1. ANAMNESA
PENGERTIAN Suatu kegiatan proses wawancara auto atau allo anamnesa oleh fisioterapis dalam
pengingatan pasien/keluarga pasien atau tenaga kesehatan terkait masalah pasien
(Eric Voegelin.2012)
KEBIJAKAN PMK NO 65 Thn 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
TUJUAN 1. Memperoleh keterangan tentang demografi
2. Memperoleh keterangan tentang keluhan
3. Memperoleh keterangan tentang problem yang diderita pasien, sekarang atau
waktu lampau.
INDIKASI 1. Adanya masalah gangguan gerak dan fungsi
2. Berpotensi gangguan gerak dan fungsi
KONTRAINDIKASI 1. Gangguan kesadaran
2. Gangguan pendengaran
3. Gangguan verbal dan non verbal
PROSEDUR
PERSIAPAN TEMPAT 1. Ruangan bersih, nyaman, standar dan fasilitas yang memadai.
PERSIAPAN ALAT 2. Persiapkan recorder, audiovisual, alat tulis
3.
PERSIAPAN PASIEN 4. Posisikan pasien senyaman mungkin (duduk atau berbaring)
PELAKSANAAN 5. Etika, salam, senyum, sapa dan sambung rasa.
6. Menjelaskan tujuan dan inform consent.
7. Menanyakan demografi (Nama, Usia, alamat, pekerjaan, agama dst)
8. Menanyakan keluhan utama berdasarkan (Provokasi, Quality,
Region/Radiasi, Severity Scale, dan Timing).
9. Menanyakan keadaan waktu lampau yang terkait dengan keluhan
10. Menanyakan riwayat keluarga yang terkait dengan keluhan
11. Menanyakan riwayat personal (perilaku dan kebiasaan) dan sosial (pekerjaan,
ekonomi, lingkungan sosial)
ANALISA 12. Membuat kesimpulan masalah sesuai (PQRST),
PEMERIKSAAN 13. Merencanakan pemeriksaan berikutnya
PROSEDUR TERKAIT Pemeriksaan Vital sign: pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
ANALISA PEMERIKSAAN 21. Rendah, normal, tinggi, sangat tinggi: kontra indikasi latihan
PROSEDUR TERKAIT 22. Vital sign: Nadi, RR, suhu: pemeriksaan penunjang.
REFERENSI a. Nieubaeur, J; 2011; Cardiac Rehabilitation Manual. Springer,
b. APTA; 2014 ; Gudenline Kardiopulmonal.
c. Jennifer A Pryor;1998; Physiotherapy for Respiratoryand Cardiac Problems;
new york; pheledelpia.
PJ SLAMET
(Yang termasuk Vital Sign pada cardiorespirasi terdiri: HR, RR, BP, Temperatur, Spa02 dan Peak flow;Nursing
Certified Practice; 2014)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
PROSEDUR TERKAIT Spa02> 95 % (< 90 % non exercise untuk dewasa dan <92% untuk anak)
PEFR > 200 lpm (< 200 lpm non exercise).
Vital sign: Nadi, RR, suhu: pemeriksaan penunjang.
REFERENSI a. Nieubaeur, J; Cardiac Rehabilitation Manual. Springer, 2011
b. APTA; Gudenline Kardiopulmonal; 2014.
c. Pryor JA; Physiotherapy for Respiratoryand Cardiac Problems; new york;
pheledelpia;1998.
PJ SLAMET
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
ANALISA 23. a.Pencatatan: misal menunjuk daerah nyeri 2cm: pencatatan: (2/10 VAS diam)
PEMERIKSAAN 22 mm (22/100 VAS diam).
b. penekanan pada situs .., menimbulkan nyeri ...
b. Nyeri gerak siku aktif: nyeri 2 saat siku 60°, pecatatan: ( 2/10/60° fleksi aktif).
Atau 22/100/ 60° fleksi aktif.
PROSEDUR TERKAIT 12.ROM, muscles test , provokasi nyeri. Area nyeri
REFERENSI 1. Jennifer A Pryor;1998; Physiotherapy for Respiratoryand Cardiac Problems;
new york; pheledelpia.
2. Visual Analogue Scale.Physio pedia,http://www.physio-
pedia.com/Visual_Analogue_Scale(12-2-2017).
