............................................................................................................. 4

1.3.1 Manfaat Bagi Penulis...................................................................... 4

1.3.2 Manfaat Bagi Pembaca.................................................................. 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 6

2.1 Anatomi Sendi Lutut ......................................................................................... 6

2.2 Tulang Pembentuk Sendi Lutut ........................................................................ 7

2.3 Ligamen Sendi Lutut ......................................................................................... 9

2.4 Meniscus ......................................................................................................... 11

2.5 Otot-Otot Pada Sendi Lutut .............................................................................. 12

2.6 Biomekanika Pada Sendi Lutut ....................................................................... 14

2.6.1 Osteokinematika................................................................................ 14

2.6.2 Artokinematika ................................................................................ 15

2.7 Osteoarthritis ................................................................................................... 15

2.8 Etiologi Osteoarthritis ...................................................................................... 16

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR x

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

2.9 Faktor Risiko Osteoarthritis ............................................................................. 16

2.9.1 Faktor Predisposisi ......................................................................... 16

2.9.2 Faktor Biomekanis .......................................................................... 17

2.10 Patofisiologi Osteoarthritis ............................................................................... 18

2.11 Tanda dan Gejala ............................................................................................ 19

2.12 Diagnosa ......................................................................................................... 20

2.13 Tes Khusus Untuk Osteoarthritis ..................................................................... 22

2.14 Terapi Latihan................................................................................................... 25

2.14.1 Jenis Latihan.................................................................................... 26

2.15 Static Cycle...................................................................................................... 28

2.15.1 Efek Static Cycle............................................................................... 28

2.16 Stress Test....................................................................................................... 29

BAB 3 PENATALAKSANAAN STATIC CYCLE PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT ... 31

3.1 Petunjuk Penggunaan...................................................................................... 31

3.1.1 Pengaturan Sepeda............................................................................ 31

3.1.2 Daftar Onderdil................................................................................... 32

3.2 Dosimetri Static Cycle...................................................................................... 34

3.2.1 Perhitungan Daya............................................................................... 34

3.2.2 Rpm Meter.......................................................................................... 34

3.2.3 Moderate-intensity Continous Training (MICT)................................... 35

3.2.4 High-intensity Interval Training (HIIT)................................................. 36

BAB 4 LAPORAN STUDI KASUS................................................................................... 37

4.1 Identitas Pasien................................................................................................ 37

4.2 Data-Data Medis Rumah Sakit......................................................................... 37

4.2.1 Diagnosis............................................................................................. 37

4.2.2 Catatan Medis....................................................................................... 37

4.2.3 Pemeriksaan Penunjang....................................................................... 37

4.3 Pemeriksaan Fisioterapi................................................................................... 42

4.3.1 Anamnesa............................................................................................. 42

4.3.2 Pemeriksaan Fisik................................................................................. 43

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR xi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

4.3.3 Pemeriksaan Umum............................................................................. 43

4.3.4 Pemeriksaan Khusus............................................................................ 45

4.3.5 Diagnosis Fisioterapi............................................................................. 47

4.3.6 Tujuan................................................................................................... 48

4.3.7 Rencana Tindakan................................................................................ 49

4.3.7 Rencana Evaluasi................................................................................. 49

4.4 Pelaksanaan Tindakan Fisioterapi.................................................................... 49

4.5 Evaluasi............................................................................................................ 52

4.5.1 Subyektif............................................................................................... 52

4.5.2 Obyektif................................................................................................ 52

4.6 Prognosis.......................................................................................................... 57

4.7 Resume............................................................................................................. 57

BAB 5 PEMBAHASAN.................................................................................................... 59

BAB 6 PENUTUP............................................................................................................. 62

6.1 Kesimpulan...................................................................................................... 62

6.2 Saran............................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 64

LAMPIRAN....................................................................................................................... 65

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR xii

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Deskripsi daftar onderdile................................................. 33

Tabel 4.1 Klasifikasi Index Massa Tubuh (Sugiritama,2015)............ 43

Tabel 4.2 Pemeriksaan nyeri dengan parameter VAS...................... 45

Tabel 4.3 Pemeriksaan Antropometri................................................ 45

Tabel 4.4 Pemeriksaan panjang tungkai........................................... 45

Tabel 4.5 Pemeriksaan Manua Muscle Testing................................ 46

Tabel 4.6 Pemeriksaan Luas Gerak Sendi....................................... 46

Tabel 4.7 Tes khusus........................................................................ 47

Tabel 4.8 Pemeriksaan kemampuan fungsional............................... 47

Tabel 4.9 Monitoring Vital Sign selama terapi................................... 52

Tabel 4.10 Pemeriksaan nyeri (VAS).................................................. 53

Tabel 4.11 Pemeriksaan Antropometri................................................ 53

Tabel 4.12 Pemeriksaan kekuatan otot............................................... 54

Tabel 4.13 Pemeriksaan kemampuan fungsional............................... 55

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR xiii

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sendi lutut (Netter, Frank H.,2014)...................................... 6

Gambar 2.2 Radiografi tulang pembentuk sendi lutut (Netter, Frank

H.,2014)............................................................................... 7

Gambar 2.3 Ligamen pada sendi lutut (Putz and Pabst, 2006)............... 9

Gambar 2.4 Meniscus pada sendi lutut (Netter, Frank H.,2014).............. 11

Gambar 2.5 Otot quadriceps femoris (Lippert, 2006)............................... 12

Gambar 2.6 Otot Popliteus dan Gastrocnemius (Lippert,2006)............. 14

Gambar 2.7 Derajat osteoarthritis lutut : (a) Derajat 1; (b) Derajat 2; (c)

Derajat 3;(d) Derajat 4. (Brandt et al., 2003)........................ 22

Gambar 3.1 Pengaturan sadel dan stang (Monark, 2014)....................... 32

Gambar 3.2 Daftar onderdile static cycle (Monark, 2014)........................ 32

Gambar 3.3 RPM Display (Monark, 2014)............................................... 34

Gambar 4.1 Foto X-ray genu dextra................................................. 38

Gambar 4.2 Foto X-ray genu sinistra............................................... 39

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR xiv

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa lansia atau proses penuaan itu pasti terjadi dalam kondisi

tubuh manusia. Berbagai macam jenis penyakit sangat mudah

menyerang fungsi organ tubuh kita. Hal ini disebabkan karena organ

organ tubuh yang mengalami proses penuaan akan mengalami

penurunan fungsi sehingga menjadi rentan terhadap timbulnya

penyakit yang bersifat multiorgan. Menurut Santosa (2008),

perubahan akibat proses menua yang paling sering mengakibatkan

masalah pada lansia adalah perubahan pada muskuloskeletal, salah

satu contohnya yaitu osteoarthritis.

Osteoarthritis (OA) adalah suatu kelainan pada sendi yang bersifat

kronik dan progresif biasanya didapati pada usia pertengahan hingga

usia lanjut dimana hal ini ditandai dengan adanya kerusakan kartilago

yang terletak di persendian tulang. Kerusakan kartilago ini bisa

disebabkan oleh stress mekanik atau perubahan biokimia pada tubuh

(American College of Rheumatology, 2015).

Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif (PSD), yang paling

umum memengaruhi sendi penumpu beban. Kerusakan kartilago

sendi biasanya lebih jelas pada bagian medial daripada lateral lutut.

Gangguan akibat osteoarthritis menimbulkan keterbatasan aktivitas

dan keterbatasan kemampuan (Kisner&Colby, 2014).

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 2

Osteoarthritis umumnya menyerang penderita berusia lanjut pada

sendi-sendi penopang berat badan, terutama sendi lutut, panggul,

lumbal dan servikal. Lutut merupakan sendi yang paling sering

dijumpai terserang osteoarthritis (Maharani, 2007).

WHO melaporkan 40% penduduk dunia yang lansia akan

menderita OA, dari jumlah tersebut 80% mengalami keterbatasan

gerak sendi. Prevalensi Osteoarthritis di Indonesia cukup tinggi yaitu

5% pada usia < 40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun dan 65% pada

usia > 61 tahun (Agus, 2017). Kejadian osteoarthritis banyak pada

orang yang berusia di atas 45 tahun. Laki-laki di bawah umur 55 tahun

lebih sering menderita penyakit ini dibandingkan dengan wanita pada

umur yang sama. Namun, setelah umur 55 tahun prevalensi

osteoarthritis lebih banyak wanita dibandingkan pria. Hal ini diduga

karena bentuk pinggul wanita yang lebar dapat menyebabkan tekanan

yang menahun pada sendi lutut. Osteoarthritis juga sering ditemukan

pada orang yang kelebihan berat badan dan mereka yang

pekerjaanya mengakibatkan tekanan yang berlebihan pada sendi-

sendi tubuh (Nur, 2009).

Salah satu gejala osteoarthritis lutut adalah adanya nyeri lutut.

Nyeri lutut yang timbul menyebabkan seseorang takut melakukan

aktivitas atau gerakan sehingga menurunkan kualitas hidupnya

(Marlina,2015). Beberapa faktor predisposisi yang diketahui

berhubungan erat dengan terjadinya osteoarthritis yaitu umur, jenis

kelamin, obesitas, faktor hormonal atau metabolisme, genetik,

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 3

aktivitas kerja, dan trauma. Gambaran klinis osteoarhritis berupa nyeri

sendi, terutama bila sendi bergerak atau menanggung beban, yang

akan berkurang bila penderita beristirahat. Gambaran klinis lainnya

adalah keterbatasan dalam bergerak, nyeri tekan lokal, pembesaran

tulang di sekitar sendi, efusi sendi dan krepitasi (Hayati, 2014).

Terdapat tiga jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot

dengan prinsip pemberian tahanan atau beban otot , yaitu latihan

isometrik, latihan isotonik dan latihan isokinetik (Hayati, 2014). Latihan

isometrik adalah bentuk latihan statis yang membuat otot berkontraksi

an menghasilkan gaya tanpa perubahan yang berarti pada panjang

otot dan tanpa gerakan sendi yang terlihat (Kisner&Colby, 2014).

Latihan dengan teknik isotonik adalah latihan dinamik yang dilakukan

dengan prinsip resisten atau beban yang konstan dan ada perubahan

panjang otot. Salah satu latihan isotonik adalah theraband exercise

dengan menggunakan suatu alat berupa karet berwarna yang

mempunyai fleksibilitas yang cukup tinggi yang bertujuan

meningkatkan kekuatan dinamik pada otot sehingga kekuatan otot

bertambah dengan menggunakan tahanan yang berasal dari external

force (Haryoko, 2016). Latihan isokinetik adalah bentuk latihan

dinamis yang kecepatan pemendekan atau pemanjangan otot dan

kecepatan ekstremitas angularnya telah ditetapkan sebelumnya dan

dijaga agar tetap konstan oleh perangkat pembatas laju yang disebut

dinamometer isokinetik. Static cycle merupakan salah satu alat

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 4

dimana jarak, kecepatan, atau durasi latihan dapat diawasi

(Kisner&Colby, 2014).

