Anda di halaman 1dari 13

FISIOTERAPI

NO.PROSEDUR NO.REVISI Jumlah Halaman


1/1

Ditetapkan Oleh
Direktur
RSUD Datu Sanggul
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
Januari 2021

Dr.H.Milhan,Sp.OG(K)-Obginsos.,MM
Pembina Tk.I
NIP.19740914 200212 1 008
Pengertian Bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok
untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang
rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan
gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi.

Tujuan Untuk meningkatkan atau memulihkan kembali kemampuan fungsional dengan


mengurangi cacatan karena keterbatasan gerak dan kelemahan otot

Kebijakan 1. Dipimpin oleh seorang ahli fisioterapi dan dibantu oleh tenaga fisioterapi lainnya
yang terampil dan terlatih
2. Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas kerja yang memadai

Prosedur Tetap 1. Identifikasi masalah ( assesment )


- Melakukan pengkajian terhadap keadaan pasien
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Menganalisa data dan
- Menetapkan masalah
2. Perencanaan / program fisioterapi yang terdiri dari :
- Menyusun prioritas masalah
- Menentukan metode fisioterapi
- Menyusun rencana evaluasi secara priodik pada setiap secion atau setiap tahap
fisioterapi
3. Pelaksanaan
Fisioterapi melaksanakan program yang telah kita tentukan
4. Evaluasi
Membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan sebelum nya
5. Dokumentasi /pencatatan
Mencatat semua proses pelaksanaan Fisioterapi
Unit Terkait 1. Dokter spesialis
2. Fisioterapi
FALSAFAH, TUJUAN DAN KERANGKA KONSEP
PELAYANAN FISIOTERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/13
Ditetapkan Oleh
Direktur
Tgl. Terbit RSUD Datu Sanggul

Januari 2021
PROSEDUR Dr.H.Milhan,Sp.OG(K)-Obginsos.,MM
TETAP
Pembina Tk.I
NIP.19740914 200212 1 008

1. Falsafah Fisioterapi :
1.1 Berdasar nilai-nilai Pancasila yang menjujung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
individu dan sebagaititik sentral pembangunan menuju masyarakat adil makmur,profesi fisioterapi
memandang kapasitas gerak dan fungsi tubuh adalah hak azazi manusia sebagai esensi dasar untuk
hidup sehat dan sejahtera
1.2 Kapasitas gerak adalah elemen esensial dari sehat dan sejahtera. Gerak tergantung dari integritas
dan fungsi koordinasi dari berbagai jenjang pada tubuh dan di pengaruhi oleh faktor-faktor internal
maupun eksternal.
1.3 Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok
untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang
kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.
1.4 Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan fisioterapi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
1.5 Ilmu fisioterapi adalah sintesa ilmu biofisika, kesehatan dan ilmu-ilmu lain yang mempunyai
hubungan dengan upaya pencegahan, intervensi dan rehabilitasi gangguan gerak fungsional serta
promosi. Paradigma fisioterapi meliputi : gerak, individu, interaksi dan sehat-sakit
1.6 Fisioterapi : Dalam melakukan pelayanan profesinya, fisioterapis mempunyai otonomi mandiri
serta mempunyai hubungan yang sejajar dengan profesi kesehatan lain, dengan konsekuensi dan
tanggung jawab serta mengatur dirinya sendiri berdasarkan landasan kode etik profesi fisioterapi,
serta mendapatkan pengesahan dari Ikatan Profesi Fisioterapi dan peraturan perundangan yang
berlaku.
1.7 Proses fisioterapi ialah kegiatan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan asesmen dan
pemeriksaan fisioterapi, penetapan diagnosa fisioterapi, rencana intervensi terapi, pelaksanaan
intervensi terapi, evaluasi hasil intervensi terapi dan dokumentasi.
1.8 Cakupan Pelayanan Fisioterapi, sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan. Fisioterapi
merupakan pelayanan mandiri atau dalam tim pelayanan kesehatan lain, diatur dengan prinsip-
prinsip kode etik sendiri, dengan cakupan pelayanan :
a. Promosi : Mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat umum.
b. Pencegahan: Terhadap gangguan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan individu yang
mempunyai resiko gangguan gerak akibat faktor-faktor kesehatan/ medik/sosial ekonomi dan
gaya hidup.
c. Pemulihan : Terhadap sistem integrasi tubuh yang diperlukan untuk pemulihan gerak,
memaksimalkan fungsi, meminimalkan ketidak mampuan dan meningkatkan kualitas hidup
individu dan atau kelompok yang mengalami gangguan sistem gerak
1.9 Prinsip-prinsip Kode Etik Fisioterapi dirumuskan dalam SK Menkes No.376/Menkes/SK/III/2007
berisikan garis-garis besar :
1.9.1.1.1.1 Melayani siapapun yang membutuhkan tanpa deskriminasi.
1.9.1.1.1.2 Memberikan pelayanan prifesional secara jujur, berkompeten dan bertanggung jawab.
1.9.1.1.1.3 Menghargai hubungan multidisipliner dengan profesi pelayanan kesehatan lain dalam
merawat pasien/klien.
1.9.1.1.1.4 Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam
lingkup fisioterapi.
1.9.1.1.1.5 Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya, kecuali untuk
kepentingan hukum/pengadilan.
1.9.1.1.1.6 Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan selalu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan.
1.9.1.1.1.7 Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk
meningkatkan derajad individu dan masyarakat.