3. D. Gould et al.2001; Information Point: Visual Analogue
Scalehttp://www.blackwellpublishing.com/specialarticles/jcn_10_706.pdf.
PJ SLAMET
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
7.. PEMERIKSAAN KAPASITAS AEROBIK
ICD-9 93.09. Prosedur diagnosis fisioterapi lainnya
Perempuan
Keterangan:
VO2 Max = Kapasitas aerobik (ml/kg berat badan/menit)
X = jarak tempuh dalam meter selama 15 menit
Norma Test Balke
Laki-Laki Norma Perempuan
> 61.00 Baik sekali > 54.30
60.90 s/d 55.10 Baik 54.20 s/d 49.30
55.00 s/d 49.20 Sedang 49.20 s/d 44.20
49.10 s/d 43.30 Kurang 44.10 s/d 39.20
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
< 43.20 Kurang Sekali < 39.10
(Sumber: Perkembangan Olahraga Terkini, Jakarta, 2003)
PENGERTIAN Pengukuran dimensi tubuh manusia, yang meliputi berbagai ukuran tubuh
manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan
tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya (Wignjosoebroto,
2008).
TUJUAN 1. Menentukan bentuk/tipe tubuh seseorang
2. Mengukur lingkar segmen dan panjang segmen tubuh
3. Mengetahui status gizi
KEBIJAKAN PMK no. 65 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Fisioterapi
INDIKASI a. Oedema
b. Asimetri bagian tubuh
KONTRA INDIKASI
PROSEDUR Peralatan yang diperlukan :
PELAKSANAAN a. Pita meteran : alat yang digunakan untuk mengukur segala lingkar
atau lengkung (busur). Pita meteran berskala dengan ketepatan 1
mm.
1. Berat Badan
a. Persiapan alat
1) Timbangan diletakkan pada alas yang rata
2) Pastikan timbangan menunjukkan skala angka 0,0.
b. Persiapan Pasien
1) Pasien mengenakan pakaian biasa (tidak terlalu
tebal/pakaian yang minimal) dan tidak menggunakan alas
kaki
2) Lepaskan semua asesoris yang dikenakan pasien (jam
tangan, sabuk, handphone, dll)
c. Prosedur
1) Pasien diminta naik ke alat timbang dengan berat badan
tersebar merata pada kedua kaki dan posisi kaki tepat di
tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.
2) usahakan agar responden tetap tenang dan memandang lurus
kedepan (kepala tidak menunduk).
3) Angka pada alat timbang akan muncul, dan ditunggu sampai
angka tidak berubah (statis).
4) Dibaca dan dicatat berat badan pada tampilan dengan skala
0.1 terdekat.
5) Responden diminta turun dari alat timbang.
6) Pengukuran dilakukan 2 kali, dan hasilnya adalah rata-rata
kedua pengukuran
2. Tinggi Badan
a. Persiapan alat
Pasang microtoice pada dinding
b. Persiapan pasien
3) Pasien tidak mengenakan alas kaki (sandal/sepatu), dan topi
(penutup kepala).
4) Pasien berdiri tepat di bawah microtoice.
c. Prosedur
1) Pasien diminta berdiri tegak, persis di bawah microtoice.
2) Posisikan kepala, bagian belakang bahu, lengan, pantat dan
tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
3) Pandangan pasien lurus ke depan, tangan tergantung bebas
menghadap paha.
4) Pasien diminta menarik nafas panjang dan diusahakan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
badan tetap santai.
5) Gerakan alat geser microtoice sampai menyentuh bagian atas
kepala pasien, tepat di tengah kepala dengan bagian belakang
alat geser tetap menempel pada dinding.
6) Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka
yang lebih besar (ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di
depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata
petugas.
7) Apabila terapis lebih rendah dari pada pasien, maka terapis
harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
Catat tinggi badan pada skala 0,1 cm terdekat.
4. Panjang Tungkai
a. Persiapan alat
1) Siapkan meja/bed/kursi untuk pemeriksaan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
2) Menyiapkan alat pengukuran antropometri (meter line)
3) Menyiapkan alat pencatat hasil pengukuran antropometri
b. Persiapan pasien
1) posisi pasien senyaman mungkin, segmen tubuh yang
diperiksa mudah dijangkau pemeriksa.