Static cycle biasa digunakan untuk olahraga pada kasus

osteoarthritis lutut. Alat ini digunakan untuk meningkatkan aktifitas

aerobik, mobilitas sendi, dan kekuatan otot tanpa memberikan beban

yang berat pada sendi (Sportex, 2016).

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui gambaran umum pada osteoarthritis lutut

2. Untuk menjelaskan latihan static cycle pada osteoarthritis

lutut

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mempelajari manfaat penggunaan static cycle pada

kasus osteoarthritis lutut

2. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan program pendidikan

Diploma III

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Manfaat Bagi Penulis

Manfaat penulisan tugas akhir ini bagi penulis adalah untuk

memberi pemahaman terhadap pemberian latihan menggunakan

static cycle pada kasus osteoarthritis lutut.

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 5

1.3.2 Manfaat Pembaca

Manfaat bagi pembaca adalah untuk memberi pengetahuan

tentang pemberian latihan menggunakan static cycle pada kasus

osteoarthritis lutut.

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Lutut

Sendi lutut merupakan sendi synovialis terbesar pada tubuh

manusia. Sendi lutut terdiri dari persendian di antara femur dan tibia yang

berfungsi menopang berat badan serta persendian di antara patella dan

femur yang memungkinkan tarikan musculus quadriceps femoris kearah

anterior melalui genus menuju tibia tanpa melelahkan tendo. Permukaan

sendi lutut meliputi kedua condylus femur dan permukaan yang

berhadapan pada aspectus superior kedua condylus tibia. Rincian gerak

sendi lutut kompleks, namun pada dasarnya sendi lutut merupakan sendi

ginglymus atau engsel yang berfungsi terutama pada gerakan fleksi dan

ekstensi (Drake et al., 2012).

Gambar 2.1 Sendi lutut (Flex-free.,2016)

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 7

2.2 Tulang Pembentuk Sendi Lutut

Tulang yang membentuk sendi lutut antara lain: Tulang

femur distal, tulang patella, tulang tibia proximal, tulang fibula

(Alimsardjono et al., 2015).

Gambar 2.2 Radiografi tulang pembentuk sendi lutut

(Netter, Frank H.,2014)

Tulang femur merupakan tulang yang terpanjang pada tubuh

manusia. Tulang femur di proximal berartikulasi dengan tulang

coxae di acetabulum dan di distal berartikulasi dengan tibia. Bagian

distal tulang femur cendrung melebar membentuk dua condyli yaitu

condyles medialis dan condyles lateralis yang berfungsi dalam

persendian lutut. Sisi anterior kedua permukaan condyli yang

dilapisi tulang rawan bertemu membentuk facies patellaris. Dan

kedua condyli di posterior dipisahkan oleh fossa intercondylaris.

Condylus medialis lebih besar dibandingkan condylus lateralis

(Alimsardjono et al., 2015).

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 8

Tulang patella atau tempurung lutut merupakan tulang

sesamoidea yang terbesar pada tubuh manusia, berbentuk

segitiga, bulat, pipih dan terletak di ujung tendoinsertio m.

quadriceps femoris di anterior distal tulang femur. Tepi proximal

patella lebih lebar dan tebal disebut basis patellasedangkan tepi

distal patella meruncing membentuk apex patella. Permukaan

anterior patella tampak kasar, berlubang-lubang dan bergaris-garis.

Permukaan posterior patella tampak halus dilapisi tulang rawan

yang dikenal facies articularis dan terbagi menjadi dua permukaan

yaitu facies articularis medialis dan lateralis (Alimsardjono et al.,

2015).

Tulang tibia atau tulang kering merupakan tulang terpanjang

setelah tulang femur. Tibia berartikulasi dengan tulang femur di

proximal dan talus di distal. Tibiajuga berartikulasi dengan fibula di

proximal dan di distalnya. Bagian proximal tibia lebih besar dan

lebar karena adanya condylus medialis dan condylus lateralis.

Kedua condylus ini mempunyai permukaan mengarah ke superior

yang dilapisi tulang rawan dan dipisahkan oleh ementia

intercondylaris, disebut facies articularis superior untuk berartikulasi

dengan bagian distal tulang femur. Di lateroposterior dari condylus

lateralis didapatkan permukaan kecil yang dilapisi tulang rawan

yaitu facies articularis fibularis untuk tempat artikulasi dengan caput

fibula (Alimsardjono et al., 2015).

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 9

Tulang fibula atau tulang betis merupakan tulang panjang yang

terletak di lateral tibia. Tulang fibula terdiri dari caput fibula, corpus

fibula dan malleolus lateralis. Caput fibula merupakan ujung proximal

dari fibula ini menebal lalu meruncing membentuk apex capitis fibula.

Di permukaan anteromedial terdapat facies articularis capitis fibula

untuk berartikulasi dengan tibia (Alimsardjono et al., 2015).

2.3 Ligamen Sendi Lutut

Ligamen utama yang berkaitan dengan sendi lutut yaitu

ligamen patellae, ligamen collaterale tibia (mediale) dan ligamen

collaterale fibula (laterale), ligamen cruciatum anterior dan ligament

cruciatum posterior (Drake et al., 2012).

Ligamen Patellae merupakan kelanjutan tendo m.quadriceps

femoris di inferior dari patella. Ke arah atas ligamen patellae

melekat pada tepi-tepi dan apex patella dan kearah bawah pada

tuberositas tibiae (Drake et al., 2012).

Gambar 2.3 Ligamen pada sendi lutut (Putz and Pabst, 2006)

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 10

Ligamen collaterale fibula, berbentuk seperti tali dan terlekat

pada condylus lateralis femoris, tepat di atas sulcus untuk tendo

musculus popliteus. Ke arah inferior, ligamen collaterale fibula

terlekat pada suatu lekuk di permukaan lateral capitulum fibulae

serta dipisahkan dari membrane fibrosum oleh suatu bursa (Drake

et al., 2012).

Ligamen collateral tibia, berbentuk luas dan datar dimana

dilekatkan oleh sebagian besar permukaan dalamnya pada

membrana fibrosum yang mendasarinya. Ke arah superior

ligamentum collaterale tibia terlekat pada epicondylus medialis

femoris, tepat di bawah tuberculum adductorium dan berjalan turun

ke arah anterior untuk melekat pada tepi medial dan permukaan

media tibia, di atas dan di belakang tempat lekat tendo musculi

sartorius, gracilis, dan semitendinosus (Drake et al., 2012).

Ligamen cruciatum anterior melekat pada facies di bagian

anterior area intercondylaris tibia dan berjalan naik ke arah

posterior untuk melekat pada facies di bagian belakang dinding

lateral fossa intercondylaris femoris. Ligamen ini berfungsi untuk

mencegah pergeseran tibiake anterior terhadap femur (Drake et al.,

2012).

Ligamen cruciatum posterior melekat pada posterior area

intercondylaris tibia dan berjalan naik untuk melekat pada dinding

medial fossa intercondylaris femoris. Ligamen ini berfungsi untuk

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 11

mencegah pergeseran tibia ke posterior terhadap femur (Drake et

al., 2012).

2.4 Meniscus

Terdapat dua meniscus yang merupakan tulang rawan

fibrosa berbentuk huruf C pada sendi lutut, satu di medial yaitu

meniscus medialis dan yang lain di lateral yaitu meniscus lateralis.

Keduanya terlekat pada masing-masing ujungnya menuju facies

pada area intercondylaris dataran tibia (Drake et al.,2012).

Meniscus medialis terlekat di sekeliling tepinya pada capsula

articularis sendi lutut dan pada ligamentum collaterale tibia,

sedangkan meniscus lateralis tidak terletak pada capsula.

Sehingga, meniscus lateralis lebih mudah bergerak (mobile)

dibandingkan dengan meniscus medialis (Drake et al.,2012).

Kedua meniscus saling terhubung kearah anterior oleh

ligamen transversum lutut. Meniscus lateralis juga terhubung pada

tendo m. popliteus, yang berjalan ke arah superolateral di antara

meniscus lateralis dan capsula articularis untuk berinsertio pada

femur (Drake et al.,2012).

Gambar 2.4 Meniscus pada sendi lutut (Netter, Frank H.,2014)

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 12

2.5 Otot-otot pada Sendi Lutut

Otot-otot yang bekerja pada sendi lutut terbagi menjadi dua

bagian yaitu bagian anterior dan bagian posterior (Lippert, 2006).

M. quadriceps femoris terdiri dari satu otot biartikular, yaitu

m.rectus femoris dan tiga otot monoartikular, yaitu m. vastus

medialis, m. vastus lateralis dan m. vastus intermedius yang

melewati permukaan anterior lutut. M. rectus femoris berorigo pada

SIAI dan cekungan di superior dan acetabulum. M. vastus medialis

berorigo pada linea intertrochanterica dan labium mediale linea

aspera. M. vastus lateralis berorigo pada trochanter major dan

labium laterale linea aspera. M. vastus intermedius berorigo pada

permukaan anterior dan lateral corpus femoris. Insertio m.

quadriceps femoris pada basis patellae dan melalui ligamen

patellae pada tuberositas tibiae. Inervasinya oleh n. femoris. M.

quadriceps femoris befungsi untuk extensi lutut dan flexi paha

(Alimsardjono et al., 2015).

Gambar 2.5 Otot quadriceps femoris (Lippert, 2006)

M. hamstrings terdiri dari m. biceps femoris, m.

semitendinosus, m. semimembranosus yang melewati bagian

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 13

posterior lutut. M. biceps femoris terdiri dari dua capita, yaitu capita

longum dan brevis. Origo caput longum pada permukaan medial

tuber ischiadica bersama m.semitendinosus sedangkan caput

brevis berorigo pada labium laterale linea aspera dan septum

intermusculare laterale. Insersionya berada pada capitulum fibulae

dan condylus lateralis tibiae. M.semitendinosus mempunyai origo

yang sama dengan m.biceps femoris dan berinsersio pada bagian

superior permukaan medial corpus tibiae. M.semimembranosus

juga mempunyai origo yang sama dengan m.biceps femoris dan

berinsersio pada sisi posterior condylus medialis tibiae. Ketiga otot

diinervasi oleh n.ischiadicus. M. hamstrings berfungsi untuk flexi

lutut (Alimsardjono et al., 2015).