1.9.2 Tujuan :
Agar masyarakat terlayani dalam hal problem dan kebutuhan akan kepenuhan gerak fungsional,
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam bentuk pelayanan fisioterapi :
1.9.2.1.1.1.1 Mengembangkan gerak potensial agar gerak aktual mencapai gerak fungsional.
1.9.2.1.1.1.2 Mengembangkan gerak potensial untuk meminimalkan kesenjangan gerak aktual
dengan gerak fungsional

1.9.3 Kerangka konsep


3.1 Gerak manusia sebagai hasil fungsi integrasi koordinasi dari tubuh pada sejumlah tingkatan,
dipengaruhi factor eksternal dan internal. Gerakan fungsional sebagai esensi untuk sehat dan
sejahtera.
3.2 Individu manusia sebagai kesatuan tubuh, pikiran dan semangat, memiliki kesadaran akan
kebutuhan dan tujuan gerak tubuhnya, memiliki kapasitas puntuk berubah sebagai hasil
respon faktor-faktor fisik, psikologis, social dan lingkungan.
3.3 Interaksi manusia sebagai kemampuan dan prasarat untuk perubahan positif dalam perilaku
gerak kearah yang berfungsi dalam kesehatan dan kesejahteraan. Interaksi berfungsi
mencapai saling pengertian diantara fisioterapis, pasien, keluarga pasien, dan pelayanan lain,
dalam menyusun pelayanan fisioterapi yang terintegrasi
3.4 Sehat-sakit: setiap individu mempunyai potensi gerak, gerak actual dan gerak fungsional.
Sehat berarti gerak aktual sama dengan gerak fungsional. Sakit berarti ada kesenjangan
antara gerak aktual dengan gerak fungsional. Agar gerak aktual mencapai gerak fungsional
maka fisioterapi berperan mengembangkan potensi gerak.
3.5 Otonomi professional fisioterapis diperoleh agar fisioterapis bisa berpraktik berinteraksi
dengan pasien, keluarga pasien, pelayanan lain demi tepatdan akuratnya intervensi
fisioterapi. Otonomi profesional diperoleh fisioterapi melalui pendidikan tinggi ilmu
fisioterapi dan dengan mengembangkan etik moral demi melayani pasien.

3.5.1 Acuan :
4.1 Keputusan IFI nomor : Kep/73/IV/2001/IFI tentang Standar Kopetensi Fisioterapi
Indonesia.
4.2 Keputusan IFI nomor : Kep/100/VIII/2001/IFI tentang Kode Etik Fisioterapi Indonesia
4.3 Keputusan IFI nomor : Kep/101/VIII/2001/IFI tentang Standar Praktek Fisioterapi
Indonesia.
4.4 KEPMENKES 1363, tentang Registrasi & Izin Praktek Fisioterapi.
4.5 KEPMENKES ,nomor : 778/MENKES/SK/VIII/2008,Tentang Pedoman pelayanan
fisioterapi di sarana ksehatan
4.6 PERMENKES, nomor : 65 tahun 2015 tentang STANDAR PELAYANAN FISIOTERAPI
STANDAR ASUHAN FISIOTERAPI
NO. NO. REVISI Jumlah Halaman
PROSEDUR

1/1

Ditetapkan Oleh
Direktur
RSUD Datu Sanggul
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit

Januari 2021
Dr.H.Milhan,Sp.OG(K)-Obginsos.,MM
Pembina Tk.I NIP.19740914 200212 1 008
Pengertian Standar asuhan fisioterapi ialah seperangkat kegiatan penyelenggaraan pelayanan
fisioerapi di RS agar berlangsung kegiatan pelayanan fisioterapi yang profesional,
efektif dan efisien.
Tujuan Tersedianya pedoman bagi fisioterapis dan yang terkait dalam menjalankan sistem
asuhan fisioterapi profesional pada pasien /klien
Kebijakan 1. Dipimpin oleh seorang ahli fisioterapi dan dibantu oleh tenaga fisioterapi lainnya
yang terampil dan terlatih
2. Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas kerja yang memadai

Prosedur Tetap 1. Tenaga fisioterapi yang menyandang moral etis profesi kompeten dan legal sesuai
peraturan perundang-undangan.
2. Falsafah, tujuan, dan kebijakan pelayanan fisioterapi dirumuskan berdasarkan
pada pancasila, peraturan perundang-undangan .
3. Sarana dan alat sesuai dengan kebutuhan .
Unit Terkait Dilaksanakan oleh fisioterapis terampil atau ahli
STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN
FISIOTERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
6/13
Ditetapkan Oleh
Tgl. Terbit Direktur
RSUD Datu Sanggul

Januari 2021
PROSEDUR
TETAP Dr.H.Milhan,Sp.OG(K)-Obginsos.,MM
Pembina Tk.I NIP.19740914 200212 1 008

Perencanaan pengorganisasian.
- Pelayanan fisioterapi mempunyai rencana pengorganisasian tertulis.
- Perencanaan tsb mencakup Gambaran hubungan internal dan eksternal yang ada.
- Hubungan eksternal bila ada, adalah antara komponen dalam pelayanan fisioterapi dimana pelayanan
tsb merupakan suatu bagian dari organisasi.
- Keyakinan bahwa pelayanan tersebut dilakukan langsung oleh fisioterapis.
- Mencerminkan fungsi-fungsi personel dengan jelas.
- Menentukan mekanisme pengendalian mutu dalam pelaksanaan pelayanan fisioterapi.

1. Fungsi utama :
Mengelola pelayanan fisioterapi sesuai dengan kaidah profesinal fisioterapi disesuaikan dengan
visi, misi dan tujuan institusi.

2. Kedudukan dalam organisasi :


2.1 Bertanggung jawab kepada atasan pelayanan fisioterapi yang ditetapkan oleh pimpinan
RS/institusi.
2.2 Membawahi segenap karyawan dalam satuan kerja pelayanan fisioterapi sesuai ketentuan
institusi.

3. Uraian tugas :
a. Memimpin dalam merumuskan falsafah, tujuan, sasaran pelayanan fisioterapi sesuai dengan
profesi dan institusi.
b. Mengelola pelayanan fisioterapi sesuai dengan ketentuan peraturan, perundangan, ketentuan
profesi dan institusi.
c. Memimpin perumusan metoda kerja sesuai dengan kaidah profesi dan institusi.
d. Memimpin pengembangan profesi fisioterapi.
e. Memimpin pengembangan sumber daya manusia yang dibawahinya.
f. Menjalin kerjasama vertical dan horizontal dalam institusi.
g. Menjalin kerjasama professional dengan organisasi profesi dan pemerintah.

4. Batas wewenang :
a. Membuat dan atau mengesahkan pedoman dan teknis profesional pelayanan fisioterapi sesuai
dengan kaidah profesi dan kebijakan institusi.
b. Membuat/memimpin, merumuskan program kerja jangka pendek dan jangka panjang pelayanan
fisioterapi.
c. Membuat laporan kegiatan pelayanan fisioterapi kepada atasan yang berwenang dalam institusi.
d. Membuat laporan kepersonaliaan kepada atasan yang berwenang.
e. Membuat penilaian kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang dibawahinya.
f. Membuat laporan sarana dan prasarana dalam satuan kerjanya kepada atasan yang berwenang.
g. Membuat penilaian kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana.

5. Kualifikasi :
- Pendidikan : Diploma III Fisioterapi, diploma IV/S1 Fisioterapi, Sarjana Kesehatan Masyarakat
(SKM) Manajemen Pelayanan Fisioterapi
- Pengalaman : Diploma III Fisioterapi, 3 tahun sebagai Fisioterapis.
Diploma IV/S1/SKM, 1 tahun sebagai Fisioterapis.
- Keterampilan : Bahasa Inggris Intermediate.
- Pelatihan : Diploma III/IV Fisioterapi, pelatihan manajemen 20 jam.

