Anda di halaman 1dari 22

Pemeriksaan fisik leher

Lingkup gerak sendi (LGS) / Range of


movement (ROM) of cervical spine
Lingkup gerak sendi merupakan jangkauan gerakan yang dilakukan oleh
suatu sendi / batas gerak dari suatu kontraksi otot dalam melakukan
gerakan pada leher.

Terdiri dari:
• Active ROM test of cervical spine
• Passive ROM test of cervical spine
Active ROM test of cervical spine
1. Fleksi dan Ekstensi
• Minta pasien untuk menganggukkan
kepala ke depan sampai dagunya
menyentuh dada (range fleksi normal)
dan diminta untuk mendongak keatas
(range ekstensi normal).
• Saat pasien menggerakkan kepalanya,
amati apakah pergerakan sendinya
halus / ada tahanan.
• Pada kecelakaan yang menyebabkan
trauma cervical, dapat menyebabkan
keterbatasan ROM dan mengganggu
pergerakan sendi tulang cervical spine.
Active ROM test of cervical spine
2. Rotasi lateral
• Minta pasien untuk menggelengkan kepala
dari kanan ke kiri secara perlahan.
• Pasien normal bisa menggerakkan kepalanya
dengan dagu bergerak sejajar dengan bahu.
• Amati pergerakannya untuk menilai apakah
kepala berotasi secara penuh dan dalam
gerakan yang halus atau ada tahanan.
• Torticollis biasanya sering menyebabkan
limitasi pada pergerakan leher.
Active ROM test of cervical spine
3. Ekstensi lateral
• Kepala pasien menghadap kedepan
• Minta pasien mengarahkan
telinganya menuju bahu (jangan
sampai pasien mengangkat
bahunya).
• Normalnya pasien dapat
menggerakkan kepalanya 45o dari
bahunya.
• Pembesaran limfonodi cervical
dapat membatasi pergerakan.
Passive ROM test of cervical spine
1. Fleksi dan Ekstensi
• Letakkan tangan pemeriksa di bagian belakang kepala pasien.
• Lakukan fleksi kepala pasien dengan mendorong dagunya ke arah
dada. Normalnya dapat dilakukan tanpa tahanan.
• Lalu angkat kepala pasien dan dongakkan kebelakang. Normalnya
pasien dapat melihat keatas (melihat ke atap) tanpa tahanan.
• Ekstensi leher normal : kepala tdk bisa menyentuh prosesus spinosus.
Passive ROM test of cervical spine
2. Rotasi
• kepala pasien posisi netral
• Gerakkan kepala pasien dengan
gerakan menggeleng (ke kanan dan
ke kiri)
• Normalnya dapat bergerak jauh
sampai dagu hampir menyentuh
bahu.
• Bandingkan sudut rotasi kanan dan
kiri.
Passive ROM test of cervical spine
3. Ekstensi lateral
• Posisi anatomi (netral)
• Minta pasien memiringkan
kepalanya ke lateral (kanan/kiri)
sejajar menuju bahu.
• Range normal : 45o
• Bandingkan pengukuran kanan dan
kiri dan catat adanya tahanan.
• Perhatian! Jika curiga terdapat
unstable spine / trauma cervical,
jangan lakukan pemeriksaan ini.
Neurologic examination
Dibagi menjadi 2:
1) Fase 1: Muscle testing utk otot intrinsik
2) Fase 2: Pemeriksaan neurologis pada keseluruhan ekstremitas atas
melalui level dermatome.
Fase 1: muscle testing utk otot intrinsik
Fleksi
- Fleksor primer: M. sternocleidomastoideus
- Fleksor sekunder: 1) otot scalenus, 2) otot prevertebral

Langkah:
• Stabilkan dada atas pasien agar tdk dada ikut bergerak
saat leher pasien fleksi dengan meletakkan salah satu
telapak tangan pemeriksa di sternum pasien.
• Letakkan telapak tangan pemeriksa satu lagi di dahi
pasien untuk menahan dan memberi support pada
kepala pasien.
• Minta pasien untuk memfleksikan lehernya
(menunduk) secara perlahan.
• Tambahkan tahanan telapak tangan terhadap kepala
dan catat temuannya (tahanan maksimal yang dapat
dilawan pasien)
Fase 1: muscle testing utk otot intrinsik
Ekstensi
- Ekstensor primer: 1) paravertebral extensor mass, 2)M.
trapezius
- Ekstensor sekunder: various small intrinsic neck muscle