M. gastrocnemius, melewati bagian posterior lutut. Otot ini

terdiri dari capita, yaitu capita medial dan lateral. Caput medial

berorigo pada planum popliteum dan bagian superior condylus

medialis femoris, sedangkan caput lateral berorigo pada bagian

superior sisi lateral condylus lateralis femoris. Insertionya pada

pertengahan permukaan posterior calcaneus. M. gastrocnemius di

inervasi oleh n. tibialis dan berfungsi untuk flexi lutut (Alimsardjono

et al., 2015).

M. popliteus merupakan otot yang tipis, rata dan mirip

segitiga ini membentuk dasar fossa poplitea. Origonya pada

permukaan lateral condylus lateralis femoris dan meniscus lateralis.

Insertionya pada facies posterior corpus tibiae. M. popliteus di

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 14

inervasi oleh n. tibialis dan berfungsi untuk flexi dan rotasi medial

pada lutut (Alimsardjono et al., 2015).

Gambar 2.7 Otot Popliteus dan Gastrocnemius (Lippert,2006)

2.6 Biomekanika pada Sendi Lutut

Secara biomekanik, pada sendi lutut beban yang diterima

dalam keadaan normal akan melalui medial sendi lutut dan akan

diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga resultannya

akan jatuh di bagian sentral sendi lutut (Kisner & Colby, 2012).

2.6.1 Osteokinematika

Osteokinematika merupakan gerakan yang terjadi diantara

dua tulang yang merupakan gerakan fisiologis sendi. Sendi lutut

merupakan hinge joint dengan gerak rotasi ayun dalam bidang

sagital sebagai fleksi-ekstensi. Pada ekstensi terakhir terjadi

rotasi eksternal tibia yang dikenal closed rotation phenomenon.

Pada gerakan fleksi nilai LGS normal 1300 -1400 dengan soft

end feel, oleh penekanan jaringan lunak. Pada hiperekstensi

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 15

ROM berkisar antara 50 - 100 dengan hard end feel, oleh

pembatasan tulang (Kisner & Colby, 2012).

Pembatasan tulang dalam gerakan putaran pada bidang

rotasi dengan lingkup gerak sendi untuk endorotasi antara 300 –

350 , sedangkan untuk eksorotasi antara 400 - 450 dari posisi

awal mid position. Gerakan rotasi ini terjadi pada posisi lutut

fleksi 900 (Kisner & Colby, 2012).

2.6.2 Artokinematika

Artrokinematika pada sendi lutut di saat femur bergerak rolling dan

sliding berlawanan arah, disaat terjadi gerak fleksi femur rolling ke

arah belakang dan sliding-nya ke depan, saat gerakan ekstensi femur

rolling kearah depannya sliding-nya ke belakang. Jika tibia bergerak

fleksi ataupun ekstensi maka rolling maupun sliding terjadi searah,

saat fleksi menuju dorsal, sedangkan ekstensi menuju ventral (Kisner

& Colby, 2012).

2.7 Osteoarthitis

Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang

paling umum terjadi. Osteoarthritis adalah gangguan kronis sendi

sinovial yang ditandai dengan pelunakan progresif dan kehancuran

(disintegrasi ) tulang rawan sendi disertai pertumbuhan tulang rawan

dan tulang pada osteofit, pembentukan kista dan sklerosis di

subchondral tulang, sinovitis ringan dan kapsul fibrosis. Penyakit

tersebut paling sering mengenai usia setengah baya dan lanjut usia,

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 16

meskipun orang-orang muda mungkin akan terkena juga sebagai

akibat dari cedera (Sonjaya et al.,2014).

2.8 Etiologi Osteoarthritis

Berdasarkan penyebabnya osteoarthritis dibagi menjadi dua, yaitu

osteoarthritis primer dan osteoarthritis sekunder. Osteoarthritis primer

disebut juga osteoarthritis idiopatik yang mana penyebabnya tidak

diketahui dan tidak ada hubunganya dengan penyakit sistemik, inflamasi

ataupun perubahan lokal pada sendi, sedangkan osteoarthritis sekunder

merupakan osteoarthritis yang disebabkan oleh faktor- faktor seperti

penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja, olahraga berat,

adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi. osteoarthritis

primer lebih banyak ditemukan daripada osteoarthritis sekunder (Davey,

2006).

2.9 Faktor Risiko Osteoarthritis

Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko

osteoarthritis lutut yaitu faktor predisposisi dan faktor biomekanis. Faktor

predisposisi merupakan faktor yang memudahkan seseorang untuk

terserang osteoarthritis lutut. Sedangkan faktor biomekanik lebih

cenderung kepada faktor mekanis / gerak tubuh yang memberikan beban

atau tekanan pada sendi lutut sebagai alat gerak tubuh, sehingga

meningkatkan risiko terjadinya osteoarthritis lutut (Maharani, 2007).

2.9.1 Faktor Predisposisi

1. Usia, Proses penuaan dianggap sebagai penyebab

peningkatan kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 17

sendi, kalsifikasi tulang rawan dan menurunkan fungsi

kondrosit, yang semuanya mendukung terjadinya

osteoarthritis.

2. Jenis kelamin, prevalensi osteoarthritis pada laki-laki sebelum

usia 50 tahun lebih tinggi dibandingkan perempuan, tetapi

setelah usia lebih dari 50 tahun prevalensi perempuan lebih

tinggi menderita osteoarthritis dibandingkan laki-laki. Hal ini

terjadi karena wanita mengalami pengurangan hormon

estrogen yang signifikan.

3. Faktor Genetik, diduga juga berperan pada kejadian

osteoarthritis lutut, hal tersebut berhubungan dengan

abnormalitas kode genetik untuk sintesis kolagen yang bersifat

diturunkan.

4. Obesitas, obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat

dimodifikasi. Peningkatan berat badan akan melipatgandakan

beban sendi lutut saat berjalan sehingga meningkatkan

terjadinya osteoarthritis.

5. Osteoporosis, hubungan antara osteoarthritis lutut dan

osteoporosis mendukung teori bahwa gerakan mekanis yang

abnormal tulang akan mempercepat (Maharani, 2007).

2.9.2 Faktor Biomekanis

1. Riwayat trauma lutut, trauma lutut yang akut termasuk robekan

pada ligamen crusiatum dan meniskus merupakan faktor risiko

timbulnya osteoarthritis lutut.

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 18

2. Kelainan Anatomis, faktor risiko timbulnya osteoarthritis lutut

antara lain kelainan lokal pada sendi lutut seperti genu varus,

genu valgus, laksiti ligamen.

3. Pekerjaan, osteoarthritis banyak ditemukan pada pekerja fisik

berat, terutama yang banyak menggunakan kekuatan yang

bertumpu pada lutut.

4. Aktivitas fisik berat, seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap

hari), berjalan jarak jauh, mengangkat barang berat, mendorong

objek yang berat, naik turun tangga setiap hari.

5. Kebiasaan olahraga, atlit olahraga benturan keras dan

membebani lutut seperti sepak bola, lari maraton dan kung fu

memiliki risiko meningkat untuk menderita osteoarthritis lutut

(Maharani, 2007).

2.10 Patofisiologi Osteoarthritis

Osteoarthritis merupakan gangguan keseimbangan dari metabolisme

kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas

diketahui. Kerusakan tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme

pertahanan sendi serta diikuti oleh beberapa mekanisme lain. Mekanisme

pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu kapsula dan

ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya.

Kapsula dan ligamen-ligamen sendi memberikan batasan pada lingkup

gerak (range of motion) sendi. Cairan sendi (sinovial) mengurangi

gesekan antar kartilago pada permukaan sendi sehingga mencegah

terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Cairan ini akan berhenti

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 19

disekresikan apabila terjadi cedera dan peradangan pada sendi (Hayati,

2014).

Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung suatu

mekanoreseptor yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan

balik yang dikirimkannya memungkinkan otot dan tendon mampu untuk

memberikan tegangan yang cukup pada titik-titik tertentu ketika sendi

bergerak. Kekakuan kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai

penyerap tumbukan yang diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum

timbulnya osteoarthritis dapat terlihat pada kartilago.

Kartilago memiliki metabolisme yang lamban, dengan pergantian

matriks yang lambat dan keseimbangan yang teratur antara sintesis

dengan degradasi. Namun, pada fase awal perkembangan osteoarthritis

kartilago sendi memiliki metabolisme yang sangat aktif. Pada proses

timbulnya osteoarthritis, kondrosit yang terstimulasi akan melepaskan

aggrekan dan kolagen tipe dua yang tidak adekuat ke kartilago dan cairan

sendi. Aggrekan pada kartilago akan sering habis serta jalinan-jalinan

kolagen akan mudah mengendur. Kegagalan dari mekanisme pertahanan

oleh komponen pertahanan sendi akan meningkatkan kemungkinan

timbulnya osteoarthritis pada sendi (Hayati, 2014).

2.11 Tanda dan Gejala

Pada umumnya, gejala dan tanda OA adalah sebagai berikut:

1. Nyeri, merupakan gejala klinis yang paling menonjol. Nyeri pada

sendi lutut, diperberat oleh pemakaian sendi dan menghilang

dengan istirahat. Ada 3 tempat yang membedakan nyeri, yaitu: (a)

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 20

sinovum, terjadi akibat reaksi radang yang timbul karena adanya

kristal dalam cairan sendi, (b) kerusakan pada jaringan lunak

dapat berupa robekan ligamen, kapsul sendi dan kerusakan

meniscus, (c) nyeri juga berasal dari tulang akibat rangsangan

pada periosteum karena osteofit merupakan penerima nyeri

nosiseptor.

2. Kaku sendi, juga merupakan gejala yang sering ditemukan pada

pagi hari atau setelah imobilitas dalam waktu yang cukup lama,

bahkan setelah bangun tidur.

3. Keterbatasan luas gerak sendi (LGS) yang disebabkan oleh

berbagai macam masalah seperti nyeri, spasme otot dan

pemendekan otot. Keterbatasan LGS semakin bertambah berat

sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

4. Kelainan bentuk struktur sendi, dapat di temukan pada keadaan

berupa genu varus maupun genu valgus. Bila sudah ditemukan

instabilitas ligamen, mengartikan bahwa telah terjadi kerusakan

progresif dengan prognosis yang buruk.

