Anda di halaman 1dari 41

KOMPETENSI FISIOTERAPI DWI PURWANTINI, SST.Ft.

MENUNJANG SOAL2 UKOM M.Kes


STIKES Katolik St. Vincentius a
BERKUALITAS Paulo Surabaya
PENDAHULUAN
Revolusi Industri 4.0 adalah revolusi fundamental yg perlu dihadapi dg
persiapan matang  sbg calon fisioterapis harus melakukan adaptasi dg
perkembangan teknologi yang ada
Kualitas tenaga kerja yg baik  dipresentasikan dlm bentuk
KOMPETENSI yg dimiliki didasarkan standar yang diakui secara
Nasional, Regional dan Internasional
DASAR HUKUM
UU 36/ 2014 tentang Tenaga Kesehatan  Pasal 21
1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan
profesi harus mengikuti Uji Komptensi secara nasional
3) Uji kompetensi sebagaimana yang di maksud pada ayat (2) ditujukan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi
standar kompetensi kerja
UJI KOMPETENSI
Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tenaga fisioterapi sesuai dengan standar
profesi.
Fisioterapi yang sudah lulus uji kompetensi Sertifikat Uji
Kompetensi  STR  bekerja
TUJUAN UJI KOMPETENSI
1. Uji kompetensi ditujukan untuk menjamin lulusan pendidikan tinggi fisioterapi
yang kompeten dan terstandar secara nasional sehingga bisa melindungi
masyarakat
2. Uji kompetensi untuk menguji pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai
dasar untuk pelayanan fisioterapis dan mendorong pembelajaran sepanjang
hayat
3. Uji kompetensi sebagai metode asesmen kompetensi yang efektif dan efisien
dalam pengelolaan pelayanan fisioterapi
4. Uji kompetensi nasional adalah alat penapis kompeten dan tidak kompeten
untuk memasuki dunia kerja
5. Uji kompetensi nasional diperlukan untuk mengeset persyaratan agar dapat
menjalankan peran secara efektif sebagai fisioterapis baru
STANDAR NILAI UKOM
Standar nilai kelulusan uji kompetensi masih rendah, hanya  39,..
Hanya dg menjawab 39,..% dari soal benar  KOMPETEN
39,..% dari 180 soal = 72 (40%)
Minimal menjawab benar 72 soal  anda KOMPETEN
108 soal dijawab salah, anda tetap kompeten
GERAK DAN FUNGSI SYSTEM
PD SOAL UKOM
1. Muskuloskeletal = 35-45% (40%= 72 soal)
2. Neurologi dan Perilaku = 25-35% (30%= 54 soal)
3. Kardiovaskuler = 15-25% (25%= 45 soal)
4. Integument = 5-15% (5%= 9 soal)
TOTAL = 180 soal