Langkah:
• Stabilkan punggung pasien dengan meletakkan salah satu
telapak tangan pemeriksa di punggung tengah atas pasien
(antara kedua skapula) agar tubuh pasien tidak ikut
ekstensi leher.
• Letakkan telapak tangan pemeriksa satu lagi di kepala
belakang pasien untuk menahan dan memberi support
pada kepala pasien.
• Minta pasien untuk mengekstensikan lehernya
(mendongak) secara perlahan.
• Tambahkan tahanan telapak tangan ke kepala pasien dan
catat temuan (tahanan maksimal yang dapat dilawan
pasien).
Fase 1: muscle testing utk otot intrinsik
Rotasi lateral
- Rotator primer: M. sternocleidomastoideus
- Rotator sekunder: small intrinsic neck muscle

Langkah:
• Letakkan salah satu tangan pemeriksa di bahu kebalikan
dari arah gerak kepala pasien untuk menahan pergerakan
bahu kontralateral.
• Letakkan telapak tangan pemeriksa yang satunya di
rahang yang satu sisi dengan arah gerak kepala pasien
(menahan).
• Minta pasien melakukan rotasi lehernya (menggelengkan
kepala) menuju telapak tangan pemeriksa.
• Lakukan pada sisi yg lain dan bandingkan kanan kiri
(tahanan maksimal yg dapat dilawan pasien).
Fase 2: pemeriksaan level neurologis
Special Test
1. Distraction test
2. Compression test
3. Valsava test
4. Swallowing test
5. Adson test
6. Spurling test
Distraction Test
• Tes ini menunjukkan bahwa tarikan leher dapat
meredakan nyeri yg disebabkan krn penyempitan
foramen neural (kompresi nerve root) dg cara
melebarkan foramen.
• Distraction test juga meredakan nyeri dengan
menurunkan tekanan pada kapsul sendi disekitar
facet joints (karena leher seakan ditarik keatas). Ini
dapat mengurangi muscle spasm dengan
merelaksasikan otot yang berkontraksi.

Langkah:
• Letakkan salah satu telapak tangan pemeriksa
dibawah dagu pasien, dan telapak tangan satunya
diletakkan di occiput
• Perlahan2 angkat kepala utk mengurangi beban
leher.
Compression test
• Penyempitan foramen neural, penekanan pada facet
joints, atau muscle spasm dapat meningkatkan nyeri
akibat kompresi.
• Compression test dapat menyebabkan nyeri leher yg
menjalar ke ekstremitas atas, hal ini dapat membantu
utk mengetahui lokasi adanya gangguan pada level
neurologis (dermatome) tertentu.

Langkah:
• Pasien duduk/berbaring
• Tekan kepala pasien dari atas menuju kebawah
• Amati apakah terdapat peningkatan nyeri pada tulang
cervical atau pd ekstremitas. Catat distrbusinya yg pasti
dan apakah mengikuti dermatome.
Valsava test
• Tes ini meningkatkan tekanan intratechal. Jika
terdapat space-occupying lesion (cth: herniasi disk
atau tumor) di canal cervicalis, maka pasien akan
mengeluh nyeri cervical spine pada peningkatan
tekanan.
• Nyeri juga dapat menjalar ke dermatome yang
berkaitan.
Langkah:
• Pasien diminta tahan nafas dan mengejan.
• Tanyakan apakah pasien merasa nyeri yg semakin
bertambah. Jika ada, minta pasien utk menunjukkan
lokasinya.
• Ingat, valsava test mrpkn tes yg subjektif shg
memerlukan respon yg benar dari pasien.
Swallowing test
• Susah menelan atau nyeri saat menelan
kadang disebabkan karena adanya
kelainan pada tulang cervical, seperti
penonjolan tulang, osteofit, atau edema
soft tissue akibat hematoma, infeksi, atau
tumor pada sisi anterior dari cervical
spine.
Adson’s test
• Digunakan utk menentukan status a. subclvia yang
dapat tertekan oleh extra cervical rib, atau akibat
tegangnya otot scalenus anticus dan scalenus medius
yang dapat menekan arteri yg lewat diantaranya.
Langkah:
• Palpasi radial pulse di pergelangan tangan pasien.
• Bersamaan dengan itu, lakukan abduksi, ekstensi, dan
rotasi ekternal pada lengan pasien.
• Minta pasien utk tarik nafas dalam2 dan mengarahkan
kepalanya pada lengan yang diperiksa.
• Jika terjadi penekanan pada a. subclavia, maka akan
terjadi pengecilan radial pulse / bahkan tidak teraba.
Spurling test
• Posisikan sama spt pada compression test
• Tes ini menekan nerve root cervical atau
iritasi facet joint di tulang cervicalis bagian
bawah
• Pemeriksa perlahan menekan kepala pasien
kebawah
• Kepala pasien secara perlahan ekstensi,
menekuk, dan berotasi pada sisi yg
bermasalah
• (+) : bila tdp nyeri menjalar atau terdapat
tanda neurologis lainnya pada lengan
ipsilateral (nerve root) dan nyeri lokal pada
leher atau bahu (iritasi facet joint)
TOS I, II, III
• Sumber: Hoppenfeld Physical Examination

Anda mungkin juga menyukai