5. Gangguan aktivitas fungsional yang disebabkan oleh akumulasi

keluhan karena menurunnya kekuatan otot (Soeroso et al., 2006).

2.12 Diagnosis

Diagnosis OA lutut biasanya berdasarkan anamnesis, riwayat

penyakit, gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pada anamnesis ditemukan bahwa nyeri merupakan keluhan yang paling

sering di jumpai pada penderita penyakit sendi degeneratif seperti OA

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 21

lutut. Nyeri sendi merupakan keluhan utama yang dirasakan setelah

aktivitas dan menghilang setelah istirahat. Bila progresifitas OA terus

berlangsung terutama setelah terjadi reaksi radang (sinoritis) maka nyeri

akan terasa saat istirahat. Istirahat ataupun immobilisasi yang lama dapat

menyebabkan terjadinya efek-efek pada jaringan ikat dan kekuatan

penunjang sendi yang diperkuat dengan melakukan pemeriksaan fisik

(Goldring, 2006).

Kriteria Actman merupakan salah satu pedoman diagnosis OA sendi

lutut, dimana diagnosis OA dengan gejala nyeri sendi lutut, harus

ditambah tiga dari lima kriteria, yaitu : a. usia di atas 50 tahun, b. kaku

sendi di pagi hari kurang dari 30 menit, c. nyeri tekan pada tulang, d.

pembesaran tulang dan e. perabaan sendi tidak panas. Bila ada

gambaran osteofit pada pemeriksaan radiologi, dibutuhkan satu dari tiga

kriteria umum di antaranya : a. usia di atas 50 tahun, b. kaku sendi

kpurang dari 30 menit dan c. krepitasi (Soeroso et al., 2006).

Pemeriksaan radiologis sangat membantu diagnosa osteoarthritis.

Derajat osteoarthrtitis lutut berdasarkan gambaran radiologis dari Kellgren

dan Lawrence, yaitu: Pada derajat 0, tidak ada gambaran osteoartritis.

Pada derajat 1, osteoartritis meragukan dengan gambaran sendi normal,

tetapi terdapat osteofit minimal. Pada derajat 2, osteoartritis minimal

dengan osteofit pada 2 tempat, tidak terdapat sklerosis dan

kistasubkondral, serta celah sendi baik. Pada derajat 3, osteoartritis

moderat dengan osteofit moderat, deformitas ujung tulang, dan celah

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 22

sendi sempit. Pada derajat 4, osteoartritis berat dengan osteofit besar

(Koentjoro, 2010).

Gambar 2.8 Derajat osteoarthritis lutut : (a) Derajat 1; (b) Derajat 2;

(c) Derajat 3;(d) Derajat 4. (Brandt et al., 2003)

2.13 Tes Khusus untuk Osteoarthritis

1. Patellar Grind Test

Tes ini juga disebut dengan clarke’s test. Pasien dalam

posisi terlentang sehingga lutut dalam posisi ekstensi. Terapis

meletakkan tangannya pada bagian superior dari patela dengan

pemberian sedikit tekanan. Pasien diinstruksikan untuk

mengkontraksikan otot paha depan secara pelan dan lembut.

Tanda positif pada tes ini adalah nyeri pada sendi patelofemoral

(Physiopedia, 2017).

2. Anterior Drawer Test

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 23

Posisi pasien tidur terlentang dengan lutut flexi 90 ,

sedangkan posisi terapis duduk di atas kaki pasien kemudian

kedua tangan terapis menarik tibia kearah depan. Adanya nyeri

dan hipermobilitas tibia kearah depan menunjukkan adanya ruptur

ligament cruciatum anterior (Cook and Hegedus, 2013).

3. Posterior Drawer Test

Posisi pasien tidur terlentang dengan lutut flexi 90 dan flexi

hip, sedangkan posisi terapis duduk di atas kaki pasien kemudian

kedua tangan terapis mendorong tibia kearah belakang. Adanya

nyeri dan hipermobilitas tibia kearah belakang menunjukkan

adanya ruptur ligamen cruciatum posterior (Cook and Hegedus,

2013).

4. Lachman Test

Posisi pasien tidur terlentang dengan lutut flexi. Terapis

memfiksasi pada distal femur dengan tangan heterolateral dan

tangan homolateral memegang bagian belakang proximal tibia.

Kemudian terapis mendorong tibia kearah depan. Adanya nyeri

dan hipermobilitas tibia kearah depan menunjukkan adanya ruptur

ligamen cruciatum anterior (Cook and Hegedus, 2013).

5. Valgus Stress Test

Posisi pasien terlentang, tungkai yang akan diperiksa berada

disamping luar bed dengan lutut flexi , salah satu tangan terapis

berada di sisi lateral lutut sebagai fiksasi dan tangan yang lain

berada di sebelah dalam pergelangan kaki untuk memberikan

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 24

tekanan kearah luar (valgus). Adanya hipermobilitas kearah

medial menunjukkan adanya ruptur ligamen collateral medial

(Cook and Hegedus, 2013)

6. Varus Stress Test

Posisi pasien terlentang, tungkai yang akan diperiksa berada

disamping luar bed dengan lutut flexi , salah satu tangan terapis

berada di sisi medial lutut sebagai fiksasi dan tangan yang lain

berada di sebelah dalam pergelangan kaki untuk memberikan

tekanan kearah dalam (varus). Adanya hipermobilitas kearah

lateral menunjukkan adanya ruptur ligamen collateral lateral

(Cook and Hegedus, 2013).

7. Ballotement Test

Tes ini untuk mengetahui cairan di dalam lutut. Caranya

dengan recessus suprapatellaris dikosongkan dengan cara

menekannya dengan satu tangan sedangkan jari-jari lainnya

menekan patella kebawah. Dalam keadaan normal patella tidak

dapat ditekan ke bawah. Bila terdapat banyak cairan di lutut maka

patella sedikit terangkat dan kemungkinan ada sedikit pergerakan

dari patella (De Wolf dan Mens, 1994).

8. Fluctuation Test

Tes ini untuk mengetahui cairan di dalam lutut. Caranya

dengan ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan

disebelah kiri dan kanan patella. Kemudian recessus

suprapatellaris dikosongkan dengan cara menekannya dengan

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 25

satu tangan lainnya. Bila terdapat cairan berlebih dalam lutut, saat

recessus suprapatellaris dikosongkan menggunakan tangan

lainnya, maka ibu jari dan jari telunjuk tadi seolah-olah terdorong

oleh perpindahan cairan dalam sendi lutut (De Wolf dan Mens,

1994).

2.14 Terapi Latihan

Terapi latihan adalah gerakan tubuh, postur, atau aktivitas fisik yang

dilakukan secara sistematis dan terencana guna memberikan manfaat

bagi pasien/klien untuk :

1. Memperbaiki atau mencegah gangguan

2. Meningkatkan, mengembalikan, atau menambah fungsi fisik

3. Mencegah atau mengurangi faktor risiko terkait kesehatan

4. Mengoptimalkan kondisi kesehatan, kebugaran, atau rasa sejahtera

secara keseluruhan.

Program terapi latihan yang dirancang oleh fisioterapis bersifat

individual sesuai kebutuhan khusus tiap-tiap pasien (Kisner & Colby,

2016)

Terapi latihan merupakan suatu teknik fisioterapi untuk memulihkan

dan meningkatkan kondisi otot, tulang, jantung, dan paru- paru agar

menjadi lebih baik, faktor penting yang berpengaruh pada efektifitas

program terapi latihan adalah edukasi dan keterlibatan pasien secara aktif

dalam rencana pengobatan yang telah terprogram. Pemberian terapi

latihan baik secara aktif maupun pasif, baik menggunakan alat maupun

tanpa menggunakan alat, dapat memberikan efek naiknya adaptasi

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 26

pemulihan kekuatan tendon, ligament, serta dapat menambah kekuatan

otot (Harsanti & Graha, 2014).

2.14.1 Jenis Latihan

Latihan penguatan adalah prosedur sistematis pada otot atau

kelompok otot untuk mengangkat, menurunkan, atau mengontrol beban

berat (tahanan) dengan jumlah repetisi yang relatif rendah atau selama

periode waktu yang singkat (Kisner & Colby, 2016).

Terdapat tiga jenis latihan untuk meningkatkan kekuatan otot

dengan prinsip pemberian tahanan atau beban otot , yaitu latihan

isometrik, latihan isotonik dan latihan isokinetik (Hayati, 2014).

a. Latihan isometrik

Latihan isometrik adalah bentuk latihan statis yang membuat

otot berkontraksi dan menghasilkan gaya tanpa perubahan yang

berarti pada panjang otot dan tanpa gerakan sendi yang terlihat.

Walaupun tidak ada kerja mekanik ( gaya x jarak ) yang dilakukan,

besar tegangan dan gaya yang terukur dihasilkan oleh otot.

Sumber tahanan untuk latihan isometrik mencakup menahan

melawan gaya yang diaplikasikan secara manual, menahan beban

dalam posisi tertentu, mempertahankan posisi melawan tahanan

beban tubuh, atau mendorong atau menarik benda yang tidak

dapat digerakkan (Kisner & Colby, 2016).

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 27

b. Latihan isotonik

Kata ‘isotonik’ berarti ketegangan atau bobot yang sama.

Dalam kontraksi ini, ketegangan berkembang secara konstan

seiring dengan perubahan panjang otot. Ini melibatkan

pemendekan otot dan kontraksi aktif dan relaksasi otot-otot dan

terjadi saat gerakan seperti berjalan, berlari, melompat-lompat dll.

Kontraksi isotonik dapat dibagi lagi menjadi dua kategori sebagai

konsentrik dan eksentrik. Dalam kontraksi konsentris, otot lebih

pendek sedangkan, dalam kontraksi eksentrik, otot memanjang

selama kontraksi. Kontraksi otot eksentrik adalah penting karena

dapat mencegah perubahan panjang yang cepat yang dapat

merusak jaringan otot dan menyerap guncangan. Ketika otot

bekerja dengan kontraksi secara isotonik maka bagian tubuh

dimana otot melekat akan bergerak (Fikri, 2016)

c. Latihan isokinetik

Latihan isokinetik adalah bentuk latihan dinamis yang

kecepatan pemendekan atau pemanjangan otot dan kecepatan

ekstremitas angularnya telah ditetapkan sebelumnya dan dijaga

agar tetap konstan oleh perangkat pembatas laju yang disebut

dinamometer isokinetik. Istilah isokinetik berarti gerakan yang

terjadi pada kecepatan yang sama (konstan). Latihan isokinetik

juga disebut sebagai latihan tahanan pengakomodasi. Secara teori,

jika individu mengeluarkan upaya maksimal pasa setiap repetisi

latihan, otot yang berkontraksi menghasilkan keluaran gaya yang

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 28

bervariasi tetapi maksimal, sesuai dengan kemampuan otot

menghasilkan tegangan bervariasi pada seluruh bagian lingkup

gerakan (Kisner & Colby, 2016).