Recall= 15-25% soal


Reasoning= 75-85% soal
KRITERIA KOMPETENSI D3
Tingkat Kemampuan 1: Mengetahui dan menjelaskan
Tingkat Kemampuan 2: Memahami teori dan teknik pelaksanaan , mampu
menjelaskan
Tingkat Kemampuan 3: Mampu melaksanakan dengan kolaborasi/ dibawah
supervisi
Tingkat Kemampuan 4: Mampu melaksanankan secara mandiri
LEVEL KOMPETENSI D3 YG
DIHARAPKAN
KEMAMPUAN ASESSMEN LEVEL
KOMPETENSI D3
1 Anamnesis 3
2 Pemeriksaan Kardiovaskuler/pulmoner 2
3. Pemeriksaan muskuloskeletal 2
4. Pemeriksaan Neuromuskuler 2
5 Pemeriksaan Integumen 1
6 Penilaian Kemampuan Komunikasi 3
7 Tes dan Pengukuran Kapasitas aerobic dan endurance: 3
8 Tes dan Pengukuran antropometrik 3
9 Tes dan Pengukuran Aerosal, atension, kognisi 2
10 Tes dan Pengukuran kebutuhan penggunaan keselamatan alignment, dan 1
pengepasan peralatan orthrose, prothese dan supportif
11 Tes dan Pengukuran sirkulasi (arteri, vena, limfatik) 1
12 Tes dan Pengukuran Integritas saraf kranial dan perifer 3
13 Tes dan Pengukuran penilaian hambatan lingkungan, rumah dan pekerjaan (job / 3
sekolah / bermain)
14 Tes dan Pengukuran Ergonomi dan mekanika tubuh 1
15 Tes dan Pengukuran Pola Langkah, jalan dan keseimbangan 4
KEMAMPUAN ASESMEN LEVEL KOMPETENSI D3
16 Tes dan Pengukuran integritas integument 1
17 Tes dan Pengukuran integritas sendi dan mobilitas 3
18 Tes dan Pengukuran fungsi motorik (kontrol motor dan belajar motorik) 3
19 Tes dan Pengukuran kinerja otot 3
20 Tes dan Pengukuran pengembangan neuromotor dan sensori integrasi 3
21 Tes dan Pengukuran perangkat orthotic 1
22 Tes dan Pengukuran nyeri 4
23 Tes dan Pengukuran postur 4
24 Tes dan Pengukuran Kebutuhan protese 1
25 Tes dan Pengukuran LGS (Lingkup Gerak Sendi) 4
26 Tes dan Pengukuran integritas refleks 4
27 Tes dan Pengukuran perawatan diri dan manajemen rumah 3
28 Tes dan Pengukuran integritas sensorik 3
29 Tes dan Pengukuran ventilasi dan respirasi / gas exchange 2
30 Tes dan Pengukuran kerja (job / sekolah / bermain), integrasi masyarakat 3
dan rekreasi
31 Deteksi dini dan Tumbuh Kembang 2
 INTERVENSI LEVEL
KOMPETENSI D3 
1 Koordinasi, komunikasi dan dokumentasi 4
2 Instruksi Pasien / klien terkait 4
3 Terapi latihan  
  a. Kapasitas aerobik / daya tahan dan rekondisi 3
 Aquatic programmes
 Pelatihan langkah dan gerak
 Peningkatan beban kerja dari waktu ke waktu
 Pelatihan efisiensi gerakan dan konservasi energi
 Program laatihan berjalan dan penggunaan kursi roda
  b. Pelatihan keseimbangan, koordinasi dan ketangkasan; 3
 Pelatihan pengembangan aktifitas
 Pelatihan atau pelatihan kembali fungsi motorik (motor control dan motor
learning)
 Edukasi atau re-edukasi neuromuskular
 Pelatihan persepsi
 Pelatihan kesadaran postur
 Pelatihan atau pelatihan ulang sensori
 Pendekatan latihan komplementer yang terstandar atau terprogram,
 Pelatihan performa /kinerja sesuai yang ditugaskan
 Pelatihan vestibular
Terapi Latihan STANDAR KOMPETENSI D3
 
c. Mekanika tubuh dan stabilisasi postur 4
 Pelatihan mekanika tubuh
 Pelatihan kontrol postur
 Aktifitas stabilisasi postur
 Pelatihan kesadaran postur
 
d. Pelatihan pola langkah dan berjalan 4
• Pelatihan aktifitas-aktifitas dalam perkembangan
• Pelatihan pola jalan
• Pelatihan persepsi
• Pendekatan latihan komplementer yang terstandar dan terprogram
• Pelatihan kursi roda
 
e. Neuromotor development training 3
• Developmental activities training
• Motor training
• Movement pattern training
 Neuromuscular education or re-education
 Terapi Latihan LEVEL KOMPETENSI D3
 
f. Relaksasi 3
• Cara/ strategi bernafas
• Cara/ strategi gerak
• Teknik – teknik rileksasi
• Pendekatan latihan komplementer yang terstandar dan terprogram
 