2) Segmen tubuh yang akan diperiksa bebas dari pakaian,
perhiasan/asesoris, tetapi secara umum pasien masih
berpakaian sesuai dengan kesopanan
c. Prosedur
1) Membersihkan tangan sebelum melakukan pengukuran
2) Posisikan pasien berbaring terlentang
3) Gunakan titik tubuh untuk dijadikan patokan
- True Length
ukur tungkai dari SIAS ke Maleolus Medialis dengan
melalui patella.
- Bone Legth
ukur dari Trochanter Mayor ke Tuberositas Tibia
- Apperence Legth
ukur dari umbilicus ke maleolus lateralis melalui patella
5. Panjang Lengan
a. Persiapan alat
1) Siapkan meja/bed/kursi untuk pemeriksaan
2) Menyiapkan alat pengukuran antropometri
3) Menyiapkan alat pencatat hasil pengukuran antropometri
b. Persiapan pasien
1) posisi pasien senyaman mungkin, segmen tubuh yang
diperiksa mudah dijangkau pemeriksa.
2) Segmen tubuh yang akan diperiksa bebas dari pakaian,
perhiasan/asesoris, tetapi secara umum pasien masih
berpakaian sesuai dengan kesopanan
c. Prosedur
1) Pasien diposisikan berdiri tegak dengan mata memandang
lurus ke depan, kedua lengan bebas di sisi tubuh dan telapak
tangan menghadap paha.
2) Alat ukur di posisikan pada jarak vertikal dari titik bahu
sampai ke pergelangan tangan
3) Pengukuran panjang lengan diukur dari jarak antara bahu
(acromiale) sampai pergelangan tangan (stylion).
4) Terapis menetapkan ketepatan skala ukur dan mencatat
hasilnya
7. Lingkar Perut
a. Persiapan alat
1) Siapkan alat (meter line)
2) Menyiapkan alat pencatat hasil pengukuran antropometri
b. Persiapan pasien
1) posisi pasien senyaman mungkin, segmen tubuh yang
diperiksa mudah dijangkau pemeriksa.
3) Segmen tubuh yang akan diperiksa bebas dari pakaian,
perhiasan/asesoris, tetapi secara umum pasien masih
berpakaian sesuai dengan kesopanan
c. Prosedur
1) Posisikan pasien berdiri relaks
2) Mengukur lingkar perut dengan meletakkan pita pengukur
melingkari perut subyek dengan melewati kedua SIAS dan
umbilicus
3) Mencatat hasil pengukuran hingga millimeter terdekat
ANALISA 10.
PEMERIKSAAN
PROSEDUR TERKAIT Vital sign: Nadi, RR, suhu: pemeriksaan penunjang.
REFERENSI 1. Nieubaeur, J; 2011; Cardiac Rehabilitation Manual. Springer,
2. APTA; 2014 ; Gudenline Kardiopulmonal.
3. Jennifer A Pryor;1998; Physiotherapy for Respiratory and Cardiac
Problems; new york; pheledelpia.
Borg’s pain scale
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
13.. PEMERIKSAAN PERNAPASAN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
....
ICD
PENGERTIAN Pemeriksaan pernafasan secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu
yang dianggap perlu.
KEBIJAKAN
TUJUAN Untuk memepertoleh data yang sistematis dan komprehensif,
memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan
merencanakan tindakann fisioterapi yang tepat bagi klien dengan
gangguan respirasi.
4. Auskultasi
- Auskultasi paru dilaksanakan secara indirect yaitu
dengan memakai stetoskop.
PROSEDUR TERKAIT Berg Balance Scale, Step test, Tes Pastor / Tes Marsden, Functional
reach test
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
REFERENSI
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
16.. PEMERIKSAAN KEKUATAN OTOT
ICD-9
PENGERTIAN Manual Muscle Testing (MMT) merupakan salah satu bentuk pemeriksaan
kekuatan yang mengukur kemampuan seseorang menggerakkan tubuhnya
selama dites melawan gravitasi, serta melakukan rentang pergerakan sendi
yang sesuai untuk melawan tahanan yang diberikan
oleh pemeriksa (Klein, 2007).
TUJUAN a. Mengetahui kemampuan kontraksi otot secara volunteer
b. Mengetahui tingkat kekuatan otot seseorang
c. Mendukung penegakan diagnosa
d. Menentukan intervensi yang akan diberikan
KRITERIA Kriteria penilaian kekuatan otot:
a. Nilai 0 : otot benar-benar diam pada palpasi atau inspeksi visual (
tidak ada kontraksi )
b. Nilai 1 : Otot ada kontraksi , baik dilihhat secara visual atau
dengan palpasi , ada kontraksi satu atau lebih dari satu otot
c. Nilai 2 : Gerak pada posisi yang meminimalkan gaya gravitasi.
Posisi ini sering digambarkan sebagai bidang horizontal gerak tidak
Full ROM
d. Nilai 3 : Gerakan melawan grafitasi dan full ROM
e. Nilai 4 : Resistance minimal ( tahanan minimal )
f. Nilai 5 : Resistance Maksimal ( tahanan Maksismal )
INDIKASI a. Stroke
b. Lansia
c. Kelemahan otot
d. Fase rehabilitasi fisik
e. Pasien dengan tirah baring lama
KONTRA INDIKASI a. Fraktur berat
b. Inflamasi pada otot, tulang, atau sendi
c. Nyeri berat
PROSEDUR Persiapan Fisioterapis :
PELAKSANAAN a. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan mengidentifikasi
pasien dengan memeriksa identitas pasien secara cermat.
b. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,
memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan
menjawab seluruh pertanyaan pasien.
c. Meminta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, memberi privasi
pasien.
d. Mengatur posisi pasien sehingga merasa aman dan nyaman.
Persiapan Alat :
a. Sarung tangan/handscoen
b. Minyak penghangat misal: minyak telon
Pelaksanaan :
a. Minta klien untuk berdiri, amati struktur rangka dan perhatikan
adanya kelainan dan deformitas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
b. Amati adanya kontraktur dengan meminta klien untuk menggerakkan
persendian ekstremitas
c. Minta klien merentangkan kedua lengan kedepan, amati adanya
tremor, ukuran otot (atropi, hipertrofi) serta ukur lingkar ekstremitas
(perbedaan > 1cm di anggap bermakna).
d. Instruksikan klien untuk:
1. Sternokleidomastoideus : klien menengok ke salah satu sisi
dengan melawan tahanan tangan pemeriksa
2. Trapezius : letakkan kedua tangan pada bahu klien, minta klien
menaikkan bahu melawan tahanan tangan pemeriksa
3. Deltoideus : minta klien mengangkat kedua lengan dan melawan
dorongan tangan pemeriksa kearah bawah
4. Otot panggul : posisikan klien telentang dengan kedua tungkai
ekstensi, minta klien mengangkat salah satu tungkai, dorong
tungkai kebawah
5. Abduksi panggul : posisikan klien telentang dengan kedua
tungkai
6. ekstensi, letakkan kedua tangan pada permukaan lateral masing-
masing lutut klien, minta klien meregangkan kedua tungkai,
melawan tahanan pemeriksa
7. Aduksi panggul : posisikan klien telentang dengan kedua tungkai
ekstensi, letakkan tangan diantara kedua lutut klien, minta klien
merapatkan kedua tungkai melawan tahanan pemeriksa
8. Bisep : minta klien merentangkan kedua lengan dan mencoba
menekuknya, pemeriksa menahan lengan agar tetap ektensi
9. Trisep : minta klien menekuk kedua lengan dan mencoba
merentangkannya melawan usaha pemeriksa untuk membuat
lengan klien tetap fleksi
10. Otot pergelangan tangan dan jari-jari : minta klien meregangkan
kelima jari dan melawan usaha pemeriksa untuk mengumpulkan
kelima jari
11. Kekuatan genggaman : minta klien menggenggam jari telunjuk
dan jari tengah pemeriksa, tarik kedua jari dari genggaman klien
12. Hamstring : posisikan klien telentang, kedua lutut ditekuk, minta
klien meluruskan tungkai melawan tahanan pemeriksa
13. Quadrisep : posisikan klien telentang, lutut setengah ekstensi,
klien menahan usaha pemeriksa untuk memfleksikan lutut
14. Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha pemeriksa
untuk mendorsofleksikan kakinya dan kembali melawan usaha
pemeriksa untuk memfleksikan kakinya
REFERENSI h. Eka Putri, Amelia. 2014. Pengukuran Kekuatan Otot. Jakarta: RSCM
i. http://catatandokmud.blogspot.co.id/2012/06/pemeriksaan-sistim-
motorik.html
j. http://s1-keperawatan.umm.ac.id/prosedur-pemeriksaan-
muskuloskeletal-&-ekstremitas
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
17.. PEMERIKSAAN RANGE OF MOTION
ICD
PENGERTIAN Range of Motion (ROM) adalah segenap gerakan yang dalam keadaan
normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan (Suratun, dkk,
2008). Selain berfungsi sebagai pertahanan atau dapat memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan menggerakan persendian secara normal,
lengkap, dan untuk meningkatkan massa otot serta tonus otot, ROM juga
memiliki klasifikasi & jenis ROM, indikasi serta kontraindikasi
dilaksanakan ROM dan juga prinsip dasar dilakukan ROM.
TUJUAN 1. Untuk memelihara dan mempertahankan fungsi jantung dan
pernapasan.
2. Untuk memelihara dan meningkatkan pergerakan (mobilitas) sendi.
3. Untuk merangsang sirkulasi darah.
4. Untuk mencegah kelainan bentuk (deformitas), kekakuan, dan
kontraktur.
5. Untuk memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
JENIS-JENIS ROM 1. Active Assisted ROM (A-AROM)
2. Active ROM (AROM)
3. Passive ROM (PROM)
INDIKASI 1. Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
2. Kelemahan otot
3. Fase rehabilitasi fisik
4. Pasien dengan tirah baring lama
KONTRA INDIKASI 1. Trombus/emboli & radang pada pembuluh darah.
2. Kelainan sendi atau tulang.
3. Pasien dengan fase mobilisasi karena kasus penyakit seperti jantung.
4. Nyeri berat.
5. Sendi kaku dan tidak dapat bergerak.
PROSEDUR 1. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan mengidentifikasi
PELAKSANAAN pasien dengan memeriksa identitas pasien secara cermat.
2. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,
memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan
menjawab seluruh pertanyaan pasien.
3. Meminta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, memberi privasi
pasien.
4. Mengatur posisi pasien sehingga merasa aman dan nyaman.
Persiapan Alat :
1. Handuk kecil
2. Lotion/ baby oil
3. Minyak penghangat bila perlu (misal: minyak telon)
Cara Bekerja :
1. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai
2. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman
3. Periksa alat-alat yang akan digunakan
4. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur
5. Posisikan pasien senyaman mungkin
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
6. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
A. Fleksi Bahu
1. Tempatkan tangan kiri perwat atau terapis di atas siku pasien,
kemudian tangan kanan memegang tangan pasien.
2. Angkat tangan ke atas dari sisi tubuh.
3. Gerakan tangan perlahan-lahan, lemah lembut ke arah kepala
sejauh mungkin.
4. Letakkan tangan di bawah kepala dan tahan untuk mencegah
dorongan fleksi, tekuk tangan dan siku.
5. Angkat kembali lengan ke atas kembali ke posisi semula.
6. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.
B. Abduksi dan Adduksi Bahu
1. Tempatkan tangan kiri perawat atau terapis di atas siku pasien,
tangan kanan memegang tangan pasien.
2. Pertahankan posisi tersebut, kemudian gerakkan lengan sejauh
mungkin dari tubuh dalam keadaan lurus.
3. Tekuk dan gerakkan lengan segera perlahan ke atas kepala sejauh
mungkin.
4. Kembalikan pada posisi semula.
5. Ulangi latihan lebih kurang sampai 3 kali.
Sumber :
• http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197103282000121-
LUCKY_ANGKAWIDJAJA_RORING/8-Range_of_Motion.pdf
• http://seputarkesehatandankeperawatan.blogspot.co.id/2014/08/range-of-motion-rom.html
• https://www.slideshare.net/DekOka/range-of-motion-rom-by-verar
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI
PERHIMPUNAN FISIOTERAPI KARDIORESPIRASI INDONESIA
pafkri.pusat@gmail.com
KONTRAINDIKASI
PROSEDUR
PERSIAPAN TEMPAT Tempat yang nyaman, suhu ruangan sejuk dan cukup terang
PERSIAPAN ALAT
1. Goniometer
2. Grids
3. Plumb lines
4. Tape measures
5. Sistem analisa bantuan teknologi
6. Kamera video dan videotape