2.15 Static Cycle

Static cycle atau sepeda statis adalah perangkat yang digunakan

sebagai peralatan olahraga. Static cycle ini termasuk sadel, pedal, dan

beberapa bentuk setang yang diatur seperti pada sepeda umumnya.

Sepeda stasioner biasanya merupakan mesin latihan tujuan khusus yang

menyerupai sepeda tanpa roda. Static cycle dikontrol baik oleh unit kontrol

sebuah PC eksternal atau unit luar lain (Monark, 2014).

Static cycle dapat disambungkan pada ECG untuk melakukan tes

kerja. Hal ini memmungkinkan untuk membuat program pribadi yang

disesuaikan untuk setiap pengguna sehingga dapat digunakan untuk

latihan pada umumnya (Monark, 2014).

Static cycle digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan

ekstremitas bawah. Tahanan dapat ditingkatkan untuk melatih pasien

secara progresif. Jarak, kecepatan, atau durasi latihan dapat diawasi

(Kisner & Colby, 2016).

2.15.1 Efek Static Cycle

Beberapa penelitian terbaru menyatakan bahwa berbagai exercise

secara signifikan memperbaiki nyeri, fungsi, dan kualitas hidup seseorang

dengan osteoarthritis. Dari berbagai exercise yang digunakan, static cycle

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 29

dan terapi aquatic merupakan metode yang sering direkomendasikan dan

menjadi pilihan bagi penderita osteoarthritis lutut. Static cycle

meningkatkan masa otot, kekuatan otot, fungsi pada sekitar sendi lutut,

serta kesehatan kardiovaskuler (Koegh et al.,2018)

2.16 Stress Test

Stress test adalah sebuah alat pengukuran bagaimana exercise

mempengaruhi kondisi jantung seseorang. Stress test juga dapat menjadi

indikasi alam mendeteksi sebuah masalah di jantung dan juga mengetahui

kondisi jantung seseorang. Selain dalam mengetahui permasalahan di

jantung, stress test juga dapat membantu dalam perancangan program

latihan yang tepat bagi seseorang. Test ini mungkin dilakukan dengan

treadmill atau sebuah static cycle dengan berbagai monitor untuk

memastikan jantung bekerja dengan baik selama stress test dilakukan.

Dalam pelaksanaannya, stress test dapat memberikan perkiraan tingkat

konsumsi oksigen maksimal (VO2max) seseorang (American Heart

Association, 2019)

Pelaksanaan stress test menggunakan static cycle memiliki beberapa

metode pelaksanaan, salah satunya yakni menggunakan The EKBLOM-

BAK test. The EKBLOM-BAK test merupakan sebuah tes sub-maximal

untuk mengetahui estimasi VO2max individu. Tes ini didasarkan pada

perubahan denyut jantung antara low standart workrate yang rata-rata

sama setiap individu dan higher workrate yang dipilih untuk masing-

masing individu dimana dilakukan dalam setiap 4 menit. Ayuhan awal

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 30

yang digunakan dalam batas 60rpm dan rata-rata denyut jantung diukur

pada menit akhir dalam setiap tingkat (GIH,2016)

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 31

BAB 3

PENATALAKSANAAN STATIC CYCLE PADA PENDERITA

OSTEOARTHRITIS

3.1 Petunjuk Penggunaan

Static cycle dibuat pada bingkai stabil, sebuah flywheel seimbang,

sebuah sabuk, dan pendulum pemberat yang mengukur kekuatan. Pedal

dan sebuah rantai pendorong disediakan untuk memutar flywheel sebagai

sebuah alat pengencang tekanan sabuk yang digunakan untuk mengukur

kekuatan pengereman yang digunakan pada roda. Pendulum

mengindikasi penggunaan kekuatan langsung pada lokasi skala di sisi

sebalah kanan dari flywheel (Monark, 2014)

3.1.1 Pengaturan sepeda

Pada static cycle, tinggi tempat duduk harus diatur sesuai dengan

posisi paling nyaman. Tinggi yang sesuai dimana lutut sedikit menekuk

ketika sol kaki terpusat diatas axis pedal dan pedal berada posisi bawah.

Untuk menyesuaikan tinggi tempat duduk longgarkan putaranpada tabung

dibawah sadel (Monark, 2014).

Pengaturan stang harus pada posisi nyaman pula ketika

bersepeda. Selama sesi latihan yang lama, direkomendasikan untuk

sekali-kali menggali posisi dari stang. Untuk menyesuaikan posisi stang,

longgarkan putaran yang berada ditengah stang. Batang dari stang harus

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 32

terpasang dalam tabung kerangka minimal 3 inch atau 8 cm. Ukuran ini

dapat ditandai dengan tanda “MAX” pada batang stang (Monark, 2014).

Gambar 3.1 Pengaturan sadel dan stang (Monark, 2014)

3.1.2 Daftar Onderdil

Gambar 3.2 Daftar onderdile static cycle (Monark, 2014)

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 33

Tabel 3.1 Deskripsi daftar onderdile

Pos. Description Pos. Description

1 Support tube, front 23 Locking knob, complete

2 Support tube, rear 24 Handlebar, complete

3 Plastic cap, blue 25 - Screw

4 Transport wheel 26 - Handgrip, blue (pair)

5 Locking nut M8 27 Steel crank set, complete with


magnets

6 Screw MVBF M8x16 mm 28 BB cartridge bearing

7 Epander wedge M10 29 Screw M6S 8.8 M8 x 20 FZB

8 Chain /2 x 1/8”, 116 I 30 Dust cover

9 Chain guard 31 Frame

10 Side guard 32 Flywheel 20 kg, complete

11 Mounting screw LKT-TT 33 Wheel suspension, complete


5x6.5mm set

12 Wheel cover 34 - Chain adjuster

13 Screw M5x25 mm 35 - Sprocket

14 Holder for guard 36 - Connection

15 Cover for saddle 37 - Bearing 6001-2z

16 Cover for frame 38 - Axle

17 Pedal (pain) 39 - Bush, 23 mm

18 Pedal strap (pair) 40 Holder for chain guard

19 Saddle 41 Rubber foot

20 Seat clamp 42 Holder for sensor

21 Saddle post 43 Sensor with cable

22 Bushing for saddle post Calibration weight, 4kg

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 34

3.2 Dosimetri Static Cycle

3.2.1 Perhitungan Daya

Dalam static cycle, penghitungan daya dalam bentuk RPM

dikalkulasikan dengan permukaan flywheel yang ditempuh. Perhitungan

yang digunakan menurut (Monark, 2014) :

1 rpm = 6 m the flywheel brake surface

50rpm = 300m

2 kp force make 2 X 300 = 600 kpm/min

100 rpm = 60 m

1 kp force make 1 X 600 = 600 kpm/min

(watt = rpm x kp)

3.2.2 Rpm Meter

RPM Meter adalah sebuah instrumen atau alat yang mampu untuk

mengukur putaran dari poros engkol atau piringan,seperti yang terdapat

pada sebuah motor atau mesin lainnya. Alat ini biasanya menampilkan

revolution per minute (RPM) pada sebuah pengukur skala analog

maupun digital (Monark, 2014).

Pada static cycle terdapat Rpm display dimana metronom berkedip

sekali setiap ayuhan pedal. Dua LED hijau pada tengah dapat juga diatur

untuk menunjukkan nadi. Kecepatan rendah digunakan dengan

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 35

kecepatan pedal dibawah nilai metronom yang diinginkan dari 2, 4, 8, 16.

Sedangkan kecepatan tinggi menggunakan kecepatan pedal lebih besar

dengan nilai metronom 2, 4, 8, 16 atas (Monark, 2014)

Gambar 3.3 RPM Display (Monark, 2014)

3.2.3 Moderate-intensity Continous Training (MICT)

Moderate-intensity Continous Training (MICT) adalah sebuah

protokol yang sering digunakan dalam penggunaan static cycle. Latihan

dengan metode ini meliputi intensitas kontraksi otot yang lebih tinggi

dimana hal ini memungkinkan untuk meningkatkan massa otot, kekuatan

otot, dan fungsi sekitar sendi (Koegh et al.,2018).

Moderate-intensity Continous Training (MICT) dalam setiap sesi

terdiri dari 3 menit pemanasan pada intensitas rendah dan diakhiri

dengan 2 menit pendinginan pada intensitas yang hampir sama dengan

pemanasan. Moderate-intensity Continous Training (MICT) komponen

yang dibutuhkan oleh pasien untuk memilih beban kerja yang dapat

mereka kayuh pada irama 60-80 rpm selama 20 menit pada intensitas

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 36

sedang. Intensitas sedang disini didefinisikan sebagai “Intensitas dinama

pasien masih dapat berbicara dengan baik selama latihan. Jika merasa

terengah-engah maka latihan harus sedikit diturunkan.” (Koegh et

al.,2018).

3.2.4 High-intensity Interval Training (HIIT)

High-intensity Interval Training (HIIT) adalah sebuah protokol dalam

menggunakan static cycle yang tidak banyak digunakan dalam kasus

arthritis. Walaupun tidak sering digunakan, High-intensity Interval Training

(HIIT) memiliki efek dalam peningkatan kekuatan dan massa otot serta

meningkatkan hasil kardiovaskuler. High-intensity Interval Training (HIIT)

secara khusus mengharuskan pasien untuk bergantian dalam periode

singkat (~8-60s) untuk aktifitas dengan intensitas tinggi dengan Static

Cycle dan periode (~20-90s) untuk pemulihan dengan aktifitas pada

intensitas rendah. High-intensity Interval Training (HIIT) memiliki resiko

pada muskoleskeletal dan kardiovaskular untuk orang dewasa sehingga

jarang digunakan dalam kasus osteoarthitis (Koegh et al.,2018).

Program Studi D3 Fisioterapi FV UNAIR

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

BAB 4
LAPORAN STUDI KASUS
4.1 Identitas Pasien

No. Register : 99585

Nama : Ny. T

Umur : 64 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Ngaglik 50C, Surabaya

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

4.2 Data-Data Medis Rumah Sakit

4.2.1 Diagnosis (6 Februari 2018)

Osteoarthritis Genu bilateral D>S grade II

4.2.2 Catatan Medis (02 Juni 2017)

Tanggal 20 Oktober 2018 datang di poli rehab medik dan di diagnosa

Osteoarthritis genu bilateral grade II dan mendapatkan terapi modalitas

berupa short wave diarthermy (SWD) dan endurance exercise dengan

Static Cycle.