g. Pelatihan kekuatan, daya/ power dan ketahanan untuk otot – otot 3
kepala, leher, anggota gerak, panggul/ pelvic floor, tulang belakang
dan pernafasan
• Latihan aktif dibantu, aktif dan resistif (termasuk konsentris, dinamik/
isotonik, eksentrik, isokinetik, isometrik dan plyometrik)
• Program – program latihan di air
• Pendekatan latihan komplementer yang terstandar dan terprogram
• Pelatihan performa /kinerja sesuai yang ditugaskan
INTERVENSI STANDAR KOMPETENSI D3
4 Pelatihan fungsi dalam perawatan mandiri/ self-care dan aktifitas  
rumah tangga:
  a. Pelatihan Aktifitas Hidup harian/ activities of daily living (ADL) 3
  b. Akomodasi atau modifikasi hambatan 3
  c. Penggunaan perangkat, peralatan dan pelatihan 3
  d. Program pelatihan Fungsional 3
  e. Kegiatan instrumental hidup sehari-hari (IADL) pelatihan 3
  d. Pencegahan atau pengurangan cedera 3
5 Pelatihan fungsional dalam pekerjaan (job / sekolah / bermain),  
integrasi masyarakat dan rekreasi:
  a. Akomodasi atau modifikasi hambatan 3
  b. Perangkat dan penggunaan peralatan dan pelatihan 3
  c. Program pelatihan fungsional 1
  d. Pelatihan instrumental kegiatan hidup sehari-hari (IADL) 3
  e. Pencegahan atau pengurangan cidera 3
  f. Pelatihan pada waktu luang 3
6 Tehnik manual therapy :  
  a. Manual lymphatic drainage 1
  b. Taping 1
  c. Manual traction 2
  d. Massage 3
  e. Mobilisasi / manipulasi 2
  f. Passive range of motion 3
7 Penganjuran penggunaan barang-barang pabrik yang tepat  
  a. Perangkat adaptif 2
  b. Alat-alat bantu 2
  c. Perangkat orthose 2
  d. Alat-alat prothese (lower-extremity and upper-extremity) 2
  e. Alat pencegahan 2
  f. Alat-alat penyangga 2
 

