Oleh
Yulianto Wahyono, Dipl.PT, M.Kes.
Dosen Poltekkes Surakarta
Latihan Penguatan
• Beban berdasarkan kekuatan otot yg ada
• Tentukan 1 RM:
– Berikan beban (A Kg) yg kira2 mampu diantisipasi
pasien
– Pasien diminta menggerakkan sendinya sebanyak
mungkin dg LGS penuh
– hitung 1 RM dari jumlah pengulangannya, yaitu A kg x
100% : B % = 1 RM.
– B % didapat dari diagram holten
• Dosis latihan:
– 3 sesi, repetisi 24 kali/sesi, antar sesi istirahat 1
menit. Frekuensi 3 kali/minggu selama 4 minggu.
% Jml Repetisi
Diagram Holten
100 1
95 2
90 4
85 7
80 11
75 16
70 22
65 25
Penghitungan Berat Beban Menurut Holten
1. Rhytmical initiation
Apa ?
suatu tehnik yang ditujukan pada agonis,
menggunakan gerakan pasif, aktif dan resisted.
Bagaimana?
• Terapis menggerakkan secara pasif, lalu pasien
mengikuti.
• Pasien menggerakkan secara aktif.
• Kmd gerakan melawan tahanan ringan.
• Pada pola agonis/antagonis, tapi tidak bareng
• 7an:
– Normalisasi kecepatan gerak.
– Sebagai permulaan/mengarahkan gerak.
– Perbaikan koordinasi gerak dan rasa gerak.
– Rileksasi.
– Belajar tentang gerak.
• Indikasi :
– Kesulitan memulai gerak akibat rigiditas, spastis berat
atau ataxia.
– Irama gerak yang lemah/lesu.
– Menurunkan rasa gerak.
– Keterbatasan gerak.
2. Repeated Contraction
Apa?
Suatu tehnik kontraksi isotonik pd agonis, yang mana
pada LGS tertentu dilakukan restretch untuk
menambah kontraksi.
Bagaimana?
• Pasien menggerakkan dengan arah diagonal.
• Pada LGS dimana kekuatan kontraksi melemah, terapis
memberi restretch.
• Pasien menjawab dg + kekuatan kontraksinya.
• Ikuti gerakan tsb dg beri tahanan.
• Tidak ada rileksasi saat restretch.
• Restretch harus disertai aba-aba
• Dalam satu gerak diagonal hanya boleh dilakukan
restretch maksimal 4 kali pengulangan.
Tujuan
– Perbaikan kekuatan otot dan daya tahan.
– Menyamaratakan kekuatan otot yang tidak
seimbang.
– Perbaikan lingkup gerak sendi secara aktif.
– Menurunkan ketegangan atau penguluran antagonis.
– Meningkatkan tonus otot.
Kontra Indikasi
– Kondisi orthopaedik yang masih akut.
– Neo operasi.
3. Timing for Emphasis
Apa?
suatu bentuk gerakan di mana bagian gerakan yang
lemah diberi ekstra stimulasi melalui bagian yang
kuat. Dibagi menjadi: bagian yang stabil (kuat) &
bagian yang bergerak (lemah)
Bagaimana:
• Bagian yang kuat ditahan pada posisi tertentu.
• Kemudian bagian yang lemah melakukan gerakkan.
Titik gerak disebut sebagai pivot.
Tujuan:
Penguatan otot bagian dari suatu pola gerak.
Mobilisasi
Latihan Peningkatan LGS
1. Latihan osteokinematika konvensional:
• Stretching pasif
• Latihan gerak aktif
2. Latihan osteokinematika khusus:
– Hold relax
– Contrac relax
3. Mobilisasi arthrokinematika manipulatif
• Hk. Konkaf-konvek: (1) bila permukaan cembung
bergerak pada permukaan cekung, Rolling &
Gliding searah, (2) bila permukaan cekung bergerak
pada permukaan cembung, Rolling searah &
Gliding berlawanan arah dg osteokinematikanya
1. Hold relax
Apa ?
suatu tehnik yang menggunakan kontraksi isometris
yang optimal dari kelompok otot antagonis yang
memendek, dilanjutkan dengan rileksasi otot
tersebut (prinsip reciproke inhibition).
Bagaimana:
– Gerakan pasif/aktif pada pola gerak agonis hingga
batas LGS /nyeri.
– Beri tahanan meningkat pd pola antagonisnya,
pasien melawan tanpa bergerak. (dengan aba-
aba…. Pertahankan disini!).
– Ikuti rileksasi hingga benar-benar rileks.
– Gerakkan scr aktif/pasif ke arah pola
agonis.
– Ulangi prosedur tsb di atas.
– Penguatan pola gerak agonis dg cara + LGS.
Tujuan:
• Perbaikan rileksasi pola antagonis.
• Perbaikan mobilisasi.
• Penurunan nyeri.
Kapan:
Bila ada nyeri/pasien lebih kuat dibanding terapis
2. Contrac Relax
A p a ?
adalah suatu tehnik yang menggunakan kontraksi
isotonik yang optimal dari kelompok otot antagonis
yang memendek, dilanjutkan dengan rileksasi otot
tersebut (prinsip reciproke inhibition).
Bagaimana:
• Gerakan pasif/aktif pd pola agonis hingga batas
LGS/nyeri.
• Pasien menggerakkan ke arah antagonis dg kontraksi
isotonik >< tahanan (dengan aba-aba…. Dorong tangan
saya!).
• Biarkan terjadi gerakan ke 3 arah gerak dengan LGS
sedikit
• Diikuti rileksasi dari pola antagonis tersebut.
• Gerakkan aktif/pasif ke arah pola agonis.
• Ulangi prosedur tersebut di atas.
• Penguatan pola gerak agonis dg menambah LGS-nya
Tujuan:
• Perbaikan rileksasi/penguluran pola antagonis.
Kontra indikasi:
• - Bila ada nyeri (maka gunakan hold-relax).
Konsep Latihan Pengurangan
Oedem
• Pengaliran oedem melalui vena
• Aliran vena bekerja berdasarkan perbedaan
tekanan antar ruang (ingat! Vena dilengkapi
dengan klep-klep yg membentuk deretan ruang
di dalam vena)
• Untuk mempercepat pengaliran dg cara
meningkatkan tekanan pada ujungnya / area
paling perifer atau menurunkan tekanan pada
area proksimalnya atau memperbesar diameter
lumen vena (penurunan tekanan ruang vena)
• Modalitas FT untuk meningkatkan tekanan
ujung vena a.l:
– Elevasi
– Kontraksi statis
– Kontraksi dinamis
– Penguluran
• Modalitas FT untuk menurunkan tekanan
area proksimal oedem, misalnya:
– massage (effleurage)
– heating
• Oedem aktif dapat pula dikurangi
aktifitasnya dg depolarisasi membran,
misalnya dg pemberian kompres es
• Bagaimana dosisnya?
– Elevasi: ketinggian 300, t: 2 jam elevasi, 1 jam
rest
– Kontraksi statis: 6” penahanan, 3” rilek, durasi
10 x/sesi, frekuensi 3 sesi/terapi, 2 x
terapi/hari
– Kontraksi dinamis full LGS: durasi 10 x/sesi,
frekuensi 3 sesi/terapi, 2 x terapi/hari
– Penguluran full LGS: ditahan pd akhir LGS
slm 6”, durasi 10 x/sesi, frekuensi 3
sesi/terapi, 2 x terapi/hari
– Kompres es: 3’ kompres, 1.5’ rest, ulangi 3 x