4.2.3 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboraturium

Tidak ada

Program Studi D3 Fisioterapi 37

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 38

2. Hasil Foto
(24 Oktober 2018)

Gambar 4.1 Foto X-ray genu dextra

X RAY Genu Dextra AP/LAT:

Alignment baik

Trabekulasi tulang normal

Tak tampak fracture / dislokasi

Tampak osteophyte pada condylus medial os femur et tibia kanan

Tampak osteophyte pada margo posterosuperior os patella kanan

mapak penyempitan kompartemen medial femurotibial joint kanan

Entesophyte basis patella (+)

Tak tampak Soft tissue mass / swelling

Kesimpulan :

Osteoarthritis genu kanan grade II (menurut Kolgren Lawrance grading

scale)

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 39

(29 Januari 2019)

Gambar 4.2 Foto X-ray genu sinistra

X RAY Genu Dextra AP/LAT:

Alignment baik

Trabekulasi tulang normal

Tampak penyempitan femurotibial joint kiri

Tampak osteophyte di condylus medial et lateral os femur et tibia kiri

dan basis patela kiri

Tampak subchondral bone cyst di patela kiri

Tak tampak erosi / destruksi tulang

Tak tampak facture / dislokasi

Tak tampak soft tissue mass / swelling

Kesimpulan :

Osteoarthrosis femurotibial joint kiri gr 2

Osteoarthtosis femuropatelar joint kiri gr 2-3

3. Hasil Konsultasi (06 Februari 2019)

Anamnesis

Keluhan Utama : Nyeri pada lutut kiri

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 40

Rujukan : Poli Orthopedi, Diagnosis Gonarthrosis

Riwayat Penyakit Sekarang : Lutut kiri saat ini terasa nyeri. WBS = 4-5.

Lutut kanan terasa ada perbaikan. WBS = 2-

Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes Melitus

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : GCS 4 5 6

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Inspeksi : Tidak terdapat kemerahan dan bengkak

Palpasi : Suhu lokal dalam batas normal

Tes : Patellar grinding +/-

Anterior drawer test -/-

Posterior drawer test -/-

Varus stress test -/-

Valgus stress test -/-

Mc Murray -/-

Lachman -/-

Pemeriksaan Penunjang

X-ray 24 Oktober 2018 : Osteoathritis genu kanan grade II (menurut

Kellgren Lawrence grading scale)

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 41

X-ray 29 Januari 2019 : Osteoarthrosis femurotibial joint kiri gr 2

Osteoarthrtosis femuropatelar joint kiri gr 2-3

Diagnosis Klinis : OA genu bilateral (D>S)

4. Tindakan Medis (06 Februari 2019)

Glucosamine MPL 250mg

Vitamin B Kompleks

Modalitas : Short Wave Diathermy genu dextra et sinistra

contraplanar

Therapy exercise : Quadriceps strengthening exercise dengan

Static Cycle

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 42

4.3 Pemeriksaan Fisioterapi (14 Februari 2019)


4.3.1 Anamnesa

Keluhan Utama : Nyeri pada lutut kanan dan kiri saat berjalan

jauh kurang lebih 1km, saat melakukan aktivitas sholat pada gerakan

menekuk dan meluruskan lutut, dan pada saat menaik turuni tangga

sehingga harus duduk saat turun.

Riwayat Penyakit Sekarang : 15 tahun yang lalu pasien jatuh dari

tangga mulai anak tangga ke 5 hingga ke 3 sehingga menimbulkan

nyeri di lutut namun tidak dilakukan tindakan lebih lanjut. 3 bulan yang

lalu pasien sedang membawa bak di kamar mandi dan terjatuh

dengan posisi lutut menumpu yang menyebabkan lutut semakin nyeri

sehingga pasien memutuskan untuk berobat ke dokter saraf dan

diberikan rujukan untuk melakukan rongen lutut. Tidak lama

setelahnya, pasien kembali terjatuh dari motor karena ingin

menerobos palang kereta api sehingga menyebabkan luka di lutut kiri

dan akhirnya pasien melakukan foto kembali dan didiagnosis OA

Genu.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien pernah jatuh dari tangga mulai

anak tangga ke 5 hingga ke 3.

Riwayat Penyakit Penyerta: Diabetes militus disangkal, Hipertensi

disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 43

Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien dulu berjualan baju dan

mengantar barang di pasar sehingga harus naik turun tangga di pasar.

Saat ini pasien sudah tidak bekerja di luar dan menjadi ibu rumah

tangga.

4.3.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Tanda Vital

Kesadaran : GCS 4 5 6

Tekanan Darah : 140/88 mmHg

Nadi : 75 x/menit

Frekuensi Pernapasan : 20 x/menit

Temperatur : 360c

Tinggi Badan : 155 cm

Berat Badan : 48 kg

IMT : 48
= 19,98 (Normal)
(1,55)2

Tabel 4.1 Klasifikasi Index Massa Tubuh (Sugiritama, 2015)

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT)(kg/m2)


Kurus IMT< 18,5
Normal IMT ≥ 18,5−< 24,9
Berat Badan Lebih IMT≥ 25,0−< 27
Obesitas IMT≥ 27,0
Sumber: Kemenkes, 2013

4.3.3 Pemeriksaan Umum

1. Inspeksi Statis

Tidak tampak kemerahan pada lutut

Tidak menggunakan knee support

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 44

Tidak tampak oedem

Lutut kanan dan kiri terlihat sedikit asimetris

Ibu jari kaki kanan nampak halux varus

Tampak deformitas ke arah varus

2. Inspeksi Dinamis

Pola jalan antalgic gait

Ambulasi tanpa menggunakan alat bantu

3. Palpasi

Tonus otot normal

Suhu dalam batas normal

Terdapat nyeri tekan pada area lateral sendi lutut D/S

4. Pemeriksaan Gerak

Pemeriksaan gerak aktif

Pasien mampu menggerakkan anggota gerak bawah kanan

full ROM, tidak terdapat keluhan nyeri. Kesan kekuatan otot >

3.

Pasien mampu menggerakkan anggota gerak bawah kiri full

ROM, namun terdapat keluhan nyeri. Kesan kekuatan otot >

3.

Pemeriksaan gerak pasif

Terapis menggerakkan anggota gerak kanan dan kiri pasien

hasilnya full ROM dan tidak ada tahanan gerak namun

terdapat krepitasi pada akhir gerakan fleksi ekstensi lutut

D/S.

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 45

4.3.4 Pemeriksaan Khusus

1. Pemeriksaan nyeri dengan parameter Visual Analog Scale

(VAS)

Table 4.2 Pemeriksaan nyeri dengan parameter VAS

Nyeri Lutut Lutut Keterangan


Kanan Kiri
Nyeri diam 0 0 -
Nyeri 5 5 Nyeri pada lateral sendi
tekan lutut
Nyeri 5 5 Saat gerakan fleksi
gerak dan ekstensi
lutut

2. Pemeriksaan Antropometri

Tabel 4.3 Pemeriksaan Antropometri

Lingkar segmen Kanan Kiri


5cm proximal tuberositas 33 cm 33 cm
tibia
10cm proximal tuberositas 35 cm 36 cm
tibia
5cm distal tuberositas 29 cm 29,5 cm
tibia
10cm distal tuberositas 27,5 cm 27,5cm
tibia

3. Pemeriksaan panjang tungkai

Tabel 4.4 Pemeriksaan panjang tungkai

True Leg Length Kanan Kiri


SIAS ke Maleolus lateral 81 cm 81 cm

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 46

4. Pemeriksaan Manual Muscle Testing (MMT)

Tabel 4.5 Pemeriksaan Manual Muscle Testing

Kanan Grup otot Kiri Keterangan


4 Fleksor Hip 4 Nyeri
5 Ekstensor Hip 5 -
5 Abduktor Hip 5 -
5 Adduktor Hip 5 -
5 Eksternal Rotator Hip 5 -
5 Internal Rotator Hip 5 -
4 Fleksor Knee 4 Nyeri
4 Ekstensor Knee 4 Nyeri
5 Dorsofleksor 5 -
5 Plantarfleksor 5 -
5 Inventor Ankle 5 -
5 Evertor Ankle 5 -

5. Pemeriksaan Luas Gerak Sendi (LGS)

Tabel 4.6 Pemeriksaan Luas Gerak Sendi

Aktif Pasif Nilai


Sendi Kanan Kiri Kanan Kiri Normal

Hip S 150-0-1250 150-0-1250 150-0-1250 150-0-1250 150-0-1250


F 450-0-150 450-0-150 450-0-150 450-0-150 450-0-150
Knee S 00-0-1300 00-0-1300 00-0-1300 00-0-1300 00-0-1300
Ankle S 200-0-450 200-0-450 200-0-450 200-0-450 200-0-450

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 47

6. Tes Khusus

Tabel 4.7 Tes Khusus

Tes Khusus Kanan Kiri


Anterior Drawer Test - -
Posterior Drawer Test - -
Valgus Stress Test - -
Varus Stress Test - -
Ballotement - -
Fluktuasi - -
Lachman - -
Clarke’s Sign + -

Pemeriksaan Fungsional

Tabel 4.8 Pemeriksaan kemampuan fungsional

Nyeri Kesulitan Ketergantungan


1. Tidak ada 1. Mudah 1. Tanpa bantuan
nyeri 2. Agak 2. Butuh bantuan
2. Nyeri ringan mudah 3. Butuh bantuan
Skala Jette 3. Nyeri sedang 3.Tidak orang lain
4. Nyeri berat Mudah 4. Butuh bantuan
4. Agak sulit orang lain dan
5. Sulit alat
5. Tidak dapat
melakukan
Jongkok ke 4 3 2
berdiri
Naik turun tangga 3 3 2
Jalan 6 meter 2 2 1

4.3.5 Diagnosis Fisioterapi

1. Problem Kapasitas Fisik

- Terdapat nyeri tekan pada lateral sendi lutut D/S

- Terdapat nyeri gerak pada lutut sebelah kanan dan kiri saat

gerakan fleksi dan ekstensi lutut

- Tedapat penurunan kekuatan otot fleksor hip, ekstensor hip,

fleksor lutut, dan ekstensor lutut

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 48

2. Problem Kemampuan Fungsional

- Pasien kesulitan dan membutuhkan bantuan saat duduk

ke berdiri.

