Anda di halaman 1dari 14

STRENGTH DURATION CURVE

IRFAN
ELEKTROTERAPI
DIAGNOSTIK
• Deteksi reaksi elektrik pada otot dan saraf untuk
diagnosis, prognosis dan terapi.
• SDC digunakan untuk mendeteksi serabut saraf
yang menginnervasi otot ybs, sedang EMG untuk
deteksi intact sarapnya.
• SDC menyatakan patologi innervasi otot berupa
total denervated, partial denervated, atau
innervated.
• Otot memiliki tingkat nilai thress hold berdeda
dan dalam treatment perlu digunakan jenis arus
dan dosis yang tepat
Manfaat diagnosis SDC dalam Fisioterapi
• Menunjang diagnosis
– Keadaan innervasi otot pada lesi saraf perifer: total atau partial
denervated  patologis persarafan otot
• Menentukan dosis stimulasi
– Menetapkan jenis dan bentuk arus untuk stimulasi apakah
(rectangular atau triangular).
– Menetapkan intensitas dan durasi stimulasi
• Data evaluasi
– Evaluasi perkembangan patologi dan kemajuannya atau
kemundurannya.
• Menetapkan dosis terapi secara bertahap sesuai hasil SDC
serial.
• Dari data awal dan trend perkembangannya dapat
menentukan prognosis
Rheobase
• Rheobase adalah jumlah arus terkecil yang diperlukan
untuk menghasilkan kontraksi otot dengan stimulus
berdurasi tidak terbatas.
• Biasanya impuls berdurasi 100 milidetik digunakan
untuk menemukan rheobase demi tujuan praktik.
• Denervasi otot mengurangi rheobase
• dan dengan demikian rheobase mungkin lebih kecil di
dalam otot
• Denervasi dibandingkan di dalam otot inervasi. Namun,
rheobase mungkin meningkat jika terjadi re-inervasi.
Chronaxie
• Chronaxie adalah durasi terpendek impuls
elektrik yang akan menghasilkan respons
dengan arus dua kali lebih besar dari
rheobase.
• Chronaxie pada otot denervasi lebih tinggi
dibandingkan pada otot inervasi.
• Chronaxie pada otot yang diinervasi adalah 1
m/dtk, jika digunakan stimulator bervoltase
konstan.
KURVA NORMAL

Puls Durasi
KURVA DENERVASI

Puls Durasi
Kurva Denervasi Parsial

Puls Durasi
Prosedur
• Persiapan Pasien
– Jelaskan prosedur secara singkat kepada pasien.
– Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman
dengan akses yang mudah ke ke area yang akan
diuji dg SDC.
– Pastikan bahwa terdapat cahaya yang memadai
untuk melihat kontraksi otot yang dapat terlihat
Prosedur
• Aplikasi Elektroda
– elektroda indiferen di area yang nyaman biasanya
di pangkal otot dan elektroda aktif di atas motor
poin.
• Aplikasi Arus dan Pencatatan
– Hidupkan stimulator kemudian pilih impuls
terpanjang misal 300m/dtk.
– Tingkatkan intensitas sampai mendapatkan
kontraksi minimal.
Prosedur
– Kontraksi minimal ini dapat dikaji secara visual atau
dengan mempalpasi tendon.
– Catatat, intensitas arus harus menghasilkan kontraksi
minimal dan kemudian turunkan intensitas ke nol.
– Turunkan impuls, misal 100 m/dtk.
– Catatat, intensitas arus harus menghasilkan kontraksi
minimal dan kemudian turunkan intensitas ke nol.
– Ulangi prosedur ini dengan memendekkan durasi
impuls misal 30, 10, 3, 1, dan seterusnya.
Prosedur
• Gambarkan Kurva
– Setelah mencatat arus untuk berbagai durasi,
sebuah grafik dibuat dengan kekuatan arus pada
aksis Y dan impuls atau durasi denyut pada aksis
X.
– Beberapa alat memiliki record dan display grafik.
Walaupun demikian tidak ada salahnya jika
fisioterapis menggambarkan kurfa tersebut di
lembar kerja tersendiri.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai