Anda di halaman 1dari 6

- Pertemuan 1

Elektrodiagnosis & elektroterapi pertemuan 1 (Sri Suwarni)

 Stimulasi elektris: potensial aksi


 Low Frequncy Current
Sarat arus listrik digunakan untuk stimulasi
- Intensitas tidak boleh menetap (bisa menyebabkan adaptif sel, kelelahan)
- Durasi bernilai 0,01 ms – 1000 ms
- Modifikasi frequency
Harus mencapai syaraf untuk menimbulkan impuls
 Impuls syaraf
Luar bermuatan positif ,dalam bermuatan negative
Shg Na tdk dapat masuk ke membrane syaraf.
Depolarisasi akan menjadi repolarisasi terus menerus dan akan terjadi beda potensial. Beda
potensial menyebabkan adanya impuls.
Senasi disebabkan oleh impuls dan potensial.

Arus antara bagian aktif dan rest akan memulihkan beda potensial (ke keadaan
depolarisasi). Menurunkan beda potensial akan menyebabkan repolarisasi. Akan mengalir ke
syaraf yg di stimulasi tadi.

 Stimulasi
Di bawah katoda: hypopolarisasi
Di bawah anoda: hyperpolarisasi
 Akomodasi: daya syaraf adaptasi
Mencegah terjadinya akomodasi, frequency diubah ubah (
Akan efektif (efeknya baik) jika frequency di naik turunkan secara cepat, jika naik perlahan
dan turun perlahan syaraf akan adaptasi
 Efek impuls syaraf
Saraf sensoris dirangsang, impuls berjalan ke distal tdk timbul efek sedangkan ke proksimal
memberikan efek sensasi.
Durasi impuls di setting sesuai dengan tujuan pasien.
Saraf motoris dirangsang, impuls proksimal berhenti sinaps pertama, ke distal menuju otot
otot yg di inervasi dan timbul kontraksi.
Perjalanan impuls lebih cepat yg meloncat.
 Proses fisiologis
Tingkat seluler
Tingkat jaringan
Tingkat segmental
Tingkat sistem
 Bentuk arus
-Arus searah (Dirrect Current): konstan
Interrupted DC: untuk stimulasi motoris
Ramped DC: menimbulkan adaptasi
-Arus bolak balik (alternating current)
-basic pulsed:
Monophasic tidak stabil. Pada monophasic, asam basa dibawah electrode.
Biphasic balance antara negative dan positif. Terjadi keadaan ZNC.
 Hubungan durasi pulsa & intensitas terhadap sistem saraf
Jika menstimulasi motoris, sensoris akan terkena dahulu karena ambang rangsang lebih
rendah.
Painful stim ambang rangsang paling besar.

- Pertemuan 2

Stimulasi elektrik Low Frequency Current

 Menggunakan Direct current: searah


Frequency 0hz tetapi intensitas (MA) dpt diubah

Intensitas tinggi menimbulkan ketegangan pada membrane.

Interrupted direct current: modifikasi DC

Untuk :

1. Diagnostik: SDC
SDC: kurva grafis hubungan intensitas dan durasi terhadap suatu otot
Bentuk curve: rectangular dan triangular
Komponen sdc
- Rheobase (R): intensitas minimal pada curva rectangular yg bisa kontraksi min dengan durasi
1000 ms
X= 1/ 2phi.F.C
ket.
X=tahanan jaringan
F=frequency
--------------------
V=I.R
ket.
V=Voltase
I=Intensitas
R=tahanan
*Semakin tinggi tahanan, frequency semakin kecil
- Temps Utile
Durasi min pada arus rectangular pada intensitas min
Otot normal berkisar 10 ms
- Chronaxie
Durasi dengan intensitas 2x rheobase pada arus rectangular dengan durasi 1000ms akan
menghasilkan kontraksi minimal
- Optimal duration
Durasi minimal pada arus triangular dengan intensitas minimal menimbulkan kontraksi
minimal
- Ambang akomodasi
Intensitas arus triangular dengan durasi 1000 ms, dengan menimbulkan kontraksi minimal
- AQ
Nilai ambang akomodasi dibagi dengan rheobase (AA pada triangular/ R pada rectangular)
AQ normal: 2-6
< 2-1: kasus degenerasi
>6: kasus gangguan neuro vegetative

Denervasi: tidak tersyarafi

Sdc dipasang origo-insersio


Untuk diagnosis apakah inervatif atau denervatif (parsial atau total)
Jika ada lesi, yg di stimulasi bagian distalnya.

Metode motor point: pada semua muscle spindle, mencari point yg paling banyak menimbulkan
kontraksi, terletak di muscle belly (jika diberi rangsangan menimbulkan kontraksi yg paling besar).
Perindividu otot ex. Brachioradialis saja

Penatalaksanaan SDC

- Persiapan penderita
- Persiapan alat
- Metode (origo insersio)
- Dosis

-Curve rectangular

Merangsang motor neuron, tidak langsung ke serabut otot.

Bagian kiri melengkung turun, dan yg bagian kanan mendatar. Modifikasi intensitas dri yg bagian kiri

-Curve triangular

Merangsang motor neuron dan serabut otot

Bagian kiri sama rectangular tpi posisi lebih tinggi menandakan intensitas tinggi. Bagian kana nada
naiknya lalu baru settle.

2. Terapis: ke arah motoris

CDC dan IDC

- Constant Direct Current: arus galvanic tanpa jeda atau istirahat


Iontrophorosis
Dibawah electrode diberi obat memanfaatkan ion yg saling Tarik menarik.
Katode: hipopolarisasi
Anode: hiperpolarisasi

Yg mengandung ion negative harus diletakkan di bawah katode agar ion positif tertarik ke katoda.

- Interrupted Direct Current


Modifikasi cdc
Labil streatment: untuk mengurangi spasme

- Pertemuan 3

Stimulasi otot innervated dan denervated

 Stimulasi otot innervated


Pada nerve trunk  impuls dihantarkan ke semua otot yg di syarafi  timbul kontraksi
Stimulasi pada o & I  otot akan berkontraksi
Stimulasi pada motor point pada titik terdekat masuknya nervus motoris / di muscle belly

- Macam-macam kontraksi
1. Stimulasi tunggal: impuls bergerak ke seluruh motor unit  single brisk contraction,
segera diikuti relaksasi
2. Stimulasi beruntun, interval 1 detik  kontraksi tunggal dan relakasasi (distimulasi
lalu tiba tiba di stop)
3. Penambahan F stimulasi memperpendek relakasais, stimulasi > 20x/detik 
relaksasi tidak penuh, terjadi partial tetanic. Contraction CF > box/detik  full
tetanic contraction (kejang).
Ex. Fase interval: saat di stimulasi
Fase rest: istirahat
Missal selama 10ms ada 7 fase interval, dengan 9 faseinterval maka ototmatis fase
istirahat lebih banyak yg fase 7 interval

 Kekuatan kontraksi
- Dipengaruhi motor unit yg terangsang
- Dipengaruhi juga oleh
a. Intensitas
b. Durasi stimulasi
c. Jenis elektroda (lebih effective yg kecil)
 Stimulasi otot dennervated
Saraf motoric tidak dapat menghantarkan impuls yg dirangsang oleh serabut ototnya  O &
I
Kepekaan serabut saraf ini lebih rendah dari sebrabut saraf motoric  butuh I yg lebih tinggi
untuk kontrkasi
Elektroda dipasang di muscle belly
tujuan meminimalisasi terjadinya atrofi otot selama regenerasi saraf

- Otot denervasi akan mengalami penurunan diameter + berat. Karena impuls syaraf tdk
menginervasi
- Ketegangan bisa ditambah dengan cara di kontraksi
- Semua diatas terjadi sampai akson sembun, tergantung tingkat kerusakannya
- Arusnya berbentuk asimetris, biphasic (faradic), pulse duration < 1ms digunakan selama
2 minggu
Asimetric  modifikasi dadi CDC/besarnya tidak sama’
Biphasic atas dan bawah
Akut simetric biphasic
Setelah 2 minggu pertama bisa pake IDC square wave
Parameternya adalah kontraksi
Bentuk gelombang harus punyaL durasi pulse lebih dari atau sama dengan kronaksi
Yg diinginkan adalah kontraksi
Interval harus 4-5x lebih lama (sekitar 3-6 detik) dari durasi rangsangan untuk
meminimalisasi kelelahan
Anoda dan katoda ditempatkan di muscle belly
Dosis 3 set pengulangan, 3x perhari

- Tetanic contraction cepat menimbulkan kelelahan


- Kekuatan kontraksi dipengaruhi oleh jumlah serabut otot yg terangsang
- Durasi stimulasi
Semakin Panjang durasi semakin rendah intensitasefektif untuk menstimulasi otot

 Polaritas
- Anoda: elektroda positif dengan konsentrasi terendah dari electron
a. Polaritas dengan DC kontinyu
Ditempatkan pada daerah yg nyeri
Pada area trigger point, menggunakan titik akupuntur
Criss cross pusat sakit diletakkan di tengah elektroda

b. Manfaat
1. Reduksi otot
2. Meningkatkan ROM
3. Reduksi odem (vaskularisasi lancer)
4. Penguatan otot
5. Pumping action
6. Mengurangi atropi  karena vaskularisasi lancer

- Pertemuan 4

Kutub positif anoda: hyperpolarisasi

Kutub negative katoda: hypo polrasisasi

Eksitasi pada kutub negative

H2O di anoda

- Untuk memeriksa anoda

Dipegang

polestesting

pulse duration: waktu yg dibutuhkan arus listrik untuk menstimulasi jarinmgan untuk periode
tertentu ( satuan ms)
interval pulsa: waktu istirahata

intensitas: jumlah electron yg mengalir dalam satu detik

freq: pulse/sec

bells palsy: nerve conduction, motor point

Anda mungkin juga menyukai