- Pasien kesulitan saat naik tangga

- Pasien belum mampu berdiri lama lebih dari 15 menit dan

berjalan jauh lebih dari 1km karena keluhan nyeri di lutut

3. Problem Partisipasi Sosial

Pasien kesulitan untuk mengikuti arisan atau sholat

berjemaah di masjid karena pasien kesulitan saat posisi

menekuk lutut ke berdiri

4.3.6 Tujuan

1. Tujuan Jangka Pendek

- Mengurangi nyeri tekan dan nyeri gerak pada lutut sebelah kiri

- Meningkatkan kekuatan otot fleksor hip, fleksor lutut, dan

ekstensor lutut

- Meningkatkan endurance otot anggota gerak bawah

2. Tujuan Jangka Panjang

Meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional

pasien secara optimal.

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 49

4.3.7 Rencana Tindakan

1. Latihan dengan Static Cycle

Tujuan: Untuk meningkatkan kekuatan dan endurance otot

anggota gerak bawah

2. Edukasi

1. Pasien diminta untuk mengurangi aktivitas yang

mrmbutuhkan posisi jongkok, berjalan jauh dan naik turun

tangga.

2. Pasien disarankan untuk menggunakan toilet duduk.

4.3.8 Rencana Evaluasi

1. Pemeriksaan nyeri dengan Visual Analog Scale (VAS)

2. Pemeriksaan Antropometri

3. Pemeriksaan kekuatan otot dengan Manual Muscle Testing

(MMT)

4. Pemeriksaan kemampuan fungsional dengan skala jette

4.4 Pelaksanaan Tindakan Fisioterapi

Terapi dilakukan di Ruang Gymnasium Rehabilitasi Medik RS

Universitas Airlangga pada tanggal 14-02-2019, 19-02-019, 22-02-

2019, 28-02-2019, 05-03-2019

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 50

Sebelum terapi:

1. Fisioterapi membaca rekam medis pasien, dan memastikan bahwa

pasien aman dan bebas dari kontra indikasi

2. Pasien diinformasikan tentang tindakan yang akan di berikan

beserta tujuan tindakan tersebut.

3. Fisioterapi memeriksa vital sign pasien terlebih dahulu

Selama terapi:

Latihan dengan Static Cycle

Persiapan alat :

- Pastikan semua peralatan pada Static Cycle aman

- Atur saddle dengan menarik pengunci pada bagian bawah dan

sesuaikan setinggi trochanter mayor pasien

- Atur handlebar dengan memutar pengunci pada bagian tengah

- Pastikan pulse oximetry yang akan digunakan dalam kondisi baik

Posisi pasien :

- Pasien duduk pada saddle static cycle dengan tinggi yang telah

diatur dan tangan berada pada handlebar yang posisinya telah

disesuaikan agar posisi pasien tidak terlalu membungkuk

- Terapis memasangkan pulse oximetry pada jari telunjuk pasien

Posisi Terapis :

- Berada di samping pasien


Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 51

Pelaksanaan :

- Menit 0-3

Pasien diminta untuk mengayuh pedal dan mempertahankan

kecepatan ayuhan pada 40-50rpm yang tertera pada monitor.

Pada menit ke-3, terapis mencatat SaO2 dan nadi pasien.

- Menit 3-23

Pasien diminta untuk menambah kecepatan ayuhan pedal

dan mempertahankan kecepatan ayuhan pada 60-80rpm

yang tertera pada monitor. Pada menit ke-23, terapis

mencatat SaO2 dan nadi pasien.

- Menit 23-25

Pasien diminta mengurangi kecepatan ayuhan pedal 40-

50rpm yang tertera pada monitor untuk pendinginan.

Setelah terapi :

1. Pasien diminta untuk memberitahukan tentang apa yang

dirasakan oleh pasien setelah dilakukan terapi.

2. Fisioterapi memeriksa kembali vital sign pasien

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 52

4.5 Evaluasi perkembangan pasien (08 Maret 2019)

4.5.1 Subyektif

Keluhan utama: Nyeri pada lutut kanan dan kiri berkurang

4.5.2 Obyektif

1. Vital Sign

Tabel 4.9 Monitoring Vital Sign selama terapi

Tanggal 14/02/2019 19/02/2019 22/02/2019 28/02/2019 06/03/2019

TensiSebelum 140/90 140/88 144/80 130/80 130/80


Sesudah 150/90 144/90 150/84 144/84 140/84
Nadi Sebelum 66x/menit 69x/mnt 66x/mnt 64x/mnt 64x/mnt
Sesudah 70x/menit 74x/mnt 77x/mnt 68x/mnt 70x/mnt
RR Sebelum 17 18 17 18 17
Sesudah 20 20 19 20 19
Sao2 Sebelum 99 98 98 99 99
Sesudah 98 99 98 99 99
Kecepatan 1-3 40-50 rpm 40-50 rpm 40-50 rpm 40-50 rpm 40-50 rpm
3-23 60-80 rpm 60-80 rpm 60-80 rpm 60-80 rpm 60-80 rpm
23-25 40-50 rpm 40-50 rpm 40-50 rpm 40-50 rpm 40-50 rpm
Durasi 25 menit 25 menit 25 menit 25 menit 25 menit
Keterangan Pasien Pasien Pasien Pasien Pasien
sempat sempat sempat sempat menyelesai
berhenti memperla memperla memperla kan latihan
selama 1 mbat mbat mbat tanpa
menit pada kayuhan kayuhan kayuhan berhenti
menit ke kurang dari kurang dari kurang dari atau
10 serta 60-80 rpm 60-80 rpm 60-80 rpm memperla
sempat pada menit pada menit pada menit mbat
memperla ke 10 dan ke 12 dan ke 14 kayuhan
mbat 18 karena 20 karena karena kurang dari
kayuhan merasa merasa merasa kecepatan
kurang dari lelah sedikit sedikit yang
60-80 rpm lelah lelah disarankan
pada menit
ke 13, 17,
dan 20
karena
merasa
lelah

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 53

2. Pemeriksaan Nyeri (VAS)

Tabel 4.10 Pemeriksaan Nyeri (VAS)

Lutut Kanan Lutut Kiri

Nyeri 19 8 19 8 Keterangan
Februari Maret Februari Maret
2019 2019 2019 2019

Nyeri diam 0 0 0 0

Nyeri tekan 2 1 3 2 Pada lateral lutut

Nyeri gerak 3 2 4 2 Pada posisi fleksi-


ekstensi

3. Pemeriksaan Antropometri

Tabel 4.11 Pemeriksaan Antropometri

Kanan Kiri Kanan Kiri

Lingkar Segmen 19 Februari 8 Maret 19 Februari 8 Maret


2019 2019 2019 2019
5cm 33 cm 33 cm 33 cm 33 cm
proximal
tuberositas
tibia
10cm 35 cm 36 cm 35 cm 36 cm
proximal
tuberositas
tibia
5cm distal 29 cm 29,5 cm 29 cm 29 cm
tuberositas
tibia
10cm distal 27,5 cm 27,5 cm 27 cm 27,5 cm
tuberositas
tibia

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 54

4. Pemeriksaan Kekuatan Otot dengan Manual Muscle Testing

(MMT)

Tabel 4.12 Pemeriksaan Kekuatan Otot

Kanan Kiri

07 Mei 18 Mei Grup Otot 07 Mei 18 Mei

2018 2018 2018 2018

4 5 Fleksor Hip 4 5

5 5 Ekstensor Hip 5 5

5 5 Abduktor Hip 5 5

5 5 Adduktor Hip 5 5

5 5 Eksternal Rotator 5 5

5 5 Internal Rotator 5 5

4 4 Fleksor Knee 4 4

4 5 Ekstensor Knee 4 4

5 5 Dorsofleksor 5 5

5 5 Plantarfleksor 5 5

5 5 Invertor Ankle 5 5

5 5 Evertor Ankle 5 5

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 55

5. Pemeriksaan kemampuan fungsional

Tabel 4.13 Pemeriksaan kemampuan fungsional

No Tgl Skala Jette


1 14/ Aktifitas Nyeri Kesulitan Ketergantungan
02/ No
T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T5 T1 T2 T3 T4 T5
19
1 Jongkok √ √ √
ke berdiri

2 Naik √ √ √
turun
tangga
3 Jalan 6 √ √ √
meter

2 22/ Nyeri Kesulitan Ketergantungan


02/ No Aktifitas T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T5 T1 T2 T3 T4 T5
19
1 Jongkok √ √ √
ke berdiri
2 Naik √ √ √
turun
tangga
3 Jalan 6 √ √ √
meter

3 08/ Nyeri Kesulitan Ketergantungan


03/ No Aktifitas T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T5 T1 T2 T3 T4 T5
19
1 Jongkok √ √ √
ke berdiri
2 Naik √ √ √
turun
tangga
3 Jalan 6 √ √ √
meter

1. Keterangan Penilaian nyeri

Nilai 1 = tidak nyeri

Nilai 2 = nyeri ringan

Nilai 3 = nyeri sedang

Nilai 4 = nyeri berat

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 56

2. Penilaian kesulitan

Nilai 1 = mudah

Nilai 2 = agak mudah

Nilai 3 = tidak mudah

Nilai 4 = agak sulit

Nilai 5= sangat sulit

3. Penilaian ketergantungan

Nilai 1 = tanpa bantuan

Nilai 2 = butuh bantuan

Nilai 3 = butuh bantuan orang lain

Nilai 4 = butuh bantuan orang lain dan alat

Nilai 5 = tidak dapat melakukan

6. Assessment

1. Problem kapasitas fisik

a. Masih ditemukan adanya nyeri tekan pada lateral sendi lutut D/S

b. Nyeri gerak pada lutut sebelah kanan dan kiri saat gerakan

lutut fleksi-ekstensi berkurang

c. Peningkatan kekuatan fleksor hip dan fleksor-ekstensor lutut

2. Problem Kemampuan fungsional

Pasien masih kesulitan dalam berjongkok dan berjalan

lama karena rasa nyeri sehingga masih terganggu dalam

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 57

aktivitas fungsional seperti melaksanakan sholat, toileting,

berbelanja.