8 Perawatan jalan napas,  


  a. Cara bernapas 2
  b. Teknik manual/mekanik 2
  c. Positioning 3
9 Tehnik perawatan dan penyembuhan kulit,  
  a. Debridement 3
  b. Dressings 2
  c. Oxygen therapy 2
  d. Obat oles/ topical agents 3
10 Modalitas elektroterapi,  
  a. Biofeedback 2
  b. Iontophoresis 2
  c. Stimulasi listrik 3
11 Modalitas fisik dan mekanik :  
  a. Physical agents 3
  b. Mechanical modalities 3
YANG HARUS DIPELAJARI
1. Semua tahapan PLF mulai dr pengkajian, penetapan diagnosis ft, perencanaan,
intervensi dan evaluasi hrs dipelajari
2. 10 kasus terbanyak fisioterapi Muskuloskeletal, Neuromuskuler, pediatric,
Kardiovaskuler Pulmonal, Integument, Olahraga mjd penyumbang soal ukom
terbanyak  Frozen shoulder, impingement syndrome, OA lutut, LBP, CRS, Tennis
elbow, CTS, Plantar fasciitis, fraktur, Stroke, CP, pneumonia, rehab jantung, pasca
ACL, luka bakar
3. Ketrampilan dasar fisioterapi: Terapi latihan, Terapi manual, Massage, Terapi elektro,
Pemeriksaan spesifik, Pengukuran LGS, MMT, terapi aktino dan hidro, physical agent
4. SOP tindakan fisioterapi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan spesifik
Sngt banyak yg hrs dipelajari ya: tp semua sdh dikuasai selama kuliah
CONTOH2 SOAL
Soal ukom itu gampang, yang penting bagaimana kita belajar
memahami logika berpikir si pembuat soal, itu jauh lebih penting!
Pelajari kasus2 yg sering muncul di fisioterapi
SOAL 1
Seorang perempuan usia 40 tahun datang ke poli fisioterapi dengan keluhan
keterbatasan ROM shoulder dextra 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan gerak dasar baik
aktif dan pasif didapatkan adanya keterbatasan. Pengukuran ROM shoulder di
dapatkan hasil S : 35°-0-90°
Apakah permasalahan klien tersebut?
A. Keterbatasan flexi
B. Keterbatasan extensi
C. Keterbatasan adduksi
D. Keterbatasan abduksi
E. Keterbatasan endorotasi
SOAL 2
Seorang perempuan usia 45 tahun dirujuk ke fisioterapi dengan keluhan keterbatasan
gerak pada sendi bahu. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya keterbatasan
terutama pada gerak endorotasi eksorotasi. Fisioterapis melakukan pengukuran LGS
untuk memastikan seberapa keterbatasannya.
Dimanakah fisioterapis meletakkan aksis pada pengukuran di atas?
A. Acromion
B. Prosesus Olecranon
C. Procesus coracoideus
D. Medial tuberculum mayor
E. Anterior tuberculum mayor
SOAL 3
Seorang perempuan usia 35 tahun dengan keluhan bahu tidak dapat mengangkat
lengan kirinya datang ke tempat layanan fisioterapi. Pemeriksaan yang dilakukan
diketahui keterbatasan bahu internal-eksternal rotasi. Fisioterapis melakukan
pengukuran LGS dengan goniometer pada posisi alternatif duduk.
Apakah alasan fisioterapis melakukan pengukuran pada klien di atas?
A. Pasien mengeluh sesak nafas
B. Pasien tidak mampu posisi prone
C. Pasien lebih nyaman dengan posisi duduk
D. Pasien tidak mampu mencapai abduksi 90°
E. Pasien merasa tidak nyaman posisi tidur terlentang
SOAL 4
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke poli fisioterapi dengan keluhan bahu tidak
dapat diangkat ke samping. Fisioterapis melakukan pengukuran MMT untuk
mengetahui apakah ada penurunan kekuatan otot. Fisioterapis mulai dari tes
screening. Tes screening dilakukan untuk melakukan pengukuran melawan gravitasi
atau tidak melawan gravitasi.
Apakah makna nilai otot dari tes di atas?
A. LGS penuh, tidak melahan gravitasi
B. LGS penuh, mampu melawan gravitasi
C. LGS tidak penuh, mampu melawan tahanan minimal
D. LGS penuh, mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan moderat
E. LGS penuh, mampu melawan gravitasi dan melawan tahanan maksimal
SOAL 5
Seorang laki-laki usia 25 tahun dengan riwayat fraktur maleolus medial dekstra, operasi
sejak 2 minggu yang lalu. Saat ini anda bertugas di ruangan untuk melatih jalan klien
tersebut. Setelah mengetahui kondisi umum klien, fisioterapis menerapkan latihan jalan
menggunakan kruk dengan pola partial weigh bearing dengan 3 point step to gait.
Bagaimanakah pola latihan klien tersebut?
A. Klien melangkah satu kaki tepat diantara kedua kruk
B. Klien melangkah satu kaki melewati garis dari kedua kruk
C. Klien melangkah satu kaki dibelakang garis dari kedua kruk