6. Kebijakan dan prosedur


Pelayanan fisioterapi hrs mempunyai kebijakan dan prosedur tertulis yang menggambarkan tentang
pelayanan, keberadaan dan kesesuaian pelayanan dengan misi, maksud dan tujuan dalam pelayanan
fisioterapi tsb.
Kebijakan dan prosedur tersebut
- Dapat ditinjau secara berkala dan diperbaharui bila perlu
- Berhubungan dengan peraturan dan hukum yang berlaku
- Berhubungan dengan dan tidak terbatas pada
a. Pendidikan klinis.
b. Penelitian klinis
c. Kolaborasi multidisipliner
d. Kriteria akses pelayanan
e. Kriteria penetapan awal dan pemberlanjutan pelayanan
f. Kriteria terminasi pelayanan
g. Kriteria tentang rujukan pd pelayanan kes lain yang tepat.
h. Pemeliharaan peralatan
i. Kontrol thd infeksi
j. Keselamatan lingkungan
k. Pengelolaan keuangan
l. Uraian tugas dan jabatan.
m. Asenmen yang kompeten
n. Pertolongan pertama kedaruratan.
o. Perawatan dan perhatian thd pasien
p. Hak-hak pasien / klien.
q. Pedoman asuhan pasien / klien.
r. Kebijakan hubungan personel.
s. Pengembangan kualitas dan penampilan pelayanan.
t. Orientasi staf.
u. Dokumentasi, penyimpanan data .
STRUKTUR PENGORGANISASIAN FISIOTERAPI
RSUD DATU SANGGUL

KEPALA
INSTALASI/UNIT
FISIOTERAPI

PJ. RAWAT JALAN PJ. RAWAT INAP

KETUA STAF FUNGSIONAL


FISIOTERAPI

ADMINSTRASI

DIVISI DIVISI DIVISI


MUSKULOSKELETAL/ORTHOPEDI PEDIATRI NEUROLOGI
PROSEDUR RUJUKAN RAWAT JALAN
PELAYANAN FISIOTERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
9/13
Ditetapkan Oleh
Direktur
RSUD Datu Sanggul

Tgl. Terbit
Januari 2021
PROSEDUR Dr.H.Milhan,Sp.OG(K)-Obginsos.,MM
TETAP Pembina Tk.I
NIP.19740914 200212 1 008

1. Pengertian:
Prosedur rujukan rawat jalan pelayanan fisioterapi ialah tatacara yang perlu ditempuh untuk
mendapatkan pelayanan fisioterapi.

2. Tujuan :
Tersedianya pedoman pelayanan fisioterapi tentang rujukan masuk dan rujukan keluar pelayanan
fisioterapi bagi pasien rawat jalan rumah sakit/sarana kesehatan.

3. Kebijakan :
Fisioterapis dapat menerima pasien yang mengalami /berpotensi Mengalami gangguan gerak dan
fungsi tubuh dengan melakukan pendaftaran secara langsung atau melalui rujukandari tenaga medis di
poliklimik pada fasilitas pelayanan kesehatan setempat /Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP )
atau dari praktik mandiri dengan( membawa surat rujukan fisioterapi).

4. Prosedur
- Pasien dapat memeriksakan diri ke dokter atau ke fisioterapis
- Pasien mendapatkan surat rujukan fisioterapi
- Pasien yang mengalami / berpotensi Mengalami gangguan gerak dan fungsi tubuh dengan
melakukan pendaftaran secara langsung atau melalui rujukan dari tenaga medis di poliklimik
pada fasilitas pelayanan kesehatan setempat /Dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP )atau
dari praktik mandiri dengan( membawa surat rujukan fisioterapi) .
- Petugas mengarahkan pasien ke bagian pelayanan fisioterapi (sesuai dengan tingkat fasilitas
pelayanan kesehatan ).
- Fisioterapis menerima pasien, melakukan asesmen awal diperlukan untuk menemukan indikasi
atau tidaknya program fisioterapi atau untuk mengarahkan kebutuhan fisioterapi yang tepat sesuai
dengan kekhususannya.
5. Unit terkait :
3.6 Unit/instalasi rawat jalan
3.7 Unit/instalasi gawat darurat.