7. Planning

a. Mengurangi nyeri tekan pada lateral sendi lutut

b. Mengurangi nyeri gerak fleksi-ekstensi lutut

c. Meningkatkan kekuatan fleksor dan ekstensor lutut

d. Meningkatkan endurance otot anggota gerak bawah

4.6 Prognosis

Quo ad vitam : Baik

Quo ad sanam : Baik

Quo ad fungsionam : Baik

Quo ad cosmeticam : Cukup

4.7 Resume

Pasien bernama Ny.T seorang ibu rumah tangga usia 64 tahun

menjalani rawat jalan di Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit

Rumah Sakit Universitas Airlangga dengan diagnosa osteoarthritis

genu bilateral grade II. Setelah dilakukan pemeriksaan fisioterapi,

didapatkan problem fisioterapi antara lain terdapat nyeri tekan pada

lateral sendi lutut D/S, nyeri gerak pada lutut sebelah kiri saat

gerakan fleksi dan ekstensi lutut, penurunan kekuatan otot fleksor hip,

fleksor lutut, dan ekstensor lutut. Pasien mendapatkan terapi

sebanyak enam kali yaitu latihan dengan static cycle. Setelah

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut 58

dievaluasi didapatkan perubahan berupa nyeri tekan pada lateral

seni lutut berkurang, nyeri gerak pada lutut berkurang, terdapat

peningkatan kekuatan otot, serta peningkatan kemampuan

fungsional yang diukur dengan skala Jette.

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


59
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, pasien merupakan wanita berusia 64 tahun dengan

diagnosis osteoarthritis genu bilateral grade II. Hal ini sesuai teori yang

yang menyebutkan bahwa osteoarthritis sering terjadi pada wanita karena

wanita mengalami pengurangan hormon estrogen yang signifikan, hormon

estrogen memiliki pengaruh terhadap rawan sendi. Selain itu usia juga

mempengaruhi terjadinya osteoarthritis karena proses penuaan dapat

menyebabkan penurunan kelenturan sendi, kalsifikasi tulang rawan dan

menurunnya fungsi kondrosit (Maharani, 2007).

Menurut hasil anamesis, pasien merasakan nyeri saat bergerak dari

posisi duduk ke berdiri pada lutut sebelah kanan dan kiri. Saat dilakukan

pemeriksaan palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada lateral sendi

lutut D/S. Terdapat penurunan kekuatan otot fleksor hip, fleksor lutut, dan

ekstensor lutut saat dilakukan pemeriksaan manual muscle testing (MMT).

Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian yang ditulis oleh Hayati tahun

(2014), menyebutkan bahwa otot di sekitar sendi osteoarthritis sering

mengalami atrofi dan penurunan kekuatan otot serta fungsi. Menurunnya

fungsi otot akan mengurangi stabilitas sendi terutama sendi penumpu

berat badan dan akan berdampak pada penurunan kemampuan

fungsional.

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 60

Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

Intervensi fisioterapi yang dilakukan pada pasien ini adalah latihan

menggunakan static cycle dengan metode Moderate-intensity Continuous

Training (MICT) sebayak lima kali pertemuan. Static cycle pada kasus ini

bertujuan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan kekuatan otot sekitar

sendi lutut.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanda

(2012) yang menjelaskan bahwa latihan dengan static cycle dapat

meningkatkan performa berjalan, menurunkan nyeri, meningkatkan

kekuatan otot, dan quality of life pasien dengan OA knee. Pada

penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus ini, setelah dievaluasi pasien

mengalami penurunan rasa nyeri yang diukur menggunakan VAS satu

hingga dua tingkat untuk nyeri tekan serta nyeri gerak. Peningkatan

kekuatan otot-otot sekitar sendi lutut telah terbukti terkait dengan

penurunan nyeri lutut itu sendiri dan pada evaluasi yang dilakukan terlihat

adanya perubahan peningkatan kekuatan otot namun belum dapat

dikatakan signifikan. Kebanyakan pasien dengan OA dapat dengan

nyaman melalukan ayuhan pada static cycle kecuali terdapat nyeri

patellofemoral yang signifikan. Seringkali pasien dengan OA tidak dapat

berjalan atau berlari untuk berolahraga karena rasa nyeri yang timbul

namun ada pengalaman klinis yang menunjukkan bahwa pasien dengan

OA lutut sering bisa menggunakan static cycle tanpa ketidaknyamanan

yang signifikan.

Static cycle juga menunjukkan adanya peningkatan kebugaran

aerobik. Latihan static cycle menggunakan otot-otot besar ekstremitas

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 61

Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

bawah yang membutuhkan peningkatan kebutuhan energi yang akan

dipenuhi dengan meningkatkan kerja kardiorespirasi berupa peningkatan

frekuensi denyut jantung. David (2000) menjelaskan bahwa moderate

intensity exercise dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi dimana

terdapat proses adaptasi selama masa latihan berlangsung. Pada

penatalaksanaan terapi selama ini, pasien mengalami penyesuaian yang

cukup baik terhadap latihan yang dapat dilihat dari kemampuan pasien

menyelesaikan satu sesi latihan. Pada sesi pertama, pasien harus

berhenti dan memelankan kecepatan karena merasa lelah hingga mampu

menyelesaikan satu sesi latihan dengan baik.

Pada penelitian Koegh tahun (2018) dinyatakan bahwa latihan

menggunakan static cycle dengan Moderate-Intensity Continuous Training

(MICT) dimana metode ini meliputi intensitas kontraksi otot yang lebih

tinggi, terbukti meningkatkan massa otot, kekuatan otot, dan aktivitas

fungsional disekitar sendi. Kemampuan fungsional pada penatalaksanaan

ini diukur menggunakan skala Jette yang dapat dilihat dari hasil evaluasi

terdapat peningkatan dengan menurunnya nilai nyeri, kesulitan, dan

ketergantungan.

Hasil yang didapatkan setelah dilakukan latihan dengan static cycle

selama lima kali pertemuan yaitu adanya adaptasi tehadap latihan yang

diberikan, penurunan nyeri tekan maupun nyeri gerak pada lutut kanan dan

kiri, terdapat peningkatan kekuatan otot, dan terdapat peningkatan

kemampuan fungsional.

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


62
IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi degeneratif yang paling

umum terjadi. Osteoarthritis adalah gangguan kronis sendi sinovial yang

ditandai dengan pelunakan progresif dan kehancuran (disintegrasi ) tulang

rawan sendi disertai pertumbuhan osteofit pada tulang rawan,

pembentukan kista dan sklerosis di subchondral tulang, sinovitis ringan dan

kapsul fibrosis. Osteoarthritis paling sering mengenai usia setengah baya

dan lanjut usia.

Beberapa faktor predisposisi yang diketahui berhubungan erat dengan

terjadinya osteoarthritis yaitu umur, jenis kelamin, obesitas, faktor genetik,

obesitas, dan osteoporosis. Gambaran klinis osteoarhritis berupa nyeri

sendi, biasanya nyeri bertambah bila bergerak dan berkurang bila istirahat,

keterbatasan gerak sendi, kaku sendi pagi hari (morning stiffness),

krepitasi, pembengkakan sendi, tanda-tanda peradangan dan deformitas

serta penurunan aktifitas fungsional.

Nyeri pada osteoarthritis lutut dapat menyebabkan inaktivitas dari otot-

otot sekitar lutut ,jika terjadi dalam waktu yang lama maka kekuatan otot

akan menurun sangat cepat sekitar 20-30% perminggu. Menurunnya fungsi

otot akan mengurangi stabilitas sendi terutama sendi penumpu berat badan

dan akan berdampak pada penurunan kemampuan fungsional.

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

Static cycle atau sepeda statis adalah perangkat yang digunakan

sebagai peralatan olahraga. Static cycle ini termasuk sadel, pedal, dan

beberapa bentuk setang yang diatur seperti pada sepeda umumnya. Static

cycle digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan ekstremitas

bawah. Tahanan dapat ditingkatkan untuk melatih pasien secara progresif.

Jarak, kecepatan, atau durasi latihan dapat diawasi. Static cycle

meningkatkan masa otot, kekuatan otot, fungsi pada sekitar sendi lutut,

serta kesehatan kardiovaskuler.

6.2 Saran

Bagi pembaca hendaknya dapat menerapkan hal-hal yang positif di

dalam tugas akhir ini dan dapat memberikan kritik dan saran yang

membangun kepada penulis.

Bagi pasien osteoarthritis lutut diharapkan melakukan latihan tidak

hanya saat dirumah sakit akan tetapi melakukannya dengan rutin di rumah

agar terapi yang diberikan dapat memberi dampak yang baik. Dan

menghindari aktivitas yang membuat lutut menumpu beban yang

berlebihan seperti jongkok, naik turun tangga.

Bagi masyarakat umum apabila menemui kasus dengan gejala yang

sama segera mungkin diperiksakan ke poli rehabilitasi medik agar

mendapatkan penanganan fisioterapi sedini mungkin.

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64

Latihan Static Cycle pada Osteoarthritis Lutut

DAFTAR PUSTAKA

Alimsardjono, dr. Haryanto dkk, 2015. Anatomi 1. Departemen


Anatomi dan HistologiFakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. Surabaya

De Wolf and JMA Mens, 1994. Pemeriksaan Alat Penggerak


Tubuh, Cetakan kedua terjemahan. Houten

Drake L. R, et al, 2012. Gray Dasar - Dasar Anatomi. Elsevier.


Singapore.P 268 – 298 ; ISBN 978-9814371-21-
6

Hayati, Azka. 2014. Pengaruh Terapi Latihan Penguatan Otot


Kuadricep Intensitas Ringan dan Sedang pada
Penderita OA Lutut. Tesis. Jakarta: Universitas
Indonesia: 6-11

Kisner, C. & Colby, L.A. 2014. Terapi Latihan Dasar dan


Teknik. Edisi 6 Terjemahan. Vol 1. P 165-241 ;
ISBN 978-979-709-7

Keogh, et al, 2018. Is hig-intensity interval cycling feasible and


more beneficial than continuous cycling for knee
osteoarthritic patients?. Australia:Creative
Commons CC-BY 4.0

Lippert, Lynns. 2006. Clinical Kinesiology And Anatomy 4th


edition, Philadelphia: T.A Davis Company

Maharani, E. 2007. Faktor-faktor Risiko Osteoarthritis.


Semarang: Universitas Diponegoro

Monark.2014.Manual 839 E.Sweden : Monark Sport &


Medical

Putz, R. dan R. Pabst. 2000. Atlas Anatomi Manusia


Sobatta. Jakarta: BukuKedokteran ECG.

Program Studi D3 Fisioterapi

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS


IR_PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

TUGAS AKHIR LATIHAN STATIC CYCLE... DEVI AYUNINGTYAS

Anda mungkin juga menyukai