D. Klienmelangkah beriringan ke dua kaki, dibelakang garis kedua kruk
E. Klien melangkah satu kaki yang sehat kemudian menapak lagi kaki yang sakit
sebagian diantara kruk
SOAL 6
Seorang laki-laki usia 50 tahun di rujuk ke fisioterapis dengan keluhan nyeri pada sisi
dalam siku kanan. Keluhan dirasakan sejak sebulan yang lalu setelah klien melakukan
olahraga golf tanpa pemanasan. Keluhan semakin meningkat saat lengan pada posisi
tertentu. Tes golfer didapatkan hasil positif.
Bagaimanakah prosedur tes tersebut?
A. Siku fleksi, pergelangan tangan ekstensi
B. Siku ekstensi, fleksi pergelangan tangan
C. Lengan bawah pronasi, fleksi pergelangan tangan
D. Lengan bawah pronasi, ekstensi pergelangan tangan
E. Lengan bawah supinasi, ekstensi pergelangan tangan
SOAL 7
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke poli fisioterapi mengeluh adanya
keterbatasan sendi bahu. Pemeriksaan gerak yang dilakukan fisioterapis diketahui
keterbatasan terutama ke arah eksorotasi. Fisioterapis melakukan mobilisasi sendi
untuk menambah lingkup gerak sendi bahu ke arah eksorotasi.
Ke arah manakah glide dilakukan?
A. Distal
B. Cranial
C. Anterior
D. Posterior
E. Lateral ventral
SOAL 8
Seorang perempuan usia 45 tahun ke poli fisioterapi dengan keluhan terbatasan sendi
bahu. Pemeriksaan gerak dasar yang dilakukan fisioterapis didapatkan adanya
keterbatasan pola kapsuler pada sendi sendi Glenohumeral.
Bagaimanakah keterbatasannya?
A. Endorotasi lebih terbatas dari eksorotasi dan abduksi
B. Endorotasi lebih terbatas dari abduksi dan eksorotasi
C. Abduksi paling terbatas diikuti eksorotasi dan endorotasi
D. Eksorotasi paling terbatas terbatas diikuti abduksi dan endorotasi
E. Eksorotasi paling terbatas terbatas diikuti endorotasi abduksi abduksi
SOAL 9
Seorang perempuan usia 45 tahun datang ke klinik fisioterapi dengan keluhan nyeri
pada punggung bawahnya. Pemeriksaan gerak dasar klien tidak mampu melakukan
gerakan membungkuk. Pemeriksaan Schober test didapatkan nilai 2 cm.
Apakah impairment klien tersebut?
A. Nyeri pada lumbal
B. Nyeri tekan pada lumbal
C. Stiffness otot paralumbal
D. Penurunan kekuatan otot
E. Penurunan fleksibilitas lumbal
SOAL 10
Seorang perempuan usia 40 tahun datang ke praktek fisioterapi dengan keluhan kaku
pada bahu kiri sejak 6 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan spesifik didapatkan
keterbatasan bahu pola kapsuler. Fisioterapis melakukan intervensi dengan
mobilisasi sendi yang bertujuan menambah eksorotasi, abduksi dan endorotasi.
Bagaimanakah prosedur pelaksanaan intervensinya?
A. Gliding inferior dan anterolateral
B. Gliding inferior dan posterolateral
C. Gliding anterolateral dan posterolateral
D. Gliding inferior, anteromedial dan posterolateral
E. Gliding anteromedial, inferior, dan posterolateral
SOAL 11
Seorang perempuan usia 56 tahun dengan diagnosis CVA infark hemiparese dextra
sudah 10 hari di rumah sakit dirujuk ke fisioterapis. Lengan kanan bisa bergerak
dengan pola sinergi, tungkai kanan bergerak dengan otot-otot antisinergi. Pasien
bisa mengangkat pantatnya. Duduk statis sudah baik, tapi masih miring ke kanan.
Fisioterapis melakukan latihan untuk alignment pasien yang fungsional.
Apakah latihan yang sesuai untuk pasien di atas?
A. Memindahkan tumpuan ke kiri
B. Peregangan otot-otot punggung
C. Penurunan tonus otot lengan kanan
D. Penguatan otot-otot punggung kanan
E. Latihan penguatan otot tungkai kanan
SOAL 12
Seorang laki-laki usia 56 tahun dengan diagnosis CVA infark hemiparese kiri 4 bulan
yang lalu datang ke fisioterapi. Klien berjalan dengan tripot dan mengeluh lengan
dan tungkai kirinya belum bisa bergerak. Klien ingin bisa berjalan tanpa tongkat
supaya lebih mandiri, namun istrinya kuatir karena klien sering jatuh ketika bangun
dari tidur. Fisioterapis memberikan edukasi untuk keamanan klien.
Apakah edukasi yang dapat diberikan?
A. Cara berjalan yang aman
B. Agar istri tidak terlalu kawatir
C. Cara berdiri dari tidur atau duduk
D. Cara latihan penguatan tungkai kiri
E. Latihan berjalan tanpa tongkat yang aman
SOAL 13
Seorang perempuan usia 20 tahun dirujuk ke fisioterapis merupakan pasien rawat inap
pasca operasi fraktur femur. Hari ini adalah hari pertamanya melakukan latihan dengan