6. Acuan :
- Permenkes no.65 tahun 2015

7. Lampiran :
Diagram Alur Rujukan Fisioterapi Pasien Rawat Jalan.
PROSEDUR RUJUKAN RAWAT INAP
PELAYANAN FISIOTERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
11/13
Ditetapkan Oleh
Direktur
RSUD Datu Sanggul
Tgl. Terbit

Januari 2021 Dr.H.Milhan,Sp.OG(K)-Obginsos.,MM


Pembina Tk.I
NIP.19740914 200212 1 008

1. Pengertian:
Prosedur rujukan rawat inap pelayanan fisioterapi ialah tata cara yang perlu ditempuh untuk
mendapatkan pelayanan fisioterapi.

2. Tujuan :
Tersedianya pedoman pelayanan fisioterapi tentang pelayanan fisioterapi bagi pasien rawat inap rumah
sakit/sarana kesehatan.

3. Kebijakan :
Fisioterapis dapat menerima pasien yang mengalami /berpotensi Mengalami gangguan gerak dan fungsi
tubuh dengan melakukan melalui rujukan dari tenaga medis di rawat inap pada fasilitas pelayanan
kesehatan setempat /Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP).

4. Prosedur
a) DPJP membuat rujukan / permintaan secara tertulis kepada bagian
fisioterapi/fisioterapis.selanjutnya petugas ruangan menyampaikan/bagian bersangkutan informasi
rujukan kepada fisioterapis bersangkutan /bagian pelayanan fisioterapi untuk registrasi dan ditindak
lanjuti.
b) Selanjutnya fisioterapis dapat melakukan assessment awal untuk menemukan indikasi.Apailakukan
bila tidak ditemukan indikasi,fisioterapis secaratertlis menyampaikankepada DPJP.Apabla di
temukan indikasi, maka dapat langsung dilakukan proses fisioterapi selanjutnya sesuai prosedur
fisioterapi,trmasuk menentukan tujuan /target,intervensi maupun episode pelayanan
fisioterapinya,serta rencana evalusinya.Dalam proses tersebut,secara berkala fisioterapis
menyampaikan informasi perkembangan secara tertulis dalam rekam medik.
c) Petugas ruangan rawat inap memberikan/menyampaikan informasi kepada fisioterapis paling telat
jam 15.00 dikarnakan jam kerja tenaga fisioterapis tidak ada shiff.
d) Setelah program fisioterapi selesai,fisioterapi merujuk kembali kepada Dokter Penanggung Jawab
Pasien dengan disertai catatan klinis fisioterapi termasuk rekomendasi apabila diperlukan dengan
mempertimbangkan keberlanjutan program fisioterapi pasien setelah selesai perawatan di rumah
sakit.
e) Seluruh proses fisioterapi dicatat dalam rekam medic yang telah disediakan.termasuk administrasi
keuangan.

5. Unit terkait : Unit/instalasi rawat Inap


6. Acuan : Permenkes no.65 tahun 2015
7. Lampiran : Diagram Alur Rujukan Fisioterapi Pasien Rawat Inap.
ASSESMENT FISIOTERAPI
NO.PROSEDUR NO.REVISI Jumlah Halaman

1/1

Ditetapkan Oleh
Direktur RSUD Datu Sanggul
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit
Januari 2021

Dr.H.Milhan,Sp.OG(K)-Obginsos.,MM
Pembina Tk.I
NIP.19740914 200212 1 008

Pengertian Asesmen fisioterapi yaitu pemeriksaan pada perorangan atau kelompok untuk
merumuskan keadaan nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan
keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan laindengan cara
pengambilan perjalanan penyakit,atau history taking, sceeening, tes khusus,
pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis
dalam sebuah proses pertimbangan klinik dalam standar asesmen dikembangkan
teknis pengukuran yang dilakukan untuk proses pengumpulan data.

Tujuan Untuk melakukan pengkajian, pemeriksaan fisik ,menganalisa data, dan


menetapkan masalah /diagnose
Kebijakan 1. Dipimpin oleh seorang ahli fisioterapi dan dibantu oleh tenaga fisioterapi
lainnya yang terampil dan terlatih
2. Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas kerja yang memadai

Prosedur Tetap 1. Identifikasi masalah ( assesment )


2. Melakukan pengkajian terhadap keadaan pasien
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Menganalisa data dan
5. Menetapkan masalah
Unit Terkait FISIOTERAPI

Anda mungkin juga menyukai