Anda di halaman 1dari 13

ES (electrical stimulation)

Kelompok 6
PENGERTIAN

Electrikal Stimulasi adalah modalitas fisioterapi dengan


menggunakan arus listrik untuk mengontraksikan salah satu otot
maupun kelompok otot (inverarity, 2005). Elektrikal stimulasi
adalah masuknya arus listrik melintasi listrik untuk mengeksitasi
saraf dan jaringan otot. Fungsi dari electrical stimulasi adalah
untuk menghilangkan nyeri dan mengontraksi otot.
ARUS
a) Arus searah konstan (CDC) (galvanik)
Arus ini disebut arus galvanik.
Intensitas dari arus galvanik : dapat diatur, sesuai kebutuhan,
harus sangat rendah
b) Arus searah terputus-putus (DC)
Arus yang searah , arah aliran listrik diketahui tetap
c) Arus bolak balik (AC)
Arus listrik yang arahnya selalu berubah secara periodik
terhadap waktu. Arus bolak balik terbagi menjadi 3 bagian :
1. Arus faradik dan sinusoidal
2. Arus interferensi
3. TENS
Arus faradic, sinusoidal & interferensial
A. Arus faradic :
- Arus listrik bolak balik (AC) tidak simetris
- Durasi pendek : 0,01 ms
- Frekuensi : 50-100 Hz
B. Arus sinusoidal
- Arus listrik bolak balik simetris
- Duras : 10 ms
- Frekuensi : 50 Hz
C. Arus interferensial
- Penggabungan 2 arus bolak balik, berfrekuensi menengah yang beda, saling berinterferensi
- Timbul frekuensi baru
- AMF (Amplitudo Modulasi Frekuensi) selisih kedua frekuensi
- Penetrasi lebih dalam
EFEK FISIOLOGI

1. Efek jaringan
 kontraksi otot rangka dan efeknya terhadap kekuatan otot, kecepatan
kontraksi serta daya tahan terhadap lelahan
 Kontraksi otot-otot polos dan rileksasi yang berdampak pada aliran di
arteri maupun vena
 Regenerasi jaringan termasuk pelunakan, penguluran , penurunan
vasokontriksi serta penyerapan cairan dari rongga sendi dan rongga
interstisial.
 Perubahan suhu jaringan dan keseimbangan kimiawi
EFEK FISIOLOGI

2. Efek seluler
 Eksitasi saraf tepi/perifer
 Perubahan permiabilitas membrane sel jaringan non eksitatori
 Modifikasi farmasi osteoklas dan osteoklastik
 Modifikasi farmasi fibroblast dan fibroblastic
 Perubahan konsetrasi protein dan sel darah
 Perubahan aktivitas enzim seperti SDH dan ATPase
 Perubahan sintesa protein
 Modifikasi ukuran dan konsentrasi mitokondria
EFEK FISIOLOGIS

3. Efek segmental
Kontraksi kelompok otot dan pengaruhnya
terhadap gerak sendi serta aktivitas otot sinergis
Daya pompa otot yang akan berpengaruh terhadap
aliran limfatik, vena dan aliran darah arteri
(makrosirkulari)
Perubahan aliran limfatik dan aliran darah arteri
yang bukan disebabkan oleh pengaruh daya pompa
otot rangka.
EFEK FISIOLOGIS

4. Efek Sistemik
 Efek analgenik yang berhubungan dengan polipeptida endogen seperti
betaendorfin, ankhepalin, dopamine dan dimorfin.
 Efek analgenik yang berhubungan dengan neurotransmitter seperti
serotonin dan bahan P
 Efek sirkulasi yang berhubungan dengan polipeptida seperti VIP
(Vasoactive Intestinal Polypeptides)
 Modulasi aktivitas organ internal seperti fungsi ginjal dan jantung
INDIKASI

 Penguatan otot
 Re-edukasi otot, mencegah kelemahan otot atau atrofi otot
 Pemendekan otot atau spasme otot
 Menghilangkan bengkak atau edema
 Kelemahan otot karena gangguan saraf
 Menghilangkan nyeri
 Menyembuhkan peradangan karena suatu trauma atau sehabis operasi
 Menyembuhkan luka dan perbaikan jaringan
KONTRA INDIKASI

Kelainan jatung
Kehamilan
Gangguan sensibilitas kulit
Daerah sinus karotis
Daerah kelainan pembuluh darah (arteri ataupun vena)
Gangguan mental atau kesadaran
Tumor ganas
Iritasi kulit atau luka terbuka
CARA PENEMPATAN
1. Elektroda dapat ditempatkan pada atau di sekitar area yang sakit.
2. Elektroda dapat ditempatkan di bagian dermatom spesifik, myotomes, atau sclerotomes yang
sesuai dengan area yang sakit.
3. Elektroda dapat ditempatkan dekat dengan segmen sumsum tulang belakang yang
mempersarafi area nyeri.
4. Elektroda di tempatkan didaerah Saraf tepi superficial yang menginervasi area yang sakit.
5. Struktur vaskular mengandung jaringan saraf serta cairan ionik yang akan mengirimkan arus
stimulasi listrik dan mungkin paling mudah dirangsang oleh penempatan elektroda di atas
struktur vaskular superfisial.
6. Penempatan elektroda di daerah trigger poin
7. Kombinasi dari sistem sebelumnya dan penempatan elektroda bilateral juga dapat berhasil.
8. Crossing patterns, juga disebut sebagai teknik interferential, melibatkan aplikasi elektroda
sehingga sinyal-sinyal listrik dari masing-masing elektroda ditambahkan bersama di beberapa
titik di dalam tubuh dan intensitas terakumulasi. Elektroda biasanya diatur dalam pola silang di
sekitar titik yang akan dirangsang
Teknik Dasar dalam Penempatan elektrode

1. Teknik unipolar
- Elektroda 2
- Elektroda aktif kecil diarea target
- Elekroda dispersive besar yang diposisikan ditempat lain
2. Teknik bipolar
- Elektroda 2 , berukuran sama
- Keduanya diposisikan pada area target
NAMA KELOMPOK

BELVA EDINA : 201710490311009


MUSDALIFA TENRI UDDANI : 201710490311011
RAWINA : 201710490311015
RIZQIA MAWALIDAIN : 201710490311021

Anda mungkin juga menyukai