menggunakan kruk. Latihan dengan menggunakan kruk dapat berpotensi terjadi lesi
pleksus brachialis.
Apakah tindakan fisioterapis mencegah potensi tersebut?
A. Memilih jenis kruk yang benar
B. Menggunakan kruk hanya 1 saja
C. Memilih menggunakan walker roda
D. Mengukur kruk sesuai dengan ukuran pasien
E. Menghindari penggunaan kruk saat naik turun tangga
SOAL 14
Seorang laki-laki usia 70 tahun dirujuk ke fisioterapis dengan diagnosis medis CVA
infark dengan hemiparesis kanan, MRS seminggu. Klien terbaring dengan ekspresi
wajah cerah, sangat termotivasi. Tungkai bisa bergerak tetapi dengan pola tertentu,
lengannya sudah hampir normal. Fisioterapis akan melakukan pemeriksaan yang
bisa mengevaluasi perkembangan gerak tungkai.
Apakah pemeriksaan apakah yang seharusnya dilakukan Fisioterapis?
A. Chedoke McMaster
B. Barthel Index
C. Ashworth
D. MMT
E. ASIA
SOAL 15
Seorang laki-laki usia 25 tahun masuk RS karena kelemahan 4 anggota geraknya.
Sebelumnya pasien mengalami kecelakaan mobil sehingga terdapat fraktur pada
cervicalnya. Setelah dilakukan pemeriksaan pada fungsi paru didapatkan problem
penurunan compliance parunya akibat kelemahan otot-otot inspirasinya.
Apakah intervensi yang tepat untuk mengatasi problem pasien di atas?
A. Breathing control
B. Pursed lip breathing
C. Deep breathing exercise
D. Diaphragmatic breathing
E. Segmental costa deep breathing
SOAL 16
Seorang laki-laki usia 70 tahun datang ke poli fisioterapi karena mengeluh batuk yang
produktif. Dari hasil pemeriksaan penunjang didapatkan adanya pelebaran permanen pada
dinding bronkusnya. Fisioterapi memberikan intervensi berupa 1 sampai 2 kali huffing
yang disertai dengan breathing control untuk mengurangi keluhannya.
Apakah intervensi yang diberikan oleh fisioterapis?
A. Huffing
B. Batuk efektif
C. Deep breathing
D. Force expiration technice
E. Thoracic expansion exercise
SOAL 17
Sekelompok laki-laki dan perempuan usia sekitar 60-70 tahun, rata-rata pensiunan,
dengan diagnosis post CABG, atau post IMA, mengadakan rehabilitasi jantung fase 4.
Kapasitas kardiovaskuler mereka antara 5–7 MET’s. Kelompok mereka terbentuk karena
pernah mengikuti progran rehabilitasi di tempat yang sama.
Apakah program yang tepat bagi mereka?
A. Naik gunung dan joging
B. Main basket dan sepakbola
C. Jalan cepat dan berenang santai
D. Memancing dan golf dengan mobil golf
E. Tenis meja dan jalan kecepatan 1,8 km/jam
SOAL 18
Seorang laki-laki usia 48 tahun, dengan diagnosis medis IMA. Hari ke 5, pasien dari ICU
kembali ke kamar rawat inap dan dikonsulkan ke Fisioterapi untuk mendapatkan
rehabilitasi jantung. Pasien sudah mampu duduk bersandar, tetapi aktivitasnya masih
dibantu. Hasil pemeriksaan echo EF: 55%. Fisioterapis memberikan latihan pasif.
Apakah indikator penghentian latihan tersebut?
A. TTV
B. Hasil ECG
C. Skala Borg
D. Treadmill test
E. Six minutes walking test
SOAL 19
Seorang laki-laki usia 24 tahun terbaring lemah di ICU. Pasien dirujuk ke fisioterapis
untuk mulai latihan. Fisioterapi memberikan latihan PNF dimulai dengan latihan pasif,
berharap akan bisa aktif assisted, aktif dan aktif resisted. Pola yang digunakan hanya
satu arah, tidak bolak balik.
Apakah teknik yang digunakan?
A. Replicaion
B. Contrac-relax
C. Dynamic reversal
D. Rhytmic initiation
E. Combination of isotonic
SOAL 20
Anak usia 2 tahun dibawa orangtuanya ke poli fisioterapi karena batuk grok-grok 3 hari
yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan auskultasi didapatkan adanya sputum pada
lobus bawah paru kanan. Fisioterapi memberikan intervensi dengan menggunakan gaya
gravitasi untuk membantu mengeluarkan sekresi sputum.
Apakah intervensi yang dilakukan untuk klien diatas?
A. ACBT
B. Huffing
C. Batuk efektif
D. Chest clapping
E. Postural Drainage
TIPS
1. Melalui tahapan akademik dengan sungguh2 (sudah dilalui)
2. Ikut Tryout Nasional  nilai TO menggambarkan seberapa siap kita
menghadapi UKOM
3. Perbanyak latihan soal
4. Tingkatkan motivasi diri
5. Ikut bimbingan belajar yg diadakan institusi dan buat diskusi kelompok
6. Terakhir dan paling penting: BERDOA
SELAMAT MENGHADAPI
UKOM DAN SEMOGA
KOMPETEN SBG CALON
FISIOTERAPIS INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai